Laman

Senin, 13 Desember 2021

Biogas

Disusun Oleh : Siti Rahmah Aladawiyah Ainiya 


Abstrak 

Biogas merupakan sumber energi yang dibuat dari hasil fermentasi bahan-bahan organik. Seperti kotoran manusia dan hwan, sampah rumah tangga, atau sampah limbah organik lainnya yang bersifat biodegradable.

Kata kunci : pengertian biogas, manfaat pada biogas, dampak positif dan negatif dari biogas

Beralih Ke Energi Hijau

Oleh : Syabilla (@T17-syabilla)

 

 

Abstrak

Potensi alam kita cukup besar bahkan jika dikelola dengan baik tidak akan musnah untuk generasi penerus bangsa. Negara kita bukan negara yang pemalas ataupun tidak berhemat. Tapi rakyat republic ini tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan hidupnya. Apalagi dengan krisis lebih menindas masyarakat yang tertekan ini. Indonesia kaya akan potensi energi alam, seperti biomasa yaitu kayu, limbah pertanian/perkebunan/hutan, bahan organic industry, rumah tangga dan kotoran ternak. Biomassa diubah menjadi energi dalam bentuk bahan bakar cair, gas, panas dan listrik. Teknologi untuk mengubah biomassa menjadi material bahan bakar padat, cair dan gas, termasuk teknologi pirolisis (biooli), esterifikasi (biodiesel), teknologi fermentasi (bio-alkohol), anaerobik inkubasi (biogas). Teknologi konversi biomassa menjadi energi panas kemudian dapat diubah menjadi energi mekanik dan listrik, termasuk teknologi pembakaran dan gasifikasi.

Kata kunci : energi alam, biomasa, dan teknologi

 

Abstract

Our natural potential is quite large, even if it is managed properly it will not be destroyed for the next generation. Our country is not a lazy country or not frugal. But the people of this republic have no chance to improve their lives. Especially with the crisis more oppressive to this depressed society. Indonesia is rich in natural energy potential, such as biomass, namely wood, agricultural/plantation/forest waste, industrial organic matter, household and livestock manure. Biomass is converted into energy in the form of liquid fuel, gas, heat and electricity. Technologies for converting biomass into solid, liquid and gaseous fuel materials, including pyrolysis technology (biooli), esterification (biodiesel), fermentation technology (bio-alcohol), anaerobic incubation (biogas). The technology for converting biomass into heat energy can then be converted into mechanical and electrical energy, including combustion and gasification technologies.

Keywords : natural energy, biomass, and technology

MENGENAL ENERGI PANAS BUMI SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN

 

Oleh: Elena Novian Ramadhani (@T16-Elena)

Program Studi Ilmu Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana.

e-mail : ramadhanielena@gmail.com



 

ABSTRAK

Terminologi energi hijau diciptakan untuk memisahkan bahan basar fosil yang mengakibatkan tingkat polusi yang tinggi dengan bahan bakar lainnya yang mengakibatkan polusi lebih rendah dan ramah lingkungan seperti pada sumber energi terbarukan. Perubahan iklim telah menjadi ancaman global, dan dunia perlu menemukan pilihan energi bersih (lebih sedikit emisi), dan dengan demikian energi hijau penting untuk terus berkembang. Energi hijau masih tidak cukup kuat untuk bersaing dengan bahan bakar fosil. Hal ini terutama karena energi hijau masih menjadi pilihan energi yang secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan bahan bakar fosil, dan dengan demikian banyak negara, terutama negara berkembang, tetap menggunakan bahan bakar fosil yang lebih murah seperti batu bara.

Kata kunci : energy hijau, panas bumi

ABSTRACT   

The term green energy was created to separate fossil fuels that cause high pollution from other fuels that result in lower pollution and are environmentally friendly as in renewable energy sources. Climate change is a global threat, and the world needs to find clean energy options (less emissions), and thus energy is essential to continue to thrive. Green energy is still not strong enough to compete with fossil fuels. This is mainly because green energy is still a significantly more expensive energy option compared to fossil fuels, and thus many countries, especially developing countries, continue to use cheaper fossil fuels such as coal.

Keywords: green energy, geothermal

RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Energi Panas Bumi ?

