Mengenal KimiaOleh : Annisa Suci Kurniawati
(@W06-ANNISA)
abstrak
Diera globalisasi yang berkembang begitu pesat, bukan
hanya informasi dan transportasi saja yang mengalami banyak perubahan. Ilmu kimia
merupakan salah satunya, di mana ilmu kimia dapat kita jumpai pada kehidupan
sehari-hari. hakikatnya ilmu kimia adalah benda dapat mengalami
perubahan bentuk maupun susunan partikelnya menjadi bentuk lain yang berbeda
dengan bentuk dan susunan partikel asalnya.
kata kunci : Ilmu kimia
A. Sejarah
Ilmu Kimia
Sejarah kimia dimulai lebih dari 4000
tahun yang lalu dimana bangsa Mesir mengawali dengan the art of synthetic “wet”
chemistry. 1000 tahun SM, masyarakat purba telah menggunakan tehnologi yang
akan menjadi dasar terbentuknya berbagai macam cabang ilmu kimia. Ekstrasi logam
dari bijihnya, membuat keramik dan kaca, fermentasi bir dan anggur, membuat
pewarna untuk kosmetik dan lukisan, mengekstraksi bahan kimia dari tumbuhan
untuk obat-obatan dan parfum, membuat keju, pewarna, pakaian, membuat paduan
logam seperti perunggu.
Mereka tidak berusaha untuk memahami
hakikat dan sifat materi yang mereka gunakan serta perubahannya, sehingga pada
zaman tersebut ilmu kimia belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan catatan
hasilnya merupakan sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan.
Para ahli filsafat Yunani purba sudah
mempunyai pemikiran bahwa materi tersusun dari partikel-partikel yang jauh
lebih kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (atomos). Namun konsep tersebut
hanyalah pemikiran yang tidak ditunjang oleh eksperimen, sehingga belum pantas
disebut sebagai teori kimia.
Ilmu kimia sebagai ilmu yang
melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan muslim bangsa Arab dan
Persia pada abad ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia yang terkemuka adalah
Jabir ibn Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya,
Geber. Ilmu yang baru itu diberi nama al-kimiya (bahasa Arab yang berarti
“perubahan materi”). Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa di muka bumi ini
meminjam istilah: alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Perancis),
chemie (Jerman), chimica (Italia) dan kimia (Indonesia).
Sejarah kimia dapat dianggap dimulai
dengan pembedaan kimia dengan alkimia oleh Robert Boyle (1627–1691) melalui
karyanya The Sceptical Chymist (1661). Baik alkimia maupun kimia mempelajari
sifat materi dan perubahan-perubahannya tapi, kebalikan dengan alkimiawan,
kimiawan menerapkan metode ilmiah.
Pada tahun 1789 terjadilah dua jenis
revolusi besar di Perancis yang mempunyai dampak bagi perkembangan sejarah
dunia. Pertama, revolusi di bidang politik tatkala penjara Bastille diserbu
rakyat dan hal ini mengawali tumbuhnya demokrasi di Eropa. Kedua, revolusi di
bidang ilmu tatkala Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) menerbitkan bukunya,
Traite Elementaire de Chimie, hal ini mengawali tumbuhnya kimia modern. Dalam
bukunya Lavoisier mengembangkan hukum kekekalan massa. Penemuan unsur kimia
memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya
tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Alkimiawan menemukan banyak proses
kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya
sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan
dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme dan mengembangkan
pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang dianggap
menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia
adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita
ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan
massanya pada tahun 1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang
yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh
Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Ilmu kimia berkembang dari tiga
sumber, yaitu alchemy/alkimia, ilmu kedokteran dan kemajuan teknologi.
Alkimia adalah protosains yang
menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, astrologi, seni, semiotika, metalurgi,
kedokteran, mistisisme, dan agama.Kata alkimia berasal dari Bahasa
Arabal-kimiya atau al-khimiya (الكيمياء atau الخيمياء), yang mungkin dibentuk
dari partikel al- dan kata Bahasa Yunani khumeia (χυμεία) yang berarti
“mencetak bersama”, “menuangkan bersama”, “melebur”, “aloy”, dan lain-lain
(dari khumatos, “yang dituangkan, batang logam”). Etimologi lain mengaitkan
kata ini dengan kata “Al Kemi”, yang berarti “Seni Mesir”, karena bangsa Mesir
Kuno menyebut negerinya “Kemi” dan dipandang sebagai penyihir sakti di seluruh
dunia kuno.
Alkimia mulai menyebar melalui timur
tengah sampai ke eropa, saat itu alkimia sangat dipengaruhi oleh pemikiran
barat. Alkimia sangat dipengaruhi oleh ilmuwan-ilmuwan yunani yang menyatakan
bahwa materi dapat berubah menjadi material yang lain yang lebih sempurna.
Selama 1500 tahun, tradisional alkimia mempelajari tetang materi dan
perubahannya. Mereka mencari berbagai cara untuk merubah material yang tidak
berharga seperti tembaga menjadi sesuatu yang sangat bernilai seperti emas
(transmutasi logam). Hal ini yang menyebabkan para ahli alkimia melukis
objek-objek tembaga dengan lapisan emas untuk membodohi para pengikutnya.
