Oleh: Muhamad Aldi
Setiadi (@T19-Aldi)
ABSTRAK
Atom merupakan bagian terkecil yang
tidak dapat di urai atau di bagi lagi, John Dalton mengilustrasikan atom
sebagai bola pejal yang sangat kecil yang bersifat identik sehingga setiap
unsur memiliki atom yang berbeda juga. Atom terdiri atas Proton, Elektron, dan Neutron, dimana proton merupakan
atom yang bermuatan positif (+), elektron atom yang
bermuatan negatif (-), dan Neutron atom yang tidak bermuatan atau
bersifat netral.
Suatu unsur dikelompokkan berdasarkan persamaan atau kemiripan sifat. Dahulu,
para ilmuwan mengelompokkan unsur-unsur menjadi kelompok logam dan non logam. Kemudian
sistem pengelompokkan tersebut terus berkembang hingga sistem periodik modern. Sistem
periodik unsur ini memiliki sifat-sifat yang dapat diketahui, yaitu jari-jari
atom, energi ionisasi (EI), afinitas elektron, keelektronegatifan, titik leleh dan
titik didih.
Kata kunci: atom, sistem, periodik, unsur, sifat
ABSTRACT
Atom is the smallest
part that can’t be decomposed or divided again, John Dalton illustrates the atom as a
very small solid ball that is identical so that each element has a different
atom as well. Atoms consist of protons, electrons, and neutrons, where protons
are atoms that have a positive charge (+), electrons have a negative charge
(-), and neutrons are atoms that have no charge or are neutral.
An element is grouped based on similarities or similarities in properties. In the past, scientists grouped the elements into metallic and nonmetallic groups. Then the grouping system continues to grow until the modern periodic system. The periodic system of this element has known properties, namely atomic radius, ionization energy (EI), electron affinity, electronegativity, melting point and boiling point.
Keywords: atom, system, periodic, elements, properties
PENDAHULUAN
Pada abad kelima SM,
filsuf Yunani Democritus mengungkapkan
keyakinannya bahwa semua materi terdiri atas partikel yang sangat kecil dan
tidak dapat dibagi lagi, yang ia namakan atomos (berarti tidak dapat
dibelah atau dibagi). Walaupun gagasan Democritus tidak dapat diterima oleh
kebanyakan rekan-rekannya (khususnya Plato dan Aristoteles), ternyata gagasan
ini tetap bertahan. Bukti percobaan yang diperoleh dari penyelidikan ilmiah
pada waktu itu mendukung konsep “atomisme” ini dan secara bertahap menghasilkan definisi modern tentang
unsur dan senyawa. (Chang, 2010)
Chang (2010) menyatakan
pada tahun 1808, seorang ilmuwan Inggris
yang juga seorang guru, John Dalton, merumuskan definis yang presisi tentang
blok penyusun materi yang tidak dapat dibagai lagi yang kita sebut atom.
Hasil penelitian Dalton
menandai awal era modern dalam bidang kimia. Salah satu hipotesis tentang sifat
materi yang merupakan landasan teori atom Dalton adalah “Unsur terdiri atas
partikel yang sangat kecil, yang disebut atom. Semua atom unsur tertentu adalah
identik, yaitu mempunyai ukuran, massa, dan sifat kimia yang sama. Atom satu
unsur tertentu berbeda dari atom semua unsur yang lain.” (Chang, 2010)
Menurut Chang (2010),
konsep atom Dalton jauh lebih rinci dan spesifik dibandingkan konsep
Democritus. Hipotesisi Dalton menyatakan bahwa atom dari unsur yang satu
berbeda dari semua unsur yang lain. Dalton tidak mencoba untuk menggambarkan
struktur atau susunan atom-atom dia tidak mempunyai gambaran seperti apa
sebenarnya atom itu. Tetapi dia menyadari bahwa perbedaan sifat yang ditunjukkan
oleh unsur-unsur seperti hidrogen dan oskigen dapat dijelaskan dengan
mengasumsikan bahwa atom-atom hidrogen tidak sama dengan atom-atom oksigen.
