Disusun
Oleh: Zahra Nabila Rahardjo (@Z04-ZAHRA)
Teknik
Industri UMB
Abstrak
Sejarah Perkembangan Kimia merupakan salah satu materi terpilih Prodi Teknik Industri UMB. Materi ini membahas perkembangan konsep kimia dari jaman prasejarah hingga ilmu kimia modern. Dapat saya amati bahwa pembelajaran yang ditekankan untuk mempelajari dah memahami urutan proses/waktu lampau dianggap membosankan dan tidak penting.Tetapi sebenanrnya perlu kita ketahui bahwa mempelajari perkembangan konsep kimia sebenarnya searah dengan perkembangan pemahaman konsep mahasiswa, Pembelajaran yang menuntun pada penemuan konsep berdasarkan sejarah akan memberikan pemahaman yang berbeda tentang konsep dan materi kimia itu sendiri. Mahasiswa belajar konsep dari hal yang paling dasar, Seperti bagaimana suatu konsep dikembangkan.
Kata Kunci:,sejarah kimia, pemahaman konsep, proses ilmiah,pembelajran
Abstract
The History of Chemical Development is one of the selected materials for the UMB Industrial Engineering Study Program. This material discusses the development of chemical concepts from prehistoric times to modern chemistry. I can observe that learning that emphasizes studying and understanding the sequence of past processes/times is considered boring and unimportant. But actually we need to know that studying the development of chemical concepts is actually in line with the development of students' conceptual understanding. Learning that leads to the discovery of concepts based on history will provide different understanding of chemical concepts and material itself. Students learn the concepts of the most things basics, Like how a concept is developed.
Keywords: history of chemistry, understanding concepts, scientific process, learning
Pendahuluan
Sejarah Perkembangan Kimia merupakan salah satu materi terpilih Prodi Teknik Industri UMB. Materi ini diberikan pada semester 1. Materi ini membahas perkembangan konsep kimia dari jaman pra-sejarah hingga abad modern.
Dapat kita amati pembelajaran kimia selama ini terlihat kurang menarik, pembelajaran hanya satu arah, kimia disajikan hanya sebagai kumpulan rumus belaka yang harus dihafal sehingga banyak yang merasa jenuh dan kurang memiliki minat pada pelajaran kimia, suasana pembelajaran cenderung pasif, keadaan demikian menimbulkan kejengkelan, kebosanan, sikap masa bodoh, perhatian dan motivasi siswa dalam pembelajaran menjadi rendah.
Jika kita ingat kembali, dalam buku-buku Kimia SMA, banyak tercantum gambar tokoh-tokoh sejarah kimia,ini merupakan fitur yang hampir selalu ada. Hal tersebut menunjukkan bahwa sejarah kimia sebenarnya merupakan sisi menarik dari ilmu kimia. Dengan adanya pemaparan gambar-gambar tokoh sejarah kimia akan membuat orang tertarik untuk mecari tahunya. Namun sayangnya, sejarah kimia masih selalu dilihat sebagai materi yang tidak menarik, hanya membicarakan hal-hal lampau, dan membosankan
Apa yang dikehendaki dalam pembelajaran materi ini adalah mahasiswa mengetahui perkembangan konsep dari ilmu kimia dan perkembangan ilmu kimia dari jaman lampau hingga sekarang ini. Jika hanya membicarakan perkembangan terbaru, mahasiswa tidak mendapatkan pengetahuan dasar mengenai mengapa suatu konsep dapat diterima sebagaimana adanya yang diterima sekarang. Berdasarkan hal tersebut, makalah ini akan mendeskripsikan tentang makna dari ilmu kimia dan sejarah perkembangan kimia.
Metode
Proses pemahaman yang dideskripsikan berikut ini adalah kumpulan artikel yang telah saya rangkum. Sebagaimana telah dituliskan di atas, materi sejarah kimia pada awalnya lebih ditekankan pada penemuan-penemuan baru di bidang kimia. Pada pertemuan selanjutnya khususnya di matkul kimia saya akan mencoba menerapkan beberapa metode.Metode yang dipilih adalah presentasi dan diskusi kelas. Materi perkuliahan diberikan dengan pendekatan humanis sebagaimana yang telah dijabarkan di atas, yaitu dilakukan dengan memberi gambaran sedekat mungkin suasana yang melingkupi saat tokoh-tokoh kimia mengajukan teorinya.
Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
Sejarah kimia dimulai lebih dari 4000 tahun yang lalu dimana bangsa Mesir mengawali dengan the art of synthetic “wet” chemistry. 1000 tahun SM, masyarakat purba telah menggunakan tehnologi yang akan menjadi dasar terbentuknya berbagai macam cabang ilmu kimia. Ekstrasi logam dari bijihnya, membuat keramik dan kaca, fermentasi bir dan anggur, membuat pewarna untuk kosmetik dan lukisan, mengekstraksi bahan kimia dari tumbuhan untuk obat-obatan dan parfum, membuat keju, pewarna, pakaian, membuat paduan logam seperti perunggu.
