Laman

Sabtu, 29 Februari 2020

Pencemaran Lingkungan Hidup


oleh :Agustina Retno W @Q10-Agustina
41618110083
Abstrak
Pencemaran lingkungan yang kita ketahui sangat banyak baik pencemaran udara, tanah, maupun pencemaran pada air.

INOVASI INDUSTRI HIJAU

Disusun oleh  : galih mawardi

ABSTRAK

Industri hijau merupakan upaya terus menerus untuk meningkatkan sistem produksi agar semakin efisien dan lebih ramah lingkungan dengan menerapkan praktik terbaik dalam hal manajemen pengusahaan maupun dalam pemilihan teknologi proses. Ini tentu mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca yang merupakan penyebab perubahan iklim.
PENDAHULUAN
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pembangunan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta berorientasi industri hijau. Hal ini sesuai amanat Undang-Undang (UU) Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian dan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-20135.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, ‎upaya ini dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai negara industri tangguh di dunia sekaligus untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur.

"UU Perindustrian menyebutkan, peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) dan penerapan industri hijau merupakan ruang lingkup pemberdayaan industri, sedangkan pengembangan dan pemanfaatan teknologi serta inovasi industri sebagai ruang lingkup pembangunan sumber daya industri," ujar dia di Jakarta, Selasa (20/12/2016).

DAFTAR PUSTAKA


Tekonologi Kimia Hijau

Oleh : FAHTU ROKHMAN SIDIK

ABSTRAK
Perkembangan dan pemanfaatan zat-zat kimia yang tanpa kendali, menyebabkan tubuh manusia terkontaminasi oleh sejumlah besar zat kimia sintetis hasil industrialisasi, banyak diantaranya telah diketahui bersifat racun dan penyebab kanker.

Ruang Lingkup Teknologi Hijau


Abstrak
“Teknologi” lebih bermakna sebagai penerapan pengetahuan untuk tujuan praktis. Sedangkan “teknologi hijau” adalah teknik untuk menghasilkan energi dan/atau produk yang tidak mencemari atau meracuni lingkungan hidup.

Teknologi Hijau


Q02-Asep

Kata kunci : teknologi hijau

Soemarno (2011) Teknologi hijau adalah aplikasi sains alam sekitar untuk memelihara sumber daya alam serta mengelola dampak negatif akibat aktivitas manusia.

KIMIA HIJAU



Abstrak
Green chemistry atau “kimia hijau” merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. Green chemistry merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan baik itu dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan. Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep green chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber daya alam.
Kata Kunci : kimia Hijau, Prinsip-prinsip, Manfaat, penerapan

I.   PENDAHULUAN
Istilah kimia digunakan dalam “green chemistry” dimaksudkan karena melibatkan struktur dan perubahan suatu materi.Perubahan tersebut pasti melibatkan energi sebagai sumbernya. Oleh karena itu konsep green chemistry ini juga erat kaitannya dengan energi dan penggunaannya baik itu secara langsung maupun yang tidak langsung seperti penggunaan suatu material dalam hal pembuatan, penyimpanan dan proses penyalurannya. Green chemistry merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya polusi karena dapat digunakan secara langsung oleh para ilmuwan dalam situasi sekarang. Konsep ini lebih memfokuskan pada cara pandang seorang peneliti untuk menempatkan aspek lingkungan pada prioritas utama. Area penelitian dalam bidang green chemistry ini meliputi pengembangan cara sintesis yang lebih ramah lingkungan, penggunaan bahan baku yang terbarukan, merancang bahan kimia yang green, serta penggunaan bioteknologi sebagai alternatif dalam industri (Sharma, 2008).

II.   PERMASALAHAN
1.   Apa yang dimaksud dengan kimia hijau?
2.   Prinsip apa saja yang digunakan didalam kimia hijau?
3.   Apa saja manfaat kimia hijau?

