Laman

Kamis, 08 Oktober 2020

UPAYA MENGATASI MASALAH GLOBAL (GLOBAL WARMING )

 

 

UPAYA MENGATASI MASALAH GLOBAL (GLOBAL WARMING )



 Disusun oleh: Laykha Fitriani Az Zahra

Kode Peserta: @R16-Laykha

Abstrak

Pemanasan global atau global warming sudah menjadi isu global, karena tidak hanya dialami atau menimpa bangsa Indonesia saja, melainkan hampir seluruh warga bumi. Masalah pemanasan global (global warming) mulai diangkat ke permukaan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio, Brazil tahun 1992. Sebelum  diselenggarakan KTT tersebut, persoalan seputar pemanasan global (global warming) seakan disepelekan, dan dianggap sebagai hal yang biasa terjadi dalam setiap kehidupan atau interaksi antar manusia. Akan tetapi dengan berbagai penelitian atau riset dan ditandai dengan beragam tanda-tanda dan dampak, pemanasan global (global warming) semakin mendapatkan perhatian secara internasional. KTT terakhir tentang bumi yang diselenggarakan di kota Kyoto Jepang tahun 1997, semakin mematenkan dunia bahwa pemanasan global (global warming) merupakan musuh utama umat manusia yang mendiami bumi, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasi secara menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan.Dalam artikel ini dibahas tentang pengertian pemanasan global, penyebab, dan dampak yang ditimbulkannya serta upaya mengatasinya

 

Keywords: pemanasan global (global warming), upaya mengatasi, penyebab permasalahan global

 

PENDAHULUAN

    Pemanasan global (global warming) merupakan isu global, karena tidak hanya dialami atau menimpa bangsa Indonesia saja, melainkan  hampir  seluruh  warga  bumi  merasakan dampak yang ditimbulkannya. Pemanasan global (global warming)  merupakan  proses diserapnya panas matahari oleh lapisan atmosfer bumi yang sangat tipis, untuk kemudian dipantulkan kembali ke luar angkasa dalam bentuk sinar infra merah. Terjebaknya radiasi sinar infra merah kedalam atmosfer bumi yang tipis tersebut menjadikan atmosfer semakin panas. Pemanasan global (global warming) dapat diartikan juga sebagai peningkatan rata-rata temperatur udara dan air di dekat permukaan tanah di planet bumi dalam tahun-tahun terakhir ini dan diperkirakan akan terus berlangsung atau berkelanjutan.

    Secara terminologi, pemanasan global (global warming) adalah suatu contoh spesifik dari istilah perubahan iklim yang lebih luas. Dapat juga mengacu pada pendinginan  global. Dalam penggunaan umum, istilah ini mendasarkan pada pemanasan umum dan mengimplikasikan pengaruh manusia. UNFCCC yang merupakan Forum Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim PBB, menggunakan istilah perubahan iklim untuk perubahan yang disebabkan oleh manusia dan tingkat perubahan iklim, untuk perubahan-perubahan lainnya.

    Meningkatnya pemanasan global (global warming) sangat memprihatinkan masa depan bumi. Angka kenaikan tersebut memang tampak sedikit jika hanya dilihat sekilas. Namun, pemanasan global bukanlah fenomena sepele. Pemanasan bumi mengakibatkan begitu banyak bencana ekstrem yang menelan banyak korban. Bukan hanya itu saja. Bagi manusia, pemanasan global dapat menyebabkan risiko kejadian alergi, asma, dan wabah penyakit menular menjadi lebih umum akibat meningkatnya polusi udara, peningkatan curah hujan, serta penyebaran kuman penyakit yang dibawa serangga atau nyamuk seperti demam berdarah (DBD). Jika hal tersebut tidak segera diatasi, akibatnya bisa sangat fatal: lapisan es di kutub akan mencair dan permukaan air laut akan naik. Gelombang panaspun akan mengacaukan iklim dan menimbulkan badai dahsyat serta akan memporakporandakan bangunan di berbagai kota.

