Laman

Sabtu, 31 Agustus 2019

Analisis Mengenai Kualitas Air Sungai di kota Jakarta



Dwi Cahya Romadhoni
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Mercu buana Jakarta
E-mail: dwi.dhoni88@gmail.com

ABSTRAK
Air memiliki peran terpenting dalam kehidupan makluk hidup, tanpa adanya air proses kehidupan tidak akan pernah berlanjut, meskipun air sumber daya yang dapat di perbarui oleh alam itu sendiri, Seperti yang kita lihat sekarang ini banyak sungai, danau, waduk dan sumur yang sudah tercemar karena ulah buruk manusia yang terbiasa membuang sampah atau limbah pada saluran air ataupun sungai. Di kota Jakarta, akses terhadap air bersih masih menjadi masalah karena Sebagian besar air sungai sudah tercemar oleh limbah pabrik dan limbah domestic, mengingat pesatnya pembangunan di kota Jakarta dan sekitarnya beriringan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi setiap tahunnya membuat air sangat mudah tercemar. Pada mulanya bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia, namun berpengaruh buruk terhadap kondisi alami perairan melalui peningkatan senyawa baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.Semakin banyaknya kegiatan pembangunan menyebabkan pencemaran air seperti: pemukiman, industri dan pertanian, banyaknya limbah yang dihasilkan karena kegiatan tersebut mengakibatkan konsentrasi limbah melebihi daya asimilasi (kemampuan menetralisasi) badan air yang terkontaminasi oleh limbah tersebut, sehingga menyebabkan penurunan kualitas air untuk kepentingan bahan baku air minum dan irigasi pertanian. .Dalam hal ini hasil artikel ilmiah yang dibuat dapat memberikan gambaran terhadap masyarakat Jakarta mengenai dampak buruk, sebab dan akibat guna dalam pengendalian pencemaran air.

Kata Kunci: Pencemaran air, kualitas air sungai, kesehatan lingkungan.

1. Pendahuluan
Jakarta merupakan salah satu kota padat penduduk di Asia, mengingat hal itu maka di perlukannya air bersih yang memadai namun yang menjadi masalah di kota Jakarta adalah pencemaran air yang sulit di benahi. Pesatnya perkembangan industry di kota besar selain memberikan ke untungan juga menimbulkan berbagai persoalan seperti adanya dampak lingkungan.
Di lansir oleh Wikipedia, Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, ledakan alga, kebinasaan ikan, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Pada dasarnya fungsi air bagi masyarakat dan makhluk hidup lainnya sangatlah penting, sehingga keberadaan sumber air  harus tetap dijaga baik secara kuantitas maupun kualitas. Sungai adalah salah satu sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Namun, berdasarkan pantauan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (LH RI) tahun 2014, sebanyak 75%  sungai di Indonesia tercemar berat akibat buangan air limbah rumah tangga.
Pentingnya air sungai bagi masyarakat di Indonesia dan rendahnya kualitas air sungai , seharusnya mendorong pemerintah untuk melaksanakan program peningkatan kualitas air sungai sebagai bagian dari pembangunan. Ketidaksediaan air besih secara umum di sebabkan oleh dua factor yaitu factor manusia dan factor alam, factor alam di sebabkan oleh kondisi suatu wilayah dan factor manusia disebabkan oleh aktifitas manusia yang membuat air bersih menjadi tercemar.
Oleh karena itu, persoalan mengenai turunya kualitas lingkungan seperti pencemaran diyakini merupakan gejala negative yang secara dominan dari factor manusia itu sendiri. Dalam hal ini berbagai masalah dari pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dengan bertambahnya kebutuhan dan ketersediaan air bersih menjadi suaru masalah yang saling berkaitan. Banyak lokasi pemukiman warga yang terletak pada bantaran sungai  merupakan suatu masalah yang krusial dan memerlukan upaya tersendiri untuk mengatasinya. Pencemaran air sungai yang di timbulkan oleh warga, seperti pembuangan limbah rumah tangga dan pembuangan sampah yang langsung ke sungai, hal ini terjadi akibat kurang kepekaan masyarakat akan kepedulian lingkungan dan factor ekonomi masyarakat yang membuat mereka hidup di bantara sungai.

2. Permasalahan
Berdasarkan permasalahan yang terjadi mengenai pecemaran air terdapat beberapa hal yang perlu menjadi pengkajian terkait dampak pencemaran air terhadap kesehatan lingkungan masyarakat yang tinggal, sebab dan akibat yang di timbulkan dari pencemaran air tersebut dan pengendalian terhadap pencemaran air yang terjadi di Kota Jakarta.