Lebih dari setengah elemen yang
dikenal saat ini yang ditemukan pada tahun 1800 dan 1900. Selama periode ini, ahli kimia mencatat
bahwa banyak elemen menunjukkan kesamaan yang kuat satu sama lain. Pengakuan keteraturan periodik dalam
perilaku fisik dan kimia dan memutuskan untuk mengatur jumlah besar informasi
yang tersedia tentang struktur dan sifat zat unsur yang menyebabkan perkembangan dari tabel periodik. Bagan di mana unsur-unsur yang memiliki
sifat kimia dan fisik yang sama dikelompokkan bersama-sama. Unsur-unsur dapat dibagi menjadi 3
kategori,
yaitu logam,
nonlogam dan metaloid. Logam adalah penghantar panas dan listrik yang baik, sedangkan nonlogam adalah biasanya
merupakan penghantar panas dan listrik yang tidak baik. Sebuah metaloid memiliki sifat-sifat yang
menjadi perantara antara logam dan non logam (Chang, 2010).
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang menjadi partikel dasar penyusun atom?
2.
Bagaimana perkembangan teori atom menurut para
ahli?
3.
Bagaimana notasi susunan atom?
4.
Bagaimana perkembangan sistem periodik unsur?
5.
Bagaimana sifat-sifat keperiodikan unsur?
TUJUAN
Artikel ini ditujukan kepada para pembaca, khususnya
siswa, mahasiswa yang berada di tingkat sekolah atau universitas. Ditulisnya
artikel ini, agar para pembaca dapat mengetahui partikel dasar penyusun atom,
perkembangan teori atom, dan notasi susunan atom. Selain itu, artikel ini juga
membahas tentang sistem keperiodikan unsur. Dengan adanya bahasan ini, pembaca
dapat memahami perkembangan sistem periodik unsur serta mengenal sifat-sifat
keperiodikan unsur.
PEMBAHASAN
Pengetahuan ilmuwan tentang atom bukan berdasarkan
pengamatan langsung terhadap atom, sebab atom terlalu kecil untuk dapat diamati
dan diukur secara langsung. Diameter atom diyakini sekira 30 sampai 150 pm.
Dengan alat pembesar apapun atom belum dapat diamati, tetapi gejala yang
ditimbulkan oleh atom itu yang dapat diukur, seperti jejak atom, nyala,
difraksi, dan yang lainnya. Teori-teori atom yang ada sekarang hanya berupa
model yang dibangun oleh para Ilmuwan sebagai kesimpulan dari hasil kajian teoritik
dan gejala empirik dengan berbagai pendekatan dan metode ilmiah. Itulah
sebabnya terdapat beberapa model atom yang telah dikembangkan dan
dipublikasikan menurut temuan-temuan yang secara sinergis saling mendukung atau
menolak usulan model atom sebelumnya. Sampai saat ini, teori atom yang paling
mutakhir adalah berdasarkan teori mekanika kuantum dengan berbagai asumsi dan
teorema (Sunarya, 2010).
Ketepatan
partikel dasar atom apapun tergantung pada batas, aproksimasi, atau kondisi
lain yang mungkin terlibat atau tidak. misalnya, apakah ada interaksi dan
apakah energi yang seolah-olah terkait dapat dilokalisasi (pembatasan)
(Jaeger, 2020).
Hidayat (2018) menyatakan atom dibangun oleh partikel-partikel subatom, yaitu
elektron, proton, dan neutron. Proton dan neutron berada dalam inti atom,
sedangkan elektron berada dalam ruang kebolehjadian di sekeliling inti atom.
Ketiga macam partikel subatom ini tergolong partikel dasar penyusun atom, sebab
atom-atom unsur dibentuk dari partikel-partikel tersebut. Massa dan muatan masing-masing partikel
subatom ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Massa
proton dan neutron hampir sama, sedangkan massa elektron jauh lebih kecil.
Muatan elektron dan proton sama tetapi berbeda tanda, sedangkan neutron tidak
bermuatan. Dalam menyatakan massa subatom, massa proton dan massa neutron
dikukuhkan sama dengan satu, sedangkan massa elektron 1/1836 kali massa proton. Untuk menyatakan muatan partikel subatom,
muatan proton dikukuhkan sama dengan positif satu, sedangkan muatan elektron
sama dengan proton tetapi berlawanan tanda, yaitu negatif satu. Neutron
merupakan partikel subatom yang tidak bermuatan, massanya lebih besar sedikit
dari massa proton (Hidayat, 2018).
