DAUR ULANG PLASTIK
Abstrak
Kimia Organik adalah bidang ilmu yang
mempelajari tentang struktur, sifat-sifat, perubahan, komposisi, reaksi dan
sintesis senyawa yang mengandung atom karbon tidak hanya senyawa hidrokarbon,
tetapi juga senyawa yang mengandung unsur lain, seperti hidrogen, nitrogen,
oksigen, halogen fosfor, silikon dan sulfur.
Kata kunci : Kimia organik, perubahan komposisi, silikon
Pendahuluan
Daur ulang bahan kimia adalah istilah luas yang digunakan untuk
menggambarkan serangkaian teknologi baru dalam industri pengelolaan limbah yang
memungkinkan plastik didaur ulang, yang sulit atau tidak ekonomis untuk didaur
ulang secara mekanis.
Dengan mengubah sampah plastik kembali
menjadi bahan kimia dasar dan bahan baku kimia, proses daur ulang bahan kimia
berpotensi meningkatkan tingkat daur ulang secara signifikan dan mengalihkan
sampah plastik dari tempat pembuangan sampah atau pembakaran.
Rumusan Masalah
A. Jelaskan apa yang dimaksud Plastik ?
B. Jelaskan apa yang dimaksud Polimer ?
C. Jelaskan jenis – jenis Plastik ?
D. Jelaskan Teknologi dan Penerapannya ?
Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian plastic
B. Untuk mengetahui pengertian polimer
C. Untuk memahami jenis – jenis plastic
D. Untuk mengetahui dan memahami tentang teknologi dan
penerapannya
Pembahasan
A. Pengertian plastic
Plastik
adalah material jenis polimer yang tersusun atas rantai monomer serta bersifat
ringan. Plastik ditemukan pertama kali oleh Alexander Parker melalui pengolahan
bahan organik dari selulosa.
Kala
itu, Parker memberi nama produk temuannya sebagai parkesine. Seiring zaman,
mulai banyak ilmuwan yang mengembangkannya hingga diperoleh plastik seperti
sekarang.
Umumnya,
plastik yang digunakan sekarang ini tidak berasal dari bahan alami, melainkan
dari hasil cracking minyak Bumi yang berbentuk serbuk putih. Dalam
penerapannya, plastik bisa ditemukan dalam bentuk lembaran, lempengan, dan
film.
B.
Pengertian polimer
Polimer adalah material berbentuk rantai molekul panjang dan berulang.
Hasil ini didapatkan dari proses bernama polimerisasi. Ada berbagai macam
polimer. Selain itu, karakteristik pun berbeda-beda. Semuanya tergantung dari
sifat molekul yang membentuk serta bagaimana proses pembentukannya.
Ada beberapa polimer yang memiliki sifat lentur. Contohnya seperti karet dan polister. Namun, juga ada polimer dengan sifat keras dan kuat, yakni kaca dan epoksi.
C. Jenis –
Jenis plastic
1.
Polyethylene (PE)
Polietilena (disingkat PE) (IUPAC:
Polietena) adalah termoplastik yang digunakan secara luas oleh konsumen produk
sebagai kantong plastik. Sekitar 80 juta metrik ton plastik ini diproduksi
setiap tahunnya. Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang
monomer etilena (IUPAC: etena). Di industri polimer, polietilena ditulis dengan
singkatan PE, perlakuan yang sama yang dilakukan oleh Polistirena (PS) dan
Polipropilena (PP). Molekul etena C2H4 adalah CH2=CH2. Dua grup CH2 bersatu
dengan ikatan ganda. Polietilena dibentuk melalui proses polimerisasi dari
etena. Polietilena bisa diproduksi melalu proses polimerisasi radikal,
polimerisasi adisi anionik, polimerisasi ion koordinasi, atau polimerisasi
adisi kationik.
Kemasan
polietilen banyak digunakan untuk mengemas buah-buahan, sayursayuran segar,
roti, produk pangan beku dan tekstil. Setiap metode menghasilkan tipe
polietilena yang berbeda. Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan
kepadatan dan percabangan molekul. Sifat mekanis dari polietilena bergantung
pada tipe percabangan, struktur kristal, dan berat molekulnya.
2.
HDPE
HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941
g/cm3. HDPE memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan
antar molekul yang sangat tinggi dan kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi
dengan katalis kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene.
HDPE digunakan sebagai bahan pembuat botol susu, botol/kemasan deterjen,
kemasan margarin, pipa air, dan tempat sampah.
3.
