Laman

Kamis, 08 Desember 2022

INDUSTRI MINYAK BUMI

                               Industri Minyak Bumi

Oleh : Mufid Abdush Shidiq

@X37-Mufid

a. Abstrak

Industri minyak bumi, Minyak bumi merupakan campuran kompleks senyawa organik yang terdiri atas senyawa hidrokarbon dan nonhidrokarbon yang berasal dari sisa-sisa mikroorganisme, tumbuhan, dan binatang yang tertimbun selama berjuta-juta tahun. Industri minyak bumi merupakan industri yang kompleks dan padat modal serta membutuhkan teknologi tinggi dan peralatan modern. Industri minyak bumi meliputi kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan produksi, Industri pengolahan, transportasi dan distribusi, penyimpanan serta pemasaran produk minyak.

Kata Kunci      :Minyak bumi,Eksplorasi,Eksploitasi dan, Produksi

b.     Abstract

Petroleum industry, Petroleum is a complex mixture of organic compounds consisting of hydrocarbon and non-hydrocarbon compounds derived from the remains of microorganisms, plants and animals that have been buried for millions of years. The petroleum industry is a complex and capital-intensive industry and requires high technology and modern equipment. The petroleum industry includes exploration, exploitation and production, processing, transportation and distribution, storage and marketing of oil products.

Keywords: Petroleum, Exploration, Exploitation and, Production

 

c.     Pendahuluan

Industri perminyakan mencakup pemrosesan global minyak bumi, mulai dari eksplorasiekstraksipengilangan, transportasi (biasanya melalui tanker minyak dan transportasi jalur pipa), serta pemasaran produk minyak bumi. Volume produk terbesar dari industri ini adalah bahan bakar minyak dan bensin. Minyak bumi juga menjadi bahan mentah banyak produk kimia seperti obat, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik. Industri ini biasanya dibedakan menjadi 3 komponen utama: hulu, menengah, dan hilir. Operasi menengah biasanya dimasukkan dalam kategori hilir.Minyak bumi sangat vital bagi banyak industri dan penting bagi kelangsungan peradaban industri, maka menjadi perhatian penting banyak negara. Minyak bumi menyumbang besar persentase konsumsi energi dunia, bervariasi mulai yang rendah (32% di Asia dan Eropa) sampai tinggi (53% di Timur Tengah.Persentase konsumsi di kawasan lainnya adalah Amerika Selatan dan Amerika Tengah 44%, Afrika 41%, Amerika Utara 40%. Dunia mengkonsumsi 30 miliar barel (4.8 km³) minyak per tahunnya, dengan negara-negara maju menjadi konsumen terbesar. Amerika Serikat sendiri mengkonsumsi 25% minyak produksi dunia tahun 2007.[1] Produksi, distribusi, pengilangan, dan penjualan minyak bumi adalah industri terbesar dunia jika dilihat dari total pendapatannya.

 

d.     Rumusan Masalah

·       Bagaimana perkembangan Industri minyak bumi di Indonesia?

·       Faktor apa saja proses Industri minyak bumi

·       Tantangan Industri minyak bumi di era 4.0

e.     Tujuan

·       Dapat mengetahui perkembangan Industri minyak bumi di Indonesia

·       Mengetahui factor proses apa saja yang terjadi di Industri minyak bumi

·       Mengetahui yang menjadi tantangan Industri minyak bumi di era 4.0

f.      Pembahasan

A.    Perkembangan Industri minyak bumi di Indonesia

Di Indonesia, energi migas masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi, melebihi rata-rata kebutuhan energi global, mengharuskan Indonesia untuk segera menemukan cadangan migas baru, baik di Indonesia maupun ekspansi ke luar negeri. Cadangan terbukti minyak bumi dalam kondisi depleting, sebaliknya gas bumi cenderung meningkat. Perkembangan produksi minyak Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan, sehingga perlu upaya luar biasa untuk menemukan cadangan-cadangan baru dan peningkatan produksi. Potensi sumber daya minyak dan gas bumi Indonesia masih cukup besar untuk dikembangkan terutama di daerah-daerah terpencil, laut dalam, sumursumur tua dan kawasan Indonesia Timur yang relatif belum dieksplorasi secara intensif. Sumber-sumber minyak dan gas bumi dengan tingkat kesulitan eksplorasi terendah praktis kini telah habis dieksploitasi dan menyisakan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Sangat jelas bahwa mengelola ladang minyak sendiri menjanjikan keuntungan yang luar biasa signifikan. Akan tetapi untuk dapat mengetahui potensi tersebut diperlukan teknologi yang mahal, modal yang besar, faktor waktu yang memadai dan memerlukan efisiensi yang maksimal serta expertise dari sumberdaya manusia terbaik. Peraturan Pemerintah yang mengatur usaha minyak dan gas bumi di Hulu dan Hilir belum dapat menjamin investasi di sektor minyak dan gas bumi akan masuk, karena masih banyak masalah lain yang menjadi hambatan bagi terealisasinya investasi. Masalah tersebut antara lain peraturan perpajakan dan lingkungan hidup serta otonomi daerah yang menyulitkan bagi perusahaan minyak asing beroperasi karena berhadapan dengan raja-raja kecil di daerah. Sementara itu, konsumsi minyak bumi (BBM) di dalam negeri sudah melebihi kapasitas produksi. Dalam beberapa tahun belakangan ini penyediaan BBM dalam negeri tidak dapat seluruhnya dipenuhi oleh kilang minyak domestik, hampir 20%-30% kebutuhan minyak bumi dalam negeri sudah harus diimpor dari luar negeri. Kebutuhan impor minyak bumi ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang diharapkan semakin membaik ditahun-tahun mendatang.