III.   PEMBAHASAN
1.   Pengertian
Dikuti dari Buku Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri (Atep, 2018), menurut EPA (2015), Kimia hijau adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berlaku untuk siklus hidup produk kima, termasuk desain, manufaktur, penggunaan, dan pembuangan terakhir. Kimia hijau dikenal juga sebagai kimia berkelanjutan (Sustainble Chemistry).
Kimia hijau dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan lestari dan berkelanjutan,setidaknya untuk tiga bidang utama. Pertama, teknologi energi terbarukan yang akan menjadi pilar utama dari peradaban teknologi tinggi yang berkelanjutan (Collins, 2001).

2.   Prinsip Kimia Hijau
Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep “The Twelve Principles of Green Chemistry” yang digunakan sebagai acuan oleh para peneliti untuk melakukan penelitian yang ramah lingkungan. Berikut adalah ke-12 prinsip kimia hijau yang diusulkan oleh Anastas dan Warner :
1.   Mencegah timbulnya limbah dalam proses
Lebih baik mencegah daripada menanggulangi atau membersihkan limbah yang timbul setelah proses sintesis, karena biaya untuk menanggulangi limbah sangat besar.
2.   Mendesain produk bahan kimia yang aman
Pengetahuan mengenai struktur kimia memungkinkan seorang kimiawan untuk mengkarakterisasi toksisitas dari suatu molekul serta mampu mendesain bahan kimia yang aman. Target utamanya adalah mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah dengan mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai bioavailability. 
3.   Mendesain proses sintesis yang aman
Metode sintesis yang digunakan harus didesain dengan menggunakan dan menghasilkan bahan kimia yang tidak beracun terhadap manusia dan lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu meminimalkan paparan atau meminimalkan bahaya terhadap orang yang menggunakan bahan kimia tersebut.
4.   Menggunakan bahan baku yang dapat terbarukan
Penggunaan bahan baku yang dapat diperbarui lebih disarankan daripada menggunakan bahan baku yang tak terbarukan didasarkan pada alasan ekonomi. Bahan baku terbarukan biasanya berasal dari produk pertanian atau hasil alam, sedangkan bahan baku tak terbarukan berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
5.   Menggunakan katalis
Penggunaan katalis memberikan selektifitas yang lebih baik, rendemen hasil yang meningkat, serta mampu mengurangi produk samping.Peran katalis sangat penting karena diperlukan untuk mengkonversi menjadi produk yang diinginkan.Dari sisi green chemistry penggunaan katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
6.   Menghindari derivatisasi dan modifikasi sementara dalam reaksi kimia
Derivatisasi yang tidak diperlukan seperti penggunaan gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara pada proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya memperbanyak limbah.
7.   Memaksimalkan atom ekonomi
Metode sintesis yang digunakan harus didesain untuk meningkatkan proporsi produk yang diinginkan dibandingkan dengan bahan dasar.Konsep atom ekonomi ini mengevaluasi sistem terdahulu yang hanya melihat rendemen hasil sebagai parameter untuk menentukan suatu reaksi efektif dan efisiens tanpa melihat seberapa besar limbah yang dihasilkan dari reaksi tersebut.Atom ekonomi disini digunakan untuk menilai proporsi produk yang dihasilkan dibandingkan dengan reaktan yang digunakan.Jika semua reaktan dapat dikonversi sepenuhnya menjadi produk, dapat dikatakan bahwa reaksi tersebut memiliki nilai atom ekonomi 100%. Berikut adalah persamaan untuk menghitung nilai atom ekonomi :
Atom ekonomi (%) = x100%
8.   Menggunakan pelarut yang aman
Penggunaan bahan kimia seperti pelarut, ekstraktan, atau bahan kimia tambahan yang lain harus dihindari penggunaannya. Apabila terpaksa harus digunakan, maka harus seminimal mungkin. Penggunaan pelarut memang sangat penting dalam proses sintesis, misalkan pada proses reaksi, rekristalisasi, sebagai fasa gerak pada kromatografi, dan lain-lain. Penggunaan yang berlebih akan mengakibatkan polusi yang akan mencemari lingkungan. Alternatif lain adalah dengan menggunakan beberapa tipe pelarut yang lebih ramah lingkungan seperti ionic liquids, flourous phase chemistry, supercritical carbon dioxide, dan“biosolvents”.Selain itu ada beberapa metode sintesis baru yang lebih aman seperti reaksi tanpa menggunakan pelarut ataupun reaksi dalam media air.
9.   Meningkatkan efisiensi energi dalam reaksi
Energi yang digunakan dalam suatu proses kimia harus mempertimbangkan efek terhadap lingkungan dan aspek ekonomi. Jika dimungkinkan reaksi kimia dilakukan dalam suhu ruang dan menggunakan tekanan.Penggunaan energi alternatif dan efisien dalam sintesis dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode baru diantaranya adalah dengan menggunakan radiasai gelombang mikro (microwave), ultrasonik dan fotokimia.
10.   Mendesain bahan kimia yang mudah terdegradasi
Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, oleh karena itu suatu bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan.Seperti sintesis biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya.
11.   Penggunaan metode analisis secara langsung untuk mengurangi polusi
Metode analisis yang dilakukan secara real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam prosesnya.
12.   Meminimalisasi potensi kecelakaan
Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat dihindari.

