Laman

Senin, 24 Oktober 2022

Struktur kinerja industri dan baja

 

 

 






 

 

Struktur kinerja industry besi dan baja

Oleh: Aryaduta sulthan syafiq

 

 

Abstrak

Keberadaan industri besi dan baja menempati peran vital dalam proses pembangunan dan menjadi

 strategis bagi kemajuan suatu bangsa, karena hampir semua peralatan logam digunakan oleh masyarakat  terbuat dari baja.  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur dan kinerja serta daya saing perusahaan  Industri besi dan baja nasional Indonesia yang berada di bawah catatan dan tidak sekokoh namanya.  Pelajaran ini  ditempuh dengan cara studi kepustakaan berdasarkan data primer BPS selama lima tahun terakhir  yaitu sejak tahun 2004 sampai awal tahun 2010. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa  menyimpulkan bahwa struktur dan kinerja industri besi dan baja Indonesia masih lemah kontradiktif.  Alasan utama yang dihadapi industri ini adalah ketergantungan impor bahan baku yang tinggi material, terutama pada industri baja kepala.  Rendahnya tingkat konsumsi per kapita yang sebesar 33 kg per kapita tidak dapat dipenuhi oleh tingkat produksi nasional yang selalu di bawah tingkat konsumsi, sehingga lag tersebut harus dipenuhi dengan impor.  Konsekuensi selanjutnya, nasional besi dan industri tidak berdiri sendiri dan berdaya saing rendah, sehingga Masalah konsumsi yang selalu lebih besar dari produksi menjadi semakin tergantung pada

 kondisi pasar besi dan baja dunia.

Abstract

The existence of iron and steel industry occupy vital role in the development process and become

strategically for the progress of a nation, because almost all metal equipment that are used by people

made of steel. This research is aim to study structure and performance also competitive power of

Indonesian national iron and steel industry that is below the note and not as firm as the name. This study endured by the way of literature research based from the primary data of BPS during the last five years that was since years 2004 until the beginning of year 2010. Based on the result of the research it is

concluded that structure and performance of Indonesian iron and steel industry are still weak

contradictive. The main reason that faced by this industry is the high import dependencies of raw

material, especially at head steel industry. The low level of consumption per capita that at 33 kg per

capita cannot be fulfilled by the level of national production that always under the level of the

consumption, with the result that this lag must be fulfilled with import. The next consequence, national

iron and industry are not become standalone and low at competition power, with the result that the

problem of consumption that always be bigger than the production become more dependent at the condition of world iron and steel market.

Pendahuluan

Salah satu indikator kuat dan tidaknya perekonomian suatu negara di dunia pada saat ini dan ke depan dapat dilihat dari kekuatan dan kekokohan dari struktur dan kinerja industri besi dan baja yang dimiliki oleh suatu negara yang bersangkutan. Sebagai salah satu contohnya adalah China, pada awal abad ke-21 saat ini China adalah produsen terbesar industri besi dan baja dunia, sehingga pantas jika kondisi kekuatan dan kemampuan pergerakan perekonomian China pada saat ini dan ke depan tak dapat diragukan. Jika sebelum abad ke-18 raksasa ekonomi dunia ada di negara-negara Eropa, dan abad 20 di Amerika, maka nampaknya China adalah calon raksasa baru yang akan menguasai dunia di abad ke 21 ini. Dalam proses pembangunan, keberadaan industri besi dan baja memegang peranan vital. Karena besi dan baja merupakan material logam yang memegang peranan sangat penting dalam peradaban atau kehidupan manusia.

 

Rumusan masalah

1.       Apa pengertian kimia industri

2.       Apa peranan kimia dalam bidang indusstri besi dan baja?

3.       Apa peran indusstri besi dan baja?

 

Tujuan

1.       Mengerti pengertian kimia indutri.

2.       Mengetahui peran kimia dalam bidang industry dan baja.

3.       Mengetahui peran industri dan baja.

 

Pembahasan

A.      Pengertian kimia industry

Kimia industri adalah cabang ilmu kimia yang menerapkan pengetahuan kimiawi terhadap produksi material dan zat kimia khusus dengan sedikit dampak buruk pada lingkungan.

B.      Peran kimia dalam bidang industry besi dan baja

Biji besi dan baja merupakan material logam yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan manusia di dunia ini, sehingga semakin maju tingkat pembangunan berarti semakin banyak dibutuhkan sumber daya besi dan baja dalam proses pembangunan tersebut. Dengan kata lain, semakin maju pembangunan suatu negara semakin banyak dibutuhkan produk besi dan baja sebagai sumber daya pembangunannya.