Bakri (2008) menyatakan
perkembangan teori atom, sebagai berikut:
a.
Model Atom Dalton (1803)
Teori atom pertama kali ditemukan oleh John Dalton
pada tahun 1803. Dalton menyatakan hal-hal sebagai berikut:
Ø Atom merupakan partikel
terkecil yang tidak dapat dibagi lagi
Ø Atom dari suatu unsur
adalah identik (memiliki sifat yang sama)
Ø Atom suatu unsur tidak
dapat diubah menjadi atom unsur lain
Ø Atom-atom dari beberapa
unsur dapat bergabung membentuk senyawa melalui reaksi kimia dengan
perbandingan tertentu dan tetap
b.
Model Atom J.J. Thomson (1897)
Dalam teorinya J.J. Thomson menyatakan:
Ø Atom merupakan bola
padat bermuatan positif dengan elektron tersebar dipermukaannya sehingga teori
ini juga banyak dikenal sebagai teori roti kismis
Ø Secara keseluruhan atom
bersifat netral
c.
Model Atom Rutherford (1910)
Rutherford menyatakan bahwa:
Ø Atom terdiri dari inti
yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif
Ø Massa atom terpusat pada
inti
Ø Sebagain besar volume
atom adalah ruang hampa
Ø Atom bersifat netral
(jumlah proton = jumlah elektron)
d.
Model Atom Niels Bohr (1913)
Ø Elektron bergerak
mengitari inti pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit
Ø Dalam keadaan stasioner,
elektron tidak menyerap ataupun memancarkan energi
Ø Elektron dapat berpindah
ke lintasan yang lebih luar dengan cara menyerap energi dan sebaliknya
Menurut
hukum fisika klasik, energi sistem mekanik memiliki nilai sembarang dan dapat
diubah secara sembarang pula, tetapi berdasarkan prinsip mekanika kuantum,
suatu sistem mekanik hanya memiliki seperangkat nilai energi tertentu yang
khas. Ini berarti, energi hanya dapat berubah dengan satu satuan jumlah
tertentu, dinamakan lompatan kuantum. Dengan kata lain, sistem hanya dapat
memperoleh atau melepaskan energi dengan satu, dua, atau tiga kuanta dan
seterusnya, tidak berupa bilangan sembarang. Berdasarkan hal itu, perubahan energi
sistem mekanik dapat ditulis sebagai: ∆E = n h v, dengan n = 1, 2, 3, . . .n, dinamakan bilangan kuantum (Sunarya, 2010).
Teori Quantum diperkenalkan pada awal 20-an
abad oleh Max Planck, Albert Einstein, Schrodinger, Heisenberg, dkk. Kami
menjelaskan konsep model atom Thomson, model atom Bohr, sifat gelombang
partikel materi, efek fotolistrik, Quantum pengertian cahaya, sifat kuantum
partikel ini adalah model tangguh untuk diekspresikan, dan Planck's postulat
radiasi benda hitam pada tahun 1901 adalah salah satu dari baik, dan bahkan.
Penelitian ini juga mengarahkan Albert Einstein untuk postulasi bahwa kuanta
cahaya relatif paket energi, tetapi mengakui momentum dengan sangat tepat jalur
— kuanta cahaya adalah, dari urutan, partikel, foton dinamai secara berurutan
melalui ahli kimia Gilbert Lewis (Mbagwu, dkk. 2020).
Teori kuantum lahir dari Max Planck tahun
1900, di mana ia memperoleh bentuk yang benar dari spektrum benda hitam yang
sekarang menyandang namanya, menghilangkan bencana ultraviolet dengan harga
memperkenalkan 'asumsi aneh' (sekarang disebut teori Planck atau hipotesis kuantum) bahwa energi hanya
dipancarkan dalam potongan terbatas tertentu, atau 'kuanta'. Pada tahun 1905,
Albert Einstein mengambil ide berani ini selangkah lebih maju. Dengan asumsi
bahwa radiasi hanya bisa mengangkut energi dalam potongan seperti itu, 'foton',
ia mampu menjelaskan apa yang disebut efek fotolistrik. Pada tahun 1913, Niels
Bohr membuat terobosan baru dengan mendalilkan bahwa jumlah momentum sudut
dalam atom terkuantisasi, sehingga elektron terbatas pada set orbit diskrit,
masing-masing dengan energi yang pasti. Jika elektron melompat dari satu orbit
ke orbit yang lebih rendah, perbedaan energi dikirim dalam bentuk foton. Jika
elektron berada di orbit terdalam yang diizinkan, tidak ada orbit dengan energi
yang lebih sedikit untuk melompat, sehingga atom stabil. Selain itu, teori Bohr
berhasil menjelaskan banyak garis spektral yang telah diukur untuk hidrogen (Ivancevic, 2010).