Mereka tidak berusaha untuk memahami hakikat dan sifat materi yang mereka gunakan serta perubahannya, sehingga pada zaman tersebut ilmu kimia belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan catatan hasilnya merupakan sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan
Ilmu kimia sebagai ilmu
yang melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan muslim bangsa Arab
dan Persia pada abad ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia yang terkemuka adalah
Jabir ibn Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya,
Geber. Ilmu yang baru itu diberi nama al-kimiya (bahasa Arab yang berarti “perubahan
materi”). Dari kata al kimiya. Inilah sebab segala bangsa di muka bumi ini meminjam
istilah: alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Perancis), chemie
(Jerman), chimica (Italia) dan kimia (Indonesia). Sejarah kimia dapat dianggap
dimulai dengan pembedaan kimia dengan alkimia oleh Robert Boyle (1627–1691)
melalui karyanya The Sceptical Chymist 45 (1661).
Sejarah kimia yang penuh dengan cerita juga menjelaskan bagaimana suatu konsep ditemukan dan dikembangkan. Hampir semua konsep kimia tidak muncul sekali jadi akan tetapi mengalami perubahan. Demikian juga dengan proses penemuannya, baik dengan eksperimen maupun dengan teori.
Hasil Dan Pembahasan
Kemajuan teknologi adalah bukti nyata akan perkembangan ilmu kimia yang begitu pesat pada abad ke-18. Namun jauh sebelum ilmu kimia ada, peradaban Mesir kuno sudah mempraktikan reaksi kimia yang dikenal dengan al-kimia.
Sekitar abad ke-4 SM para filsuf Yunani, termasuk Democritus dan Aristoteles sudah mencoba memahami hakikat dari suatu materi. Menurut Democritrus, setiap materi apabila dibagi menjadi 2 bagian secara terus menerus, akan menjumpai sebuah partikel terkecil yang tidak dapat dibagi kembali. Partikel inilah yang disebut atom. Akan tetapi, Aristoteles tidak menerima pendapat dari Democritus itu, menurut Aristoteles sendiri, bahwa materi merupakan sesuatu yang tersusun atas 4 jenis unsur, yaitu tanah, air, udara. dan api
Hingga pada abad ke-8 lahirlah Ilmu kimia pertama kali yang merupakan ilmu dengan melibatkan kegiatan ilmiah (rasional) yang dibawa oleh para ilmuwan Muslim bangsa Arab dan Persia, salah satunya Jabir ibn Hayyan. Jabir ibn Hayyanatau yang lebih dikenal di Eropa dengan nama latinnya, Geber, dianggap sebagai penulis 22 gulungan yang menggambarkan metode kristalisasi, sublimasi, evaporasi, dan distilasi. Ia menemukan alembic, suatu alat yang digunakan untuk mempelajari dan menyaring zat asam. Ia juga merupakan seorang yang mengembangkan sistem klasifikasi kimia awal menggunakan sifat dari bahan yang dia pelajari.
Robert Boyle (1627-1691) mempelajari tentang gas dan menemukan hubungan terbalik antara volume dan tekanan gas. Dia juga menyatakan bahwa semua realitas dan perubahan dapat dijelaskan dalam partikel dasar dan gerakan partikel tersebut. Pada 1661, ia menulis buku teks kimia pertama, The Skeptical Cymist, yang memindahkan studi zat jauh dari asosiasi mistik dengan alkimia dan menuju penyelidikan ilmiah. Dimulai dengan munculnya teori Flogiston. Teori ini dinyatakan oleh Georg Ernst Stahl.
Flogiston sendiri berasal dari kata Yunani phlox yang berarti nyala api. Apabila suatu benda dibakar atau suatu logam dikapurkan, maka Flogiston diberikan kepada udara di sekitarnya. pada hakekatnya semua benda mengandung Flogiston. Seorang ilmuwan berkebangsaan Amerika, Joseph Priestley (1733-1804) membantah gagasan bahwa udara adalah elemen yang tak terpisahkan. Dia menunjukkan bahwa kombinasi gas ketika ia mengisolasi oksigen bersama lilin yang masih menyala, keadaan tersebut akan menyebabkan lilin padam. Berarti udara yang diisolasi telah jenuh dengan Flogiston tidak dapat menyerap lebih banyak lagi (bahasa mudahnya oksigen telah habis berikatan dengan atom lain menjadi karbondioksida).
Teori dari Joseph Priestly ini dilanjutkan oleh Joseph Proust. Ia mempelajari senyawa kimia murni dan menyatakan Hukum Proporsi Definite yang dimana senyawa kimia akan selalu memiliki rasio karakteristik komponen unsurnya sendiri.
Revolusi di bidang ilmu ketika Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) menerbitkan bukunya yang berjudul Traite Elementaire de Chimie yang menjelaskan tentang hukum kekekalan massa. Hal ini disebut-sebut mengawali tumbuhnya kimia modern.
Amedeo
Avogadro (1776-1856) adalah seorang pengacara Italia yang mulai belajar
sains dan matematika pada tahun 1800. Dia memperluas teori dari Robert Boyle.