POLYETHYLENE TEREPHTALATE (PET)
Polyethylene terephtalate yang sering
disebut PET dibuat dari glikol (EG) dan terephtalic acid (TPA) atau dimetyl
ester atau asam terepthalat (DMT). sifat-sifat PET : PET merupakan keluarga
polyester seperti halnya PC. Polymer PET dapat diberi penguat fiber glass, atau
filler mineral. PET film bersifat jernih, kuat, liat, dimensinya stabil, tahan
nyala api, tidak beracun, permeabilitas terhadap gas, aroma maupun air rendah.
PET engineer resin mempunyai kombinasi sifat-sifat: kekuatan (strength)-nya
tinggi, kaku (stiffness), dimensinya stabil, tahan bahan kimia dan panas, serta
mempunyai sifat elektrikal yang baik. PET memiliki daya serap uap air yang
rendah, demikian juga daya serap terhadap air.
PET dapat diproses dengan proses ekstrusi pada suhu tinggi 518- 608 oF, selain
itu juga dapat diproses dengan tehnik cetak injeksi maupun cetak tiup. Sebelum
dicetak sebaiknya resin PET dikeringkan lebih dahulu (maksimum kandungan uap
air 0,02 %) untuk mencegah terjadinya proses hidrolisa selama pencetakan.
Penggunaan PET sangat luas antara lain : botol-botol untuk air mineral, soft
drink, kemasan sirup, saus, selai, minyak makan.
4.
Polipropilena
Pengolahan lelehnya polipropilena
bisa dicapai melalui ekstrusi dan pencetakan. Metode ekstrusi (peleleran) yang
umum menyertakan produksi serat pintal ikat (spun bond) dan tiup (hembus) leleh
untuk membentuk gulungan yang panjang untuk nantinya diubah menjadi berbagai
macam produk yang berguna seperti masker muka, penyaring, popok dan lap.
Teknik
pembentukan yang paling umum adalah pencetakan suntik, yang digunakan untuk
berbagai bagian seperti cangkir, alat pemotong, botol kecil, topi, wadah,
perabotan, dan suku cadang otomotif seperti baterai. Teknik pencetakan tiup dan
injection-stretch blow molding juga digunakan, yang melibatkan ekstrusi dan
pencetakan.
5. POLYSTIRENE (PS)
Polistirena adalah sebuah polimer
dengan monomer stirena, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial
dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik
padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa
aromatik.
Polistirena pertama kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon, seorang apoteker
Jerman.
Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia tidak menyadari apa yang
dia telah temukan. Seorang kimiawan organik Jerman lainnya, Hermann Staudinger,
menyadari bahwa penemuan Simon terdiri dari rantai panjang molekul stirena,
sebagai polimer plastik.
Polistirena
padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan fleksibilitas yang
terbatas yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam produk dengan detail yang
bagus. Penambahan karet pada saat polimerisasi dapat meningkatkan fleksibilitas
dan ketahanan kejut. Polistirena jenis ini dikenal dengan nama High Impact
Polystyrene (HIPS). Polistirena murni yang transparan bisa dibuat menjadi
beraneka warna melalui proses compounding. Polistirena banyak dipakai dalam
produk-produk elektronik sebagai casing, kabinet dan komponen-komponen lainya.
Peralatan rumah tangga yang terbuat dari polistirena, a.l: sapu, sisir, baskom,
gantungan baju, ember.
D. Teknologi dan
Penerapannya
Daur ulang kimia berbeda dengan daur ulang
mekanis yang menggunakan proses menyiapkan polimer limbah untuk digunakan
kembali, tanpa mengubah struktur kimia bahan secara signifikan. Daur ulang
mekanis memproses aliran polimer tunggal yang terpisah, yang dicuci,
digranulasi, dan kemudian diekstrusi kembali untuk membuat pelet daur ulang
yang siap untuk aplikasi pencetakan. Proses daur ulang bahan kimia berdasarkan
depolimerisasi dan daur ulang bahan baku, memecah rantai hidrokarbon panjang
dalam plastik menjadi fraksi hidrokarbon yang lebih pendek atau menjadi monomer
menggunakan proses kimia, termal, atau katalitik. Pemurnian, di sisi lain,
berkaitan dengan penggunaan pelarut untuk menghilangkan aditif dari polimer.
Daur ulang bahan baku
adalah bagian dari daur ulang bahan kimia yang namanya diambil dari keluaran
utama yang dihasilkan, yaitu bahan baku petrokimia. Istilah 'daur ulang bahan
baku' digunakan untuk membedakan proses termal yang mengubah limbah plastik menjadi
bahan baku untuk pabrik petrokimia, dengan proses kimia yang memurnikan aliran
limbah plastik (yaitu pemurnian) atau memecah produk limbah menjadi monomer
(yaitu depolimerisasi). ) untuk pemrosesan ulang atau repolimerisasi lebih
lanjut.
