ABSTRAK
Kimia Lingkungan ialah kajian ilmiah tentang fenomena zat-zat kimia dan
biokimia yang terjadi di tempat-tempat alami. Kimia lingkungan meliputi
pemahaman pertama bagaimana kerja lingkungan yang tidak tercemar, di mana
zat-zat kimia apakah dalam konsentrasi yang ada secara alami, dan dengan
pengaruh apa. Tanpa ini kimia lingkungan akan tidak mungkin untuk dipelajari
dengan tepat karena pengaruh manusia telah berlangsung pada lingkungan melalui pelepasan
zat-zat kimia.
KATA KUNCI : karakteristik, jenis, bahan, proses
PENDAHULUAN
Kompos adalah hasil
penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang
dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap,
dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).
Sedangkan pengomposan adalah
proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya
oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses
alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi
membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan
aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan
anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan
alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan
mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat
pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara. DKI Jakarta menghasilkan 6000 ton sampah setiap harinya,
di mana sekitar 65%-nya adalah sampah organik. Dan dari jumlah tersebut, 1400
ton dihasilkan oleh seluruh pasar yang ada di Jakarta, di mana 95%-nya
adalah sampah organik. Melihat besarnya sampah organik yang dihasilkan oleh
masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk
organik demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat (Rohendi,
2005).
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Kompos merupakan bahan organic, seperti daun,
jerami, rumput, alang-alang, batang jagung, dedak padi, sulur, calang-calang
seta kotoran hewan yang sudah mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme
pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat tanah. Kompos mengandung
hari-hara mineral yang esensial bagi
tanaman.
Sisa tanaman, hewan, atau kotoran hewan, juga
sisa jutaan makhluk kecil yang berupa bakteri, jamur, ganggang, hewan satu sel,
maupun hewan banyak sel, merupakan sumber organic yang sangat potensial bagi
tanah, karena perannya yang sangat penting terhadap perbaikan sifat fisik,
kimia, biologi tanah, namun bila sisa hasil tanaman tidak dikelola dengan baik
maka akan berdampak negative terhadap lingkungan.
2.
KARAKTERISTIK KOMPOS
·
Mengandung
unsur hara dalam jenis dan jumlah yang bervariasi tergantung bahan asal
·
Menyediakan
unsur hara secara lambat dan dalam jumlah terbatas
·
Menyuburkan
tanah dan dapat menjaga kesehatan tanah
3.
JENIS-JENIS KOMPOS
·
Kompos Cacing
Kompos
cacing merupakan kompos yang dihasilkan melalui kerja sama antara
mikroorganisme dan cacing tanah dalam mekanisme proses penguraian bahan
organik. Kehadiran cacing tanah membantu proses penguraian bahan-bahan organik
yang kemudian akan diurai kembali oleh mikroorganisme.
·
Kompos Bagase
Kompos
bagase merupakan pupuk yang berasal dari ampas tebu hasil limbah padat industri
pabrik gula. Limbah bagase mempunyai potensi yang besar sebagai bahan organik
untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Limbah
bagase dapat diolah menjadi pupuk dan diaplikasikan kembali ke tanah untuk
menyuburkan tanah dan membantu proses pertumbuhan tanaman tebu.
Namun
dalam proses pembuatannya diperlukan waktu cukup lama dan perlakuan yang khusus
seperti penambahan mikroorganisme selulotik karena nisbah C/N dari bagase yang
tinggi sekitar 220.
·
Kompos Bokashi
Kompos bokashi
adalah pupuk yang dihasilkan dari bahan organik yang difermentasikan dengan
teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4). Jenis mikroorganisme yang
terdapat dalam EM4 antara lain Lactobacillus sp., Actinomycetes,
Khamir, dan Streptomyces.
EM4 adalah suatu kultur campuran terdiri dari
mikroorganisme dalam media cair berfungsi untuk memfermentasikan bahan-bahan
organik dalam tanah dan sampah, sehingga
menguntungkan bagi kesuburan tanah.
Selain itu, EM 4 membantu dalam merangsang
perkembangan mikroorganisme dan bermanfaat bagi tanaman, seperti pengikat
nitrogen, pelarut fosfat, dan mikroorganisme yang bersifat merugikan dan
menimbulkan penyakit tanaman.
EM4 juga mampu mempercepat proses dekomposisi
sampah organik sehingga cocok digunakan untuk pengomposan.
4. BAHAN
YANG DAPAT DI KOMPOS
Bahan organik yang umum
dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk ini berasal dari limbah-limbah pertanian
meliputi:
·
limbah
dan residu tanaman,
·
limbah
dan residu ternak,
·
pupuk
hijau,
·
penambat
nitrogen seperti jerami,
·
sekam
padi,
·
gulma,
·
semua
bagian vegetatif tumbuhan,
·
kotoran
padat hewan,
·
limbah
ternak cair,
·
sisa
pakan ternak,
·
mikroorganisme,
serta
·
mikoriza
dan rhizobium.
Bahan organik lainnya yang
dapat dikomposkan adalah buah-buahan, sayuran, limbah kebun termasuk rumput,
dan dedaunan serta limbah dapur.
5. PROSES PENGOMPOSAN
cara membuat kompos aerob:
§ Siapkan lahan seluas 10
meter persegi untuk tempat pengomposan. Lebih baik apabila tempat pengomposan
diberi peneduh untuk menghindari hujan.
- Buat bak atau kotak persegi empat dari papan kayu
dengan lebar 1 meter dan panjang 1,5 meter. Pilih papan kayu yang memiliki
lebar 30-40 cm.