B.    Faktor dalam proses Industri minyak bumi

Ketersedian minyak bumi saat ini diperkirakan hanya mencukupi beberapa tahun saja seiring makin meningkatnya konsumsi. Seberapa lamakah minyak bumi yang selama ini dikonsumsi terbentuk di perut bumi?.Para ahli geologi umumnya sepakat bahwa proses terbentuknya lapisan minyak bumi dalam hitungan jutaan tahun. Batuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur 600 juta tahun dan yang termuda berumur 1 juta tahun. Rata-rata batuan yang mengandung minyak bumi berumur antara 10 juta hingga 270 juta tahun. Tiga faktor utama dalam pembentukan Minyak dan gas bumi yaitu, bebatuan asal (source rock), perpindahan hidrocarbon dari bebatuan asal menuju bebatuan reservoir dan ketiga adanya jebakan (entrapment) geologis.Komponen pendukung terbentuknya minyak bumi berasal dari organisme tumbuhan dan hewan berukuran sangat kecil yang hidup dilautan purba yang mati dan terkubur, kemudian tertimbun pasir dan lumpur didasar laut selama jutaan tahun membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan membentuk batuan endapan (sedimentary rock), proses ini akan terus berulang dimana satu lapisan akan menutupi lapisan sebelumnya selama jutaan tahun. Kemudian lapisan lautan tersebut ada yang menyusut dan berpindah tempat akibat pergeseran bumi.Deposit yang membentuk endapan tersebut umumnya tidak mengandung cukup oksigen untuk mendekomposisi material organik secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul menjadi menjadi material yang kaya dengan kandungan hidrogen dan karbon. Dengan tekanan temperatur yang tinggi lapisan bebatuan diatasnya akan mendestilasi sisa bahan organik sedikit demi sedikit dan mengubahnya menjadi minyak dan gas bumi. Berdasarkan umur dan letak kedalamannya, minyak bumi digolongkan menjadi 4 jenis, pertama young-shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep. Dari empat jenis minyak tersebut, Minyak jenis old-deep merupakan yang paling banyak dicari (sweet) karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) lebih banyak dibandingkan dengan jenis lainnya.Memperhatikan proses terbentuknya minyak dan gas bumi yang rumit dan memakan waktu yang sangat lama, maka sudah seharusnya didalam mengkonsumisi energi dapat lebih bijak, efisien dan tepat guna, sehingga penggunaan energi fosil dapat ditekan.

C.    Tantangan Industri Minyak bumi di era 4.0

Berbicara mengenai masa depan minyak dan gas bumi bukanlah masalah yang sederhana. Beberapa faktor telah mengakibatkan timbulnya ketidakpastian dalam industri migas. Kepala BP Migas, R. Priyono dalam sambutannya pada acara peluncuran buku " Memahami Masa Depan Minyak dan Gas Bumi" menguraikan faktor-faktor yang menibulkan ketidakpastian dalam industri migas. Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpastian tersebut antara lain harga minyak dunia, kestabilan politik negara produsen, kegagalan industri migas selama ini dalam merealisasikan target produksi seperti yang diharapkan pasar sehingga mengakibatkan proyeksi investasi untuk peningkatan produksi menjadi tidak pasti.Semakin kuatnya Isu-isu lingkungan juga merupakan faktor ketidakpastian, kecemasan masyarakat dunia terhadap perubahan iklim hidup sudah menjelma menjadi gerakan sosial politik yang mempengaruhi aktifitas berbagai macam industri termasuk industri migas. Menurut Kepala BP Migas, "situasi dilematis tersebut publik dihadapkan pada dua pilihan yang dikotomis dimana hasilnya sama-sama buruk yakni dibatasinya pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan atau rusaknya lingkungan hidup". Ditengah situasi ketidakpastian tersebut lanjut R. Priyon justru permintaan pemenuhan kebutuhan energi dunia justru mengalami peningkatan khususnya di negara-negara yang perekonomianya sedang tumbuh seperti China dan India dimana kedua negara tersebut mengkonsumsi 86% permintaan energi dunia.Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memprediksikan bahwa permintaan minyak dunia hingga 2030 akan meningkat rata-rata 1.4% per tahun, dimana minyak bumi menyumbang 36,5% dari bauran energi dunia atau 120 juta barel per hari, yang terjadi pada produksi migas justru sebaliknya karena peak oil production di beberapa negara sudah berlalu. Selanjutnya Kepala BP Migas berkesimpulan bahwa industri migas adalah industri yang dibangun diatas kemampuan teknologi dan dukungan sumber daya manusia yang kompeten, kemampuan teknologi ini harus dibayar dengan mahal dan untuk menjamin pasokan minyak dan gas bumi di masa mendatang akan sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi yang tepat. (SF)

D.    Kesimpulan

Di Indonesia, energi migas masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi, melebihi rata-rata kebutuhan energi global, mengharuskan Indonesia untuk segera menemukan cadangan migas baru, baik di Indonesia maupun ekspansi ke luar negeri. Cadangan terbukti minyak bumi dalam kondisi depleting, sebaliknya gas bumi cenderung meningkat. Perkembangan produksi minyak Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan, sehingga perlu upaya luar biasa untuk menemukan cadangan-cadangan baru dan peningkatan produksi.

 

Daftar Pustaka

Wikipedia                               : https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_perminyakan

Kementrian sumber daya        :https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/minyak-dan-gas-bumi-terbentuk-jutaan-tahun

Kementrian sumber daya        : https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/faktor-faktor-yang-menimbulkan-ketidakpastian-industri-migas

https://lmfeui.com/data/Analisis%20Industri%20Minyak.pdf

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.