3.   Manfaat Kimia Hijau
Manfaat kimia hijau adalah mengusahakan proses-proses kimia yang lebih ekonomis karena biaya produksi dan regulasi yang lebih rendah, efisien dalam penggunaan energi, pengurangan limbah produksi, pengurangan kecelakaan, produk yang lebih aman, tempat kerja dan komunitas yang lebih sehat, perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, dan mendapatkan keunggulan yang kompetitif atas produk yang dihasilkan. Dengan memperhatikan dan menerapkan pendekatan atau teknologi kimia hijau akan menghasilkan tempat kerja yang lebih aman bagi para pekerja industri, risiko-risiko yang jauh lebih sedikit bagi komunitas di sekitar lingkungan pabrik dan produk yang lebih aman bagi pengguna/pembeli (Dina Mustafa).

IV.   PENUTUP
Kesimpulan
Kimia hijau adalah desain produk dan proses kimia yang berupaya mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya. Kimia hijau berlaku untuk siklus hidup produk kima, termasuk desain, manufaktur, penggunaan, dan pembuangan terakhir. Kimia hijau dikenal juga sebagai kimia berkelanjutan (Sustainble Chemistry). Aplikasi kimia hijau berpedoman pada dua belas prinsip (Anastas & Warner, 1998). Manfaat dari kimia hijau diharapkan dapat memfasilitasi jaminan kesehatan manusia dan lingkungan, dengan tetap memperhatikan efisiensi dan keuntungan.

V.   DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Muslih. 2015. Kimia Hijau / Green Chemistry. http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?u=blog-single&p=343&lang=id. (Diakses : 29 Feb 2020).
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Wahana Resolusi, Yogyakarta.
Fajaroh, Fauziatul. 2018. Sintesis Nanopartikel dengan Prinsip Kimia Hijau. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2018. Malang. http://kimia.fmipa.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/04/Hal-24-32-FAUZIATUL.pdf. (Diakses : 29 Feb 2020).
Mustafa, Dina. Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan yang Berkelanjutan di Perkotaan. Dalam Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas.  http://repository.ut.ac.id/7091/1/UTFMIPA2016-07-dina.pdf. (Diakses : 29 Feb 2020).