- Siapkan material organik dari sisa-sisa tanaman, bisa juga
dicampur dengan kotoran ternak. Cacah bahan organik tersebut hingga
menjadi potongan-potongan kecil. Semakin kecil potongan bahan organik
semakin baik. Namun jangan sampai terlalu halus, agar aerasi bisa
berlangsung sempurna saat pengomposan berlangsung.
- Masukan bahan organik yang sudah dicacah ke dalam bak
kayu, kemudidan padatkan. Isi seluruh bak kayu hingga penuh.
- Siram bahan baku kompos yang sudah tersusun dalam kotak
kayu untuk memberikan kelembaban. Untuk mempercepat proses pengomposan
bisa ditambahkan starter mikroorganisme pembusuk ke dalam tumpukan kompos
tersebut. Setelah itu, naikkan bak papan ke atas kemudian tambahkan lagi
bahan-bahan lain. Lakukan terus hingga ketinggian kompos sekitar 1,5
meter.
- Setelah 24 jam, suhu tumpukan kompos akan naik hingga
65oC, biarkan keadaan yang panas ini hingga 2-4
hari. Fungsinya untuk membunuh bakteri patogen, jamur dan gulma. Perlu
diperhatikan, proses pembiaran jangan sampai lebih dari 4 hari. Karena
berpotensi membunuh mikroorganisme pengurai kompos. Apabila mikroorganisme
dekomposer ikut mati, kompos akan lebih lama matangnya.
- Setelah hari ke-4, turunkan suhu untuk mencegah
kematian mikroorganisme dekomposer. Jaga suhu optimum pengomposan pada
kisaran 45-60oC dan kelembaban pada
40-50%. Cara menjaga suhu adalah dengan membolak-balik kompos, sedangkan
untuk menjaga kelembaban siram kompos dengan air. Pada kondisi ini
penguapan relatif tinggi, untuk mencegahnya kita bisa menutup tumpukan
kompos dengan terpal plastik, sekaligus juga melindungi kompos dari
siraman air hujan.
- Cara membalik kompos sebaiknya dilakukan dengan metode
berikut. Angkat bak kayu, lepaskan dari tumpukan kompos. Lalu letakan
persis disamping tumpukan kompos. Kemudian pindahkan bagian kompos yang
paling atas kedalam bak kayu tersebut sambil diaduk. Lakukan seperti
mengisi kompos di tahap awal. Lakukan terus hingga seluruh tumpuka kompos berpindah
kesampingnya. Dengan begitu, semua kompos dipastikan sudah terbalik semua.
Proses pembalikan sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali sampai proses
pengomposan selesai. Atau balik apabila suhu dan kelembaban melebihi batas
yang ditentukan.
- Apabila suhu sudah stabil dibawah 45oC, warna kompos hitam kecoklatan dan volume
menyusut hingga 50% hentikan proses pembalikan. Selanjutnya adalah proses
pematangan selama 14 hari.
- Secara teoritis, proses pengomposan selesai setelah
40-50 hari. Namun kenyataannya bisa lebih cepat atau lebih lambat
tergantung dari keadaan dekomposer dan bahan baku kompos. Pupuk kompos
yang telah matang dicirikan dengan warnanya yang hitam kecoklatan,
teksturnya gembur, tidak berbau.
- Untuk memperbaiki penampilan (apabila pupuk kompos
hendak dijual) dan agar bisa disimpan lama, sebaiknya kompos diayak dan di
kemas dalam karung. Simpan pupuk kompos di tempat kering dan teduh.
Proses pembuatan kompos aerob cocok untuk memproduksi kompos
dalam jumlah besar.
CARA MEMBUAT KOMPOS ANAEROB :
·
Siapkan
bahan organik yang akan dikomposkan. Sebaiknya pilih bahan yang lunak terdiri
dari limbah tanaman atau hewan. Bahan yang bisa digunakan antara lain, hijauan
tanaman, ampas tahu, limbah organik rumah tangga, kotoran ayam, kotoran
kambing, dll. Rajang bahan tersebut hingga halus, semakin halus semakin baik.
·
Siapkan
dekomposer (EM4) sebagai starter. Caranya, campurkan 1 cc EM4 dengan 1 liter
air dan 1 gram gula. Kemudian diamkan selama 24 jam.
·
Ambil
terpal plastik sebagai alas, simpan bahan organik yang sudah dirajang halus di
atas terpal. Campurkan serbuk gergaji pada bahan tersebut untuk menambah nilai
perbandingan C dan N. Kemudian semprotkan larutan EM4 yang telah diencerkan
tadi. Aduk sampai merata, jaga kelembaban pada kisaran 30-40%, apabila kurang
lembab bisa disemprotkan air.
·
Siapkan
tong plastik yang kedap udara. Masukan bahan organik yang sudah dicampur tadi.
Kemudian tutup rapat-rapat dan diamkan hingga 3-4 hari untuk menjalani proses
fermentasi. Suhu pengomposan pada saat fermentasi akan berkisar 35-45oC.
·
Setelah
empat hari cek kematangan kompos. Pupuk kompos yang matang dicirikan dengan
baunya yang harum seperti bau tape.
DAFTAR PUSTAKA
Setyorini, Diah.,
Rasti S., E. Kosman. A., KOMPOS, sumber
: http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk2.pdf
Ramadhani, N. A.,
2019, KOMPOS, sumber : https://foresteract.com/kompos/
Kurniawan, P. S.,
2019, CARA MEMBUAT KOMPOS, sumber : https://alamtani.com/cara-membuat-kompos/
https://bibitonline.com/artikel/cara-praktis-membuat-kompos-organik-sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.