DEFINISI DARI IKATAN KIMIA
I. Abstrak
Ikatan ion terbentuk akibat adanya transfer
elektron di antara atom-atom yang berikatan. Transfer elektron ini menghasilkan
atom atom bermuatan listrik kemudian kedua ion tersebut mengadakan gaya tarik
membentuk ikatan. Sejatinya, transfer elektron dan pembentukan ikatan
berlangsung secara bersamaan tidak bertahap seperti hipotetis di atas. Tahap
pertama adalah pengeluaran elektron dari orbital 3s atom natrium, dan elektron
ini ditambahkan ke dalam kulit terluar atom fluorin. Elektron yang ditransfer dari satu atom ke
atom lain, menghasilkan generasi dari ion. Menurut Lewis, atom-atom bukan logam
dapat membentuk ikatan dengan atom-atom bukan logam dengan cara masing-masing
atom memberikan sumbangan elektron valensi untuk digunakan bersama membentuk
ikatan kovalen. Elektron-elektron dalam orbital molekul mengelilingi
kedua inti atom yang terikat pada jarak setimbang dan membentuk awan elektron. Menurut pendekatan OM molekul dianggap sekumpulan inti dan elektron, dan
antaraksi antarelektron-inti serta elektron-elektron dipertimbangkan. Kekuatan ikatan
menurut teori bergantung pada jumlah elektron yang menghuni kedua orbital
molekul, sedangkan menurut teori IV, kekuatan ikatan bergantung pada derajat orbital yang berikatan. Untuk
menyederhanakan masalah, logam dapat dipandang sebagai larik inti atom
bermuatan positif yang beraturan dikelilingi oleh lautan elektron dari kulit
valensi.
Kata kunci :
ikatan kimia, ion, elektron.
Abstract
Ionic bonds are formed due to
the transfer of electrons between the bonded atoms. This electron transfer
produces electrically charged atoms and then the two ions hold an attractive
force to form bonds. In fact, the transfer of electrons and the formation of
bonds take place simultaneously, not gradually as hypothesized above. The first
step is the removal of electrons from the 3s orbital of the sodium atom, and
these electrons are added to the outer shell of the fluorine atom. Electrons
are transferred from one atom to another, resulting in the generation of ions.
According to Lewis, nonmetal atoms can form bonds with nonmetal atoms by each
atom donating valence electrons to be used together to form covalent bonds. The
electrons in the molecular orbitals surround the two atomic nuclei which are
bonded at an equilibrium distance and form an electron cloud. According to the
OM approach, the molecule is considered to be a collection of nuclei and
electrons, and interactions between the electrons and the nucleus are
considered. The strength of the bond according to theory depends on the number
of electrons occupying the two molecular orbitals, whereas according to theory
IV, the strength of the bond depends on the degree of overlap of the bonding
orbitals. To simplify matters, a metal can be viewed as an ordered array of
positively charged atomic nuclei surrounded by a sea of electrons from the
valence shell.
Keywords: chemical bonds, ions,
electrons
II. Pendahuluan
Selain
gas mulia di alam unsur-unsur tidak
selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan
bergabung dengan atom unsur lain. Tahun
1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan
konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas
mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil.
Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.
Jika
atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan oktet.
Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai
elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang
diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu: 1. melepas atau menerima
elektron; 2. pemakaian bersama pasangan elektron
Kecuali helium yang memiliki 2 elektron (duplet), semua gas mulia
memiliki 8 elektron (oktet) pada kulit luarnya. Susunan yang demikian menurut
kossel dan lewis sangat stabil, sehingga atom atom gas mulia tidak menerima
elektron ataupun melepas elektron terluarnya. Hal inilah yang menyebabkan
mengapa gas mulia sangat stabil (Bambang2004).
III. Isi dan pembahasan
Ikatan ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya transfer elektron di antara atom-atom
yang berikatan. Transfer elektron ini menghasilkan atomatom bermuatan listrik
kemudian kedua ion tersebut mengadakan gaya tarik membentuk ikatan. Sejatinya,
transfer elektron dan pembentukan ikatan berlangsung secara bersamaan tidak
bertahap seperti hipotetis di atas. Tahap pertama adalah pengeluaran elektron
dari orbital 3s atom natrium, dan elektron ini ditambahkan ke dalam kulit
terluar atom fluorin.