Ia mengklarifikasi perbedaan antara atom dan molekul. Ia melanjutkannya dengan
menyatakan bahwa volume gas yang sama pada suhu dan tekanan yang sama memiliki
jumlah molekul yang sama. Jumlah molekul dalam sampel 1 gram berat molekul (1
mol) dari zat murni disebut dengan Ketetapan Avogadro sebagai bentuk untuk
menghormatinya. secara eksperimental ditentukan menjadi 6,023 x 10^²³ (yang
kita kenal dengan jumlah partikel per mol) molekul dan merupakan faktor
konversi penting yang digunakan untuk menentukan massa reaktan dan produk dalam
reaksi kimia.
Dmitri Mendeleev (1834-1907) adalah seorang kimiawan Rusia yang dikenal karena mengembangkan Tabel Periodik unsur pertama. Ia mendaftarkan 63 unsur yang dikenal dan properti mereka di kartu. Ketika ia mengatur unsur-unsur dalam rangka meningkatkan massa atom, ia dapat mengelompokkan unsur-unsur dengan sifat-sifat serupa.
Pada tahun 1896 penggambaran model atom modern mulai berkembang. Dimulai daru Henri Becquerel yang menemukan radiasi. Bersama Pierre dan Marie Curie, ia menunjukkan bahwa unsur-unsur tertentu memancarkan energi dengan nilau tetap.
Hingga pada tahun 1900, Max Planck menemukan bahwa energi harus dipancarkan dalam unit-unit rahasia yang disebutnya quantum (sejak foton bernama) tidak dalam gelombang terus-menerus.
Pada tahun 1911, Ernst Rutherford mengemukakan Teori Atom Rutherford. Ia menunjukkan bahwa atom-atom terdiri dari wilayah padat bermuatan kecil yang dikelilingi oleh area luas ruang kosong hampa (dalam atom terdapat inti), partikel bermuatan negatif (elektron)
Tak sampai
disitu, Niels Bohr (1885-1962) yang merupakan murid dari Rutherford
memecahkan masalah ini dengan menggunakan informasi dari Planck, yang kemudian
dikenal dengan Teori Atom Bohr. Foton dipancarkan dari atom yang
distimulasi listrik hanya pada frekuensi tertentu.
Pemahaman tentang atom terus-menerus disempurnakan hingga pada tahun 1935, James Chadwick dianugerahi hadiah Nobel atas penemuannya bahwa ada sejumlah partikel elektrik netral dalam nukleus atom. Karena neutron netral secara elektris, mereka tidak dibelokkan oleh elektron atau proton.
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin jelas bahwa proton, neutron, dan elektron kimia klasik terdiri dari partikel subatomik yang lebih kecil. Ilmu-ilmu kimia dan fisika menjadi semakin terjalin dan teori saling tumpang tindih dan konflik ketika kita terus menyelidiki materi yang dihasilkan alam semesta kita sampai sekarang.
Soal :
1.Apa yang dimaksud
dengan Ilmu Kimia?
Pembahasan = Ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energy yang menyertainya
2. Dari mana asal ilmu
kimia ?
Pembahasan = Kimia sebagai ilmu yang melibatkan kegiatan metode ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan Arab dan Persia pada abad ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia Arab yang terkenal adalah Jabir ibn Hayyan (700-778 M), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Geber.
3. Apa arti dari kata “alkimiya”
Pembahasan= Etimologi lain mengaitkan kata ini dengan kata
“Al Kemi”, yang berarti “Seni Mesir”, karena bangsa Mesir Kuno menyebut
negerinya “Kemi” dan dipandang sebagai penyihir sakti di
seluruh dunia kuno
Penutup
Pengetahuan yang terstruktur dalam ilmu kimia harus membutuhkan penalaran dan ketelitian tinggi. Kemampuan membaca dan menggambar merupakan hal penting dalam ilmu Kimia. Kimia merupakan ilmu yang mengkaji tentang materi dan semua perubahannya. Bukan hanya bagian luar dari materi tetapi sampai kesemua bagian dalamnya materi tersebut. Konsep-konsep ilmu kimia dijelaskan dalam tiga tingkat level representasi yaitu makro, submikro dan simbolik. Dan Setelah saya pelajari saya bisa melihat kimia sebagai proses (kerja ilmiah) dan produk (fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip) Selain itu, menurut Nikmah & Binadja (2015) ilmu kimia merupakan produk ilmu pengetahuan dan proses kerja ilmiah.
Dalam pembelajaran kimia
harus dilakukan strategi-strategi, metode dan pendekatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Salah satu cara untuk pengembangan eksperimen perkembangannya
ilmu kimia diperoleh berdasarkan percobaan yang selanjutnya dikembangkan
berdasarkan teori.
Daftar Pustaka
https://etheses.uinsgd.ac.id/32383/4/4_bab1.pdf
https://repositori.kemdikbud.go.id/22169/1/X_Kimia_KD-3.2_Final.pdf
https://www.academia.edu/8072955/SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_KIMIA
penyampaian materi bagus
BalasHapuskeren artikelnya sangat mudah dipahami 👍🏻
BalasHapusartikel lengkap,mapping bagus
BalasHapus