Laman

Minggu, 02 Oktober 2022

SENYAWA IONIK PADA IKATAN KIMIA

Oleh : Putri Arini Cahya Utami (@X07-Putri)


Abstrak

Ikatan Kimia, salah satu interaksi yang menjelaskan asosiasi atom menjadi molekul, ion, kristal, dan spesies stabil lainnya yang membentuk zat yang dikenal di dunia sehari-hari. Senyawa yang tebentuk dalam ikatan ionik disebut “Senyawa Ionik”. Dengan kata lain, senyawa ionik yang disatukan oleh ikatan ion diklasifikasikan sebagai senyawa ionik. Ion biasanya tersusun dalam struktur kristal reguler, dengan bentuk bangun yang meminimalkan energi kisi (memaksimalkan daya tarik dan meminimalkan tolakan). Dalam kimia, senyawa ionik sering digunakan sebagai prekursor (senyawa yang berpartisipasi dalam reaksi kimia yang menghasilkan senyawa lain) untuk sintesis zat padat suhu tinggi.

Kata Kunci : Ikatan, Kimia, Ion, Senyawa, Ionik, Reaksi, Zat, Suhu.


Abstract

Chemical Bonding, any of the interactions that explain the association of atoms into molecules, ions, crystals, and other stable species that make up substances known in the everyday world. Compounds that form in ionic bonds are called "ionic compounds". In other words, ionic compounds held together by ionic bonds are classified as ionic compounds. Ions are usually arranged in a regular crystalline structure, with a shape that minimizes lattice energy (maximizing attraction and minimizing repulsion). In chemistry, ionic compounds are often used as precursors (compounds that participate in chemical reactions that produce other compounds) for the synthesis of high-temperature solids.

Keywords : Bonds, Chemistry, Ions, Compounds, Ionic, Reactions, Substances, Temperature.


Pendahuluan

Senyawa ionik adalah senyawa kimia yang terbentuk oleh muatan listrik yang dimiliki oleh masing-masing ion atom penyusunnya.

Biasanya, senyawa ionik terdiri dari unsur logam bermuatan positif dan non logam bermuatan negatif dan membentuk struktur kristal. Senyawa ion mudah larut dalam air dan terdisosiasi menghasilkan ion-ion, sehingga larutannya bisa memiliki daya hantar listrik yang tinggi dalam keadaan terlarut dalam pelarut polar, dan rendah dalam keadaan padat.


Rumusan Masalah

  1. Bagaimana sejarah penemuan senyawa ionik?
  2. Bagaimana proses pembentukan senyawa ionik?
  3. Apa saja sifat-sifat senyawa ionik?
  4. Jelaskan kegunaan senyawa ionik.

Tujuan

  1. Memahami sejarah penemuan senyawa ionik
  2. Mengetahui proses pembentukan senyawa ionik
  3. Mengetahui sifat-sifat senyawa ionik
  4. Menjelaskan kegunaan senyawa ionik

Pembahasan

A. Pengertian Senyawa Ionik






Dalam kimia, senyawa ionik adalah senyawa kimia yang tersusun dari ion-ion yang disatukan oleh gaya elektrostatik yang disebut ikatan ionik. Senyawa ini netral secara keseluruhan, tetapi terdiri dari ion bermuatan positif yang disebut kation dan ion bermuatan negatif yang disebut anion. Masing-masing ion bisa berupa ion sederhana seperti natrium (Na+) dan klorida (Cl−) dalam natrium klorida, atau spesies poliatomik seperti ion amonium (NH_4^+) dan karbonat (CO_3^(2-)) dalam amonium karbonat. Masing-masing ion dalam senyawa ionik biasanya memiliki beberapa tetangga terdekat; dengan kata lain bukan tersusun dalam molekul, tetapi tersusun dalam sebuah jaringan tiga dimensi kontinu; ini biasanya dalam struktur kristal.


