.

Sabtu, 11 Desember 2021

Energi Hijau Sebagai Energi Terbarukan

Energi Hijau Sebagai Energi Terbarukan

Oleh: Widiastuti (@T22-Widiastuti)




ABSTRAK

Energi merupakan kebutuhan kehidupan sehari-hari. Konsumsinya terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Energi hijau tidak mengacu pada efisiensi sumber energi terbarukan tetapi hanya menekankan pada dampak positif mereka terhadap lingkungan. Untuk menghindari terjadinya krisis terhadap kebutuhan energi, penggunaan energi perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. Energi hijau terdiri dari panas bumi (geothermal), matahari, air, biomassa, angin dan laut. 

Kata kunci: energi hijau, energi terbarukan, lingkungan, energi, industri

 

ABSTRACT

Energy is a necessity of everyday life. Consumption continues to increase in line with population growth and economic growth. Green energy does not refer to the efficiency of renewable energy sources but only emphasizes their positive impact on the environment. To avoid a crisis in energy demand, energy use needs to be managed as well as possible. Green energy consists of geothermal, solar, water, biomass, wind and ocean.

Keywords: green energy, renewable energy, environment, energy, industry

 

PENDAHULUAN

Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan tingkat kehidupannya (Kholiq, 2015). Energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau "hijau") dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batu bara, minyak, dan gas alam) (Hidayat, 2021). Menurut sifatnya, energi dikelompokkan menjadi energi primer dan sekunder. Sedangkan, sumber-sumbernya dapat dikelompokkan menjadi sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan (Heyko, 2016).

Menurut Siswiyanti (2006), Keterbatasan energi fosil, diiringi konsumsi yang terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi, paradigma pemanfaatan energi harus bergeser pada pemanfaatan energi terbarukan (renewable energy), seperti biomassa, panas bumi, energi surya, energi air, energi angin, energi samudra bahkan energi nuklir. Ini perlu dikembangkan di tataran pedesaan, agar masyarakat tidak tergantung pada pasokan dan subsidi pemerintah serta dapat memanfaatkan sumber daya alam yang mereka miliki, khususnya untuk wilayah pedesaan terpencil dan sulit dijangkau.

 

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Energi hijau?

2. Apa saja sumber energi hijau?

3. Apa kelebihan dan kekurangan energi hijau?

4. Kenapa energi hijau diidentifikasikan sebagai energi hijau?

 

TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Energi hijau

2. Untuk mengetahui apa saja sumber energi hijau

3. Untuk menentukan kelebihan dan kekurangan energi hijau

4. Untuk mengetahui kenapa energi hijau diidentifikasikan sebagai energi hijau

 

PEMBAHASAN

Menurut Hidayat (2021), Istilah energi hijau kadang-kadang diidentifikasikan dengan istilah energi berkelanjutan, tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar karena energi yang berkelanjutan juga mencakup teknologi untuk meningkatkan efisiensi energi. Energi hijau tidak mengacu pada efisiensi sumber energi terbarukan tetapi hanya menekankan pada dampak positif mereka terhadap lingkungan (dibandingkan dengan bahan bakar fosil). Potensi sumber energi hijau sebagai energi terbarukan antara lain adalah sebagai berikut :

• Biomassa

Biomassa adalah bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar. Biomassa digunakan kembali karena bahan bakar fosil terbatas dan tidak dapat diperbaharui serta menimbulkan banyak dampak negatif pada lingkungan. Ada beberapa contoh sumber energi biomassa, yaitu biogas, kayu, limbah pertanian/peternakan, dan tanaman energi.

• Energi Matahari

Energi matahari merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang paling penting. Sayangnya Energi Surya / matahari ini belum dimanfaatkan secara optimal.

• Energi Angin

Pada umumnya cara untuk memanfaatkan energy angin yaitu dengan menggunakan kincir angin. Penggunaan energi angin sangat ramah lingkungan karena sama sekali tidak mengahasilkan gas buang dan tidak menimbulkan efek rumah kaca.

• Energi Air

PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air ) adalah pembangkit listrik yang menggunakan energi air untuk menghasilkan listrik. Prinsip pembangkit listrik tenaga air adalah memanfaatkan arus air, atau air yang jatuh pada air terjun untuk memutar dinamo. Selain pada air terjun, PLTA biasanya juga didirikan pada sungai, danau, ataupun bendungan yang memang khusus dibangun untuk dimanfaatkan energi airnya.

• Energi Panas Bumi (Geothermal)

Energi panas bumi adalah energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang sangat panas. Energi panas bumi ini digunakan untuk memanaskan air yang ada di dalam ketel uap yang kemudian akan menghasilkan uap air yang akan memutarkan turbin.