2. Apa yang dimaksud Energi Hijau ?

3. Bagaimana cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ?

 

TUJUAN

1.  Menjelaskan Energi Panas Bumi

2. Mendefinisikan Energi Hijau

3. Menjelaskan cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

 

 PENDAHULUAN

Energi panas bumi juga dikenal dengan nama energi geothermal yang berasal dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani kata “geo” memiliki arti bumi dan kata “thermal” memiliki arti panas jadi ketika digabungkan kata geothermal memiliki arti panas bumi. Energi panas bumi sendiri dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, panas bumi merupakan sumber energi bersih dan hanya melepaskan sedikit gas rumah kaca.

Energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau "hijau") dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Karena itulah energi hijau mencakup semua sumber energi terbarukan (surya, angin, panas bumi, biofuel, tenaga air), dan menurut definisi juga harus mencakup energi nuklir meskipun ada banyak penggiat lingkungan yang menentang gagasan mengenai energi nuklir masuk ke dalam energi hijau karena nuklir memiliki masalah limbah, dan efeknya yang berbahaya terhadap lingkungan (Petrescu, 2014).

 

 

PEMBAHASAN

Menurut UU No. 27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi, sumber daya panas bumi adalah suber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga listrik atau pemanfaatan langsung lainnya.

Salah satu pemanfaatan enegi panas bumi adalah untuk menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik secara garis besar dilakukan dengan cara melihat resource dari panas bumi tersebut. Apabila suatu daerah memiliki panas bumi yang mengeluarkan uap air (steam), maka steam tersebut langsung dapat digunakan. Steam tersebut secara langsung diarahkan menuju turbin pembangkit listrik untuk menghasilkan energi listrik. Setelah selesai steam tersebut diarahkan menuju condenser sehingga steam tersebut terkondensasi menjadi air. Air ini selanjutnya di recycle untuk menjadi uap lagi secara alami. Namun, bila panas bumi itu penghasil air panas (hot water), maka air panas tersebut harus di ubah terlebih dahulu menjadi uap air (steam). Proses perubahan ini membutuhkan peralatan yang disebut dengan heat exchanger, dimana air panas ini dialirkan menuju heat exchanger sehingga terbentuk uap air.  (smiagiaundip.wordpress)

 

 

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang menggunakan panas bumi sebagai sumber energinya. Listrik dari tenaga panas bumi saat ini digunakan di 24 negara, sementara pemanasan memanfaatkan panas bumi digunakan di 70 negara. Perkiraan potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga panas bumi berkisar antara 35 s.d. 2.000 GW. Kapasitas di seluruh dunia saat ini adalah 10.715 megawatt (MW), dengan kapasitas terbesar di Amerika Serikat sebesar 3.086 MW, diikuti oleh Filipina dan Indonesia. India sudah mengumumkan rencana untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertamanya di Chhattisgarh.

Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena ekstraksi panasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi. Emisi karbondioksida pembangkit listrik tenaga panas bumi saat ini kurang lebih 122 kg CO2 per megawatt-jam (MW·h) listrik, kira-kira seperdelapan dari emisi pembangkit listrik tenaga batubara.

Indonesia dikaruniai sumber panas Bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung berapi di Indonesia. Dari pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas Bumi.

 

Untuk membangkitkan listrik dengan panas Bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang memiliki potensi panas Bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke generator. Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu.

 

Eksplorasi dan eksploitasi panas bumi untuk pembangkit energi listrik tergolong minim. Untuk menghasilkan energi listrik, pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya membutuhkan area seluas antara 0,4 - 3 hektare. Sedangkan pembangkit listrik tenaga uap lainnya membutuhkan area sekitar 7,7 hektare. Hal ini menjawab kecemasan masyarakat mengenai dampak lingkungan eksploitasi panas bumi, terutama isu penebangan hutan di daerah yang memiliki potensi panas bumi.

” Panas bumi menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang diharapkan mampu mendongkrak realisasi bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025. Selain pemanfaatannya yang tidak bergantung kepada bahan bakar, panas bumi juga bersifat ramah lingkungan serta berperan penting dalam kontribusi pengembangan infrastruktur daerah dan perekonomian di wilayah sekitar," papar Anderson.

Selain itu, lanjut Anderson, panas bumi yang merupakan energi ramah lingkungan, juga diharap mampu berperan penting dalam usaha mengurangi gas rumah kaca di Indonesia. Di samping menghasilkan listrik, imbuh Anderson, energi geotermal juga bisa digunakan untuk pompa pemanas, alat mandi, pemanas ruangan, rumah kaca untuk tanaman, dan proses-proses industri.

