.

Senin, 25 Oktober 2021

Era revolusi industri 4.0 di Indonesia

 Oleh: Widiastuti (@T22-Widiastuti)





ABSTRAK

Dunia saat ini memasuki Revolusi Industri 4.0 yang secara dramatis mengubah cara kerja industri. Revolusi industri 4.0 merupakan era digital ketika semua mesin terhubung melalui sistem internet atau cyber system. Indonesia berpeluang untuk mengimplementasikan Industri 4.0, namun perlu strategi yang tepat dalam implementasinya agar tidak menimbulkan beban sosial yang besar, khususnya di pasar tenaga kerja nasional. Terdapat lima industri yang menjadi fokus implementasi, yaitu: makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia.

Kata kunci: industri 4.0, revolusi industri, industri indonesia

 

ABSTRACT

The world is currently entering the Industrial Revolution 4.0 which is dramatically changing the way industry works. The industrial revolution 4.0 is a digital era when all machines are connected via the internet system or cyber system. Indonesia has the opportunity to implement Industry 4.0, but it needs the right strategy in its implementation so as not to cause a large social burden, especially in the national labor market. There are five industries that are the focus of implementation, namely: food and beverage, textile, automotive, electronics, and chemical.

Keyword: industry 4.0, industrial Revolution, indonesian industry

 

PENDAHULUAN

Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal. Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri. Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi revolusi industri yang berikutnya. Angka empat pada istilah Industri 4.0 merujuk pada revolusi yang ke empat. Industri 4.0 merupakan fenomena yang unik jika dibandingkan dengan tiga revolusi industri yang mendahuluinya. Industri 4.0 diumumkan secara apriori karena peristiwa nyatanya belum terjadi dan masih dalam bentuk gagasan (Prasetyo, 2018)

 

RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu industri 4.0?

2. Apa saja keuntungan dan tantangan Indonesia di era industri 4.0?

3. Bagaimana strategi Indonesia dalam menghadapi industri 4.0?

 

TUJUAN

1. Untuk memahami industri 4.0

2. Untuk mengetahui  keuntungan dan tantangan Indonesia di era industri 4.0

3. Mengetahui strategi indonesia dalam menghadapi industri 4.0

 

PEMBAHASAN

Menurut Syamsuar (2019), Secara umum, definisi revolusi industri adalah ketika kemajuan teknologi yang besar disertai dengan perubahan sosial ekonomi dan budaya yang signifikan. Terminologi Revolusi Industri 4.0 pertama kali dikenal di Jerman pada 2011. Pada Industri 4.0 ditandai dengan integrasi yang kuat terjadi antara dunia digital dengan produksi industri. Revolusi industri 4.0 merupakan era digital ketika semua mesin terhubung melalui sistem internet atau cyber system. Situasi membawa dampak perubahan besar di masyarakat. Revolusi industri telah mengubah cara kerja manusia dari tradisional menjadi digitalisasi (Hidayat, 2021).

Era Revolusi Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence), super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, dan inovasi. Perubahan tersebut terjadi dalam kecepatan eksponensial yang akan berdampak terhadap ekonomi, industri, pemerintahan, dan politik. Pada era ini semakin terlihat wujud dunia yang telah menjadi kampung global (Satya, 2018). Kehadiran Revolusi Industri 4.0 berupa peningkatan perkembangan teknologi sangat canggih yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), perdagangan digital (e-commerce), data raksasa, teknologi finansial, ekonomi berbagi, hingga penggunaan robot. (Abdullah, 2019)

Menurut Satya (2018), Industri ini merupakan suatu proses industri yang terhubung secara digital yang mencakup berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik yang diyakini mampu meningkatkan produktivitas. Sebelum ini telah terjadi tiga revolusi industri yang ditandai dengan:

1. Ditemukannya mesin uap dan kereta api tahun 1750-1930

2. Penemuan listrik, alat komunikasi, kimia, dan minyak tahun 1870-1900

3. Penemuan komputer, internet, dan telepon genggam tahun 1960-sekarang.

Menurut Suwardana (2018), Secara obyektif tidak dapat dipungkiri bahwa revolusi industri terkini menyimpan beragam keuntungan dan tantangan besar yang harus dihadapi bagi setiap entitas diri yang terlibat di dalamnya. Khususnya soal ekonomi bagi suatu bangsa dan negara. Salah satu keuntungan yang diperoleh adalah menemukan peluang baru namun juga diikuti oleh tantangan baru. Disisi lain, keadaan tersebut memunculkan kompetisi yang makin ketat baik antar sesama individu/ perusahaan dalam negeri maupun dengan perusahaan asing. Kompetisi ini justru semakin meningkatkan kualitas internal maupun eksternal setiap individu/perusahaan. Revolusi industri juga memunculkan ekonomi berbasis teknologi atau yang lebih dikenal dengan ekonomi digital. Pada era ini potensi Indonesia lebih besar kepada dunia.

Tantangan era revolusi industri 4.0 sangat besar. Era ini akan menghilangkan sebagian pekerjaan-pekerjaan yang masih dipakai saat ini sehubungan dengan terjadi perubahan proses bisnis menjadi jauh lebih efisien. Tetapi, seperti yang terjadi pada era revolusi industri sebelumnya, pekerjaan-pekerjaan jenis baru akan bermunculan menggantikan pekerjaan-pekerjaan lama dengan diberlakunya cara-cara kerja baru. Sehingga memunculkan peluang industri baru yang melayani konsumen lebih baik dengan menyediakan kecepatan pelayanan fleksibilitas produksi, dan ditemukannya metode menurunkan kegagalan produksi (Natasuwarna, 2019). Beberapa tantangan yang dihadapi pada era industri 4.0 yaitu masalah keamanan teknologi informasi, keandalan stabilitas mesin produksi, kurangnya keterampilan yang memadai, ketidakmampuan untuk berubah oleh pemangku kepentingan, dan hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi otomatisasi (Hamdan, 2018).

Transisi menuju IR 4.0 adalah sebuah keharusan bagi industri. Peralatan, produk, dan pabrik yang berbasis “smart” akan mentransformasikan perusahaan dalam menjalankan bisnis baik ke dalam maupun terhadap supplier dan konsumer. Digitalisasi operasi dan proses lain memungkinkan dijalankannya fungsi “predictive maintenance”. (Suharman, 2019)

Menyadari pesatnya perkembangan teknologi informasi dalam mendukung daya saing ekonomi negara, pemerintah Indonesia telah mengadopsi industri 4.0 dan akan membentuk Komite Industri Nasional untuk mempersiapkan implementasi revolusi industri 4.0. Ada lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan untuk memperkuat fundamental struktur industri Indonesia, yaitu industri makanan dan minuman, industri otomotif, industri elektronik, industri kimia, dan industri tekstil. Strategi tiap industri yang diharapkan tercapai di tahun 2030 tertuang dalam Making Indonesia 4.0 ( Saefuloh, 2018). Kelima industri ini merupakan tulang punggung perekonomian yang diharapkan akan mampu memberikan efek ungkit yang besar, meningkatkan daya saing, serta memberikan kontribusi nyata terhadap ekonomi Indonesia. Selain itu, Making Indonesia 4.0 memuat 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas sektoral untuk mempercepat perkembangan industri manufaktur (Satya,  2018).

Kementerian Perindustrian telah menetapkan empat langkah strategis dalam menghadapi Industri 4.0. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan tersebut adalah: Pertama, mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, terutama dalam menggunakan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri. Kedua, pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) agar mampu menembus pasar ekspor melalui program E-smart IKM. Ketiga, pemanfaatan teknologi digital yang lebih optimal dalam perindustrian nasional seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. Keempat, mendorong inovasi teknologi melalui pengembangan start up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis agar lebih banyak wirausaha berbasis teknologi di wilayah Indonesia. (Satya, 2018)

 

KESIMPULAN

Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784. Era Revolusi Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence), super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, dan inovasi. Secara obyektif tidak dapat dipungkiri bahwa revolusi industri terkini menyimpan beragam keuntungan dan tantangan besar yang harus dihadapi. Tetapi, Era ini akan menghilangkan sebagian pekerjaan-pekerjaan yang masih dipakai saat ini sehubungan dengan terjadi perubahan proses bisnis menjadi jauh lebih efisien.