Menurut Hidayat (2021), Kelebihan dan kekurangan dari energi hijau adalah sebagai berikut:

Kelebihan Energi Hijau

1. Tersedia Secara Melimpah dan Dapat Diperbaharui

2. Ramah Lingkungan

Kekurangan Energi Hijau

1. Biaya investasi dan instalasi swal mahal

2. Kurang dapat diandalkan dan kurang efisien

3. Pembiayaan utang sulit dijamin untuk proyek energi hijau baru

Seri Kemajuan dalam Energi Hijau mengeksplorasi evolusi sistem energi hijau untuk pembangunan berkelanjutan dan keamanan energi. Energi Hijau merupakan konsep dasar dan fundamental yang berfokus pada tema keragaman energi dengan sumber daya lokal, dan integrasi dan optimalisasi sistem energi konvensional dan alternatif (Hidayat, 2021). Agar kebutuhan energi yang meningkat tersebut dapat terpenuhi, sementara cadangan energi berbahan fosil dipastikan menurun, maka dibutuhkan adanya strategi substitusi ke sumber energi terbarukan yang potensinya sangat besar. World Council for Renewable Energy (WCRE) mendefinisikan energi terbarukan yang berupa surya, angin, air, laut, panas bumi, biomassa, dan lain-lain sesungguhnya adalah turunan dari energi matahari yang secara alami terbarukan melalui proses alam (Heyko, 2016).

Menurut Mala (2018), Penggunaan dan kebutuhannya terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perekonomian suatu masyarakat. Oleh karena itu, penggunaan energi perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah kurang terkontrolnya kebutuhan energi, sementara energi fosil sebagai energi primer semakin terbatas. Menurut Kholiq (2015), Energi Terbarukan harus segera dikembangkan secara nasional bila tetap tergantungan energi fosil, ini akan menimbulkan setidaknya tiga ancaman serius yakni:

1) Menipisnya cadangan minyak bumi yang diketahui (bila tanpa temuan sumur minyak baru)

2) Kenaikan / ketidakstabilan harga akibat laju permintaan yang lebih besar dari produksi minyak

3) Polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan bakar fosil.

 

KESIMPULAN

Energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Istilah energi hijau kadang-kadang diidentifikasikan dengan istilah energi berkelanjutan, energi hijau terdiri dari panas bumi (geothermal), matahari, air, biomassa, angin dan laut. Penggunaan energi hijau memberikan kelebihan dengan sumber energi tersedia dengan melimpah, dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Sedangkan kekurangannya adalah Biaya investasi mahal, kurang dapat diandalkan, kurang efisien dan pembiayaan utang sulit dijamin untuk proyek energi hijau baru.

 

DAFTAR PUSTAKA

Heyko, Eduardo., Zamruddin Hasid., Priyagus. 2016. STRATEGI PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN DALAM RANGKA KEMANDIRIAN ENERGI DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (1). Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI/article/download/797/71&ved=2ahUKEwjI_uLXo9r0AhXVmuYKHa_yDNUQFnoECBEQAQ&usg=AOvVaw3N2h7rqP4rTSi65Xlnhrzn (Diakses pada 10 Desember 2021)

Hidayat, Atep. 2021. Energi Hijau. Jakarta: Universitas Mercu Buana. (Diakses pada 09 Desember 2021)

Kholiq, Imam. 2015. PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG SUBTITUSI BBM. Jurnal IPTEK Vol.19 No. 2. Surabaya: Universitas Wijaya Putra. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejurnal.itats.ac.id/iptek/article/download/12/12&ved=2ahUKEwjI_uLXo9r0AhXVmuYKHa_yDNUQFnoECA8QAQ&usg=AOvVaw3Y61OVvVAu_ceKh3ikrQMw (Diakses pada 11 Desember 2021)

Mala, Alvina Nur dan Rina Mardiati. 2018. Model Perencanaan Energi Hijau Menggunakan Metode Computable General Equilibrium. JNTETI, Vol. 7, No. 2. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejnteti.jteti.ugm.ac.id/index.php/JNTETI/article/download/426/347&ved=2ahUKEwj18J6n-bn0AhVVTWwGHfvZDhMQFnoECAkQAQ&usg=AOvVaw2I6rI0zzXjRuSzyYYNHYIM (Diakses pada 09 Desember 2021)

Siswiyanti, Yayuk dan Amri Jahi. 2006. MENGEMBANGKAN KAPASITAS MASYARAKAT PEDESAAN DALAM BERSWASEMBADA ENERGI MELALUI PENDIDIKAN: Pengembangan Energi Hijau (Green Energy) sebagai Energi Alternatif. Jurnal Penyuluhan: Vol. 2, No. 2. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/43028/1/Yayuk%2520Siswiyanti.pdf&ved=2ahUKEwj18J6n-bn0AhVVTWwGHfvZDhMQFnoECAMQAQ&usg=AOvVaw2AeeOUsmKgzI1AkDI3FQ7C (Diakses pada 10 Desember 2021)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.