B. Sejarah Penemuan Senyawa Ionik

Kata ion berasal dari istilah Yunani ἰόν (ion) (bahasa Indonesia: "sedang pergi"), bentuk neuter kata kerja partisipel kala kini (setara dengan makna "sedang mengerjakan") dari kata ἰέναι (ienai) "pergi". Istilah ini diperkenalkan oleh fisikawan dan kimiawan Michael Faraday pada tahun 1834 untuk spesies yang tidak dikenal yang berpindah dari satu elektrode ke elektrode lainnya melalui media berair.

Pada tahun 1913, struktur kristal natrium klorida ditemukan oleh William Henry Bragg dan William Lawrence Bragg. Penemuan ini mengungkapkan bahwa terdapat enam tetangga terdekat yang sama untuk masing-masing atom. Hal ini menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut tidak tersusun sebagai molekul atau agregat terbatas, melainkan sebagai jaringan kristal dengan tatanan jarak jauh. Banyak senyawa anorganik lainnya juga dijumpai memiliki ciri struktural yang serupa. Senyawa ini segera digambarkan tersusun dari ion-ion, dan bukan dari atom-atom netral, tetapi hipotesis ini tidak dapat dibuktikan sampai pertengahan 1920-an, yaitu saat dilakukan percobaan refleksi sinar-X (yang mendeteksi kerapatan elektron).

Ilmuwan utama yang berperan mengembangkan pengetahuan teoretis tentang struktur kristal ion adalah Max Born, Fritz Haber, Alfred Landé, Erwin Madelung, Paul Peter Ewald, dan Kazimierz Fajans. Born memprediksi energi kristal berdasarkan asumsi bahwa konstituennya adalah ion; hasil prediksi ini cukup cocok dengan pengukuran-pengukuran termokimia, sehingga mendukung asumsi tersebut.


C. Proses Pembentukan Senyawa Ionik

Senyawa ionik dapat dibuat dari ion konstituennya dengan penguapan, presipitasi, atau pembekuan. Logam reaktif seperti logam alkali dapat bereaksi langsung dengan gas halogen yang sangat elektronegatif membentuk produk ionik. Senyawa-senyawa ini juga dapat disintesis sebagai hasil reaksi antar padatan dalam suhu tinggi.

Agar mencapai keadaan stabil, atom melakukan pelepasan dan penarikan elektron untuk membentuk ikatan ion. Kestabilan ini ada hubungannya dengan konfigurasi elektron.

Ikatan ionik terbentuk dari tarikan antara muatan ion yang berlawanan. Adapun ikatan kovalen terbentuk karena tarikan dua atau lebih unsur non logam oleh elektron.

Berdasarkan penjelasan itu, senyawa ion dibentuk dari ikatan ion pada 2 unsur atau lebih yang bermuatan positif dan negatif. Senyawa tersebut dihasilkan oleh reaksi logam dengan nonlogam.

Umumnya unsur logam melepaskan elektron dan membentuk kation. Sebaliknya, unsur nonlogam akan menerima elektron sehingga membentuk anion.

Proses penstabilan atom dapat diketahui dari jumlah elektron terluar. Atom yang mempunyai elektron lebih dari 5 akan menerima elektron. Sebaliknya, atom dengan elektron kurang dari 4 cenderung melepaskan elektron.

Transfer elektron ini dapat mengubah susunan atom. Misalnya, saat atom menerima elektron, maka akan menjadi atom bermuatan negatif atau anion seperti Cl- dan OH-. Apabila atom melepaskan elektron, atom akan bermuatan positif atau kation, seperti Na+ dan Ca+.

Seperti yang sudah dijelaskan, proses pembentukan ikatan senyawa ion membutuhkan pelepasan dan penarikan elektron dari unsur logam dan nonlogam.

Sebagai contoh, merujuk buku Kimia 1 (2009), adalah proses pembentukan senyawa natrium klorida (NaCl) yang tersusun dari atom natrium (Na) dan klorin (Cl).

Agar mencapai konfigurasi elektron stabil, atom natrium melepaskan elektron untuk membentuk kation Na+. Lalu, Cl akan menerima satu elektron dari Na membentuk anion Cl-. Na ditambah Cl menjadi Na+Cl-.