3. Pembahasan
Kondisi saat ini mengenai sunagai yang berada di Jakarta sangatlah memperihatinkan sebab dari hasil visual yang didapat bahwa kondisi air sungainya berbau dan berwarna hitam atau coklat (keruh) belum lagi di tambah dengan sampah rumah tangga yang sangat banyak hingga menyumbat dan memenuhi permukaan air pada sungai. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti:
1. Sampah organik yang di buang ke sungai.
2. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berattoksin organik, minyak, nutrien dan padatan.
3. Seperti limbah pabrik yang mengalir ke sungai
4. Pencemaran air oleh sampah.
5. Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan.
6. Kandang hewan peliharaan yang berdekatan dengan sungai membuat air tercemar karena kotoran hewan dibuang ke sungai.
7. Banyaknya pemukiman di bantaran sungai.
Menurut Hendrawan (2005), Kota Jakarta di lintasi oleh 13 sungai besar dan beberapa sungai kecil serta 40 situ tersebar di 5 wilayah kota yang sangat potensial sebagai air untuk menunjang kehidupan manusia.
Dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dan banyaknya industry atau pabrik bermunculan maka terjadinya kecenderungan perubahan kondisi dan kualitas air sungai, artikel ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran serta upaya pengendalian pencemaran air yang mungkin bisa di lakukan pada sungai sekitaran Jakarta yaitu:
1. Limbah industry harus di netralkan terlebih dahulu.
2. Membuat peraturan yang tegas dan ketat terhadap masyarakat dan badan usaha yang menimbulkan limbah atau sisa produksi.
3. Mengurangi penggunaan bahan kimia.
4. Setiap perusahaan minyak di wajibkan mempunyai peralatan untuk menampung tumpahan minyak dan menyedotnya kembali (dawud,dkk, 2016).
             Pendugaan pencemaran lingkungan dapat di lakukan dengan melihat pengaruh polutan terhadapat kehidupan organisme perairan dan lingkungannya. Bahan pencemar dapat dibedakan atas pencemaran yang di sebabkan oleh alam dan kegiatan manusia. Bahan pencemaran di peraiaran dapat berasal dari sumber buangan yang dapat di klasifikasikan sebagai sumber titik dan sumber menyebar. Sumber titik (point source dischager) adalah sember pencemaran terpusat seperti yang berasal dari air buangan industry maupun domestic dan saluran drainase. Sedangkan sumber menyebar (diffuse source) adalah poltan yang masuk perairan seperti run off atau limpasan dari permukaan tanah pemukiman atau pertanian (Hendrawan, 2005).
Maka Akibat dari pencemaran air yaitu:
1. Mengakibatkan banjir.
2. Erosi.
3. Kekurangan sumber air.
4. Dapat membuat sumber penyakit.
5. Tanah Longsor.
6. Dapat merusak Ekosistem sungai.
7. Merusak tanaman yang disiram.
8. Kerugian untuk Nelayan, Petani sayuran dan masyarakat yang tinggal dekat pesisir sungai.
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi pencemaran air. Hal ini di kaitkan dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam memelihara lingkungan yang sehat dan bersih di tempat mereka tinggal. Penanggulangan limbah juga dapat dilakukan dengan pengolahan kembali limbah yang dihasilkan sehingga mempunyai nilai ekonomis.
Fakta yang menunjukan kondisi social masyarakat di kota besar adalah
1. warga belum mengerti sturan hukum jarak antara sungai dan pemukiman.
2. warga masih belum merasakan efek dari perbuatan mereka.
3. masih kurangnya penyuluhan lingkungan dari pemerintah daerah kepada warga.
  Pengolahan kembali (daur ulang) dapat menghemat biaya produksi, menghemat biaya pengendalian pencemaran dan menghasilkan tambahan pendapatan.  Selain itu penanggulangan pencemaran dapat juga dengan melakukan perubahan proses yang lebih baik sehingga zat pencemar yang terbuang lebih sedikit, substitusi bahan baku yang bersifat berbahaya dan beracun dengan bahan lain yang lebih kecil resiko pencemarannya atau dengan jenis teknologi tertentu yang mempunyai kadar buangan rendah (Hendrawan, 2005).
 Penetapan standar merupakan salah satu upaya efektif dalam pengendalian pencemaran air. Standar memberikan arahan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan program tersebut.  Standar kualitas air adalah pesyaratan kualitas air yang ditetapkan oleh suatu negara atau wilayah untuk keperluan perlindungan dan manfaat air pada negara atau wilayah yang bersangkutan.  Standar kualitas air yang berlaku harus dapat dilaksanakan yaitu semaksimal mungkin dapat melindungi lingkungan tetapi memberikan toleransi bagi pembangunan industri dan sarana pengendalian pencemaran air yang ekonomis.  Dalam pengelolaan kualitas air dikenal dua macam standar, yaitu stream standard dan effluent standard.

4. Kesimpulan
Secara umum sungai memanglah hal terpenting untuk kehidupan kita sebagai warga Negara Indonesia, namun masih banyak masyarakat yang acuh terhadap perbuatan mereka yang menyebabkan kerugian pada diri mereka sendiri. Sungai di Kota Jakarta mendapatkan nilai buruk padahal masyarakat menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari hari dan hal itu membuat bibit bibit penyakit yang akan di alami masyarakatnya secara terus menerus.

Saran
Perlu adanya gerakan nyata pada seluruh masyarakat Jakarta mengenai pencemaran air ini, tidak hanya menggantungkan semuanya pada pemerintahan dan instansi yang terkait saja.




Daftar Pustaka

Yudo, Satmoko dan Nusa Idaman Said., 2018, Status Kualitas Air Sungai Ciliwung DKI Jakarta, Jurnal Teknologi Lingkungan volume 19, nomer 1.

Dawud, Muhamad dan Idi Namara, dkk., 2016, Analisis Sistem Pengendalian Pencemaran Air Sungai Cisadane Kota Tangerang Berbasis Masyarakat, Jurnal Fakultas Teknik Muhamadiyah Jakarta.

Hendrawan, Diana., 2005, Kualitas Air Sungai Dan Situ di DKI Jakarta. Jurnal Makara, Teknologi volume 9, nomer 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.