Oleh : Winda Setyo Rini (@T14-Winda)
Abstrak
Saat
ini istilah revolusi industri sangat populer dikalangan masyarakat, terutama
revolusi industri 4.0. Meskipun hampir semua orang mengetahui istilah revolusi
industri 4.0, namun masih sedikit orang yang benar-benar memahami maksud dari
revolusi industri 4.0. Dalam kehidupan masyarakat global kehadiran fase
revolusi industri 4.0 sudah tidak dapat dihindari lagi. Indonesia termasuk
salah satu negara yang berusaha mewujudkan konsep dan memanfaatkan revolusi
industri 4.0. Dalam menghadapi industri 4.0 indonesia menerapkan
strategi-strategi sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Kementerian
Perindustrian Indonesia. Revolusi industri 4.0 yang terjadi saat ini telah memberikan
peluang, dan tantangan, serta berbagai macam dampak, baik dampak positive maupun negative bagi kehidupan.
Kata
Kunci : revolusi indutri, industri 4.0, strategi, peluang,
tantangan, dampak
Abstract
Currently the term industrial
revolution is very popular among the public, especially the industrial
revolution 4.0. Although almost everyone knows the term industrial revolution
4.0, there are still few people who really understand the meaning of the
industrial revolution 4.0. In the life of the global community, the presence of
the industrial revolution 4.0 phase is unavoidable. Indonesia is one of the
countries that are trying to realize the concept and take advantage of the industrial
revolution 4.0. In facing industry 4.0, Indonesia applies the strategies as
stated by the Indonesian Ministry of Industry. The industrial revolution 4.0
that is happening today has provided opportunities, and challenges, as well as
various kinds of impacts, both positive and negative impacts on life.
Keywords : industrial revolution, industry 4.0, strategy, opportunity, challenge, impact
Pendahuluan
Menurut
Sangaji (2019), Revolusi industri merupakan perubahan cara hidup dan proses
kerja manusia secara fundamental, dimana dengan kemajuan teknologi informasi
dapat mengintregrasikan dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat
memberikan dampak bagi seluruh disiplin ilmu.
Menurut
Yahya (2018), Sejarah revolusi industri dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0,
hingga industri 4.0. Fase industri merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0 ditandai dengan
mekanisasi produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia,
industri 2.0 dicirikan oleh produksi massal dan standarisasi mutu, industri 3.0
ditandai dengan penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis
otomasi dan robot. Industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0
yang ditandai dengan cyber fisik dan
kolaborasi manufaktur.
Konsep
revolusi industri 4.0 sedang berusaha diwujudkan oleh seluruh negara-negara di
dunia termasuk Indonesia. Negara-negara tersebut mewujudkan konsep industri 4.0
dengan tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan daya saing di tiap negara
dalam menghadapi pasar global yang dinamis.
Menurut
Sawitri (2019), Revolusi industri 4.0 akan membawa banyak perubahan dengan
segala konsekuensinya, industri akan semakin kompak dan efisien. Namun ada pula
risiko yang mungkin muncul, misalnya berkurangnya Sumber Daya Manusia karena
digantikan oleh mesin atau robot.
Rumusan
Masalah
- Apa yang dimaksud dengan industri 4.0 ?
- Apa saja tantangan dan peluang dalam industri 4.0 ?
- Bagaimana strategi Indonesia dalam menghadapi industri 4.0 ?
- Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari industri 4.0 ?
Tujuan
- Untuk mengetahui maksud dari industri 4.0.
- Untuk mengetahui tantangan dan peluang dalam industri 4.0.
- Untuk mengetahui strategi Indonesia dalam menghadapi industri 4.0.
- Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari industri 4.0.
Pembahasan
Menurut
Sawitri (2019), defenisi mengenai Industri 4.0 beragam karena masih dalam tahap
penelitian dan pengembangan. Pengertian Revolusi Industri 4.0 adalah industri
yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam
teknologi manufaktur. Industri 4.0 yang sedang berkembang saat ini disebut juga
sebagai revolusi digital. Industri 4.0 dikatakan sebagai revolusi digital
dikarenakan saat ini dalam perkembangannya terjadi proliferasi didunia komputer
dan otomatisasi pencatatan di semua bidang.