Meski jumlahnya masif, ungkap Anderson, hanya panas bumi yang bersuhu sekitar 225 derajat Fahrenheit atau 107,2 derajat Celcius yang dapat menghasilkan listrik.

"Sementara, panas bumi bersuhu rendah dapat dimanfaatkan untuk pemanasan dan aplikasi di sektor lainnya," pungkas Anderson. (DKD)

 

 

KESIMPULAN

Energi Geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi. Inti planet kita sangat panas- estimasi saat ini adalah 5,500 celcius (9,932 F). Tiga meter teratas permukaan bumi suhunya konstan sekitar 10-16 Celcius (50-60 F) sepanjang tahun. Sumber energi terbarukan yang berasal dari dalam inti atom bumi ini memiliki tenaga yang sangat kuat dan jumlahnya pun sangat melimpah. Pembangkit Listrik tenaga geothermal biasanya menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi.

DAFTAR PUSTAKA

Al Hakim, R. R. (2020). Model Energi Indonesia, Tinjauan Potensi Energi Terbarukan untuk Ketahanan             Energi di Indonesia: Sebuah Ulasan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat1(1). (di unduh 11 Desember 2021)

Azhar, M., & Satriawan, D. A. (2018). Implementasi kebijakan energi baru dan energi terbarukan dalam

rangka ketahanan energi nasional. Administrative Law and Governance Journal1(4), 398-412. (di unduh 13 Desember 2021)

Hidayat, Atep Afia. 2021. Modul UMB Kimia dan Pengetahan Lingkungan Industri: Energi Hijau.

(.di unduh 11 Desember 2021)

Kholiq, Imam. 2016. Pemanfaatan energi alternatif sebagai energi terbarukan untuk mendukung subtitusi BBM. Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra Surabaya Jawa Timur. Dalam   https://ejurnal.itats.ac.id/iptek/article/download/12/12 (di unduh 13 Desember 2021)

Energi Hijau : Pengertian, Konsep, Sumber Energi Serta Kelebihan dan Kekurangan

Oleh : Ibnu Sopyan (@T33-Ibnu)


 

 

Abstrak

Energi Hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Karena itulah energi hijau mencakup semua sumber energi terbarukan.

 

Abstract

Green Energy is energy produced from energy sources that are more environmentally friendly than fossil fuels. That's why green energy includes all renewable energy sources.

 

Pendahuluan

Istilah energi hijau tidak hanya mencakup sumber energi terbarukan tetapi dapat diperluas untuk mencakup konservasi energi (contohnya energi hijau juga dipakai untuk menyebut bangunan yang dibangun dengan cara agar tetap dingin di siang hari dan tetap panas di malam hari melalui desain arsitektur yang tidak mengandalkan AC atau sistem pemanas ruangan). Promosi energi hijau tidak hanya dengan menggunakan sumber energi terbarukan di tahun-tahun mendatang, tetapi juga untuk membuat dominasi teknologi bahan bakar fosil saat ini menjadi lebih hijau dan mengurangi tingkat polusi (seperti teknologi batubara bersih).

 

Rumusan Masalah

Dari pendahuluan diatas, terdapat rumusan masalah yaitu :

1. Apa yang dimaksud Energi Hijau?

2. Apa saja konsep dari Energi Hijau?

3. Sebutkan sumber-sumber Energi Hijau?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan Energi Hijau?

 

Tujuan

Setelah mendapat rumusan masalah, kita memiliki tujuan yaitu :

1. Dapat mengetahui pengertian Energi Hijau

2. Dapat memahami konsep dari Energi Hijau

3. Dapat menyebutkan sumber-sumber Energi Hijau

4. Dapat mengetahui kekurangan & kelebihan Energi Hijau

 

Pembahasan
Pengertian Energi Hijau

Energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau "hijau") dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Karena itulah energi hijau mencakup semua sumber energi terbarukan (surya, angin, panas bumi, biofuel, tenaga air), dan menurut definisi juga harus mencakup energi nuklir meskipun ada banyak penggiat lingkungan yang menentang gagasan mengenai energi nuklir masuk ke dalam energi hijau karena nuklir memiliki masalah limbah, dan efeknya yang berbahaya terhadap lingkungan (Petrescu, 2014).

