Laman

Senin, 20 November 2023

Kekuatan Asam dan Basa : Basa Lemah

 NABILA ALYA MUKHBITA (@Z13-NABILA)


ABSTRAK

Materi berikut ini membahas adalah tentang Kekuatan Asam dan Basa. Sebagaimana larutan elektrolit yang dibedakan atas elektrolit kuat dan elektrolit lemah, maka larutan asam dan larutan basa yang merupakan larutan elektrolit juga dibedakan atas asam-basa kuat dan asambasa lemah. Perbedaan kekuatan larutan asam-basa ini dipengaruhi oleh banyak sedikitnya ion-ion pembawa sifat asam dan ion-ion pembawa sifat basa yang dihasilkan saat terionisasi.

 

PENDAHULUAN

Basa lemah adalah basa yang tidak terdisosiasi sepenuhnya dalam air dan menghasilkan larutan berair yang mengandung ion hidroksida dan radikal basanya dalam proporsi kecil. Basa lemah memiliki persen terprotonasi, kesetimbangan kimia, dan keseimbangan transfer proton yang khas menunjukkan kekuatan basa lemah

RUMUSAN MASALAH

1.     Apa yang dimaksud dengan basa lemah?

2.     Bagaimana cara menentukan basa lemah?

 

PEMBAHASAN

Berdasarkan pengertian asam basa ARRHENIUS, suatu senyawa bersifat asam dalam air karena adanya ion H+ . Sedangkan senyawa bersifat basa dalam air karena adanya ion OH- . Arrhenius mengemukakan suatu teori dalam disertasinya (1883). Menurut Arrhenius:

·       Asam: zat/senyawa yang dapat menghasilkan H+ dalam air HCl (aq) H + (aq) + Cl - (aq)

·       Basa : zat/senyawa yang dapat menghasilkan OHdalam air NaOH (aq) Na+ (aq) + OH – (aq)

·       Reaksi netralisasi adalah reakai antara asam dengan basa yang menghasilkan garam: HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (ℓ) H + (aq) + OH – (aq) H2O (ℓ)

Pada tahun 1923, Johannes Bronsted (Denmark) dan Thomas Lowry (Inggris) mempublikasikan tulisan yang mirip satu-sama lain secara terpisah. (Utomo, P. 2008) Menurut Bronsted-Lowry:

·       Asam: zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton (H+ ) bisa berupa kation atau molekul netral.

·       Basa: zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+ ), bisa berupa anion atau molekul netral.

Berbeda dengan senyawa basa kuat, basa lemah tidak dapat terionisasi sempurna dalam larutannya sehingga memiliki derajat ionisasi 0<α<1.Untuk menentukan konsentrasi ion OH- dapat menggunakan rumus berikut. 

Senyawa basa yang tersusun dari unsur logam selain golongan IA dan IIA (kecuali Be dan Mg) dikategorikan sebagai basa lemah. Basa lemah memiliki derajat ionisasi yang sama dengan asam lemah yakni antara nol sampai satu (0<α<1), yang artinya dalam larutannya, senyawa basa lemah tidak seluruhnya terionisasi.

Untuk mengetahui apakah suatu senyawa mengandung ion H+ atau ion OH- dapat diuji dengan indikator kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yakni lakmus merah dan lakmus biru. Adanya ion H+ dalam larutan dapat memerahkan kertas lakmus biru (lakmus biru)berubah menjadi merah dan lakmus merah tetap berwarna merah).Adanya ion OHdalam larutan yaitu dapat membirukan kertas lakmus merah (lakmus merah berubah warna menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru).

Selain indikator komersil, telah ditemukan indikator dari bahan alamiah seperti bunga mawar, bunga pukul empat, bunga kana , bunga rosella dan bayam merah. Hampir semua tumbuhan yang menghasilkan warna dapat digunakan indikator karena dapat berubah warna dalam suasana asam-basa. Antosianin dari berbagai tanaman semakin banyak digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan karena warnanya menarik dan aman bagi kesehatan. Warna antosianin sangat dipengaruhi oleh struktur antosianin serta derajat keasaman (pH).

Antosianin cenderung tidak berwarna di daerah pH netral, di dalam larutan yang pHnya sangat asam (pH< 3) memberikan warna merah yang maksimum, sedangkan di dalam larutan alkali (pH>10,5) pigmen antosianin mengalami perubahan warna menjadi biru. Berdasarkan perubahan warna pada ring pH tersebut, mungkinkah bahan alam khususnya bunga dan daun berwarna yang mengandung antosianin dapat digunakan sebagai indikator asam-basa. Daun tanaman hias yang berwarna merah mengandung antosianin, dapatkah ekstrak tanaman hias tersebut digunakan sebagai indikator titrasi asam-basa. Di dalam titrat dan titran yang ditambah indikator dari ekstrak tanaman yang mengandung antosianin memberikan perubahan warna yang jelas untuk menunjukkan titik ekivalen dan memberikan hasil yang setara dengan indikator pembanding fenolftalein dan metil oranye (indikator sintetis).

 

DAFTAR PUSTAKA

Horne, M. M & Swearingen,P. L. (2000). Keseimbangan cairan, elektrolit, & Asam Basa. (ed. 2). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nuryanti, S. dkk. (2010). “ Indikator Titrasi Asam-Basa Dari Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L)”. Agritech Vol. 30, No. 3

Utomo, P. (2008). Teori Asam Basa. Makalah Pada Pengabdian Masyarakat.

Lestari, P. (2016). “Kertas Indikator Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Untuk Uji Larutan Asam-Basa”. Jurnal Pendidikan Madrasah Vol.1, No.1




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.