Menurut
Satya (2018), industri 4.0 adalah sebuah istilah yang diciptakan pertama kali
di Jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital. Industri ini
merupakan suatu proses industri yang terhubung secara digital yang mencakup berbagai
jenis teknologi, mulai dari 3D printing
hingga robotik yang diyakini mampu meningkatkan produktivitas.
Menurut
Yahya (2018), industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi mengubah cara beraktifitas
manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari
pengalaman hidup sebelumnya. Manusia bahkan akan hidup dalam ketidakpastian (uncertainty) global, oleh karena itu manusia
harus memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan yang berubah sangat
cepat. Tiap negara harus merespon perubahan tersebut secara terintegrasi dan
komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
politik global, mulai dari sektor publik, swasta, akademisi, hingga masyarakat
sipil sehingga tantangan industri 4.0 dapat dikelola menjadi peluang.
Menurut
Alamsyah (2018), Industri 4.0 mengubah banyak hal, termasuk : meningkatnya
fleksibilitas produksi, kustomisasi massal, produktivitas, mutu produk,
keterlibatan pelanggan dalam proses desain, semakin mendekatnya lokasi produksi
ke pelanggan, dan model bisnis. Revolusi industri 4.0 yang berkembang saat ini
sangat memberikan banyak peluang. Namun, selain memberikan peluang, industri
4.0 juga memberikan sejumlah tantangan yang harus dihadapi.
Menurut Yahya (2018), Wolter
mengidentifikasi tantangan industri 4.0 sebagai berikut ;
- Masalah keamanan teknologi informasi;
- Keandalan dan stabilitas mesin produksi;
- Kurangnya keterampilan yang memadai;
- Keengganan untuk berubah oleh para pemangku kepentingan; dan
- Hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi otomatisasi
Apabila
melihat sisi peluang yang ada, revolusi industri 4.0 yang berkembang saat ini
sangat dimanfaatkan oleh negara-negara diseluruh dunia. Negara-negara maju menjadikan
industri 4.0 sebagai cara untuk memperoleh kembali daya saing infrastruktur.
Sedangkan, negara-negara berkembang memanfaatkan revolusi industri 4.0 sebagai
cara yang dapat membantu menyederhanakan rantai suplai produksi, yang dimana
sangat dibutuhkan untuk menyiasati biaya tenaga kerja yang semakin meningkat.
Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia yang juga turut memanfaatkan revolusi
industri 4.0 menerapkan beberapa strategi untuk mengatur langkahnya dalam
memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan yang ada.
Menurut
Satya (2018), Kementerian Perindustrian telah menetapkan empat langkah strategis
dalam menghadapi Industri 4.0. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan tersebut
adalah:
- Mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, terutama dalam menggunakan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri.
- Pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) agar mampu menembus pasar ekspor melalui program E-smart IKM.
- Pemanfaatan teknologi digital yang lebih optimal dalam perindustrian nasional seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality.
- Mendorong inovasi teknologi melalui pengembangan start up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis agar lebih banyak wirausaha berbasis teknologi di wilayah Indonesia.
Selain
memberikan peluang dan tantangan, revolusi industri 4.0 juga telah memberikan
dampak bagi kehidupan masyarakat global, termasuk Indonesia yang menjadi salah
satu negara yang memanfaatkan perkembangan revolusi industri 4.0. Terdapat
dampak positive maupun dampak negative yang ditimbulkan dari industri 4.0 ini. Dampak
positive yang diberikan yaitu adanya keuntungan-keuntungan yang dapat dinikmati dari
penerapan industri 4.0.
Menurut Sawitri (2019)
beberapa keuntungan tersebut, yaitu :
- Revolusi Industri 4.0 mempunyai potensi memberdayakan individu dan masyarakat, menciptakan peluang baru bagi ekonomi, sosial, maupun pengembangan diri pribadi.
- Mempermudah pekerjaan manusia terutama dalam kegiatan perindustrian.
- Data dan fasilitas produksi yang terhubung ke cloud computing juga menjamin keamanan data yang lebih baik, tertata dan ringkas.
