Laman

Rabu, 23 November 2022

Tekenolgi Hijau Salah Satu Pendekatan Menyelamatkan Bumi

Dibuat oleh : Azzira Nayani Shafa (@X19-Azzira)

Abstrak

Teknologi hijau atau teknologi alam sekitar adalah penggunaan sains alam sekitar untuk memelihara sumber dan alam sekitar semula jadi dan mengawal kesan negatif aktiviti manusia. Pembangunan mampan adalah teras kepada teknologi alam sekitar yang bermaksud penyelesaian perlu mengambil kira aspek sosial,ekonomi dan alam sekitar.

Kata kunci: Teknologi hijau, ruang lingkup

Abstract

Green technology or environmental technology is the use of environmental science to protect natural resources and environment and control the negative effects of human activity. Steady development is a terrace to the surrounding natural technology which means that the solution needs to take into account the social, economic and environmental aspects.

Keywords: green technology, scope

Pendahuluan

Proses dan teknologi hijau adalah proses dan teknologi ramah lingkungan yang dikembangkan dan digunakan sedemikian rupa sehingga tidak mencemari lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Beberapa orang menyebut teknologi hijau sebagai teknologi lingkungan dan teknologi bersih. Semoga bidang ini akan membawa banyak hal baru dan inovasi ke dalam kehidupan sehari-hari seperti teknologi informasi. Selain itu, karena pentingnya teknologi ini, sebagian besar pemerintah kini berinisiatif untuk mempromosikannya (Iravani et al, 2017).

Rumusan masalah

a.    Apa itu teknologi hijau?

b.    Apa saja kategori pada teknologi hijau?

c.     Apa saja ruang lingkup teknologi hijau?

Tujuan

a.    Untuk mengetahui maksud dari teknologi hijau

b.    Untuk mengetahui apa saja kategori pada teknologi hijau

c.     Untuk mengetahui ruang lingkup teknologi hijau

Pembahasan

Beberapa definisi green technology yang dirangkum oleh Shidq (2016) dan Soemarno (2011) dari berbagai sumber:
1. Teknologi hijau (greentech), disebut juga dengan teknologi lingkungan (envimtech) dan teknologi bersih (cleantech), adalah perpaduan antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih mengoptimalkan kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam global serta meminimalkan dampak negatifnya. dampak dari berbagai aktivitas pada seluruh umat manusia di Bumi.
2. Teknologi hijau adalah salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau keberlangsungan kehidupan di bumi ini. Keberlanjutan, atau sustainability, yang dapat diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan di masa depan tanpa merusak sumber daya alam, atau memenuhi kebutuhan saat ini tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

3. Rekayasa Lingkungan (Envirotech) atau Rekayasa Hijau (Greentech) atau Rekayasa Bersih (Cleantech) adalah penerapan ilmu lingkungan untuk melindungi lingkungan alam dan sarana untuk mengekang pengaruh buruk campur tangan manusia. Pembangunan berkelanjutan adalah inti dari teknologi lingkungan.
4. Teknologi hijau (Greentech) adalah pengembangan dan penerapan produk, perangkat, dan sistem yang berfungsi untuk melindungi lingkungan alam dan sumber daya alam serta meminimalkan dan mengurangi dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan. Teknologi adalah penerapan pengetahuan untuk tujuan praktis. Dengan kata lain, teknologi adalah penyempurnaan dan pemantauan ilmu pengetahuan. Menurut Karyono (2009), teknologi saat ini menawarkan (tradisional|) kenyamanan, kemudahan dan kecepatan dalam aktivitas manusia.

    Menurut Kuswartojo (2002), teknologi sebagai suatu sistem dapat dilihat dalam banyak hal, diantaranya sebagai suatu siklus yang diawali dengan perumusan suatu masalah atau pertanyaan. Pengembangan, desain, produksi atau konstruksi, distribusi, penggunaan, pemeliharaan, dan pembuangan ide atau inovasi. Selain itu, Kuswartojo (2002) mengutip Akira (1998), menurutnya teknologi dibagi menjadi tiga kategori:
a) Teknik empiris atau pertukangan yang dikuasai perseorangan berdasarkan kemampuan. Keterampilan individu menjadi dasar untuk menciptakan sesuatu. b) Teknologi sosial (community technology) dikuasai oleh masyarakat. Dalam hal ini, sistem komunitas menghasilkan objek. Pada awalnya itu adalah teknologi empiris yang berkembang menjadi teknologi komunitas dan menyebar.
c. Teknologi ilmiah (teknologi modern atau teknologi kompleks). Perkembangan teknologi mengacu pada pencarian pengetahuan yang semakin mendalam, dapat menghasilkan barang dalam skala besar, menyebar tanpa mengenal batas negara. Dalam hal ini, itu adalah kombinasi dari komponen yang kompleks dan berbeda.
 Ruang lingkup teknologi hijau
1. Energi hijau, Isu teknologi hijau yang paling mendesak adalah energi, termasuk pengembangan bahan bakar alternatif, dan juga pengembangan cara-cara baru untuk menghasilkan energi, termasuk efisiensi energi. Menutupi kebutuhan energi bumi yang masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, pada tahun 2010 sebesar 67,6 persen: Tenaga air 16,1 persen, tenaga nuklir 13 persen dan pangsa energi terbarukan (tidak termasuk tenaga air) hanya 3,3 persen (MC. 2013). 

