Laman

Sabtu, 03 Desember 2022

Sejarah Kimia Hijau dan Penerapan Kimia Hijau Dalam Kehidupan Serta 12 Prinsipnya


 

Abstrak:

Ide kimia hijau pada awalnya dikembangkan sebagai tanggapan terhadap Undang-Undang Pencegahan Polusi tahun 1990, yang menyatakan bahwa kebijakan nasional Amerika Serikat harus membatasi atau mengurangi polusi dengan menggunakan desain proses yang lebih baik (termasuk produksi perubahan dalam biaya produk, proses pembuatan, penggunaan bahan mentah, dan daur ulang). Badan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) yang dikenal sebagai badan pengatur kesehatan manusia dan lingkungan, berpindah dari kebijakan command and control policy dan mengimplementasikan ide Kimia Hijau. Pada tahun 1991, EPA telah meluncurkan program hibah penelitian yang mendorong perancangan ulang desain produk dan proses kimia yang ada untuk mengurangi dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. EPA yang kemudian bekerja sama dengan US National Science Foundation (NSF) mendanai penelitian dasar tentang kimia hijau pada awal tahun 1990-an.Pengenalan Penghargaan Presiden Green Chemistry Challenge tahunan pada tahun 1996 berhasil menarik perhatian akademisi dan industri kimia hijau. Program penghargaan dan teknologi tersebut sekarang menjadi landasan dalam kurikulum pendidikan kimia hijau. Pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an terjadi peningkatan jumlah pertemuan internasional kimia hijau yang diadakan, seperti Konferensi Penelitian Gordon tentang Kimia Hijau, dan jaringan kimia hijau yang telah berkembang di Amerika Serikat, Britania raya, Spanyol, dan Italia

Kata Kunci: Kimia Hijau, Lingkungan,Penelitian,Industri

 

Absract:

The idea of green chemistry was originally developed in response to the Pollution Prevention Act of 1990, which states that United States national policies should limit or reduce pollution by using better process design (including production changes in product costs, manufacturing processes, raw material use, and recycling). The United States Environment Agency (EPA), known as the human health and environmental regulatory agency, moved away from a command and control policy and implemented the idea of Green Chemistry. In 1991, the EPA launched a research grant program that encouraged the redesign of existing chemical product and process designs to reduce adverse impacts on human health and the environment. The EPA then in collaboration with the U.S. National Science Foundation (NSF) funded basic research on green chemistry in the early 1990s. The introduction of the annual Green Chemistry Challenge President's Award in 1996 attracted the attention of academia and the green chemistry industry. Those awards and technology programs are now the cornerstone of the green chemistry education curriculum. In the mid-to-late 1990s there was an increase in the number of international meetings of green chemistry held, such as the Gordon Research Conference on Green Chemistry, and the green chemistry network that had developed in the United States, Great Britain, Spain, and Italy. 

Keywords: Green Chemistry, Environment,Research,Industry


Pendahuluan:

Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, adalah cabang ilmu kimia yang menganjarkan desain produk dan proses kimia untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan dan pembentukan senyawa-senyawa berbahaya.Menurut Collins (2001), Ilmu Kimia dapat memainkan peran penting untuk mencapai peradaban yang berkelanjutan di Planet Bumi. Tidak dapat dipungkiri, perekonomian saat ini masih sangat bergantung pada pengelolaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewables). Menurut EPA (2015), Kimia Hijau (Green Chemistry) adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berlaku untuk seluruh siklus hidup produk kimia, termasuk desain, manufaktur, penggunaan, dan pembuangan akhir. Kimia Hijau dikenal juga sebagai Kimia Berkelanjutan (Sustainable Chemistry). Dalam hal ini Kimia Hijau merupakan konsep dan pemikiran mengenai kimia untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran. Kimia Hijau bukanlah cabang ilmu kimia baru, namun merupakan cara pandang atau strategi dalam kaitannya dengan pemanfaatan kimia.

