Laman

Sabtu, 03 Agustus 2019

ARTIKEL KIMIA PANGAN


Topik mengenai Kimia Pangan

Penyimpangan pada industri pangan (dipakai dalam makanan apa)
Penyimpangan dalam produksi makanan yang mengandung lemak trans
umumnya adalah proses yang tidak diinginkan oleh para perusahaan makanan
yang bersangkutan. Contohnya seperti pernyataan PT. Unilever Pada tahun 2012
menyatakan bahwa semua produknya tidak akan ada minyak nabati terhirdogenasi
parsial. Sayangnya perusahaan makanan siap saji (Fast Food) yang dalam
rumusan 8F Terdapat kata fried yang artinya gorengan yang pada umumnya menggunakan system Deep frying yang juga digunakan masyarakat Indonesia, serta pemakaian berulang minyak goreng, akan mengubah asam lemak tidak jenuh menjadi asam lemak trans, yang dapat meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik (Juwaedah; Ketaren, 2005) karena perubahan cis menjadi trans mulai terjadi pada temperature 180oC dan meningkat sebanding dengan kenaikan temperature. Produk biscuit, donat dan produk lain yang menggunakan lemak pelembut (shortening) akan menjadi sumber TFA di dalam
makanan sehari-hari .
Menurut Sebedio and Chardigny, 1996; Oomen, et al., 2001;
Wardlaw and Kessel, 2002.

Tanda-Tanda Penyimpangan Produk Pangan (fisik)p
Terdapat beberapa tanda-tanda dari penyimpangan terhadap minyak
goreng tersebut. Pertama untuk minyak goreng yang telah digunakan berkali-kali,
secara alami akan berubah warna menjadi cokelat dan berbau tengik. Kedua ciri-
ciri minyak goreng oplosan adalah berbau tengik, berwarna lebih gelap dari
minyak goreng asli, terdapat endapan di dasar minyak (berasal dari tepung terigu),
serta timbul buih dan berasap saat dipanaskan. Keanehan di atas tidak ditemukan
pada minyak goreng asli yang sehat. Ketiga minyak goreng yang digunakan untuk
menggoreng yang dicampur dengan plastic membuat Gorengan bisa jadi lebih
laku keras karena renyah dan gurih, dan biasanya lebih keras dari normalnya, juga
terdapat noda putih. Mungkin kita perlu lebih berhati-hati dan lebih teliti karena
tidak semua penjual gorengan melakukan perbuatan kreatif yang membahayakan
itu.
Berdasarkan ketiga kasus penyelewengan diatas lemak trans cenderung
meningkat setara dengan kenaikan temperaturnya, selain itu lemak trans pada
minyak goreng oplos ataupun yang ditambah plastic membuat kandungan lemak
trans pada minyak goreng lebih berbahaya daripada minyak goreng yang
digunakan secara normal, karena bahan kimia yang terkandung dalam plastic maupun oli mengandung bahan kimia yang bersifat karsinogenik jika dikonsumi.

 Dampak Negatif Bagi Tubuh

Menurut Permenkes No. 30 Th 2013 mengatakan bahwa mengkonsumsi lemak total
lebih dari 67 gram per orang per hari dapat beresiko hipertensi, stroke diabetes
dan serangan jantung. Selain itu News-medical dalam halamannya menyebutkan
“the World Health Organization has tried to balance public health goals with a
practical level of trans fat consumption, recommending in 2003 that trans fats be
limited to less than 1% of overall energy intake.”, berdasarkan pernyatan tersebut
dapat kita pahami bahwa dalam setiap kali kita makan, lebih baik menkonsumsi
lemak trans kurang dari 1%. Dari kedua pernyataan tersebut dapat kita mengerti
betapa bahayanya mengkosumsi makanan yang mengandung lemak trans secara
berlebihan.

Daftar pustaka
https://www.researchgate.net/publication/269693980_Artikel_Kimia_Pangan

Mind mapping



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.