.

Kamis, 08 Desember 2022

KIMIA HIJAU DAN PRINSIPNYA

 

Kimia Hijau dan Prinsipnya

Oleh : Mufid Abdush Shidiq

@X37-Mufid


ABSTRAK

    Green chemistry umumnya mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya. Pembelajaran kimia berbasis green chemistry menjadi salah satu metode yang dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mencegah pencemaran akibat bahan-bahan kimia. Kegiatan praktikum di laboratorium berupaya menggunakan prinsip green chemistry yang dapat dilakukan dengan upaya mengurangi, menghilangkan, atau mengganti penggunaan bahan-bahan kimia beracun dan berbahaya yang digunakan dalam percobaan untuk mengurangi kadar pencemar dan volume limbah. Sebagai tenaga pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran kimia diharapkan mampu memiliki ilmu pengetahuan, wawasan, serta ketrampilan dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip green chemistry.

Kata Kunci : Kimia, Hijau, Prinsip, Penerapan

ABSTRACT

Green chemistry generally includes effective concepts and approaches to prevent environmental pollution caused by toxic and hazardous chemical processes and products. Green chemistry-based learning is one method that can be used as an approach to prevent pollution due to chemicals. Practical activities in the laboratory attempt to use the principle of green chemistry which can be done by reducing, eliminating, or replacing the use of toxic and hazardous chemicals used in experiments to reduce pollutant levels and the volume of waste. As educators in the implementation of chemistry learning, they are expected to be able to have knowledge, insight, and skills in applying the principles of green chemistry.

Keywords: Chemistry, Green, Principle, Application

A.     PENDAHULUAN

Abad ke-21 ditandai oleh perkembangan yang pesat di bidang teknologi telekomunikasi dan transportasi yang mengakibatan peningkatan percepatan mobilisasi berbagai produk termasuk sumber daya manusia. Perkembangan tersebut menuntut SDM yang berkualitas, oleh karena itu upaya meningkatkan kualitas SDM menjadi agenda pembangunan yang teramat penting. Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis, menyadari akan hal tersebut pemerintah terus melakukan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi ( Nurbaity, 2011 )

Dalam sistem pendidikan nasional untuk meningkatan mutu pendidikan, peningkatan kualitas tenaga pengajar atau guru sangatlah relevan, karena guru sebagai pengajar menjadi bagian yang penting dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran akan berjalan efisien dan efektif apabila guru memahami materi ajar dengan baik dan memiliki kemampuan mentransfer yang tinggi, menggunakan metode dan pendekatan yang tepat. dalam sistem pendidikan nasional. Pada saat ini muncul berbagai pendekatan dalam pembelajaran, semua ini merupakan upaya agar siswa dapat belajar secara optimal. Banyak ragam inovasi dalam pembelajaran dikembangkan sebagai upaya antisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ( Nurbaity, 2011 ).

Green Chemistry adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan penghasilan zat-zat (substansi) berbahaya ( Mitarlis, 2016 ).

B.    RUMUSAN MASALAH

1.       Pengertian Kimia Hijau

2.       Prinsip Kimia Hijau

3.       Penerapan Kimia Hijau

C.   TUJUAN

1.       Mengetahui Apa Itu Kimia Hijau

2.       Mengetahui 12 Prinsip Kimia Hijau

3.       Mengetahui Cara Menerapkan Kimia Hijau

D.    PEMBAHASAN

A.     Pegertian Kimia Hijau

Dikutip dari jurnal berjudul Pengaplikasian Prinsip-Prinsip Green Chemistry dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sebagai Pendekatan untuk Pencegahan Pencemaran Akibat Bahan-Bahan Kimia dalam Kegiatan Praktikum di Laboratorium oleh Adhina Choiri Putri, berikut pengertian kimia hijau menurut para ahli.

Menurut Mitarlis, kimia hijau adalah suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun proses yang mengurangi ataupun mengeliminasi penggunaan dan penghasilan zat-zat (substansi) berbahaya.

Sementara menurut Prabawati, kimia hijau adalah meminimalisasi zat berbahaya, penggunaan katalis reaksi dan proses kimia, penggunaan reagen yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui, peningkatan efisiensi atom, penggunaan pelarut yang ramah lingkungan dan dapat di daur ulang.