Konsep Energi Hijau

Energi menjadi bagian penting kehidupan.  Sayangnya, masih ada -pandangan, pemahaman, dan perlakuan terhadap energi yang dipengaruhi oleh kesadaran terdalam yang "purbawi", yaitu naluri pemburu.  Kita mencari, mencari, dan menemukan untuk menemukan dan mengangkat timbunan fosil (minyak bumi dan batubara), kemudian sebagian besar dibakar.  Kita mengejar energi (energy-hunting), bukan membudidayakan energi (energy-farming).  Kita hidup dengan menerapkan diri terlena karena begitu mudah dan murahnya alam menyediakan bahan kebutuhan pokok penggerak kehidupan.  Lupa, bahwa energi fosil yang terbentuk selama dua ratus juta tahun ternyata hanya dihabiskan selama duaratus tahun saja.

Sumber-sumber Energi Hijau

1. Biomassa, adalah bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar.

2. Energi matahari, merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang paling penting.

3. Energi angin, pada umumnya cara untuk memanfaatkan energy angin yaitu dengan menggunakan kincir angin.

4. Energi air, salah satu contoh penggunaan Air sebagai sumber energi adalah PLTA.

5. Energi panas bumi (Geothermal), adalah energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi.

 

Kelebihan & Kekurangan Energi Hijau

Kelebihan Energi Hijau

1. Tersedia Secara Melimpah dan Dapat Diperbaharui

Sumber energi seperti angin, air, panas bumi dan panas matahari akan selalu tersedia dan tidak akan pernah habis seperti batubara dan minyak bumi. Jadi sumber energi ini dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang.

2. Ramah Lingkungan

Pemanfaatkan sumber energi alternatif tidak akan menyebabkan kerusakan lingkungan karena kebanyakan energi alternatif tidak menghasilkan limbah dan polusi. Kalaupun menghasilkan limbah atau polusi tidak akan sebesar sumber energi berbahan bakar fosil (Ghosh, S. 2016).

Kekurangan Energi Hijau

1. Biaya Investasi dan Instalasi Awal Mahal

Biaya yang diperlukan untuk pembuatan instalasi awal penggunaan sumber energi hijau tergolong mahal. Misalnya, pembuatan bendungan yang akan digunakan untuk PLTA dan biaya pembuatan / pembelian Panel Surya yang sangat mahal untuk pembuatan PLTS.

2. Kurang Dapat Diandalkan dan Kurang Efisien

Penggunaan sumber energi hijau kebanyakan bergantung pada kondisi alam dan terpengaruh oleh keadaan iklim/cuaca. Sehingga ketika musim kemarau misalnya, maka PLTA yang menggunakan energi air tidak dapat berfungsi secara maksimal karena debit air yang pastinya akan menurun. Sebaliknya, ketika musim hujan, PLTS yang memanfaatkan energi panas matahari tidak akan berfungsi secara maksimal karena sumber panas matahari sangat terbatas pada musim hujan.

Penggunaan sumber energi yang berasal dari alam dirasa belum efisien jika harus menggantikan sumber energi berbahan bakar fosil. Terlebih lagi teknologi yang dimiliki Negara kita belum cukup mendukung dalam pembuatan fasilistas dan sarana pendukung lainnya.

3. Pembiayaan utang sulit dijamin untuk proyek energi hijau baru. Secara historis, tarif utilitas yang tinggi sehingga menyebarkan risiko utilitas di seluruh konsumen (Hesary, Taghizadeh. 2020).

 

Daftar Pustaka

Atep Afia Hidayat. 2021. Modul 15 : Energi Hijau. Fakultas Teknik, Teknik Industri.

Manfaat Energi Hijau Dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh: Hellio Dimas Danuarta. HS (@T06-Hellio)

 


Abstrak

Energi hijau merupakan energi yang bersumber dari tanaman hidup (biomassa) yang terdapat di sekitar kita. Energi itu sering disebut sebagai bahan bakar hayati atau biofuel. Energi ini tidak akan pernah habis selama tersedia tanah, air, dan matahari masih memancarkan sinarnya ke muka bumi. Selama mau menanam, membudidayakan, serta mengolahnya menjadi produk bermanfaat seperti bahan bakar.