    Permasalahan pemanasan global (global warming) mulai diangkat ke permukaan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio, Brazil pada tahun 1992, dan sampai saat ini terus menjadi perhatian utama dunia (Kodra, 2004:21). Meskipun  KTT Rio de Janerio telah diperbarui dengan Protokol Kyoto pada tahun 1997, namun sayangnya di antara negara- negara yang punya perhatian besar pada pemanasan global (global warming) sampai kini belum melakukan tindakan bersama secara berarti. Bahkan di antara mereka saling mempersalahkan. Di satu sisi, negara- negara yang sedang berkembang menyalahkan negara maju sebagai biang keladi atau penyebab terjadinya pemanasan global melalui pembuangan gas emisi karbondioksida yang berasal dari pabrik dan kendaraan.

    Sementara negara-negara maju dengan Amerika Serikat sebagai promotornya, tidak kalah sengitnya menuding negara-negara sedang berkembang yang tidak  memperhatikan lingkungan dan merusak hutan. Hutan yang dijuluki paru-paru dunia ditebang semena- mena untuk tujuan ekonomi sesaat. Pada sisi lain, negara industri secara khusus mempersoalkan penggunaan teknologi yang masih konvensional, pembangunan yang menggebu- gebu dan banyaknya kendaraan bermotor dengan sistem pembakarannya kadaluarsa dan rusak menyebabkan emisi gas karbondioksida di  negara-negara  berkembang  sangat  besar. Sebaliknya, teknologi yang canggih, hemat energi dan pemantauan polusi yang baik, menjadikan emisi karbondioksida akan menjadi sedikit dan bisa diawasi/dipantau, dengan begitu jumawanya diklaim sebagai bagian dari negara maju.

 

 

PERMASALAHAN

 

A.     Dampak Pemanasan Global

Pemanasan  global  telah  memicu  terjadinya  sejumlah  konsekuensi  yang merugikan  baik  terhadap  lingkungan  maupun  setiap  aspek  kehidupan  manusia. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1.      Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara  global, hal ini dapat mengakibatkan sejumlah pulau-pulau kecil tenggelam. Kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir terancam. Permukiman penduduk dilanda banjir rob akibat air pasang yang tinggi, dan  ini  berakibat  kerusakan  fasilitas  sosial  dan  ekonomi.  Jika  ini  terjadi  terus menerus maka akibatnya dapat mengancam sendi kehidupan masyarakat.

2.      Meningkatnya intensitas  fenomena  cuaca  yang  ekstrim.  Perubahan  iklim menyebabkan  musim  sulit  diprediksi. Petani  tidak  dapat  memprediksi  perkiraan musim tanam akibat musim yang juga tidak menentu. Akibat musim tanam yang sulit diprediksi  dan  musim penghujan yang tidak menentu maka musim  produksi panen juga  demikian. Hal ini berdampak pada masalah penyediaan pangan bagi penduduk,  kelaparan,  lapangan  kerja  bahkan  menimbulkan  kriminal  akibat tekanan tuntutan hidup.

3.   Punahnya berbagai jenis fauna. Flora dan fauna memiliki batas toleransi terhadap suhu,  kelembaban,  kadar  air  dan  sumber  makanan.  Kenaikan  suhu  global menyebabkan  terganggunya  siklus  air,  kelembaban  udara  dan  berdampak  pada pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer.  Kondisi ini pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna.

4.  Habitat hewan  berubah  akibat  perubahan  faktor-faktor  suhu,  kelembaban  dan produktivitas  primer  sehingga  sejumlah  hewan  melakukan  migrasi  untuk menemukan habitat baru  yang sesuai.  Migrasi burung  akan berubah disebabkan perubahan  musim,  arah  dan  kecepatan  angin,  arus  laut  (yang  membawa  nutrien dan migrasi ikan).

5.  Peningkatan muka  air  laut,  air  pasang  dan  musim  hujan  yang  tidak  menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.