Semua inti atom terdiri
atas proton dan neutron. Kedua partikel penyusun inti ini disebut nukleon.
Atom-atom suatu unsur mempunyai jumlah proton yang berbeda dengan atom unsur
lain. Karena hanya proton yang merupakan partikel bermuatan di dalam inti, maka
jumlah proton juga menyatakan muatan inti (Bakri, 2008).
Bakri (2008) menyatakan
bahwa notasi susunan atom terdiri dari nomor atom dan nomor massa. Nomor atom
merupakan jumlah proton dalam suatu atom. Jumlah proton khas bagi setiap unsur.
Nomor atom unsur-unsur dapat dilihat pada tabel sistem periodik. Karena atom
bersifat netral, maka jumlah elektron sama dengan jumlah proton.
Menurut Bakri (2008) nomor
massa elektron sangat kecil, sehingga massa sebuah atom hanya ditentukan oleh
massa proton dan neutronnya, sedangkan massa elektron diabaikan. Jumlah neutron
dalam suatu atom disebut nomor massa. Jumlah proton, neutron, dan elektron
dalam suatu atom dinyatakan dengan notasi sebagai berikut:
Sumber: erapee.com
Berbagai
upaya dilakukan untuk mengklasifikasikan unsur menggunakan aturan atau hukum
triad dan oktaf, serta dengan cara valensi dan berat atom unsur. Banyak upaya
lain dilakukan untuk mensistematisasikan unsur-unsur kimia, tetapi hanya ahli
kimia Rusia Dmitry Mendeleev yang berhasil merumuskan hukum periodik unsur dan
menyusun tabel unsur dengan sifat kimia yang berulang secara berkala tergantung
pada berat atom, dan seiring berjalannya waktu terbentuklah Sistem Periodik
Unsur (Loelovich, 2019).
Unsur-unsur
kimia terkait satu sama lain dalam suatu sistem, sistem periodik unsur (PSE),
menggunakan urutan (yaitu berat atom, nomor atom) dan kesamaan kimia (yaitu
pembentukan senyawa serupa). Secara historis keteraturan dan persamaan
diturunkan dari senyawa kimia yang tersedia (yang sekarang kita sebut ruang
senyawa kimia), awalnya dengan mencari bobot bersama terkecil dari suatu unsur
dan kesamaan komposisi, masing-masing (Vogt, 2021).
Menurut Bakri
(2008), pada tahun 1869 Dmitri Ivanovich Mendeleev dari Rusia dan
Julius Lothar Meyer dari
Jerman secara terpisah berhasil menyusun tabel sistem periodik yang serupa pada
waktu yang hampir bersamaan. Tetapi karena Mendeleev yang pertama kali mengemukakan
tabel sistem periodik, ia dianggap sebagai penemu tabel periodik yang sering
disebut sebagai sistem periodik unsur pendek. Oleh Mendeleev, unsur-unsur yang
mempunyai sifat serupa ditempatkan pada satu lajur tegak yang disebut golongan.
Penggolongan ini
lebih mengutamakan kesamaan sifat-sifat unsur daripada kenaikan massa atom
relatifnya. sehingga terdapat ruang-ruang yang kosong dalam tabel periodik yang
terbentuk, dimana oleh Mendeleev akan diisi dengan unsur-unsur yang belum
ditemukan.
Sistem periodik unsur bentuk panjang atau modern diungkapkan oleh Moseley pada tahun 1914. Sistem periodik unsur modern adalah sistem periodik yang kita kenal dan merupakan penyempurnaan dari sistem periodik Mendeleev. Unsur-unsur pada sistem ini disusun menurut kenaikan nomor atom, dalam sistem periodik ini terdapat lajur mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan (Bakri, 2008).