Pengeluaran
elektron dari orbital 35 membutuhkan energi, dinamakan energi ionisasi pertama
atom natrium, besarnya 496 kJ/mol. Penambahan elektron pada kulit terluar atom
fluorin melepaskan energi sebesar afinitas elektron pertama dari fluorin,
besarnya -349 kJ/mol. Jumlah energi yang dibutuhkan dan energi yang dilepaskan
pada transfer elektron ini sebesar 147 kl/mol.
Gaya tarik antarmuatan ion yang berlawanan tidak berhenti sampai
terbentuk sepasang ikatan ion, tetapi akan berlangsung hingga terbentuk kristal
padat. Gaya tarik antara satu ion Na+ dengan enam ion Cl- di dalam kristal
menghasilkan ikatan yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan gaya tarik pada
sepasang ion Na+F-. Peningkatan kekuatan ikatan antara ion Na+ dan F- di dalam
kristal terjadi akibat adanya energi kisi. Energi kisi didefinisikan sebagai
jumlah energi yang dilepaskan ketika satu mol senyawa dibentuk dari ion-ionnya
dalam keadaan gas.
Na Na Pembentukan ion natrium dari atom natrium dalam keadaan gas.
Proses ini memerlukan energi yang disebut energi ionisasi pertama, El. Na Na
Disosiasi molekul klor menjadi atom klor dalam keadaan gas. Proses ini
memerlukan energi yang disebut energi disosiasi, D. 1/2Cl2 Cl Pembentukan ion
klor dari atom klor berupa gas.
Proses ini melepaskan energi yang disebut
energi kisi, U...
∆H reaksi = ∆H1 + ∆H2 + ∆H3 +∆H4 +∆H5
Ini menunjukkan bahwa tiap ion mengandung jumlah elektron yang sama, yakni K+ dan Cl- Jika senyawa ion bereaksi, maka ion-ion yang bereaksi tidak bergantung pada ion pasangannya. Ion positif dibentuk dengan cara melepaskan satu, dua, atau tiga elektron sesuai dengan banyaknya elektron valensi atau sesuai dengan nomor golongannya pada sistem periodik. Ion negatif dibentuk dengan cara menerima satu, dua, atau tiga elektron, seperti diperlihatkan pada Tabel diatas. Energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron pertama dari atom natrium sebesar 496 kI/mol , tetapi energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron kedua memerlukan sekitar sepuluh kali lebih besar dari energi ionisasi pertama .
Dalam hal ini, elektron yang dilepaskan berasal dari ion Na+ yang
mempunyai konfigurasi elektron seperti Neon. Demikian pula dengan atom-atom
logam lain, yakni elektron valensinva lebih mudah dikeluarkan, tetapi untuk
mengeluarkan elektron dari Mg atau Al memerlukan energi sangat besar.
Pengeluaran elektron dari satu atom dalam periode yang sama dari kiri ke kanan
memerlukan energi yang lebih tinggi. Konfigurasi elektron dari kation-kation
ini tidak isoelektronik dengan gas mulia, sebab secara energitika tidak mungkin
melepaskan delapan elektron dari atom netral.
Pembentukan kation dari unsur-unsur transisi umumnya dengan cara
melepaskan elektron pada orbital ns atau ditambah dengan melepaskan satu atau
lebih elektron yang berasal dari orbital d. Banyak senyawa-senyawa yang
dibentuk dari ion-ion logam transisi berwarna, sebab melibatkan transisi
elektron d, sedangkan senyawa yang berasal dari unsur golongan utama tidak
berwarna, sebab dalam ikatannya tidak melibatkan orbital d. Jika logam bereaksi
dengan bukan logam, elektron valensi dari logam ditransfer kepada atom bukan
logam membentuk senyawa ion. Pembentukan senyawa yang berasal dari bukan logam
tidak melalui transfer elektron, tetapi melalui penggunaan bersama pasangan
elektron membentuk ikatan kovalen .
Ikatan kovalen
Elektron yang ditransfer dari satu atom ke atom lain, menghasilkan
generasi dari ion. Menurut Lewis, atom-atom bukan logam dapat membentuk ikatan
dengan atom-atom bukan logam dengan cara masing-masing atom memberikan
sumbangan elektron valensi untuk digunakan bersama membentuk ikatan kovalen.