Prabawati menambahkan bahwa kimia hijau bertujuan untuk mengembangkan proses kimia dan produk kimia yang ramah lingkungan dan sesuai dengan pembangunan berkelanjutan.

Ada pun menurut Ismail Marzuki dan Sattar dalam buku Aplikasi Mikrosimbion Spons dalam Bioremediasi Lingkungan oleh, kimia hijau adalah suatu filosofi yang senantiasa mendorong untuk mencari cara penerapan teknologi atau metode tertentu dalam pemenuhan kebutuhan manusia.

Kimia hijau dimaksudkan untuk membuat berbagai kemudahan dalam kelangsungan kehidupan dengan mengurangi dan mencegah terjadinya potensi pencemaran pada lingkungan maupun pada area sekitarnya, baik yang sifatnya jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kimia hijau adalah ide untuk membuat produk atau proses kimia untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan dan pembentukan beragam senyawa yang berbahaya bagi kehidupan manusia serta lingkungan.

B.      12 PRINSIP KIMIA HIJAU

1. Pencegahan (Prevention)

Lebih baik melakukan pencegahan terhadap produksi limbah, daripada mengolah dan membersihkan limbah. Sebagaimana telah dikemukakan, kimia hijau bertujuan mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya dengan mendesain dari produk-produk kimia dan prosesnya.

2. Ekonomi atom (Atom Economy)

Penerapan metode sintetis baru yang dirancang untuk memaksimalkan penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses ke dalam produk akhir.

Penerapan ini untuk menghasilkan limbah yang lebih sedikit. Dengan limbah yang sedikit, maka lingkungan jadi tidak terlalu rusak.

3. Sintesis kimia yang tidak berbahaya (Less Hazardous Chemical Syntheses)

Perancangan metode sintetis untuk menghindari penggunaan atau menghasilkan zat-zat beracun bagi manusia maupun lingkungan. Dengan merancangkan sintesis kimia yang aman, maka lingkungan dan manusia tidak akan rusak.

4. Merancang bahan kimia yang lebih aman (Designing Safer Chemicals)

Produk kimia yang dihasilkan harus dirancang untuk mempengaruhi fungsi yang diinginkan dan meminimalkan tingkat toksisitasnya.

5. Pelarut dan alat bantu yang lebih aman (Safer Solvents and Auxiliaries)

Sebisa mungkin meminimalkan atau menghindari penggunaan bahan pembantu (zat pelarut, zat pemisah, dan sejenisnya). Jika harus digunakan, maka gunakan bahan pembantu yang bersifat lebih aman atau tidak berbahaya bagi lingkungan.

6. Desain untuk efisiensi energi (Design for Energy Efficiency)

Persyaratan energi dari proses kimiawi untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan ekonominya. Apabila memungkinkan, maka sebaiknya metode sintetis dilakukan pada suhu dan tekanan sekitar.

7. Penggunaan bahan baku terbarukan (Use of Renewable Feedstocks)

Bahan mentah atau bahan baku yang digunakan harus dapat diperbaharui (jika memungkinkan secara teknis dan ekonomis). Dengan memperbaharui bahan baku yang telah digunakan, maka limbah pun akan berkurang.

8. Mengurangi derivatif atau turunan (Reduce Derivatives)

Mengurangi turunan yang tidak perlu (penggunaan kelompok pemblokiran, perlindungan, modifikasi sementara proses fisik atau kimiawi) atau dihindari apabila memungkinkan, karena langkah-langkah tersebut memerlukan reagen tambahan dan dapat menghasilkan limbah.

9. Katalisis (Catalysis)

Penggunaan reagen katalitis (selektif mungkin) lebih baik daripada reagen stoikiometri. Dari sisi kimia hijau, penggunaan katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.

10. Desain untuk degradasi (Design for Degradation)

Produk kimia yang dihasilkan harus dirancang sedemikian rupa sehingga pada akhir fungsinya, produk tersebut dapat terurai menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya dan tidak bertahan lama di lingkungan.