- Kemungkinan terjadinya human error berkurang, karena komputer yang menjadi “kontrol” bisa menghasilkan pekerjaan yang konsisten.
- Selain itu, hasil untuk banyak bisnis bisa meningkatkan pendapatan, pangsa pasar, dan keuntungan.
- Besar kemungkinan sistem yang digunakan akan lebih canggih Semua dapat di kontrol dan dikendalikan secara realtime.
Sedangkan,
sebaliknya dampak negative yang diberikan yaitu adanya kerugian-kerugian yang
harus diterima yang disebabkan oleh adanya penerapan industri 4.0.
Menurut Sawitri (2019)
beberapa kerugian tersebut, yaitu :
- Kemungkinan berkurangnya kebutuhan tenaga manusia dalam proses industri, karena semua sudah dilakukan secara otomatis oleh mesin.
- Isu tentang keamanan data meningkat dengan mengintegrasikan sistem baru dan semakin banyaknya akses ke sistem itu.
- Isu Privasi , terkait informasi produksi dan kepemilikan.
- Memerlukan control ketat dari manusia saat proses produksi. Karena tidak ada dan tidak akan pernah ada kecerdasan AI yang mampu mengalahkan kecerdasan manusia
Kesimpulan
Revolusi
Industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan
teknologi cyber. Revolusi industri
4.0 disebut juga sebagai revolusi digital. Dalam perkembangannya industri 4.0
memberikan peluang sekaligus tantangan bagi masyarakat global, termasuk Indonesia.
Kementerian Perindustrian menetapkan empat strategi bagi Indonesia dalam
menghadapi industri 4.0. Dalam penerapannya industri 4.0 menimbulkan berbagai
macam dampak, baik dampak positive maupun negative. Dampak positive yang
diberikan berupa keuntungan-keuntungan yang dapat dimanfaatkan dalam penerapan
industri 4.0. Dan sebaliknya, dampak negative yang diberikan yakni berupa
kerugian-kerugian yang harus diterima dari adanya penerapan industri 4.0 dalam
kehidupan.
Daftar
Pustaka
Alamsyah, Reno. 2018. Analisis Dampak Industri 4.0 Terhadap Sistem
Pengawasan Ketenaganukliran Di Indonesia. Jurnal Forum Nuklir (Jfn) Volume
12, Nomor 2, November 2018. Jakarta : Pusat Pengkajian Sistem Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN), BAPETEN. Dalam https://core.ac.uk/download/pdf/298407354.pdf
(diakses pada 23 Oktober 2021)
Hidayat, Atep Afia.
2021. Industri Kimia di Masa
Depan. Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta
: Universitas Mercu Buana.
Sangaji, Niko. dkk.
2019. Pengaruh Revolusi Industri 4.0 Pada
Kewirausahaan Untuk Kemandirian Ekonomi. Solo : UNS. Dalam https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/11088/17%2C%20Niko%2C%20Vincent%20dan%20Tri%20Mulyaningsih_.pdf?sequence=1&isAllowed=y
(diakses pada 3 Oktober 2021)
Satya, Venti Eka. 2018.
Strategi Indonesia Menghadapi Industri
4.0. Jakarta Pusat : Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Dalam https://www.bikinpabrik.id/wp-content/uploads/2019/01/Info-Singkat-X-9-I-P3DI-Mei-2018-249.pdf
(diakses pada 23 Oktober 2021)
Sawitri, Dara. 2019. Revolusi Industri 4.0 : Big Data Menjawab
Tantangan Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah Maksitek ISSN. 2655-4399.
Dalam http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1599824&val=18023&title=REVOLUSI%20INDUSTRI%2040%20%20BIG%20DATA%20MENJAWAB%20TANTANGAN%20REVOLUSI%20INDUSTRI%2040
(diakses pada 23 Oktober 2021)
Yahya, Muhammad. 2018. Era Industri 4.0 : Tantangan dan Peluang Perkembangan Pendidikan Kejuruan Indonesia. Makassar : Universitas Negeri Makassar. Dalam https://core.ac.uk/download/pdf/154762984.pdf (diakses pada 23 Oktober 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.