PENCEMARAN AIR AKIBAT LIMBAH RUMAH TANGGA




Abstrak
            Jumlah penduduk Indonesia semakin tahun semakin naik jumlahnya. Penggunaan jumlah kebutuhan rumah tangga pun ikut melonjak naik. Akibat dari itu, jumlah limbah rumah tangga semakin banyak juga. Dewasa ini sebagian masyarakat Indonesia masih ada yang membuang sampah domestik langsung ke perairan. Belum lagi limbah detergen yang meluap di perairan. Pada saat ini manusia kurang akan kesadaran lingkungan sendiri. Banyak di antara mereka yang kurang mengerti akan kebersihan lingkungan, sehingga mereka dengan mudahnya membuang limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Seperti halnya aktivitas sehari-hari yang kita lakukan seperti mandi, mencuci dan berbagai aktifitas lain yang kita anggap sepele namun menghasilkan sisa buangan ternyata dapat membahayakan bagi manusia dan lingkungan khususnya lingkungan laut. Dari sekian banyak aktifitas manusia ternyata yang paling berbahaya adalah limbah rumah tangga. Walaupun kita tidak hidup di wilayah pesisir dan banyak limbah industri yang tidak diolah juga dapat membahayakan perairan laut tapi melihat banyaknya penduduk Indonesia dengan limbah rumah tangga yang tidak diolah serta di hasilkan setiap hari. Dapat dikatakan keruksakan karena limbah rumah tangga lebih besar dari pada limbah industri.
Kata Kunci : Limbah rumah tangga, Penyebab, Upaya Penanggulangan.

I.   Pendahuluan
Dewasa  ini  air  menjadi  masalah  yang  perlu  mendapat    perhatian   yang    seksama    dan    cermat. Karena  untuk  mendapatkan  air  yang  bersih, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi  barang  yang  mahal  karena  air  sudah  banyak    tercemar    oleh    bermacam-macam limbah   dari   hasil   kegiatan   manusia,   baik   limbah  dari  kegiatan rumah  tangga,  limbah  dari  kegiatan  industri  dan  kegiatan-kegiatan lainnya.     Dan     ketergantungan     manusia     terhadap   air   pun   semakin   besar   sejalan   dengan     perkembangan     penduduk     yang     semakin meningkat.
Buangan limbah cair yang bersumber dari rumah tangga jika tidak dikelola dengan baik dapat memberikan dampak negative pada lingkungan. Untuk mengurangi dampak negative tersebut maka perlu suatu upaya pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan. Untuk membuat instalasi pengolahan air limbah pada kota besar dapat dilakukan dengan pengolahan komunal hal Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat dan diiringi dengan semakin merebaknya permukiman akan berpengaruh terhadap jumlah buangan limbah cair yang ditimbulkan oleh aktifitas dalam rumah tangga.


II.   Rumusan Masalah
1.   Apa penyebab pencemaran air limbah rumah tangga?
2.   Bagaimana pengaruh pencemaran air akibat limbah rumah tangga terhadap lingkungan sekitar ?
3.   Bagaimana upaya pencegahan untuk mengurangi pencemaran air akibat limbah rumah tangga ?

III.   Pembahasan
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008, limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari kegiatan sehari-hari tetapi tidak termasuk aktivitas kakus. Kegiatan seharihari yang menghasilkan limbah seperti mencuci, memasak, mandi, dan kegiatan pertanian serta peternakan. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 68 tahun 2016 yang dimaksud dengan air limbah rumah tangga atau air limbah domestik adalah air limbah yang merupakan hasildari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama. Berikut penjelasan mengenai penyebab limbah rumah tangga dikutip dari “Makalah Sanitasi Lingkungan” (Kelas SARMAG, 2014) :
1.   Penyebab pencemaran air akibat limbah domestik?
Limbah rumah tangga atau sering juga disebut limbah domestik. Limbah rumah tangga ini berasal dari pembuangan dalam rumah tangga, seperti sampah dan sejenisnya. Pencemaran air oleh limbah rumah tangga salah satunya yang berwujud cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Sedangkan limbah rumah tangga yang berwujud padat berupa bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati.