 

Rumusan Masalah:

1. Apa itu Kimia Hijau atau Green Chemistry?

2. Mengapa Kimia Hijau penting bagi kehidupan manusia saat ini?

3. Apa manfaat yang diberikan Kimia Hijau Bagi Manusia? 

4. Apa saja prinsip prinsip dari Kimia Hijau?

5. Bagaimana cara mengaplikasikan Kimia Hijau kedalam kehidupan kita sehari hari?

 

Tujuan:

1. Memahami pengertian dari konsep Kimia Hijau.

2. Mengetahui Pentingnya Kimia Hijau bagi Kehidupan manusia.

3. Mengetahui manfaat yang ada dari konsep Kimia Hijau.

4. Mengetahui prinsip prinsip yang ada pada Kimia Hijau.

5. Memahami bagaimana menerapkan kimia Hijau dalam kehidupan sehari hari.

 

Pembahasan:

1. Kimia Hijau adalah metode mengurangi bahaya bahan kimia, di samping tetap memungkinkan industri memproduksi barang dengan cara efisien dan efektif. Kimia Hijau dianggap sebagai bagian esensial dalam program komprehensif untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dunia. 

2. Kimia hijau menggunakan sumber daya alam atau terbarukan untuk menciptakan produk dengan dampak lingkungan yang rendah. Ini sangat penting karena dunia kehabisan sumber daya. Kita perlu menggunakannya dengan hati-hati untuk terus hidup di planet ini. Kimia hijau juga menciptakan produk yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali, sehingga tidak perlu dibuang setelah digunakan. Ini membantu mengurangi limbah dan menjaga planet kita lebih bersih. Ini juga memungkinkan kita untuk memproduksi barang yang lebih aman dan lebih tahan lama. Jadi, mereka bertahan lebih lama daripada barang-barang tradisional yang dibuat dengan bahan kimia dan bahan bakar fosil.

3. -  Manfaat Kimia Hijau Bagi Kehidupan

 Penerapan Kimia Hijau berperan besar dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada berbagai lini kehidupan, baik dari segi kesehatan manusia, keseimbangan lingkungan, hingga kestabilan ekonomi dan bisnis. Berikut rincian penjelasan manfaat Kimia Hijau bagi kehidupan manusia menurut laman U.S. Environmental Protection Agency (US EPA).

- Manfaat Kimia Hijau untuk Kesehatan manusia 

Penerapan Kimia Hijau sangat memengaruhi kualitas kesehatan manusia sebab lingkungan yang terbebas dari zat kimia berbahaya akan menyediakan sumber udara, air, dan pangan yang berkualitas baik. Kemudian dilihat dari sisi pekerja industri kimia, Kimia Hijau menghadirkan lingkungan kerja yang lebih aman karena meminimalisir penggunaan bahan baku yang beracun dan mudah bereaksi. Tanpa penerapan Kimia Hijau, lingkungan kerja industri kimia dapat menyebabkan luka ringan karena iritasi hingga kematian karena ledakan atau terkena radiasi zat berbahaya. 

 

- Manfaat Kimia Hijau untuk Lingkungan

 Pencemaran limbah kimia ke alam dilakukan dengan tiga acara oleh manusia yaitu secara sengaja, tidak sengaja, dan pembuangan sampah. Pencemaran secara sengaja umumnya terjadi selama penggunaan zat kimia, contohnya saat sedang membasmi hama di sawah dengan pestisida. Sedangkan, pencemaran secara tidak sengaja umumnya dilakukan secara bertahap tahap dalam proses produksi atau penggunaan produk, contohnya gas emisi industri tekstil. Untuk pencemaran akibat pembuangan sampah disebabkan karena sampah itu sendiri dan cara mengolahnya. Contoh cara mengolah sampah yang berbahaya untuk lingkungan adalah dengan melakukan pembakaran. Nah, Kimia Hijau akan membuat produk yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang sehingga meminimalisir pencemaran saat dibuat, digunakan, maupun dibuang. Hal tersebut akan sejalan dengan terlindunginya flora fauna dari zat berbahaya, menurunkan potensi terjadinya global warming, dan menghindarkan penggunaan limbah berbahaya untuk menguruk tanah. 

