Laman

Senin, 13 Desember 2021

KONSEP DASAR ENERGI HIJAU - Atharic Alfadh (@T26-Athharic)

 

KONSEP DASAR ENERGI HIJAU

Oleh : Atharic Alfadh (@T26-Atharic)


Abstrak

Istilah energi hijau tidak hanya mencakup sumber energi terbarukan tetapi dapat diperluas untuk mencakup konservasi energi (contohnya energi hijau juga dipakai untuk menyebut bangunan yang dibangun dengan cara agar tetap dingin di siang hari dan tetap panas di malam hari melalui desain arsitektur yang tidak mengandalkan AC atau sistem.

Kata Kunci : Energi Hijau, sumber, pengertian.


Abstract

The term green energy does not only include renewable energy sources but can be expanded to include energy conservation (for example green energy is also used to refer to buildings that are constructed in a way to keep them cool during the day and hot at night through architectural designs that do not rely on air conditioning or systems). 

Keywords: Green Energy, sources, understanding.


Latar Belakang

Perkembangan kebutuhan energi berbanding lurus dengan perkembangan teknologi. Semakin pesatnya perkembangan teknologi khususnya dunia digitalpun membuat kebutuhan masyarakat akan listrik akan meningkat pula. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa listrik bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan bagi masyarakat modern saat ini. Kebutuhan listrik semakin bertambah dengan meningkatnya pertumbuhan populasi penduduk setiap tahun. Dengan demikian, diperlukan alternatif pembangkit baru yang bisa mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga angin. Di negara berkembang seperti Indonesia, idealnya pertumbuhan listrik 2-2,5 kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi. Kenyataannya, saat ini pertumbuhan listrik 7-8 persen. Jika pertumbuhan ekonomi 7 persen, idealnya pertumbuhan sekitar 14 persen per tahun Di Indonesia, angin adalah energi yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan listrik. Angin sebagai salah satu energi hijau merupakan salah satu jawaban dari masalah kekurangan pasokan listrik dan isu lingkungan yang ada saat ini. Oleh karena itu diperlukan eksplorasi lebih dalam tentang pemanfaatan energi angin ini. Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) adalah pembangkit yang memanfaatkan energi angin sebagai penggeraknya. Pemanfaatan energi angin yang belum optimal memungkinkan pemenuhan kebutuhan energi dari energi yang terbarukan ini. Penambahan PLTB pada sistem akan mempengaruhi sistem yang sudah ada. Untuk mengetahui pengaruh sistem dangan mengintegrasikan PLTB pada program aliran daya diperlukan studi aliran daya untuk mengetahui dampak yang akan ditimbulkan pada sistem dengan adanya penambahan pembangkit baru.


Pembahasan 

  1. Pengertian Energi Hijau

Energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau "hijau") dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Karena itulah energi hijau mencakup semua sumber energi terbarukan (surya, angin, panas bumi, biofuel, tenaga air), dan menurut definisi juga harus mencakup energi nuklir meskipun ada banyak penggiat lingkungan yang menentang gagasan mengenai energi nuklir masuk ke dalam energi hijau karena nuklir memiliki masalah limbah, dan efeknya yang berbahaya terhadap lingkungan.


Terminologi energi hijau diciptakan untuk memisahkan bahan basar fosil yang mengakibatkan tingkat polusi yang tinggi dengan bahan bakar lainnya yang mengakibatkan polusi lebih rendah dan ramah lingkungan seperti pada sumber energi terbarukan. Perubahan iklim telah menjadi ancaman global, dan dunia perlu menemukan pilihan energi bersih (lebih sedikit emisi), dan dengan demikian energi hijau penting untuk terus berkembang. Energi hijau masih tidak cukup kuat untuk bersaing dengan bahan bakar fosil. Hal ini terutama karena energi hijau masih menjadi pilihan energi yang secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan bahan bakar fosil, dan dengan demikian banyak negara, terutama negara berkembang, tetap menggunakan bahan bakar fosil yang lebih murah seperti batubara.


Istilah energi hijau tidak hanya mencakup sumber energi terbarukan tetapi dapat diperluas untuk mencakup konservasi energi (contohnya energi hijau juga dipakai untuk menyebut bangunan yang dibangun dengan cara agar tetap dingin di siang hari dan tetap panas di malam hari melalui desain arsitektur yang tidak mengandalkan AC atau sistem pemanas ruangan). Promosi energi hijau tidak hanya dengan menggunakan sumber energi terbarukan di tahun-tahun mendatang, tetapi juga untuk membuat dominasi teknologi bahan bakar fosil saat ini menjadi lebih hijau dan mengurangi tingkat polusi (seperti teknologi batubara bersih).


Istilah energi hijau kadang-kadang diidentifikasikan dengan istilah energi berkelanjutan, tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar karena energi yang berkelanjutan juga mencakup teknologi untuk meningkatkan efisiensi energi. Energi hijau tidak mengacu pada efisiensi sumber energi terbarukan tetapi hanya menekankan pada dampak positif mereka terhadap lingkungan (dibandingkan dengan bahan bakar fosil).


