Oleh: Widiastuti (@T22-Widiastuti)
ABSTRAK
Dunia saat ini memasuki Revolusi Industri 4.0 yang secara dramatis mengubah cara kerja industri. Revolusi industri 4.0 merupakan era
digital ketika semua mesin terhubung melalui sistem internet atau cyber system.
Indonesia berpeluang
untuk mengimplementasikan Industri 4.0,
namun perlu strategi yang tepat dalam
implementasinya agar tidak menimbulkan beban
sosial yang besar, khususnya di pasar tenaga kerja nasional. Terdapat lima industri yang menjadi
fokus implementasi, yaitu: makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik,
dan kimia.
Kata
kunci: industri 4.0, revolusi industri, industri indonesia
ABSTRACT
The world is currently
entering the Industrial Revolution 4.0 which is dramatically changing the way
industry works. The industrial revolution 4.0 is a digital era when all
machines are connected via the internet system or cyber system. Indonesia has
the opportunity to implement Industry 4.0, but it needs the right strategy in
its implementation so as not to cause a large social burden, especially in the
national labor market. There are five industries that are the focus of
implementation, namely: food and beverage, textile, automotive, electronics,
and chemical.
Keyword:
industry 4.0, industrial Revolution, indonesian
industry
PENDAHULUAN
Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke
empat. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 di mana
penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia.
Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi
yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal.
Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi
tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi
sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk
mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri.
Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi revolusi industri yang berikutnya.
Angka empat pada istilah Industri 4.0 merujuk pada revolusi yang ke empat.
Industri 4.0 merupakan fenomena yang unik jika dibandingkan dengan tiga
revolusi industri yang mendahuluinya. Industri 4.0 diumumkan secara apriori
karena peristiwa nyatanya belum terjadi dan masih dalam bentuk gagasan (Prasetyo,
2018)
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa itu industri 4.0?
2.
Apa saja keuntungan dan tantangan Indonesia di era industri 4.0?
3. Bagaimana
strategi Indonesia dalam menghadapi industri 4.0?
TUJUAN
1.
Untuk memahami industri 4.0
2.
Untuk mengetahui keuntungan dan
tantangan Indonesia di era industri 4.0
3. Mengetahui
strategi indonesia dalam menghadapi industri 4.0
PEMBAHASAN
Menurut Syamsuar (2019), Secara umum, definisi revolusi
industri adalah ketika kemajuan teknologi yang besar disertai dengan perubahan
sosial ekonomi dan budaya yang signifikan. Terminologi Revolusi Industri 4.0
pertama kali dikenal di Jerman pada 2011. Pada Industri 4.0 ditandai dengan
integrasi yang kuat terjadi antara dunia digital dengan produksi industri. Revolusi
industri 4.0 merupakan era digital ketika semua mesin terhubung melalui sistem
internet atau cyber system. Situasi membawa dampak perubahan besar di
masyarakat. Revolusi industri telah mengubah cara kerja manusia dari
tradisional menjadi digitalisasi (Hidayat, 2021).
Era Revolusi Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan
buatan (artificial intelligence), super komputer, rekayasa genetika, teknologi
nano, mobil otomatis, dan inovasi. Perubahan tersebut terjadi dalam kecepatan
eksponensial yang akan berdampak terhadap ekonomi, industri, pemerintahan, dan
politik. Pada era ini semakin terlihat wujud dunia yang telah menjadi kampung
global (Satya, 2018). Kehadiran Revolusi Industri 4.0 berupa peningkatan
perkembangan teknologi sangat canggih yang berpengaruh besar terhadap kehidupan
manusia seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), perdagangan
digital (e-commerce), data raksasa, teknologi finansial, ekonomi berbagi,
hingga penggunaan robot. (Abdullah, 2019)
Menurut Satya (2018), Industri ini merupakan suatu proses
industri yang terhubung secara digital yang mencakup berbagai jenis teknologi,
mulai dari 3D printing hingga robotik yang diyakini mampu meningkatkan
produktivitas. Sebelum ini telah terjadi tiga revolusi industri yang ditandai
dengan:
1.
Ditemukannya mesin uap dan kereta api tahun 1750-1930
2.
Penemuan listrik, alat komunikasi, kimia, dan minyak tahun 1870-1900
3.
Penemuan komputer, internet, dan telepon genggam tahun 1960-sekarang.
