Laman

Minggu, 02 Februari 2020

HUJAN ASAM



Oleh : Jessica Chresstella



Proses Hujan Asam


ABSTRAK

Salah satu jenis masalah lingkungan bagi manusia adalah Hujan Asam. Hujan Asam dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Salah satu penyebab terjadinya hujan asam adalah karena aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh manusia. Hujan asam dapat menyebabkan kerusakan fasilitas bangunan, hasil panen, danau , margasatwa yang akan membahayakan manusia.

 Kata Kunci : Hujan Asam

PENDAHULUAN

Menurut Darmawan, Arif (2012) Udara merupakan faktor penting dalam kehidupan. Pencemaran udara berpengaruh terhadap terjadinya hujan asam. Asam sulfat (H SO ) dan asam nitrat (HNO ) dalam hujan asam dapat terinhalasi ke dalam sistem pernapasan.
Hujan asam disebabkan oleh polusi. Penyebab polusi (polutan) seperli Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida tinggal  dalam  atmosfer dan akhimya bereaksi dengan  kelembaban dalam udara. Ketika polusi ini jatuh sebagai embun di tanah, inilah yang disebut dengan hujan asam. Sumber dari penyebab polusi ini tidak hanya berasal dari pembakaran sampah, tetapi juga berasal dari  pembakaran bahan bakar motor dan limbah pabrik kimia.

PEMBAHASAN

Hujan asam adalah salah satu indicator untuk melihat kondisi pencemaran udara. Di atmosfer, presipitasi basah dari  polutan di udara yang larut dalam awan akan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju dan kabut. Dengan polutan S02, SO3, NO2, dan HNO3, butir-butir air hujan akan membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang menjadikan pH air hujan kurang dari 5,60. Lebih dari 90% emisi sulfur dan nitrogen berasal dari aktivitas manusia. Senyawa sulfat dan nitrat itu akan berpindah dari atmosfer ke permukaan bumi melalui presipitasi dan deposisi langsung yang dikenal dengan istilah deposisi  basah dan deposisi kering. Akibat adanya pencemaran udara yang tinggi, daerah-daerah yang padat industri ataupun kendaraan bermotor terutama kota besar di Indonesia telah mengalami hujan asam, seperti kota Bandung. Dari hasil penelitian derajad keasaman (pH) dan komposisi kimia air hujan di cekungan Bandung menunjukkan telah terjadi peningkatan keasaman air hujan di wilayah tepian cekungan Bandung, walaupun belum keseluruhan terindikasi  mengalami  hujan asam (Dessy, 2003).

Deposisi basah terjadi dengan pembentukan awan dan akhirnya turun sebagai hujan, salju, atau kabut yang  mengandung asam. Zat-zat pencemaran udara seperti Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida dipancarkan ke dalam udara dari ketel-ketel (boilers) di pabrik- pabrik, dan pembangkit tenaga listrik, juga dari gas buang kendaraan bermotor. Zat-zat pengotor ini diubah menjadi asam belerang dan asam nitrat melalui serangkaian reaksi kimia yang kompleks dan kembali jatuh ke bumi. (Farida, 2003). Endapan asam yang dihasilkan menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius terhadap ekosistem air dan tanah, bangunan- bangunan budaya serta gedung-gedung. (Anonim-b,2002).

KESIMPULAN DAN SARAN

Hujan Asam memiliki pengaruh yang berbahaya bagi lingkungan biotic maupun abiotik, karena air hujan yang jatuh dari hujan asam ini dapat meningkatkan keasaman tanah dan permukaan.
Usaha untuk mengatasi masalah hujan asam saat ini sedang gencar dilaksanakan, karena adanya target program langit biru yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan atmosfer yang bersih dan sehat.




DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, W.Eko.2007. PENGARUH HUJAN ASAM PADA BIOTIK DAN ABIOTIK. Vol 8 No 3.
http://jurnal.lapan.go.id. diakses 2 Januari 2020.
Darmawan, Arief dan SN Nurul Makyah.2012. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol 27 No 12. https://jkb.ub.ac.id/jurnal. diakses 2 Januari 2020.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.