Banyak sekali sumber sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan biasa atau umum digunakan. Antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Biomassa

Biomassa adalah bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar. Sebenarnya sejak zaman dahulu kala, manusia sudah mengenal biomassa sebagai sumber energi, contohnya penggunaan kayu dan minyak hewan sebagai bahan bakar pembuat api unggun dll. Setelah ditemukannya bahan bakar fosil, biomassa mulai tergeser dan mulai jarang lagi digunakan sebagai sumber energi. Tetapi seiring berjalannya waktu, manusia mulai kembali menggalakkkan penggunaan sumber energi biomassa karena sumber energi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil terbatas dan tidak dapat diperbaharui serta menimbulkan banyak dampak negatif pada lingkungan. Ada beberapa contoh sumber energi biomassa, antara lain sebagai berikut :

  • Biogas

  • Biogas merupakan jenis energi alternatif yang diproduksi melalui pemecahan bahan organik, seperti pupuk kandang, kotoran manusia, material tanaman dan lainnya. Cara membuat biogas adalah semua bahan organik tersebut diuraikan melalui proses fermentasi dengan menggunakan bantuan mikroorganisme anaerobik untuk menghasilkan gas metana dan karbon dioksida. Gas yang dihasilkan dari proses ini dapat dimanfaatkan untuk menyalakan kompor, pembangkit listrik dan juga sebagai pemanas.

  • Kayu

Kayu juga merupakan contoh dari energi biomassa. Kayu yang dibakar dan digunakan sebagai bahan bakar adalah bentuk sederhana dari biomassa dengan menggunakan kayu. Dalam skala besar kayu juga digunakan untuk produksi listrik, seperti pembangkit listrik tenaga uap. Meskipun begitu, jenis energi alternatif ini memiliki sejumlah kekurangan, seperti pembakaran kayu dengan emisi karbon dioksida dapat menyebabkan efek rumah kaca. Namun jangan khawatir, karena hal ini juga dapat disiasati dengan cara menanam lebih banyak pohon. Sehingga dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer bumi.


  • Limbah Pertanian / Peternakan

Limbah pertanian juga dapat digunakan untuk produksi energi biomassa. Limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk energi ini adalah kotoran ternak, ampas tebu dan juga jerami. Limbah-limbah tersebut dapat diolah menjadi bahan bakar untuk menghasilkan listrik dan juga panas.


  • Tanaman Energi

Saat ini terdapat banyak jenis tanaman energi yang ditanam secara komersial sebagai sumber energi. Tanaman tersebut diantaranya adalah rami, jagung, gandum dan juga kedelai. Tanaman-tanaman tersebut memang sengaja di tanam dalam skala besar untuk menghasilkan bahan bakar, seperti propanol, biodiesel, butanol dan juga etanol.

  1. Energi Matahari 

Energi matahari merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang paling penting. Sebagai negara yang berada di kawasan khatulistiwa, potensi energi surya di Indonesia sangat besar. Sayangnya Energi Surya / matahari ini belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu cara untuk memanen radiasi panas dan cahaya yang dipancarkan matahari menjadi listrik adalah dengan memanfaatkan teknologi termal dan teknologi sel surya. Teknologi termal biasanya digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan, memasak dan memanaskan air. Sedangkan sel surya merupakan alat untuk mengonversi cahaya matahari menjadi energi listrik.

  1. Energi Angin

Pada umumnya cara untuk memanfaatkan energy angin yaitu dengan menggunakan kincir angin. Kincir angin yang berputar dihubungkan ke generator atau turbin yang kemudian akan menghasilkan energi listrik. Penggunaan energi angin sangat ramah lingkungan karena sama sekali tidak mengahasilkan gas buang dan tidak menimbulkan efek rumah kaca. Salah satu contoh Negara yang paling banyak memanfaatkan energi angin ini adalah Belanda.

  1. Energi Air

Salah satu contoh penggunaan Air sebagai sumber energi adalah PLTA. PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air ) adalah pembangkit listrik yang menggunakan energi air untuk menghasilkan listrik. Prinsip pembangkit listrik tenaga air adalah memanfaatkan arus air, atau air yang jatuh pada air terjun untuk memutar dinamo. Air terjun yang berada pada ketinggian tertentu senantiasa mengalirkan air dengan masa tertentu setiap menit. Seperti masa air yang berada pada suatu ketinggian memiliki energi potensial gravitasi. Ketika masa air turun ke bawah energi potensialnya berkurang karna sebagian energi potensialnya dirubah menjadi energi kinetik. Selain pada air terjun, PLTA biasanya juga didirikan pada sungai, danau, ataupun bendungan yang memang khusus dibangun untuk dimanfaatkan energi airnya.

  1. Energi Panas Bumi ( Geothermal )

Energi panas bumi adalah energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang sangat panas. Energi panas bumi ini digunakan untuk memanaskan air yang ada di dalam ketel uap yang kemudian akan menghasilkan uap air yang akan memutarkan turbin.


  1. Kelebihan Energi Hijau

  • Tersedia Secara Melimpah dan Dapat Diperbaharui

Sumber energi seperti angin, air, panas bumi dan panas matahari akan selalu tersedia dan tidak akan pernah habis seperti batubara dan minyak bumi. Jadi sumber energi ini dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang.