Ikatan kovalen terjadi akibat kecenderungan atom-atom bukan logam untuk
mencapai konfigurasi elektron gas mulia. Angka-angka tersebut sama dengan
jumlah elektron yang diperlukan untuk mencapai konfigurasi elektron yang
isoelektronik dengan gas mulia.
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan
bersama sepasang elektron . Perhatikan konfigurasi elektron atom H dan CI!.
1H = 1s1 dan 17 CI = [Ne] 3s2 3p5
Agar elektron valensi atom H sama dengan atom He , maka diperlukan satu
elektron. Pada atom klorin, selain pasangan elektron yang digunakan berikatan,
juga terdapat tiga pasang elektron bebas , yaitu pasangan elektron yang tidak
digunakan berikatan. Umumnya jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk oleh
atom sama dengan jumlah elektron yang tidak berpasangan menurut lambang
Lewisnya. Setiap ikatan dibentuk dari elektron valensi yang tidak berpasangan.
Pada umumnya jumlah ikatan yang dibentuk oleh suatu atom dalam golongan
IVA sampai VIIA sama dengan jumlah elektron yang tidak berpasangan, yaitu
delapan dikurangi nomor golongan.
Atom C akan stabil jika mengikat empat elektron membentuk konfigurasi
serupa dengan atom Ne. Empat elektron ini diperoleh secara patungan dengan
empat atom H, dimana masing-masing atom H memberikan sumbangan 1 elektron
valensinya. Pada CH4, setiap atom H memiliki 2 elektron valensi ,
dan atom C memiliki 8 elektron valensi Asam-asam okso adalah zat dengan atom O
terikat pada atom pusat, satu atau lebih atom H biasanya terikat langsung pada
atom O, misalnya H2SO4, HCIO3, HNO3.
Dalam ikatan kovalen terjadi penggunaan oersama pasangan elektron valensi untuk
mencapai konfigurasi elektron serupa gas mulia .
Berdasarkan gejala kimia, ternyata ada senyawa kovalen dimana sepasang
elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom.
Keterbatasan dari aturan oktet berikutnya adalah adanya molekul yang
memiliki atom pusat lebih dari delapan elektron valensi. Model rumus
titik-elektron Lewis tidak dapat menjelaskan sifat-sifat senyawa kovalen
seperti kekuatan ikatan, struktur molekul, sifat warna, dan lainnya. Dengan
berkembangnya teori atom berdasarkan mekanika kuantum, maka ikatan kimia dapat
juga dijelaskan menggunakan teori mekanika kuantum. Teori orbital molekul
berasumsi bahwa molekul sebagai kumpulan inti dan elektron yang berantaraksi,
sedangkan teori ikatan valensi berasumsi bahwa molekul sebagai satu kesatuan
atom-atom.
Teori Orbital Molekul
Elektron-elektron dalam orbital molekul mengelilingi kedua inti atom
yang terikat pada jarak setimbang dan membentuk awan elektron. Menurut teori
OM, semua elektron terlibat dalam pembentukan ikatan, sedangkan menurut Lewis
hanya elektron terluar yang berperan dalam pembentukan ikatan.
Teori Ikatan Valensi
Menurut pendekatan OM molekul dianggap sekumpulan inti dan elektron, dan
antaraksi antarelektron-inti serta elektron-elektron dipertimbangkan. Kekuatan
ikatan menurut teori (OM)bergantung pada jumlah elektron yang menghuni kedua
orbital molekul, sedangkan menurut teori IV, kekuatan ikatan bergantung pada
derajat tumpangsuh orbital yang berikatan. Terdapat beberapa teori yang
menerangkan ikatan pada logam, di antaranya adalah model elektron bebas , model
ikatan resonansi, dan model pita.
Model Pita Valensi
Untuk menyederhanakan masalah, logam dapat dipandang sebagai larik inti
atom bermuatan positif yang beraturan dikelilingi oleh lautan elektron dari
kulit valensi. Elektron-elektron ini bebas bergerak ke seluruh kristal logam.
IV. Kesimpulan dan penutup
Ikatan ion
Ikatan ion
terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-atom yang
berikatan. Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang
atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion
biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut
senyawa ionik.
Senyawa
ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam. Atom unsur
logam cenderung melepas elektron membentuk ion positif, dan atom unsur nonlogam
cenderung menangkap elektron membentuk ion negatif. Contoh: NaCI, MgO, CaF2
dan lain lain
Ikatan
kovalen
Ikatan
kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang
berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron
ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam
pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan
kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh:
H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2,
I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2, dan
lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa
kovalen.