- Manfaat Kimia Hijau di Bindang Ekonomi dan Bisnis

 Dalam dunia ekonomi dan bisnis, penerapan Kimia Hijau memiliki peran yang besar dalam mengurangi biaya produksi dan meningkatkan hasil penjualan. Biaya produksi dapat ditekan karena Kimia Hijau memungkinkan terjadinya proses produksi yang lebih cepat, penggunaan sumber daya alam yang lebih sedikit, dan proses penanganan limbah yang lebih mudah. Sedangkan penjualan dapat meningkat karena dewasa ini konsumen sudah lebih peduli dengan gerakan hijau alias go green. Sehingga, konsumen cenderung memilih produk dengan komposisi bahan yang aman dan dalam prosesnya pembuatannya tidak membahayakan lingkungan.


4. - Mencegah terbentuknya polutan proses kimia dengan cara merancang sintesis kimia yang mencegah terbentuknya sampah atau polutan.


- Merancang bahan kimia dan produk turunannya yang aman sehingga menghasilkan produk kimia yang efektif rendah atau tanpa efek racun.


- Merancang sintesis kimia yang tidak berbahaya.


- Memanfaatkan bahan baku dalam proses kimia dari material terbarukan.


- Menggunakan katalis.


- Menghindari proses derivatisasi terhadap senyawa kimia.


- Memaksimalkan ekonomi atom dengan cara merancang proses.


- Penggunaan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman dengan cara mencoba menghindari penggunaan pelarut, agen pemisah, atau bahan kimia pembantu lainnya.


- Meningkatkan efisiensi energi dengan melakukan reaksi pada kondisi mendekati atau sama dengan kondisi alamiah.


- Merancang bahan kimia dan produknya yang dapat terdegradasi setelah digunakan menjadi material tidak berbahaya atau tidak terakumulasi setelah digunakan.


- Analisis pada waktu bersamaan dengan proses produksi untuk mencegah polusi.
Memperkecil potensi kecelakaan.

5. - Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau diterapkan dengan konsep pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia untuk lingkungan pertanian. 

-  Menggunakan energi alternatif sebagai pengganti sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti biogas, biodiesesl, biofuel, dan lainnya.

 -  Menerapkan 3R dalam penggunaan energi, yaitu reuse (menggunakan kembali), recycle (daur ulang), dan reduce (mengurangi). 

-  Penggunaan cat ramah lingkungan dan tidak mengandung VOC (zat yang mudah menguap, sehingga dapat bersifat berbahaya bagi kesehatan). Misalnya, cat yang berbasis pelarut dari tanaman yang tidak berbau, mudah dibersihkan, dan berdaya tutup yang baik.

 -  Menggunakan plastik yang ramah lingkungan untuk mulai menggantikan plastik yang berasal dari petroleum. Beberapa produk plastik ramah lingkungan tersebut dibuat dari hasil pertanian, seperti jagung, kentang, dan gula dari buah bit.

 - Penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi, ekstraksi, pembentukan dan tahap akhir produk. Pelarut-pelarut yang berbahaya bagi lingkungan diganti dengan pelarut yang ramah lingkungan seperti jenis dari soy methyl ester dan laktat ester yang berasal dari kedelai, yang mampu menggantikan pelarut yang merupakan turunan produk minyak bumi terklorinasi.

 

Daftar Pustaka:

1. Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Kimia Hijau ( modul 11). Universitas Mercu Buana, Jakarta. ( Diakses pada tanggal 9 November 2022 )

2. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6292107/pengertian-kimia-hijau-lengkap-dengan-12-prinsipnya

3. https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_hijau

4. https://tirto.id/12-prinsip-kimia-hijau-beserta-penjelasan-dan-tujuan-penerapannya-gu2H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.