ENERGI TERBARUKAN DI INDONESIA

 

ENERGI TERBARUKAN DI INDONESIA

Oleh: Andi Chan Shr Seng (@T21-Andi)

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

andyblock343@gmail.com



Abstrak

Energi merupakan sebuah keharusan yang dibutuhkan masyarakat. Energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau "hijau") dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki wilayah luas dan jumlah penduduk yang tinggi. Sebagai negara dengan kondisi geografis beragam dan penduduk yang tersebar, Indonesia masih menghadapi tantangan pemenuhan energi untuk semua warganya.

Kata Kunci: Energi Terbarukan, Energi Hijau, Energi Di Indonesia.

Abstract

Energy is a necessity that is needed by society. Green energy is energy produced from energy sources that are more environmentally friendly (or “green”) compared to fossil fuels (coal, oil, and natural gas). Indonesia is a country that has a large area and a high population. As a country with diverse geographical conditions and a dispersed population, Indonesia still faces challenges in meeting energy for all its citizens.

Keywords: Renewable Energy, Green Energy, Energy in Indonesia.

PENDAHULUAN

Energi merupakan sebuah keharusan yang dibutuhkan masyarakat. Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia menjadikan peningkatan penggunaan energi, dalam hal ini peran energi tidak terbarukan semakin terancam, sehingga perlunya memanfaatkan dan memaksimalkan potensi-potensi energi baru terbarukan yang ada di seluruh wilayah Indonesia seperti panas bumi, energi air, energi angin, bioenergi (bioetanol, biodiesel, biomassa), energi arus laut, energi nuklir, dan energi surya. Pemanfaatan energi baru terbarukan harapannya dapat dimulai dari masyarakat yang memanfaatkan energi berskala kecil sehingga dapat menjaga lingkungan, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan mendukung ketahanan energi nasional. (Hakim, 2020).

Energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau "hijau") dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Karena itulah energi hijau mencakup semua sumber energi terbarukan (surya, angin, panas bumi, biofuel, tenaga air), dan menurut definisi juga harus mencakup energi nuklir meskipun ada banyak penggiat lingkungan yang menentang gagasan mengenai energi nuklir masuk ke dalam energi hijau karena nuklir memiliki masalah limbah, dan efeknya yang berbahaya terhadap lingkungan (Petrescu, 2014).

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki wilayah luas dan jumlah penduduk yang tinggi. Sebagai negara dengan kondisi geografis beragam dan penduduk yang tersebar, Indonesia masih menghadapi tantangan pemenuhan energi untuk semua warganya.

Penggunaan energi di  Indonesia masih  di  dominasi  oleh  penggunaan  energi tak terbarukan yang berasal dari fosil, khususnya  minyak  bumi  dan  batu  bara, namun seiring   berjalannya   waktu, ketersediaan   energi   fosil   semakin   menipis   dan   untuk mengantisipasinya   energi   baru   terbarukan (EBT)   merupakan   alternatif   terbaik Penggunaan  energi  baru  dan  terbarukan  harus  menjadi  perhatian  utama  pemerintah  Indonesia   tidak   hanya   sebagai   upaya   untuk   mengurangi   pemakaian   energi   fosil melainkan juga untuk mewujudkan energi bersih atau ramah lingkungan. (Azhar, M., & Satriawan, D. A. 2018).

 

RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud dari energi terbarukan?

2.      Bagaimana dengan energi terbarukan di indonesia?

3.      Apa saja penerapan yang sudah dilakukan di indonesia sendiri?

 

TUJUAN

1.      Untuk mengetahui apa itu energi terbarukan

2.      Untuk mengetahui energi terbarukan apa saja yang ada di indonesia

3.      Untuk mnegetahui penerapannya di indonesia

 

PEMBAHASAN

 