6.      Ketinggian gunung-gunung  tinggi  berkurang  akibat  mencairnya  es  pada puncaknya.

7.    Perubahan tekanan  udara,  suhu,  kecepatan  dan  arah  angin  menyebabkan terjadinya  perubahan  arus  laut.  Hal  ini  dapat  berpegaruh  pada  migrasi  ikan, sehingga memberi dampak pada hasil perikanan tangkap.

8.     Berubahnya habitat  memungkinkan  terjadinya  perubahan  terhadap  resistensi kehidupan  larva  dan  masa  pertumbuhan  organisme  tertentu,  kondisi  ini  tidak menutup  kemungkinan  adanya  pertumbuhan  dan  resistensi  organisme  penyebab penyakit tropis. Jenis-jenis larva yang berubah resistensinya terhadap perubahan musim  dapat  meningkatkan  penyebaran  organisme  ini  lebih  luas.  Ini  menimbulkan wabah penyakit yang dianggap baru.

9.    Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang yang ada di  enam  negara,  yaitu  Indonesia,  Malaysia,  Kepulauan  Salomon,  Papua Nugini,  Timor  Leste,  dan  Philipina. 

 

 

B.     Penyebab Pemanasan Global

Suhu rata-rata Bumi meningkat hampir dua kali lipat dari 50 tahun lalu. Kenaikan suhu memang sedikit banyak terjadi mengikuti siklus alami geografis bumi. Namun, perubahan ekstrem yang terjadi sangat cepat ini tidak bisa semata dibenarkan oleh alasan itu saja.

Para ilmuwan menyimpulkan penyebab utama pemanasan global adalah emisi gas karbon dioksida sebagai efek rumah kaca (ERK) dari aktivitas manusia. Efek rumah kaca sejatinya merupakan proses alami yang seharusnya menjadikan Bumi tempat yang nyaman untuk hidup . ERK terjadi ketika selimut gas atmosfer memerangkap sebagian panas matahari sehingga membuat Bumi sebuah planet yang hangat dan layak huni. Selama siang hari, sinar matahari akan menembus atmosfer untuk menghangatkan Bumi sebelum akhirnya kembali mendingin saat malam tiba. Namun, penurunan suhu ini tidak drastis karena sebagian panasnya tetap terperangkap di atmosfer.

Energi yang diserap atmosfer akan menjaga suhu Bumi tetap hangat. Tanpa adanya perlindungan atmosfer, Bumi tidak akan bisa dihuni makhluk hidup karena saking dinginnya. Meski begitu, aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil (batu bara, minyak, dan gas alam) justru meningkatkan jumlah gas panas yang dilepaskan ke udara sehingga mengubah prinsip efek rumah kaca alami Bumi.

Semakin banyak gas panas yang diproduksi oleh manusia, semakin banyak pula panas yang diperangkap oleh atmosfer untuk dipantulkan balik ke ke bumi. Ini adalah masalah utama yang berkontribusi terhadap pemanasan global.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pembahasan sebagaimana telah dipaparkan dalam pendahuluan, dan permasalahan yang berisi penyebab dan dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global (global warming) maka permasalahan terkait dengan global warming adalah “kepedulian manusia atau masyarakat dunia terhadap ancaman pemanasan global (global warming) masih rendah”. Hal tersebut ditandai dengan berbagai aktivitas atau kegiatan manusia atau masyarakat yang memicu atau menyebabkan percepatan proses pemanasan global (global warming), dan cara mencegah pemanasan global (global warming)

 

A.    Aktivitas atau Kegiatan Manusia yang Memicu atau Menyebabkan Percepatan Proses Pemanasan Global (global warming)

 

Aktivitas atau kegiatan tersebut, antara lain dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari dalam hal :

1.                 Masih tingginya penggunaan alat kebutuhan berbahan baku yang tidak mudah hancur dalam waktu singkat/cepat, seperti pemakaian alat kebutuhan terbuat dari plastik.

