Laman

Sabtu, 03 Agustus 2019

Kimia Kontekstual - Hujan Asam


Sumber Gambar : https://storage.googleapis.com/ilmugeografi/2016/05/hujan-asam.jpg



Latar Belakang
Semakin meningkatnya ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK), semakin tinggi pula aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya dengan semakin pesatnya perkembangan sektor industri dan sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis, maka semakin dampaknya akan meningkatkan pula zat-zat polutan yang dikeluarkan kegiatan industri maupun transportasi tersebut. Keberadaan zat-zat polutan di udara ini tentu akan berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara. Beberapa contoh efek negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi isu-isu global antara lain efek rumah kaca, pemanasan global, polusi, sampah, dan hujan asam.
Definisi
Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-benar menjadi masalah bagi manusia. Ini merupakan masalah umum yang secara berangsur-angsur mempengaruhi kchidupan manusia. Istilah Hujan asam portama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris. Hujan secara alami bersifat asam kart>na Karbon Dioksida (CO2) di udara yang la rut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang (Cahyono, 2010)
Menurut ELC (2018) sebenarnya hujan secara alami bersifat asam (pH) hujan normal 5,6) karena merupakan hasil dari reaksi uap air, karbondioksida dan nitrogen di atmosfer. Tingkat keasaman air hujan dapat meningkat secara drastis karena masuknya sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer. Sehingga Terjadilah hujan asam.

Proses  Terjadinya
Hujan asam adalah salah satu indikator untuk melihat kondisi pencemaran udara. Di atmosfer, presipitasi basah dari  polutan di udara yang larut dalam awan akan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju dan kabut. Dengan polutan S02, SO3, NO2, dan HNO3, butir-butir air hujan akan membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang menjadikan pH air hujan kurang dari 5,60. Lebih dari 90% emisi sulfur dan nitrogen berasal dari aktivitas manusia. Senyawa sulfat dan nitrat itu akan berpindah dari atmosfer ke permukaan bumi melalui presipitasi dan deposisi langsung yang dikenal dengan istilah deposisi  basah dan deposisi kering. Akibat adanya pencemaran udara yang tinggi, daerah-daerah yang padat industri ataupun kendaraan bermotor terutama kota besar di Indonesia telah mengalami hujan asam, seperti kota Bandung. Dari hasil penelitian derajad keasaman (pH) dan komposisi kimia air hujan di cekungan Bandung menunjukkan telah terjadi peningkatan keasaman air hujan di wilayah tepian cekungan Bandung, walaupun belum keseluruhan  terindikasi  mengalami hujan asam (Dessy, 2003).

Penyebab Terjadinya
Penyebab terjadinya hujan asam adalah senyawa Sulfur dan Nitrogen Oksida yang masuk ke dalam atmosfer dan mengalami perubahan bentuk menjadi Asam Sulfat dan Nitrat. Senyawa ini kemudian bergabung dengan Hidrogen Khlorida, yang kemudian turun bersama sebagai hujan asam (Pandia, 1996).
Beberapa gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Hidrogen Sulfida (H2S) dan Karbon Monoksida (CO), selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari prosesproses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah, makhluk hidup, dan kebakaran hutan. Selain disebabkan oleh pencemaran alami, polusi udara juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia (Fardiaz, 1992)

Dampak dari Hujan Asam
Menurut EPA (2012) dan CEF (2012), beberapa dampak dari hujan asam antara lain :
-          Merusak tumbuhan baik yang ada di hutan, perkebunan, hortikultura maupun tanaman pangan
-          Menghambat perkembangbiakan hewan yang hidup di air, dengan pH yang terus menurun akan mematikan bibit ikan
-          Menimbulkan kepunahan berbagai jenis ikan dan plankton sebagai akibat rantai makanan yang terputus
-          Menghambat bahkan mematikan hewan ternak karena sediaan pakan terbatas
-          Mematikan berbagai fauna lainnya
-          Berdampak buruk terhadap kesehatan manusia seperti menimbulkan gangguan jantung, paru-paru (asma dan bronchitis), kanker dan kematian dini
-          Merusak berbagai material bangunan melalui proses korosi dan pelapukan
-          Merusak tingkat kesuburan tanah



DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, W. Eko. 2010. Pengaruh Hujan Asam pada Biotik dan Aiotik. LAPAN. Diakses di http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/viewFile/718/636 pada tanggal 3 Agustus 2019 pukul 16.45
CEF. 2012. What is Acid Rain? Conservative Energy Future. Diakses di https://www.epa.gov/acidrain/what-acid-rain pada tanggal 3 Agustus 2019 pukul 16.50
ELC. 2008. Acid Precipitation. Environmental Literary Council. http://enviroliteracy.org/article.php/2.html
EPA. 2012. Acid Rain. Environmental Protection Agency- US.
Fardiaz. 1992. Polusi Air Dan Udara. Bogor: Konisius Diakses di http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=92263&obyek_id=4 pada tanggal 3 Agustus 2019 pukul 17. 30
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Yogyakarta : Penerbit WR
Pandia, S. 1996. Kimia lingkungan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Diakses di http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=92263&obyek_id=4 pada tanggal 3 Agustus 2019 pukul 17. 35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.