Banyak penemuan dalam bidang alkimia
yang sangat berarti dalam proses kimia. Destilasi, perkolasi dan ekstrasi
adalah beberapa metode penting yang ditemukan dalam perkembangan alkimia.
Alkimia juga mempengaruhi praktek
kedokteran di eropa. Sejak abad ke 13, destilasi tanaman herbal telah digunakan
untuk pengobatan tradisional. Paracelsus, seorang ahli alkimia dan fisikawan
penting dalam sejarah menyatakan bahwa tubuh manusia merupakan suatu sistem
kimia yang keseimbangan senyawa di dalamnya dapat digantikan oleh
obat-obatan/perawatan kedokteran. Pengikut paracelsus yang kemudian menemukan
mineral-drugs pada abad ke 17.
Selain dalam bidang alkimia dan
kedokteran, ilmu kimia juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Selama
ribuan tahun manusia mencoba untuk mengembangkan teknologi yang dapat
menghasilkan perubahan material. Pembuatan tembikar, prose dying dan metalurgi
turut memberikan pengaruh terhadap pemikiran tentang perubahan material. Pada
abad pertengahan, teknologi pembuatan tepung, metalurgi, dan geologi mulai
didokumenkan. Banyak buku-buku yang menjelaskan tentang metode pemurnian, assay
dan penggunaan timbangan.
Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga
fenomena pembakaran. Api merupakan kekuatan mistik yang mengubah suatu zat
menjadi zat lain dan karenanya merupakan perhatian utama umat manusia. Adalah
api yang menuntun manusia pada penemuan besi dan gelas. Setelah emas ditemukan
dan menjadi logam berharga, banyak orang yang tertarik menemukan metode yang
dapat merubah zat lain menjadi emas. Hal ini menciptakan suatu protosains yang
disebut Alkimia. Alkimia dipraktikkan oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah
dan sering mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains.
Alkimiawan menemukan banyak proses
kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya
sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan
dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme dan
mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama
yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia
dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun demikian, kimia seperti
yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum
kekekalan massanya pada tahun 1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang
panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia
oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869
B. Pengertian
Ilmu kimia
secara bahasa kimia berasal dari
bahasa arab “al – kimia” yang memiliki arti perubahan materi. Kimia juga
berasal dari bahasa Yunan “khemia” dengan arti perubahan materi.
Secara istilah pengertian ilmu kimia
adalah sebagai berikut :
Ilmu kimia adalah ilmu yang
mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, dari skala atom hingga
molekul dan perubahan energi yang
menyertai suatu perubahan materi atau zat.
Kemudian menurut Chang (2005: 3) ilmu
kimia di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya.
Zat-zat yang terlibat dalam perubahan kimia yaitu unsur dan senyawa. Untuk
mengetahui ciri dari suatu unsur dan senyawa dapat diketahui dari sifat-sifat
kimia dan fisis.
C. Istilah
dalam ilmu kimia
a. Atom, istilah atom dalam hakikat
ilmu kimia adalah materi yang memiliki muatan positif. Atom terdiri dari proton
dan neutron. Atom juga termasuk satu terkecil yang bisa mempertahankan sifat
muatan positif meskipun ada di area sistem elektron.
b. Unsur, adalah satuan lebih kecil
dari atom. Dimana unsur ini memiliki sekelompok atom yang memiliki proton dan
inti proton. Sedangkan untuk inti proton itu sendiri disebut dengan atom unsur.
c. Ion, barangkali kamu pernah dengar
dengan nama Ion. Ion merupakan spesies muatan atau molekul yang telah
kehilangan dan mendapatkan lebih elektron. di dalam ion ada istilah kation yang
memuat poisif dan memilini anion yang memuat negatif dan dapat menghasilkan
garam netral.
d. Senyawa, Senyawa terbentuk oleh
dua atau lebih dari dua unsur.
e. Molekul, molekul merupakan satuan
terkecil yang tidak dapat terpecahkan. Meskipun demikian, senyawa kimia murni
yang dimiliki masih konsisten mempertahakan sifat kimia dan sifat fisik yang
uniknya loh.
f. Zat kimia, zat kimia terdiri dari
campuran senyawa-senyawa dan unsur-unsur. Dimana bisa mudah kita temukan dalam
banyak bentuk, diantarannya adalah air dan biomassa.
g. Wujud zat lebih menunjukan pada
hasil. Dimana wujud zat ini terbentuk akibat perubahan kimia. Misal dari es
batu berubah menjadi cair, dan berlaku sebaliknya.
h. Reaksi Kimia, yang termasuk dalam
reaksi kimia adalah terjadinya perubahan atau terjadinya transformasi struktur
molekul.