D. Sifat-sifat Senyawa Ionik







Berikut adalah sifat-sifat senyawa ionik.

  1. Berbentuk kristal yang keras namun juga rapuh.
  2. Dapat menghantarkan listrik.
  3. Memiliki titik didih dan titik lebur tinggi.
  4. Mudah larut dalam air.
  5. Mengandung ion-ion yang diklasifikasikan sebagai asam dan basa.
  6. Kompresibilitas (ketermampatan) senyawa ion sangat ditentukan oleh strukturnya, dan khususnya bilangan koordinasinya.
  7. Warna senyawa ionik sering kali berbeda dengan warna larutan berair yang mengandung ion-ion yang sama atau dengan bentuk hidrat dari senyawa yang sama.

D. Kegunaan Senyawa Ionik

Senyawa-senyawa ionik telah lama memiliki beragam kegunaan dan aplikasi. Banyak mineral adalah senyawa ionik. Manusia telah mengolah garam dapur (natrium klorida, sebuah senyawa ionik) selama lebih dari 8000 tahun, awalnya sebagai bumbu makanan dan pengawet, dan sekarang juga digunakan di pabrik-pabrik, di bidang pertanian, pengkondisian air, untuk mencairkan es di jalan saat musim dingin, dan banyak kegunaan lainnya. Banyak senyawa ionik begitu umum digunakan oleh masyarakat sehingga dikenal dengan nama-nama umum yang tidak terkait dengan identitas kimia mereka. Contohnya termasuk boraks, kalomel, susu magnesia, asam muriatat, minyak vitriol, sendawa, dan kapur mati.

Identitas kimia dari ion yang ditambahkan juga penting dalam banyak kegunaan. Misalnya, senyawa yang mengandung fluorida dilarutkan untuk memasok ion fluorida pada fluoridasi air.

Senyawa ion padat telah lama digunakan sebagai pigmen cat, dan tahan terhadap pelarut organik, tetapi peka terhadap keasaman atau kebasaan. Sejak 1801 para piroteknisi telah menggambarkan dan banyak menggunakan senyawa ionik yang mengandung logam sebagai sumber warna dalam kembang api. Di bawah panas yang hebat, elektron dalam ion logam atau molekul kecil dapat tereksitasi. Elektron ini kemudian kembali ke keadaan berenergi lebih rendah, sehingga melepaskan cahaya dengan spektrum warna yang merupakan ciri khas spesies yang dikandungnya.

Dalam kimia, senyawa ionik sering digunakan sebagai prekursor untuk sintesis zat padat suhu tinggi.

Di antara logam-logam yang paling melimpah di kerak bumi, banyak yang ditemukan dalam bijih yang merupakan senyawa ionik. Untuk mendapatkan unsurnya, bijih ini diproses dengan peleburan atau elektrolisis, yang melibatkan reaksi redoks (sering kali dengan reduktor seperti karbon) sehingga ion logam mendapatkan elektron menjadi atom netral.



Daftar Isi

Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Termodinamika dalam Ilmu Kimia (Modul 5). Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Kimia Unair. 2020. Ikatan Kimia (Video Youtube). Universitas Airlangga, Surabaya.

Para Kontributor wikipedia. “Senyawa Ionik”. Wikipedia. Ensiklopedia Bebas. Diakses 2 Oktober 2022. Dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Senyawa_ionik#:~:text=Dalam%20kimia%2C%20senyawa%20ionik%20adalah,bermuatan%20negatif%20yang%20disebut%20anion

Atkins, Peter W. 2022. Chemical Bonding (Web Britannica). Diakses 2 Oktober 2022. Dalam https://www.britannica.com/science/chemical-bonding

Nabilah, Khansa. 2022. Proses Pembentukan Ion dan Senyawa Ion Beserta Contohnya. Diakses 2 Oktober 2022. Dalam https://tirto.id/proses-pembentukan-ion-dan-senyawa-ion-beserta-contohnya-gonY


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.