Istilah energi berasal dari bahasa Yunani,  yaitu energia yang  berarti  ativitas (energosyang  berarti  aktif). Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  pengertian energi,  yakni  sebagai  beriku Ener.gin Fiskemampuan  untuk  melakukan  kerja (misalnya  untuk  energi  listrik  dan  mekanika);  daya  (kekuatan)  yang  dapat digunakan  untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari); tenaga.Energi  adalah  sumber  daya  yang  dapat  digunakan  untuk  melakukan  berbagai proses kegiatan termasuk bahan bakar, listrik, energi mkanik dan panas. Energi selalu berasal dari sumber energi,  sumber  energi  adalah sesuatu  yang  dapat  menghasilkan energi,  baik  secara  langsung  maupun  melalui  proses  konversi  atau  transformasi. Sumber energi merupakan  sebagian  dari  sumber  daya  alam  yang  meliputi  minyak  dan gas  bumi,  batu  bara,  air,  panas  bumi,  gambut,  biomassa,  dan  sebagainya,  baik  secara langsung atau tidak langsung dapat dimanfaatkan sebagai energi. Pengertian  energi  terdapat  pada  Undang-undang  Nomor  30  Tahun  2007  tentang Energi,  yang  tercantum pada  bab  I  Ketentuan  umum  Pasal  1  angka  (1)  yakni  Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia, dan elektromagnetika. Sumber  energi  merupakan  salah  satu  sumber  daya alam.  Sebagai  sumber  daya alam,  energi  harus  dimanfaatkan  sebesar-besarnya  bagi  kemakmuran  masyarakat  dan pengelolaannya  harus  mengacu  pada  asas  pembangunan  berkelanjutan.  Jadi,  sumber daya  energi  adalah  sumber  daya  alam  yang  dapat  diolah  oleh  manusia  sehingga  dapat digunakan bagi pemenuhan kebutuhan energi. Sumber daya energi ini disebut sumber energi  primer,  yaitu  sumber  daya  energi  dalam  bentuk  apa  adanya  yang  tersedia  di alam. (Azhar, M., & Satriawan, D. A. 2018).

Terminologi energi hijau diciptakan untuk memisahkan bahan basar fosil yang mengakibatkan tingkat polusi yang tinggi dengan bahan bakar lainnya yang mengakibatkan polusi lebih rendah dan ramah lingkungan seperti pada sumber energi terbarukan. Perubahan iklim telah menjadi ancaman global, dan dunia perlu menemukan pilihan energi bersih (lebih sedikit emisi), dan dengan demikian energi hijau penting untuk terus berkembang. Energi hijau masih tidak cukup kuat untuk bersaing dengan bahan bakar fosil. Hal ini terutama karena energi hijau masih menjadi pilihan energi yang secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan bahan bakar fosil, dan dengan demikian banyak negara, terutama negara berkembang, tetap menggunakan bahan bakar fosil yang lebih murah seperti batubara (Hidayat, 2021).

Berdasarkan keterangan dan data yang didapat tentang penggunaan energi, Indonesia ternyata masih bergantung sepenuhnya pada energi yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, batubara dan gas alam sebagai sumber kebutuhan energi. Sedangkan melihat dari hasil implementasi yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan bauran energi terbarukan (ET) masih mengalami berbagai kendala. Kendala yang dimaksud tersebut antara lain kendala teknis, non teknis dan persaingan harga tarif dengan energi fosil  yang cenderung lebih murah, sehingga menyebabkan pembangunan ET menjadi terhambat dan bauran energi yang dicapai dari ET baru sekitar 6,2 % secara keseluruhan dengan pertumbuhan 0,39% per-tahun.

Strategi pengembangan energi terbarukan di Indonesia terutama untuk mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050 dari bauran energi final sesuai dengan kebijakan energi nasional (Peraturan Pemerintah No.79 tahun 2014) utamanya dari sektor pembangkit listrik.

Strategi pengembangan energi terbarukan adalah:

(a) Memperkuat koordinasi antar struktur kelembagaan dalam negeri terutama untuk mengatasi masalah perizinan dan pembebasan lahan;

(b) Menerapkan pajak emisi;

(c) memberi dukungan investasi ET;

(d) Memberi dukungan perkembangan industri ET dalam negeri dan pembebasan pajak impor peralatan energi terbarukan;

(e) Menjalankan feed in tariff energi terbarukan yang telah di tetapkan oleh pemerintah;

(f) Memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai penerapan energi terbarukan. (Adjikri, 2017).