Bakri (2008) menyatakan dengan mengetahui letak periode
dan golongan suatu unsur dalam tabel periodik, kita dapat mengetahui
sifat-sifat unsur tersebut. Nomor atom menentukan jumlah elektron dan jumlah
elektron menentukan konfigurasi elektron yang menentukan periode dan golongan
unsur. Periode dan golongan unsur menentukan sifat-sifat unsur. Adapun sifat-sifat
yang dimiliki oleh sistem keperiodikan unsur adalah jari-jari
atom, energi ionisasi (EI), afinitas elektron, keelektronegatifan, titik leleh dan
titik didih.
KESIMPULAN DAN SARAN
Teori atom telah
berkembang sejak beberapa abad sebelum masehi. Teori ini menjadi pertanyaan
besar di kalangan para ahli filsafat Yunani. Demokritus menyatakan suatu materi
bersifat diskontinu, artinya jika suatu materi dibelah secara terus menerus, akan diperoleh materi
terkecil yang tidak dapat dibelah lagi. Generasi penerusnya seperti Aristoteles
tidak meneruskan pemikiran ini, karena menurutnya materi bersifat kontinu. Perbedaan
pendapat ini terus berkembang sehingga muncul teori atom Dalton yang memulai
berpijak pada penemuan secara eksperimen. Struktur atom menggambarkan partikel-partikel
dasar penyusunnya yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron.
Sistem periodik unsur adalah
susunan unsur-unsur berdasarkan nomor atom dan kemiripan sifat-sifatnya. Dengan tabel
periodik unsur, kita dapat mengetahui nomor atom, konfigurasi elektron, dan sifat dari setiap unsur. Unsur-unsur dalam sistem periodik unsur
kimia terdiri dari dua kelompok, yakni golongan (lajur vertikal), dan periode
(lajur horizontal).
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, Mustafal. 2008. SPM Kimia untuk SMA/MA. Jakarta: Erlangga (Diakses pada 26 September
2021).
Chang, Raymond. 2010. Chemistry.
— 10th ed. New York: McGraw-Hill. Dalam https://drive.google.com/file/d/1fSUougmFz7xGA_miClFHyR6QyIPeGCxx/view?usp=sharing
(Diakses pada 26 September 2021).
Hidayat, Atep Afia. 2018. Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur. Dalam Modul 4 Kimia dan Pengetahuan
Lingkungan Industri. Jakarta: Universitas Mercu Buana. (Diakses
pada 26 September 2021).
Ivancevic, V. G., & Ivancevic, T. T.
2010. Quantum Neural Computation, Springer Internasional Publishing.
151–217. Dalam https://sci-hub.se/10.1007/978-90-481-3350-5_3
(Diakses pada 26
September 2021).
Jaeger, G. (2020). Localizability and elementary particles. Journal of Physics: Conference
Series, 31(6). 1-7. Dalam https://sci-hub.se/10.1088/1742-6596/1638/1/012010
(Diakses pada 26
September 2021).
JP.C. Mbagwu, B.I. Madububa , J.I. Onwuemeka.
2020. Basics of Quantum Theory. Physics
and Applied Sciences, 8(3). 28-35. Dalam https://isroset.org/pub_paper/IJSRPAS/6-IJSRPAS-03857.pdf (Diakses pada 26 September 2021).
Loelovich, M. 2019. Periodic System Of Chemical Elements And Its Paradoxes. “Scientific
Israel ‒ Technological Advantages”, 21(5,6). 24-30. Dalam https://www.researchgate.net/publication/338528376_Periodic_System_of_Chemical_Elements_and_its_Paradoxes (Diakses pada 26 September 2021).
Vogt, T, 2021. The value of vague ideas in the development of the periodic system of
chemical elements. Springer Internasional Publishing.185-210. Dalam https://sci-hub.se/10.1007/s11229-021-03260-y
(Diakses pada 26
September 2021).
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1 – Berdasarkan
Prinsip-Prinsip Kimia Terkini. Yrama Widya. Bandung (Diakses pada 26 September
2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.