2.   Pengaruh pencemaran air terhadap limbah domestik?
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik sepertikertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.
Tentunya anda pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen. Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri. Sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
Akibat dari semua ini air jika dilihat dari sifat fisik air akan terjadi perubahan warna, rasa, menjadi keruh, berbau karena pembuangan limbah padat organik yang berasal dari kegiatan rumah tangga, limbah padat organik yang didegradasi oleh mikroorganisme akan menimbulkan bau yang tidak sedap (busuk) akibat penguraian limbah tersebut menjadi yang lebih kecil yang di sertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak sedap, dan air tersebut tidak layak untuk digunakan.
Air yang telah tercemar tersebut jika digunakan untuk keperluan akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena mudah menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit kesehatan seperti Kolera. Amoebiasis, Disentri, Diare, Hepatitis A, Keracunan timbal, Malaria, Poliodan Trachoma. (dr. Andreas W.S, 2020).

3.   Upaya pencegahan untuk mengurangi pencemaran air akibat limbah rumah tangga?
Menurut (Jefry Jhonnasis, 2018), upaya pencegahan pencemaran air akibat limbah rumah tangga sebagai berikut :
3.1      Tindakan yang perlu dilakukan oleh masyarakat:
a.   Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
b.   Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda motor
c.   Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat kakus
d.   Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.
3.2      Pembuatan kolam pengelola limbah cair
Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank di daerah/lingkungan yangrata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat dengan lingkungan, murah dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur / airtanah.Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan (air cucian, air kamarmandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atau sungai.

IV.   Penutup
Kesimpulan
Pencemaran air adalah masuknya suatu zat , energi maupun komponen lainnya baik berupa makhluk hidup maupun benda mati ke dalam air  yang menyebabkan penurunan kualitas air sehingga air tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Umumnya, air yang tercemar memiliki beberapa ciri yaitu seperti perubahan warna, rasabau, dan menjadi keruh.
Pencemaran air akibat limbah rumah tangga menghasilkan bahan buangan organik adalah limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Bahan buangan anorganik adalah limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air akibat limbah organik dan anorganik adalah seperti air menjadi tidak layak digunakan lagi dan air menjadi penyebab timbulnya penyakit.
Cara mencegah atau mengatasi pencamaran air akibat limbah rumah tangga bisa seperti mengurangi produk atau bahan-bahan rumah tangga yang dapat menimbulkan pencemaran, tidak membuang limbah rumah tangga langsung kesungai seperti limbah cucian, mendaur ulang barang-barang bekas seperti kertas, dan koran bekas. Serta dengan cara pengomposan sampah organik untuk keperluan tanaman.

V.   Daftar Pustaka
Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 68 Tahun 2016 tentang Mutu Air Limbah Rumah Tangga
Sarmag. 2014. Pencemaran Air Akibat Limbah Rumah Tangga. Makalah Sanitasi Lingkungan. Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Yogyakarta. http://elisabethaprianisihotang.blogspot.com/2016/01/makalah-pencemaran-air-akibat-limbah.html. (Diakses 27 Feb 2020).
Setiawan, Andreas Wilson. 2020. Berbagai Masalah Kesehatan Akibat Pencemaran Air di Indonesia. https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/pencemaran-air-sebab-dan-dampak-kesehatan/. (Diakses 27 Feb 2020).
Jhonnasis, Jefry. 2018. Peanggulangan Pencemaran Air Bersih. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas. https://www.academia.edu/37977031/MAKALAH_PENYEBAB_DAN_PENANGGULANGAN_PENCEMARAN_AIR.docx. (Diakses 27 Feb 2020).