Menurut Suwardana (2018), Secara obyektif tidak dapat
dipungkiri bahwa revolusi industri terkini menyimpan beragam keuntungan dan
tantangan besar yang harus dihadapi bagi setiap entitas diri yang terlibat di
dalamnya. Khususnya soal ekonomi bagi suatu bangsa dan negara. Salah satu
keuntungan yang diperoleh adalah menemukan peluang baru namun juga diikuti oleh
tantangan baru. Disisi lain, keadaan tersebut memunculkan kompetisi yang makin
ketat baik antar sesama individu/ perusahaan dalam negeri maupun dengan
perusahaan asing. Kompetisi ini justru semakin meningkatkan kualitas internal
maupun eksternal setiap individu/perusahaan. Revolusi industri juga memunculkan
ekonomi berbasis teknologi atau yang lebih dikenal dengan ekonomi digital. Pada
era ini potensi Indonesia lebih besar kepada dunia.
Tantangan era revolusi industri 4.0 sangat besar. Era ini akan menghilangkan
sebagian pekerjaan-pekerjaan yang masih dipakai saat ini sehubungan dengan
terjadi perubahan proses bisnis menjadi jauh lebih efisien. Tetapi, seperti
yang terjadi pada era revolusi industri sebelumnya, pekerjaan-pekerjaan jenis
baru akan bermunculan menggantikan pekerjaan-pekerjaan lama dengan diberlakunya
cara-cara kerja baru. Sehingga memunculkan peluang industri baru yang melayani
konsumen lebih baik dengan menyediakan kecepatan
pelayanan fleksibilitas produksi, dan ditemukannya metode menurunkan kegagalan produksi
(Natasuwarna, 2019). Beberapa
tantangan yang dihadapi pada era industri 4.0 yaitu masalah keamanan teknologi
informasi, keandalan stabilitas mesin produksi, kurangnya keterampilan yang memadai,
ketidakmampuan untuk berubah oleh pemangku kepentingan, dan hilangnya banyak
pekerjaan karena berubah menjadi otomatisasi (Hamdan, 2018).
Transisi menuju IR 4.0 adalah sebuah keharusan bagi
industri. Peralatan, produk, dan pabrik yang berbasis “smart” akan
mentransformasikan perusahaan dalam menjalankan bisnis baik ke dalam maupun
terhadap supplier dan konsumer. Digitalisasi operasi dan proses lain
memungkinkan dijalankannya fungsi “predictive maintenance”. (Suharman, 2019)
Menyadari pesatnya perkembangan teknologi informasi dalam
mendukung daya saing ekonomi negara, pemerintah Indonesia telah mengadopsi
industri 4.0 dan akan membentuk Komite Industri Nasional untuk mempersiapkan
implementasi revolusi industri 4.0. Ada lima sektor manufaktur yang akan
menjadi percontohan untuk memperkuat fundamental struktur industri Indonesia,
yaitu industri makanan dan minuman, industri otomotif, industri elektronik,
industri kimia, dan industri tekstil. Strategi tiap industri yang diharapkan
tercapai di tahun 2030 tertuang dalam Making Indonesia 4.0 ( Saefuloh, 2018). Kelima industri ini merupakan tulang
punggung perekonomian yang diharapkan akan mampu memberikan efek ungkit yang
besar, meningkatkan daya saing, serta memberikan kontribusi nyata terhadap
ekonomi Indonesia. Selain itu, Making Indonesia 4.0 memuat 10 inisiatif
nasional yang bersifat lintas sektoral untuk mempercepat perkembangan industri
manufaktur (Satya, 2018).
Kementerian
Perindustrian telah menetapkan empat langkah strategis dalam menghadapi
Industri 4.0. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan tersebut adalah: Pertama,
mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya, terutama dalam menggunakan teknologi internet of things atau
mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri. Kedua,
pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi
industri kecil dan menengah (IKM) agar mampu menembus pasar ekspor melalui
program E-smart IKM. Ketiga, pemanfaatan teknologi digital yang lebih optimal
dalam perindustrian nasional seperti Big Data, Autonomous Robots,
Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. Keempat, mendorong inovasi
teknologi melalui pengembangan start up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis agar
lebih banyak wirausaha berbasis teknologi di wilayah Indonesia. (Satya, 2018)
KESIMPULAN
Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke
empat. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784. Era
Revolusi Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial
intelligence), super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil
otomatis, dan inovasi. Secara obyektif tidak dapat dipungkiri bahwa revolusi
industri terkini menyimpan beragam keuntungan dan tantangan besar yang harus
dihadapi. Tetapi, Era
ini akan menghilangkan sebagian pekerjaan-pekerjaan yang masih dipakai saat ini
sehubungan dengan terjadi perubahan proses bisnis menjadi jauh lebih efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamdan.