1. Pemurnian
adalah proses di mana plastik dilarutkan dalam pelarut (atau pelarut)
yang sesuai, setelah itu serangkaian langkah pemurnian dilakukan untuk
memisahkan polimer dari aditif dan kontaminan. Setelah polimer dilarutkan dalam
pelarut, polimer tersebut dapat dikristalisasi secara selektif. Jika suatu
pelarut dapat melarutkan polimer yang diinginkan atau semua polimer lain
kecuali polimer target, maka pelarut tersebut dapat digunakan untuk pelarutan
selektif. Persyaratan penting untuk ini adalah memiliki pelarut selektif.
Output yang dihasilkan adalah polimer yang diendapkan, yang idealnya tidak
terpengaruh oleh proses tersebut dan dapat diformulasi ulang menjadi plastik.
Bahan Baku Sasaran
- PVC, PS, PE dan PP
Produk
- Polimer plastik “yang dimurnikan”.
Status Teknologi
Ini adalah teknologi baru dan upaya sedang
dilakukan untuk meningkatkannya ke tingkat yang layak secara komersial. Umumnya
sampah plastik dikumpulkan sebagai polimer campuran. Oleh karena itu, tantangan
utamanya adalah pemisahan dan daur ulang komponen sampah secara selektif.
2. Depolimerisasi
(terkadang
disebut sebagai kemolisis) adalah kebalikan dari polimerisasi dan menghasilkan
molekul monomer tunggal atau fragmen polimer yang lebih pendek dikenal sebagai
oligomer. Monomer identik dengan yang digunakan dalam pembuatan polimer dan
oleh karena itu, plastik yang dibuat dari depolimerisasi memiliki kualitas yang
serupa dengan monomer murni. Kerugian utama depolimerisasi kimia adalah bahwa
depolimerisasi hanya dapat diterapkan pada polimer 'kondensasi' seperti PET dan
poliamida. Bahan ini tidak dapat digunakan untuk penguraian sebagian besar
polimer 'tambahan' (misalnya PP, PE, PVC) yang merupakan mayoritas aliran
sampah plastik.
Bahan Baku Sasaran
- Polikondensat, yang meliputi poliester (PET), poliamida (PA), dan poliuretan
Produk
- Monomer dari polikondensat daur ulang
Status Teknologi
Sejumlah pabrik industri yang melakukan degradasi
PET saat ini beroperasi, terutama berdasarkan perlakuan metanolisis dan
glikolisis. Proses hidrolitik kurang maju, sebagian besar digunakan pada skala
laboratorium dan pabrik percontohan, meskipun beberapa proyek sedang
dikembangkan untuk aplikasi komersial dalam beberapa tahun mendatang. Proses
berbasis ammonolisis dan aminolisis merupakan pengobatan yang kurang mapan dan
berkembang dengan baik. Glikolisis dan hidrolisis saat ini merupakan metode
kemolisis yang paling banyak digunakan untuk membalikkan reaksi polimerisasi
poliuretan. Depolimerisasi kimia poliamida terutama dilakukan melalui
hidrolisis.
Daur
ulang bahan baku adalah proses termal apa pun yang mengubah polimer menjadi
molekul yang lebih sederhana, untuk membentuk bahan baku untuk pemrosesan jenis
petrokimia. Dua proses utama di sini adalah pirolisis dan gasifikasi. Keluaran
dari daur ulang bahan baku adalah bahan kimia dasar (misalnya hidrokarbon atau
syngas), yang perlu diproses lebih lanjut untuk menghasilkan polimer. Hal ini
memungkinkan fleksibilitas untuk digunakan kembali dalam industri petrokimia.
Kesimpulan
Plastik merupakan
bahan kimiawi yang bukanlah bahan yang alami, melainkan bahan buatan atau
sintetis. Plastik-plastik yang telah menjadi sampah, berbahaya dan sulit
dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah
plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak
negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga. Plastik jika digunakan
tidak sesuai dengan fungsinya sangat berbahaya, jika dibuang tanpa adanya
penanganan yang khusus pun berbahaya bagi lingkungan. Sampah plastik tidak
dapat dibuang begitu saja ke tanah. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik
dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna.
Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel
plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Karena sifatnya yang sulit terurai,
plastik juga penyebab banjir karena menyumbat saluran-saluran air. Sehingga
pada saat musim penghujan tiba mengakibatkan banjir. Jika dibakar, sampah
plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika
proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai
dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia.
Daftar Pustaka
Imam Murjianto, 2005. Sifat dan Karakateristik
Material Plastik dan Bahan Aditif.. Journal Traksi. Vol. 3. No. 2
IAPD. 2012. Introduction to Plastics. 11th edition.
Brydson, J.A. 1999. Plastic Material. Seventh
Edition. Butterworh-Heinemann
Tarmizi I.D. 2015. Kimia Lingkungan. Padang : Universitas Negeri Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.