Konsep, Definisi, Inovasi dan Aplikasi Industri Hijau





Oleh : @Q01 - WAWAN 

Abstrak                :
Definisi industri hijau, industri yang berkelanjutan atau definisi yang lebih luas seperti Green Development atau Green Economy seringkali diangkat dari sudut pandang yang beragam sehingga terminologi tersebut saat ini memiliki dimensi yang luas. Konsep industri hijau tidak hanya terkait dengan pembangunan industri yang ramah lingkungan tetapi juga berhubungan dengan penerapan sistem industri yang terintegrasi, holistik dan efisien. Pemikiran tentang konsep industri hijau juga memunculkan kajian, termasuk dalam manufaktur sehingga dikenal istilah sistem manufaktur yang berkelanjutan atau sustainable manufacturing. NACFAM-USA mendefinisikan sustainable manufacturing sebagai “penciptaan produk manufaktur yang bebas polusi, menghemat energi dan sumber daya alam, serta ekonomis dan aman bagi karyawan, masyarakat dan pelanggan”.

Kata Kunci          : Industri Hijau, sustainable development, efektifitas, efisiensi.


Isi                          :

A.                   KONSEP DAN DEFINISI
Menurut Mulya (2012), konsep industri hijau menekankan kepada efisiensi serta efektifitas penggunaan bahan baku, jangan sampai terlalu banyak bahan baku yang terbuang percuma. Efisien dan efektifitas merupakan salah satu kunci utama konsep hijau. Bayangkan betapa banyaknya bahan yang bisa digunakan kalau ternyata bahan tersebut tidak terpakai karena penggunaan bahan baku yang tidak efisien. Input sama dengan output adalah hal minimal yang harus dicapai oleh setiap perusahaan. Bayangkan betapa sayangnya bahan terbuang, dan dampaknya sangat terasa bagi alam. Bahan mentah diproduksi dengan energi dari minyak bumi atau fosil, karena Indonesia masih didominasi energi fosil sebesar 37% berdasarkan data WWF. Berapa banyak karbon yang keluar terbuang sia-sia jika membuang bahan baku.
Menurut Hidayat dalam Permenperin (2011), industri hijau didefinisikan sebagai industri berwawasan lingkungan yang menyelaraskan pertumbuhan dengan kelestarian lingkungan hidup, mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya alam serta bermanfaat bagi masyarakat. Industri hijau dikaitkan dengan aktivitas perusahaan industri yang merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri yeng berbentuk perorangan, badan usaha, atau badan hukum dan berkedudukan di Indonesia.
Melalui penerapan industri hijau diupayakan dapat dipastikan semua industri, yang meliputi semua sektor, lokasi dan ukuran, untuk terus meningkatkan kinerja lingkungannya. Dalam hal ini termasuk komitmen dalam wujud tindakan untuk mengurangi beragam dampak lingkungan dari proses produksi, yaitu melalui penggunaan sumber daya yang lebih efisien, pengurangan bahkan penghilangan penggunaan bahan kimia beracun, subtitusi bahan bakar fosil dengan energi terbarukan, lebih mementingkan kesehatan dan keselamatan kerja, tuntutan supaya produsen lebih bertanggung jawab, dan pengutangan resiko secara keseluruhan.
Menurut Atmawinata (2012), secara operasional, setiap industri dapat menyusun definisi masing-masing. Namun agar sejalan dengan semangat RUU Perindustrian, paling tidak definisi tersebut hendaknya mencakup 1) pengutamaan penggunaan sumber daya yang terbarukan, dan 2) menggunakan rangkauan proses produksi yang efisien dan efektif, keduanya ditujukan untuk 3) ikut serta dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup.