2018. INDUSTRI 4.0: PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI PADA KEWIRAUSAHAAN DEMI
KEMANDIRIAN EKONOMI. JURNAL NUSAMBA VOL. 3 NO.2. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/manajemen/article/download/12142/999/&ved=2ahUKEwjlqs6bwuLzAhWalEsFHU32ApkQFnoECA4QAQ&usg=AOvVaw0cRQcD1v0zP6VoM1TDCLxH
(Diakses pada 24 Oktober 2021)
Hidayat,
Atep. 2021. Industri Kimia di Masa Depan. Jakarta: Universitas Mercu Buana
Natasuwarna,
Amar P. 2019. TANTANGAN MENGHADAPI ERA REVOLUSI 4.0. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/289209-tantangan-menghadapi-era-revolusi-40-big-e5e9f0b3.pdf&ved=2ahUKEwi_pvPIwuLzAhWNA3IKHWd0Clw4ChAWegQIAxAB&usg=AOvVaw39w-YYAXwzb1D7SUJt-FwM
(Diakses pada 23 Oktober 2021)
Prasetyo,
Hoedi., dan Wahyudi Sutopo. 2017. INDUSTRI 4.0: TELAAH KLASIFIKASI ASPEK DAN
ARAH PERKEMBANGAN RISET. Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.researchgate.net/publication/325199732_INDUSTRI_40_TELAAH_KLASIFIKASI_ASPEK_DAN_ARAH_PERKEMBANGAN_RISET&ved=2ahUKEwipq-Kk3eTzAhUZfSsKHf24CUEQFnoECBYQAQ&usg=AOvVaw1Xc6ZFVx0HEXu0VXbVAaGF
(Diakses pada 25 Oktober 2021)
Saefuloh,
Asep Ahmad. 2018. Industri 4.0: Tantangan dan Penerapannya bagi Indonesia. Pusat
Kajian Anggaran Badan DPR RI Vol. III,
Edisi 9. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/buletin-apbn/public-file/buletin-apbn-public-57.pdf&ved=2ahUKEwi0geDRueTzAhUUgtgFHYU7AecQFnoECCkQAQ&usg=AOvVaw0_Z_6Aryhvg2XDdo3xck89
(Diakses pada 25 Oktober 2021)
Satya,
Venti Eka. 2018. STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI INDUSTRI 4.0. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.bikinpabrik.id/wp-content/uploads/2019/01/Info-Singkat-X-9-I-P3DI-Mei-2018-249.pdf&ved=2ahUKEwjlqs6bwuLzAhWalEsFHU32ApkQFnoECEIQAQ&usg=AOvVaw3TF3-koIp55hrCxk_eaE6G
(Diakses pada 23 Oktober 2021)
Suharma.,
dan Hari Wisnu Murti. 2019. KAJIAN INDUSTRI 4.0 UNTUK PENERAPANNYA DI
INDONESIA. Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 03 No. 01. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.researchgate.net/publication/333484172_KAJIAN_INDUSTRI_40_UNTUK_PENERAPANNYA_DI_INDONESIA&ved=2ahUKEwi0geDRueTzAhUUgtgFHYU7AecQFnoECCcQAQ&usg=AOvVaw3Iv4Q9Eh2my4oFe01q3n1D
(Diakses pada 23 Oktober 2021)
Suwardana,
Hendra. 2018. Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental. Vol.1,
No.2,Hal 109-118. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://core.ac.uk/download/pdf/235152255.pdf&ved=2ahUKEwjlqs6bwuLzAhWalEsFHU32ApkQFnoECBkQAQ&usg=AOvVaw1Aj69q0f1U69uYefHWEdF8
(Diakses pada 24 Oktober 2021)
Syamsuar.
dan Reflianto. PENDIDIKAN DAN TANTANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 .Dalam http://ejournal.unp.ac.id/index.php/e-tech/article/view/101343/100535
(Diakses pada 25 Oktober 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.