Dengan demikian, untuk menjadikan industri baja nasional mampu berperan dalam memajukan dan mensejahterakan bangsa Indonesia, maka diperlukan adanya industri besi dan baja yang lebih mandiri dan kompetitif serta memiliki daya saing yang tangguh. Karena daya saing industri besi baja yang buruk menyebabkan sebuah perekonomian sangat rentan terhadap gejolak eksternal dan mudah didera krisis yang berkepanjangan. Sebaliknya, fundamental perekonomian suatu negara yang baik yang bertumpu pada kemadirian dan kemampuan daya saing industri besi baja, akan lebih mampu segera pulih dari krisis bahkan bangkit kembali untuk menjadi perekonomian yang tangguh dan terhormat. Sebagai contoh, jika konsumsi besi dan baja di suatu negara dapat mencapai 100kg per kapita, maka tingkat pertumbuhan ekonominya bisa mencapai 7% per tahun dengan lebih mudah. Artinya, tingginya pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dicapai dengan lebih mudah karena didorong oleh kegiatan investasi dan pembangunan infrastuktur di negara tersebut, di mana komponen besi dan baja berperan menjadi penompang utamanya yang sangat fundamental dan substansioanal dalam proses pembangunan tersebut. Persoalanya adalah apakah Indonesia sudah mencapai tingkat konsumsi besi dan baja sebesar itu? Hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan ini telah dilakukan oleh IISI (2005). Hasil riset terakhir dari International Iron and Steet Institute (IISI) atau Institute Besi dan Baja Internasional (IBBI) dan laporan Steel Statistical Yearbook, 2004 and KS analysis menyebutkan bahwa tingkat konsumsi baja nasional Indonesia pada tahun 2004 baru mencapai 24,4 kg per kapita. Pada tahun berikutnya (2005) tingkat konsumsi baja nasional hanya naik tipis menjadi 26,2 kg per kapita. Selanjutnya, pada tahun 2006 tingkat konsumsi besi baja nasional Indonesia hanya sebesar 33 kg per kapita, (lihat tabel-1). Angka tersebut masih jauh di bawah konsumsi negara pesaing terdekat di Asean yakni seperti; Singapura (691 kg per kapita), Malaysia (279 kg per kapita), Thailand (204 kg per Tabel 1. Konsumsi Baja Per Kapita (2006) No. Negara Konsumsi Kg per Kapita 1 Indonesia 32,9 2 Philipina 35,8 3 Vietnam 65,9 4 Thailan 204 5 Malaysia 278,9 6 Singapura 691

C.      Peran industri besi dan baja

Industri besi dan baja merupakan salah satu industri prioritas yang memegang peranan penting. Industri ini merupakan salah satu sektor pemasok bahan baku bagi industri galangan kapal, industri oil dan gas, industri alat berat, otomotif, serta eletronika. Selain itu, industri besi baja merupakan pendukung utama pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Demikian dikatakan Menteri Perindustrian, Saleh Husin, pada acara kunjungan pabrik ke PT Krakatau Steel Tbk di Cilegon, Rabu (26/11). Saat ini, menurut Saleh, industri besi dan baja nasional mengalami kendala seperti ketergantungan bahan baku dan komponen impor yang masih tinggi, belum optimalnya pemanfaatan pasar nasional, dan penerapan dan pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang belum membaik.

"Kami akan memfasilitasi dan mendorong penguatan iklim usaha yang kondusif khususnya di sektor baja nasional. Hal ini harus dilakukan untuk menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015,"

Dalam rangka peningkatan industri besi dan baja nasional, lanjut Saleh, penguatan nilai tambah dalam negeri melalui hilirisasi industri berbasis sumber daya alam harus dilakukan.

 

Kesimpulan

Masalah masih ketergantungan yang sangat tinggi terhadap bahan baku impor besi-baja dan masalah infrastruktur yang belum memadahi serta masih lemahnya kompetensi sumber daya manusia merupakan kendala utama lemahnya kinerja daya saing dan pertumbuhan industri besi baja dan industri nasional Indonesia lainnya. Sementara itu, mesin-mesin produksi yang sudah tua, terbatasnya pasokan energi gas dan listrik serta terbatasnya kemampuan teknologi untuk mengelola bahan baku lokal yang tidak berkualitas juga merupakan permasalahan yang semakin melemahkan daya saing industri besi baja di Indonesia. Karena itu, diperlukan pembangunan infrastruktur di segala bidang khususnya infrastruktur pendidikan dan jalan dengan asumsi regulasi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah harus tetap sejalan baik yang bersifat teknis maupun non teknis.

 

Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Dasar-dasar Ilmu Kimia (Modul 1). Universitas Mercu Buana.

journal.unnes.ac.id

https://journal.unnes.ac.id Struktur dan Kinerja Industri Besi dan Baja Indonesia

kemenperin.go.id

https://kemenperin.go.id › artikelIndustri Baja Jadi Prioritas - Kemenperin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.