 

DAFTAR PUSTAKA

Hamdan. 2018. INDUSTRI 4.0: PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI PADA KEWIRAUSAHAAN DEMI KEMANDIRIAN EKONOMI. JURNAL NUSAMBA VOL. 3 NO.2. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen/article/download/12142/999/&ved=2ahUKEwjlqs6bwuLzAhWalEsFHU32ApkQFnoECA4QAQ&usg=AOvVaw0cRQcD1v0zP6VoM1TDCLxH (Diakses pada 24 Oktober 2021)

Hidayat, Atep. 2021. Industri Kimia di Masa Depan. Jakarta: Universitas Mercu Buana

Natasuwarna, Amar P. 2019. TANTANGAN MENGHADAPI ERA REVOLUSI 4.0. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/289209-tantangan-menghadapi-era-revolusi-40-big-e5e9f0b3.pdf&ved=2ahUKEwi_pvPIwuLzAhWNA3IKHWd0Clw4ChAWegQIAxAB&usg=AOvVaw39w-YYAXwzb1D7SUJt-FwM (Diakses pada 23 Oktober 2021)

Prasetyo, Hoedi., dan Wahyudi Sutopo. 2017. INDUSTRI 4.0: TELAAH KLASIFIKASI ASPEK DAN ARAH PERKEMBANGAN RISET. Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.researchgate.net/publication/325199732_INDUSTRI_40_TELAAH_KLASIFIKASI_ASPEK_DAN_ARAH_PERKEMBANGAN_RISET&ved=2ahUKEwipq-Kk3eTzAhUZfSsKHf24CUEQFnoECBYQAQ&usg=AOvVaw1Xc6ZFVx0HEXu0VXbVAaGF (Diakses pada 25 Oktober 2021)

Saefuloh, Asep Ahmad. 2018. Industri 4.0: Tantangan dan Penerapannya bagi Indonesia. Pusat  Kajian Anggaran Badan DPR RI Vol. III, Edisi 9. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/buletin-apbn/public-file/buletin-apbn-public-57.pdf&ved=2ahUKEwi0geDRueTzAhUUgtgFHYU7AecQFnoECCkQAQ&usg=AOvVaw0_Z_6Aryhvg2XDdo3xck89 (Diakses pada 25 Oktober 2021)

Satya, Venti Eka. 2018. STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI INDUSTRI 4.0. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.bikinpabrik.id/wp-content/uploads/2019/01/Info-Singkat-X-9-I-P3DI-Mei-2018-249.pdf&ved=2ahUKEwjlqs6bwuLzAhWalEsFHU32ApkQFnoECEIQAQ&usg=AOvVaw3TF3-koIp55hrCxk_eaE6G (Diakses pada 23 Oktober 2021)

Suharma., dan Hari Wisnu Murti. 2019. KAJIAN INDUSTRI 4.0 UNTUK PENERAPANNYA DI INDONESIA. Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 03 No. 01. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.researchgate.net/publication/333484172_KAJIAN_INDUSTRI_40_UNTUK_PENERAPANNYA_DI_INDONESIA&ved=2ahUKEwi0geDRueTzAhUUgtgFHYU7AecQFnoECCcQAQ&usg=AOvVaw3Iv4Q9Eh2my4oFe01q3n1D (Diakses pada 23 Oktober 2021)

Suwardana, Hendra. 2018. Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental. Vol.1, No.2,Hal 109-118. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://core.ac.uk/download/pdf/235152255.pdf&ved=2ahUKEwjlqs6bwuLzAhWalEsFHU32ApkQFnoECBkQAQ&usg=AOvVaw1Aj69q0f1U69uYefHWEdF8 (Diakses pada 24 Oktober 2021)

Syamsuar. dan Reflianto. PENDIDIKAN DAN TANTANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 .Dalam  http://ejournal.unp.ac.id/index.php/e-tech/article/view/101343/100535 (Diakses pada 25 Oktober 2021)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.