11. Analisis real-time untuk pencegahan polusi (Real-time analysis for Pollution Prevention)

Pengembangan metodologi analitik yang diperlukan untuk memungkinkan analisis real-time untuk pencegahan polusi, pemantauan dan pengendalian dalam proses sebelum pembentukan zat berbahaya.

12. Penggunaan bahan kimia yang Lebih Aman Secara Inheren untuk pencegahan kecelakaan (Inherently Safer Chemistry for Accident Prevention)

Penggunaan zat dalam proses kimia apabila memungkinkan menggunakan zat kimia yang berpotensi rendah kecelakaan, termasuk ledakan, kebakaran, dan sejenisnya.

C.      Penerapan Kimia Hijau

1. Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau diterapkan dengan konsep pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia untuk lingkungan pertanian.

2. Menggunakan energi alternatif sebagai pengganti sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti biogas, biodiesesl, biofuel, dan lainnya.

3. Menerapkan 3R dalam penggunaan energi, yaitu reuse (menggunakan kembali), recycle (daur ulang), dan reduce (mengurangi).

4. Penggunaan cat ramah lingkungan dan tidak mengandung VOC (zat yang mudah menguap, sehingga dapat bersifat berbahaya bagi kesehatan). Misalnya, cat yang berbasis pelarut dari tanaman yang tidak berbau, mudah dibersihkan, dan berdaya tutup yang baik.

5. Menggunakan plastik yang ramah lingkungan untuk mulai menggantikan plastik yang berasal dari petroleum. Beberapa produk plastik ramah lingkungan tersebut dibuat dari hasil pertanian, seperti jagung, kentang, dan gula dari buah bit.

6. Penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi, ekstraksi, pembentukan dan tahap akhir produk. Pelarut-pelarut yang berbahaya bagi lingkungan diganti dengan pelarut yang ramah lingkungan seperti jenis dari soy methyl ester dan laktat ester yang berasal dari kedelai, yang mampu menggantikan pelarut yang merupakan turunan produk minyak bumi terklorinasi.

KESIMPULAN

Green chemistry memiliki peranan penting untuk mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh proses dan produk bahan kimia beracun dan berbahaya. Prinsip Green Chemistry dapat diapliaksikan dalam pembelajaran kimia, salah satunya yaitu dalam kegiatan praktikum di laboratorium. Hal yang dapat dilakukan diantaranya mengurangi atau mengganti bahan-bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam suatu reaksi kimia atau sintesis suatu senyawa yang menghasilkan limbah berbahaya yang dapat menimbulkan masalah lingkungan.

Pembelajaran kimia dengan pendekatan green chemistry bukanlah tujuan yang absolut tetapi mempunyai dedikasi terhadap proses pembangu-nan yang bekelanjutan, di mana lingkungan dipertimbangkan sejalan dengan kimia.

Pembelajaran kimia baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi perlu dirancang pembelajaran teori maupun praktikum di laboratorium dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip green chemistry.

Sebagai tenaga pendidik, hal yang dapat dilakukan ialah mengkaji dan merevisi percobaan-percobaan yang selama ini dilakukan, mencari alternatif dan memilih materi praktikum serta mengembangkan, merancang dan melakukan percobaan- percobaan baru yang berorientasi green chemistry. Sedangkan untuk mahasiswa atau calon tenaga pendidik dapat melakukan percobaan yang berorientasi pada green chemistry.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Modull 11 KPLI : Kimia Hijau. Universitas Mercu Buana, Jakarta.

(Diakses Pada 10 November 2022)

Yulaika Ramadhani, 2022. https://tirto.id/contoh-penerapan-kimia-hijau-di-kehidupan-prinsip-green-chemistry-gwDn

(Diakses, Pada 10 November 2022)

2022,https://kumparan.com/kabar-harian/12-prinsip-kimia-hijau-dan-pengaplikasiannya-dalam-kehidupan-1yXNyVyU5Qb/full

(Diakses Pada 10 November 2022)

Adhina Choiri Putri, https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jcs/article/downloadSuppFile/14585/2460

(Diakses Pada 10 November 2022)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.