B.                    INOVASI INDUSTRI HIJAU
Hidayat dalam UNIDO (2011), mengungkapkan penerapan industri hijau menjadi penentu utama bagi meningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Industri hijau dapat berperan dalam mengentaskan kemiskinan, mengutamakan penghematan energi termasuk lebih memanfaatkan energi terbarukan, lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, serta berpotensi meningkatan produktivitas.  Penerapan industri hijau dapat menumbuhkan inovasi untuk pengembangan industri yang menyediakan jasa dan produk untuk “perlindungan” lingkungan. Industri hijau akan terus tumbuh dan berkembang, dalam hal ini mencakup semua jenis layanan dan teknologi yang bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap pengurangan berbagai dampak negatif kegiatan industri terhadap lingkungan.
Menurut Hidayat dalam FFS (2016), melalui industri hijau dapat dikembangkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang daur ulang limbah, manajemen limbah, konsultan limbah, penelitian limbah, pengakutan limbah, peralatan penanganan limbah, penyewaan lahan untuk mengelola limbah, pengolahan air limbah, dan sebagainya. Begitu pula untuk penanganan polusi udara, industri hijau memungkinkan untuk menjadi inspirasi bagi didirikannya berbagai perusahaan yang bergerak dalam lingkup tersebut.

Industri Hijau
Sumber : http://sp.beritasatu.com/


C.                    APLIKASI INDUSTRI HIJAU
Adapun di Indonesia aplikasi Industri Hijau yang telah dilakukan antara lain (Hidayat dalam Kemenperin, 2012) :
a)      Penggunaan mesin ramah lingkungan melalui program restrukturisasi permesinan untuk industri tekstil dan produk tekstil, alas kaki dan gula.
b)     Penerapan produksi bersih dengan memberikan pelatihan kepada pelaku industri dan aparatur, menyusun pedoman teknis produksi bersih untuk beberapa komiditi industri dan bantuan teknis kepada beberapa industri.
c)      Kebijakan teknis, yaitu perlindungan terhadap lapisan ozon menlalui kontrol penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO) secara bertahap.
d)     Penyusunan Grand Strategi Konservasi Energi.
e)     Penyusunan Konservasi Energi pada 35 perusahaan industri baja dan 15 perusahaan industri pulp dan kertas.
f)       Himbauan kepada sektor industri agar lebih memanfaatkan mekanisme pembangunan bersih.

D.                   TINGKATAN INDUSTRI HIJAU
Menurut Hidayat dalam TIR (2011), ada lima tingkatan perkembangan industri hijau, yaitu sebagai berikut.
a)     Level 1 Green Commitment
Dapat dicapai dengan oleh setiap perusahaan industri atau pabrik yang membuat komitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dan kegiatannya dan melakukan komunikasi internal untuk mempromosikan hal tersebut.
b)     Level 2 Green Activity
Dapat tercapai ketika pabrik atau perusahaan industri mengadopsi kegiatan khusus yang dapat mengurangi dampak lingkungan dari kegiatannya.
c)      Level 3 Green System
Dapat tercapai ketika perusahaan memiliki sistem pengelolaan lingkungan hidup, yang meliputi tindak lanjut, penilaian dan ulasan untuk pembangunan yang berkelanjutan.
d)     Level 4 Green Culture
Dalam hal ini semua orang yang ada di perusahaan atau organisasi bekerja sama dalam menciptakan kesadaran lingkungan, dan menjadikannya sebagai bagian dari budaya organisasi.
e)      Level 5 Green Network
Merupakan tingkat tertinggi, dapat dicapai ketika perusahaan atau organisasi bekerja untuk memperluas jaringan lingkungan mereka tetap mempertahankan rantai pasokan yang hijau. Selain itu juga mempromosikan kebijakan indutri hijau kepada semua mitra usaha atau pemasok.

Daftar Pustaka  :

Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industi dan Teknologi Hijau. Jakarta. Pantona Media

Atmawinata, Achdiat. 2012. Pendalaman Struktur Industri : Efisiensi dan Efektifitas dalam Implementasi Industri Hijau. Dalam http://kemenperin.go.id/artikel/12667/Menperin-Terbitkan-Pedoman-Standar-Industri-Hijau . Di akses 22 Feb 2020

Mulya, Rudini. 2012. Apa Itu Industi Hijau. Dalam https://www.scribd.com/document/105397640/Apa-Itu-Industri-Hijau-Rudini-Mulya . Di akses 22 Feb 2020