Berdasarkan lambang titik lewis dapat dibuat struktur lewis atau rumus
lewis. Struktur lewis adalah penggambaran ikatan kovalen yang menggunakan
lambang titik lewis dimana PEI dinyatakan dengan satu garis atau sepasang titik
yang di letakkan diantara kedua atom dan PEB dinyatakan dengan titik titik pada
masing masing atom.
Ikatan kovalen koordinasi
Ikatan
kovalen koordinasi merupakan ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan
bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang berikatan
(Pasangan elektron bebas) PEB, Sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan
elektron yang digunakan bersama. Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan
ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panakh kecil yang arahnya dari atom
donor menuju akseptor pasangan elektron.
Pengecualian aturan oktet
a.
Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet
b.
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari
Be, B dan Al yaitu atom atom yang elektron valensinya kurang dari empat
Contoh: BeCI2, BCI3 dan AIBr3
c.
Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil
Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5+6+6) = 17
d.
Senyawa dengan oktet berkembang
Unsur unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa
yang melampaui aturan oktet/ lebih dari 8 elektron pada kulit terluar ( karena
kulit terluarnya M, N, dll dapat menampung 18 elektron atau lebih ).
Contoh : PCI5,SF6,CIF3,IF7
dan SbCI5.
Kegagalan
aturan oktet
·
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia
senyawa dari unsur tansisi maupun post transisi
Contoh : Atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawa lebih banyak
dengan tingkat oksidasi +2
·
Atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi
senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3
Penyimpangan dari aturan oktet dapat berupa :
®
Tidak mencapai oktet
®
Melampaui oktet ( oktet berkembang )
Ikatan logam
Ikatan
logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik menarik yang
terjadi antara muatan positif dari ion ion logam dengan mutan negatif dari
elektron elektron yang bebas bergerak. Atom atom logam dapat diibaratkan
seperti bola pingpong yang terjejal rapat satu sama lain. Atom logam mempunyai
sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk
ion positif, maka dari itu kulit terluar atom logam reatif longgar ( terdapat
banyak tempat kosong ) sehingga elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom
lain. Mobolitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron
valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron
valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah
pindah dari 1 atom ke atom lain.
Elektron
elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion
ion positif logam. Sifat sifat khas logam yaitu :
a.
Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat
adanya gaya tarik menarik yang cukup kuat antara elektron valensi ( dalam awan
elektron ) dengan ion positif logam.
b. Dapat ditempa ( tidak rapuh ), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan
menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom atom logam
hanya bergeser sedangkan ikatanya tidak terputus.
c. Pengantar/ konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang
dapat bergerak bebas dan berpindah pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya
aliran listrik merupakan aliran elektron.
V. Daftar pustaka
Drs. Sugiarto, Bambang. 2004. Ikatan kimia. Bagian proyek pengembangan kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional 2004. dalamhttps://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/32930244/ikatan_kimia-with-cover-page-v2.pdf?Expires=1633267181&Signature=S6A0r78YP0AcbnCPX~tz7bHu9jDLc2t0VcIYtSb9f-4AhKfPE8uHgSdtr4~ZTx9uoxTT~LgWX0M1wL6d9xRhHAI~AzeZ9DbLT-ELA5NexLftJBQSYYOnBSpTlRLopF4-dDUEwVNd6RFdS9gcvpNQGOwaaW8W1dHHhTYjj7WIO0H8Z86abBsF15VszQ1hC63QnFi4k4aOQJzEOa-cCHCQSez44rGHSmbU8Kq-EdX2ofW2gN6PPEfmxL-1OQk80UD1ZtHaUzjaCDKft6XjEgi4yNnlfVyJuf~~S96lmiu3e67MgCuN6C0FVpEiRFxqCmpqeMiEPPH1wiTpJchbAmj4ag__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA (di unduh 1 Oktober 2021)
Hidayat, Atep avia. 2021. Ikatan kimia. Modul perkuliahan kimia dan pengetahuan lingkungan industri. Universitas Mercu Buana (di unduh 30 September 2021)
Sulistyani ,M.Si. 2015. Ikatan kimia dan struktur molekul. dalam http://staffnew.uny.ac.id/upload/198001032009122001/pendidikan/4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pdf ( di unduh 1 Oktober 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.