2.                 Pemakaian AC berlebihan

3.                 Tidak ada pemisahan limbah organik dan non organik

4.                 Belum adanya pembatasan pemakaian bahan bakar yang memakai energi fosil (minyak bumi)

5.                 Alternatif bahan bakar pengganti bahan bakar yang berasal dari energi fosil belum diterapkan secara optimal

6.                 Reklamasi pantai

7.                 Pengambilan air tanah yang dapat menurunkan permukaan air tanah

8.                 Sanksi kurang tegas terhadap pelanggar yang menimbulkan pencemaran

 

B.        Meminimalisasi Dampak Pemanasan Global


Ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk meminimalis pemanasan global sebagai berikut:

1.      Konservasi lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon dan penghijauan di lahan-lahan  kritis.  Tumbuhan  hijau  memiliki  peran  dalam  proses    fotosintesis, dalam  proses  ini  tumbuhan  memerlukan  karbondioksida  dan  menghasilkan oksigen. Akumulasi gas-gas karbon di atmosfer dapat dikurangi.

2.      Menggunakan energi  yang  bersumber  dari  energi  alternatif  guna  mengurangi penggunaan  energi  bahan  bakar  fosil  (minyak  bumi  dan  batu  bara).  Emisi  gas karbon yang terakumulasi ke atmosfer banyak dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar  fosil.  Kita  mengenal  bahwa  paling  banyak  mesin-mesin  kendaraan  dan industri  digerakkan  oleh  mesin  yang  menggunakan  bahan  bakar  ini.  Karena  itu diupayakan  sumber  energi  lain  yang  aman  dari  emisi  gas-gas  ini,  misalnya; menggunakan energi matahari, air,  angin, dan  bioenergy. Di daerah tropis  yang kaya  akan  energi  matahari  diharapkan  muncul  teknologi  yang  mampu menggunakan  energi  ini,  misalnya  dengan  mobil  tenaga  surya,  listrik  tenaga surya.  Sekarang  ini  sedang  dikembangkan  bioenergy,  antara  lain  biji  tanaman jarak (Jathropa. sp) yang menghasilkan minyak.

3.      Daur ulang  dan  efisiensi  energi.  Penggunaan  minyak  tanah  untuk  menyalakan kompor  di  rumah,  menghasilkan  asap  dan  jelaga  yang   mengandung  karbon. Karena itu sebaiknya diganti dengan gas. Biogas menjadi hal yang baik dan perlu dikembangkan, misalnya dari sampah organik.

4.      Upaya pendidikan kepada masyarakat luas  dengan  memberikan pemahaman  dan penerapan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:

·         Dimensi manusia

·         Penegakaan Hukum dan Keteladanan

·         Keterpaduan

·         Mengubah Pola Pikir dan SikapEtika Lingkungan

 

KESIMPULAN

Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Gore, Al. 2007. Suatu Kebenaran yang Tidak Menyenangkan, Pemanasan Global (Global Warming ). Singapura: Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai

Gleason,  Karen  K.,  Simon  Karecki,  and  Rafael  Reif  .2007 .  Climate  Classroom; What’s up with global warming?, National Wildlife Federation. URL diakses 22-01-2008

Murdiyarso, Daniel. 2007. Protokol Kyoto. Jakarta. Kompas Gramedia

Riyanto. 2007. Strategi Mengatasi pemanasan Global. 3(2). 74-75

Susanta,Gatot. Hari Sutjahjo .2007. akankah Indonesia Tenggelam Akibat Pemanasan Global?.  Depok.  Penebar Plus




 




 

 

 

2 komentar:

  1. Tema yang diangkat perihal isu global sangat menarik. Pada penulisan masih ada sedikit kekurangan perihal type font dan ukuran yang tidak konsisten, penulis sebaiknya lebih teliti dan meninjau ulang sebelum dibagikan kepada pembaca.

    BalasHapus
  2. Isi dari artikel tersebut menarik, tetapi kekurangannya pada ukuran penulisan font nya belum teratur. Sebaiknya sebelum di upload, diperbaiki terlebih dahulu dengan teliti.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.