2. Bangunan hijau, disebut juga bangunan hijau atau bangunan berkelanjutan, sangat erat kaitannya dengan arsitektur hijau, bangunan hijau, desain berkelanjutan, dan bangunan alami. Bangunan adalah tempat di mana orang menghabiskan sebagian dari hidup mereka, melindungi mereka dari kondisi iklim yang merugikan dan memengaruhi kesehatan penghuninya. Oleh karena itu, bangunan juga harus memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan yang selaras dengan ekosistem sekitarnya, agar konsep dan ragam bangunan hijau dapat lahir.
3. Kimia hijau, proses penemuan, pengembangan dan penerapan proses dan produk kimia untuk menghilangkan sebanyak mungkin penggunaan bahan beracun berbahaya dan turunannya. Lihat bab sebelumnya untuk informasi lebih lanjut.

4. Nanoteknologi hijau (Green nanotechnology), adalah manipulasi material pada skala nanometer. Banyak ilmuwan percaya bahwa banyak hal dapat dilakukan di masa depan dengan mengendalikan nanoteknologi. Dalam hal ini, nanoteknologi hijau merupakan penerapan prinsip kimia hijau dan teknologi hijau pada berbagai bidang. Menurut Nano (2016), nanoteknologi dan nanosains adalah kajian dan penerapan benda-benda yang sangat kecil dalam berbagai disiplin ilmu seperti kimia, biologi, fisika, ilmu material dan teknologi. Dijelaskan bahwa ide nanoteknologi dan nanosains terjadi pada tahun 1959 ketika fisikawan Richard Feyman memberikan kuliah berjudul “Ada Banyak Ruang di Bawah” pada pertemuan American Physical Society di California Institute of Technology (Caltech). ). Penemuan mikroskop penerowongan pemindaian (STM) dan mikroskop kekuatan atom (AFM) menandai kebangkitan nanoteknologi.

Kesimpulan
Kondisi saat ini adalah setiap negara bersaing dalam penemuan, pengembangan, dan penerapan teknologi hijau, dengan memperhatikan prinsip menciptakan kenyamanan sosial, ekonomi, dan keramahan ekologis. Teknologi hijau tidak lain adalah cara hidup yang memandu peradaban manusia agar lebih ramah lingkungan, termasuk melalui penggunaan sumber daya alam secara efektif dan efisien. Teknologi hijau memiliki spektrum yang sangat luas, dari yang paling sederhana hingga yang terbaru.

Daftar Pustaka

Iravani, A., Akbari, M. H., & Zohoori, M. (2017). Advantages and disadvantages of green technology; goals, challenges and strengths. Int J Sci Eng Appl6(9), 272-284. Dalam https://www.ijsea.com/archive/volume6/issue9/IJSEA06091005.pdf (Diakses pada 23 November 2022).

Piras, C. C., Fernández-Prieto, S., & De Borggraeve, W. M. (2019). Ball milling: a green technology for the preparation and functionalisation of nanocellulose derivatives. Nanoscale Advances1(3), 937-947. Dalam https://pubs.rsc.org/en/content/articlehtml/2019/na/c8na00238j (Diakses pada 23 November 2022).

Soni, G. D. (2015). Advantages of green technology. International Journal Of Research-Granthaalayah3(9), 1-5. Dalam https://www.granthaalayahpublication.org/journals/index.php/granthaalayah/article/view/IJRG15_S09_32 (Diakses pada 23 November 2022.

Syahputra, R., & Soesanti, I. (2016). Application of Green Energy for Batik Production Process. Journal of Theoretical and Applied Information Technology91(2), 249. Dalam http://www.jatit.org/volumes/Vol91No2/4Vol91No2.pdf (Diakses pada 23 November 2022).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.