  • Ramah Lingkungan

Pemanfaatkan sumber energi alternatif tidak akan menyebabkan kerusakan lingkungan karena kebanyakan energi alternatif tidak menghasilkan limbah dan polusi. Kalaupun menghasilkan limbah atau polusi tidak akan sebesar sumber energi berbahan bakar.

 

  1. Kekurangan Energi Hijau

  • Biaya Investasi dan Instalasi Awal Mahal

Biaya yang diperlukan untuk pembuatan instalasi awal penggunaan sumber energi hijau tergolong mahal. Misalnya, pembuatan bendungan yang akan digunakan untuk PLTA dan biaya pembuatan / pembelian Panel Surya yang sangat mahal untuk pembuatan PLTS.

  • Kurang Dapat Diandalkan dan Kurang Efisien

Penggunaan sumber energi hijau kebanyakan bergantung pada kondisi alam dan terpengaruh oleh keadaan iklim/cuaca. Sehingga ketika musim kemarau misalnya, maka PLTA yang menggunakan energi air tidak dapat berfungsi secara maksimal karena debit air yang pastinya akan menurun. Sebaliknya, ketika musim hujan, PLTS yang memanfaatkan energi panas matahari tidak akan berfungsi secara maksimal karena sumber panas matahari sangat terbatas pada musim hujan. Penggunaan sumber energi yang berasal dari alam dirasa belum efisien jika harus menggantikan sumber energi berbahan bakar fosil. Terlebih lagi teknologi yang dimiliki Negara kita belum cukup mendukung dalam pembuatan fasilistas dan sarana pendukung lainnya.

  • Pembiayaan utang sulit dijamin untuk proyek energi hijau baru. Secara historis, tarif utilitas yang tinggi sehingga menyebarkan risiko utilitas di seluruh konsumen.

  1. Penggunaan Energi Terbarukan di Tingkat Perdesaan atau Komunitas

Di Indonesia, ada banyak cerita potensi energi terbarukan setempat atau mengenai penyediaan energi di tingkat desa dan komunitas dengan energi terbarukan. Tri Mumpuni, Direktur Eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), telah bekerja selama 20 tahun memberdayakan masyarakat desa untuk membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Menurut Tri Mumpuni, model pendekatan top down yang sering digunakan pemerintah sebaiknya dipasangkan dengan bottom-up approach, di mana masyarakat dilibatkan dan dikembangkan kapasitasnya untuk mengelola PLTMH di desa mereka.

Tantangan geografis sering menjadi menjadi alasan tidak adanya akses listrik ke banyak desa di Indonesia, karena penyam- bungan listrik ke desa-desa yang sulit dijangkau dinilai tidak ekonomis oleh penyedia layanan energi. Meski begitu, lokal bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi di tempat tersebut, dengan juga memberdayakan masyarakat dan komunitas setempat. Model pemberdayaan masyarakat ini dinilai penting dan bisa menjadi jawaban masih terbatasnya akses energi di daerah yang sulit dijangkau. Untuk pembangkit listrik mikrohidro (PLTMH) skala kecil, misalnya,masyarakatdapatberperanseba- gai pemilik modal, operator, dan penerima manfaat. Dengan melibatkan masyarakat, mereka memiliki rasa kepemilikan atas PLTMH. Pengoperasian dan perawatan sepe- nuhnya dapat dilakukan sendiri dengan training dari para engineer, dan listrik yang dihasilkan dapat dijual ke PLN. Hasil penjualan ini kembali ke masyarakat untuk biaya-biaya pendidikan dan peningkatan perekonomian.


Kesimpulan

Tingkat keyakinan yang lebih besar terhadap energi terbarukan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor dan kerentanan terhadap fluktuasi harga bahan bakar. Pemanfaatan sumber daya lokal yang tersedia, seperti angin, matahari, dan bioenergi dapat memperbaiki akses energi rumah tangga di pedesaan. Investasi pada sumber energi yang baru dan bersih ini akan menciptakan kesempatan kerja, memacu inovasi teknologi, dan menarik sumber pendanaan baru untuk proyek energi hijau, serta berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs).

Berinvestasi di energi hijau sekarang, akan memberikan hasil jangka panjang dalam pengendalian polusi, pengembangan infrastruktur yang bersih dan mampu mengadaptasi perubahan iklim, serta pengunaan sumber daya secara lebih efisien. Hal ini akan memainkan peranan penting dalam membangun masa depan yang lebih bersih, lebih sehat, dan lebih berkelanjutan, yang berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang lebih berpusat pada pembangunan manusia, serta memberikan standar kehidupan yang tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia.


Daftar Pustaka

2017. Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Hijau Membantu Indonesia Memenuhi Kebutuhan Energi Nasional?. http://greengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/04/Brief-Energy_BAHASA.pdf

2017. Energi Terbarukan : Energi untuk kini dan nanti

Hidayat, Atep Afia. 2021. Modul UMB Kimia dan Pengetahan Lingkungan Industri: Energi Hijau



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.