Menurut data Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (DJEBTKESDM), kapasitas pembangkit listrik terpasang dari sumber EBT meningkat 7,9% per tahunnya.Hingga saat ini, pembangkit listrik dari sumber EBT masih didominasi oleh PLTA (tenaga air) dan PLTP (tenaga panas bumi). Dalam 3 tahun terakhir, pemerintah juga Indonesia (SEFA, 2017), namun masih banyak rumah tangga terutama di perdesaan yang masih belum terjangkau program ini dan bergantung pada minyak tanah dan kayu bakar. menggenjot pembangunan pembangkit listrik tenaga bioenergi, yaitu biogas dan biomassa. Untuk EBT lain seperti surya dan angin, pembangkit listrik yang dibangun masih terbatas, termasuk di antaranya PLTS (tenaga surya) 5 MW di Kupang, NTT dan PLTB (tenaga bayu/angin) 70 MW di Sidrap, Sulawesi Selatan. Selain listrik, penggunaan EBT lain di Indonesia baru mencakup biodiesel di sektor transportasi.

Program Sumba sebagai Pulau Ikonis Energi Terbarukan (Sumba Iconic Island) memiliki visi tersedianya akses energi bagi masyarakat di Pulau Sumba yang 100% berasal dari sumber energi terbarukan, sehingga mampu meningkatkan rasio elektrifikasi sebesar 95% pada tahun 2020. Total kapasitas terpasang daya listrik di Pulau Sumba saat ini sebesar 17.529 kW yang berasal dari pembangkit diesel sebesar 11.599,96 kW atau sekitar 66,18% dan sebesar 5.929,04 kW berasal dari pembangkit energi baru terbarukan atau sekitar 33,82%. Dari total kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan, maka kontribusi dari PLTMH (mini dan mikrohidro) sebesar 4.437 kW atau 74,83%, PLTS sebesar 1.403,94 kW atau 26,53%, PLT Bayu sebesar 0,84%, dan PLT Biomassa sebesar 30 kW atau 0,51%. Rasio elektrifikasi di Pulau Sumba sebesar sebesar 45.60% dengan komposisi Sumba Timur 49,87%, Sumba Tengah & Sumba Barat 38,38% dan Sumba Barat Daya 43,89%. (Lomi, A. 2016).

KESIMPULAN

Energi merupakan kebutuhan masyarakat. Energi hijau adalah energi yang berasal dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau "lebih hijau") dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, gas alam). Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang  luas dan jumlah penduduk yang besar. Sumber energi adalah bagian dari sumber daya alam, termasuk minyak dan gas bumi, batu bara, air, energi panas bumi, gambut, biomassa, dan lain-lain, dan dapat digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk energi. Sumber  energi tersebut disebut sumber energi primer, yaitu sumber  energi  yang ada di alam. Istilah "energi hijau" diciptakan untuk memisahkan bahan bakar fosil, yang menyebabkan polusi tinggi, dari bahan bakar lain yang kurang berpolusi dan ramah lingkungan, seperti  sumber energi terbarukan. Berdasarkan informasi dan data konsumsi energi, Indonesia  masih bergantung sepenuhnya pada sumber energi tak terbarukan seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Sementara itu, penerapan Renewable Energy Mix (RE) oleh pemerintah menghadapi sejumlah kendala. Strategi untuk memperluas energi terbarukan adalah Memperkuat koordinasi antar struktur kelembagaan dalam negeri, terutama dalam menangani masalah perizinan dan pembebasan lahan. Pengenalan pajak emisi mendukung investasi EBT. Mendukung pengembangan industri energi terbarukan di dalam negeri dan pembebasan bea masuk atas peralatan energi terbarukan. Mengoperasikan sistem feed-in tariff untuk energi terbarukan yang ditetapkan oleh pemerintah. Mendidik masyarakat umum tentang penggunaan energi terbarukan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Adjikri, F. (2017). Strategi pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik Elektro1(1).

Al Hakim, R. R. (2020). Model Energi Indonesia, Tinjauan Potensi Energi Terbarukan untuk Ketahanan Energi di Indonesia: Sebuah Ulasan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat1(1).

Azhar, M., & Satriawan, D. A. (2018). Implementasi kebijakan energi baru dan energi terbarukan dalam rangka ketahanan energi nasional. Administrative Law and Governance Journal1(4), 398-412.

Hidayat, A. A. (2021). Energi HijauModul 15 KPLI. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

Indartono, Y. S. (2008). Krisis Energi di Indonesia: Mengapa dan Harus Bagaimana. Majalah INOVASI18.

Petrescu, R. V., Aversa, R., Apicella, A., Berto, F., Li, S., & Petrescu, F. I. (2016). Ecosphere protection through green energy. American Journal of Applied Sciences, 13(10), 1027-1032. Dalam https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3075401 (Diakses pada 12 December 2021).