D. Tabel
Periodik Kimia
E. Zat
Murni dan Campuran
Zat Tunggal Zat tunggal adalah materi
yang terdiri atas satu jenis zat saja. Beberapa contoh zat tunggal adalah air,
garam, gula, kayu, dan emas 24 karat. Zat tunggal dibedakan menjadi dua, yaitu
unsur dan senyawa. Pengertian Unsur Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat
diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana lagi meskipun menggunakan
reaksi kimia. Setiap zat terbentuk dari susunan dan komposisi yang tetap serta
mempunyai sifat yang jelas
A. Unsur logam Secara umum, unsur logam mempunyai
sifat berwarna putih mengkilap, mempunyai titik lebur rendah, dapat menghantar
arus listrik, dapat ditempa, dan dapat menghantar kalor atau panas. Logam merupakan
zat padat. Tetapi, ada satu unsur logam yang berwujud cair yaitu air raksa.
Beberapa unsur logam dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Khrom
(Cr), digunakan untuk bumper mobil dan dapat dicampur dengan baja untuk membuat
stainless steel.
2. Besi
(Fe), merupakan logam yang paling murah dan dapat dicampur dengan karbon untuk
menghasilkan baja.
3. Nikel
(Ni), unsur logam ini sangat tahan terhadap udara dan air pada suhu biasa. Oleh
sebab itu, nikel digunakan sebagai lapisan pelindung.
4. Tembaga
(Cu), tembaga digunakan pada kabel listrik, perhiasan dan uang logam.
5. Seng (Zn), seng dapat digunakan sebagai atap
rumah.
6. Platina (Pt), platina digunakan pada knalpot
mobil, kontak listrik.
7. Emas
(Au), emas merupakan logam yang tidak reaktif dan ditemukan dalam bentuk murni.
Emas digunakan sebagai perhiasan dan komponen listrik berkualitas tinggi.
2. Unsur non logam Pada
umumnya, unsur logam memiliki sifat tidak mengkilap, penghantar arus listrik
yang buruk, dan tidak dapat ditempa. Beberapa unsur nonlogam yang sering
digunakan dalam kehidupan adalah:
1. Flour (F), unsur ini
dapat dicampur dengan pasta gigi untuk menguatkan gigi. Brom (Br), unsur ini
digunakan sebagai obat penenang saraf dan sebagai campuran zat pemadam
kebakaran.
2. Yodium (I), unsur ini
digunakan sebagai antiseptic luka dan tambahan yodium digunakan dalam garam
dapur. Yodium juga dapat digunakan sebagai bahan tes amilum dalam industri
tepung.
3. Unsur semi logam
(metalloid) Unsur semi logam memiliki sifat diantara logam dan non logam.
Beberapa unsur yang sering digunakan: Silicon (Si), digunakan dalam peralatan
pemotong, pengamplasan, bahan untuk membuat semikonduktor, gelas, dan keramik.
Germanium (Ge), dapat ditemukan dari batu bara dan batuan seng pekat. Germanium
merupakan bahan semikonduktor yang berfungsi sebagai isolator pada suhu rendah
dan sebagai konduktor pada suhu tinggi..
B. Aturan Penulisan Lambang Unsur Pada tahun 1813,
Jons Jacob Berzelius membuat aturan penulisan lambang unsur sebagai berikut:
Menggunakan nama unsur dalam bahasa Latin. Lambang unsur diambil dari huruf
pertama nama unsur tersebut dan ditulis dengan huruf kapital. Jika ada
unsur-unsur yang memiliki huruf pertama dari namanya sama, maka lambang dari
salah satu unsur ditambah lagi satu huruf yang ditulis dengan huruf kecil.
Senyawa adalah zat murni
yang terbentuk dari dua atau lebih unsur melalui hasil reaksi kimia. Senyawa
dapat diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya. Sifat unsur berbeda dengan
sifat senyawa. Misalnya air (H2O) merupakan gabungan antara hidrogen dan
oksigen yang berupa gas untuk membantu pembakaran. Tetapi, ketika dicampur
melalui reaksi kimia, kedua gas berubah menjadi air yang merupakan senyawa
untuk meredam pembakaran. Pemisahan unsur dari senyawa disebut elektrolisis.
Contoh senyawa adalah
sebagai berikut.
a. Natrium
klorida (NaCl) yaitu garam dapur.
b. Natrium
Hidroksida (NaOH) yaitu pengering. Sukrosa (C12H12O11) sebagai pemanis.
c. Asam
sulfat (H2SO4) sebagai elektrolit.
d. Urea (CO(NH2)2) digunakan untuk pupuk.
e. Asam klorida (HCl) untuk bahan pembersih
lantai.
f. Karbon dioksida (CO2) sebagai bahan penyegar
minuman.
g. Kalsium
karbonat (CaCO3) digunakan untuk bahan bangunan.
h. Asam
asetat (CH3COOH) sebagai cuka makan.
i. Amonia (NH3) untuk pendingin.
Zat Campuran
Zat campuran adalah gabungan beberapa zat tunggal. Zat campuran berbeda dengan
senyawa.
SUMBER
REFERENSI
https://penerbitbukudeepublish.com/hakikat-ilmu-kimia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.