diketik oleh syahida nur afini , @k25-syahida
kata kunci : limbah cair , laundry
Dengan meningkatnya jumlah usaha industri laundry yang menghasilkan limbah cair sisa penggunaan detergen, maka limbah cair laundry yang dihasilkan semakin banyak setiap harinya. Peningkatan jumlah limbah akibat pencucian pakaian yang dihasilkan ini memiliki dampak langsung kepada lingkungan apabila tidak dikelola dan diolah dengan baik karena limbah laundry ini dapat mencemari badan air dan tanah. (Nugroho dkk dalam Dessy, 2014)
Cara pembuangan air limbah laundry yang dilakukan secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu ke saluran air dapat menurunkan kualitas air dan mempengaruhi ekosistem perairan serta kesehatan manusia (Nurajijah dalam Yudisthira dalam Veini & Damayanti, 2012)
Menurut Sisyanreswari dkk (2014), bahwa masalah yang timbul akibat pemakaian deterjen terletak pada pemakaian jenis surfaktan dan gugus pembentuk, karena jenis surfaktan dan gugus pembentuk ini yang menentukan limbah yang dihasilkan dapat diuraikan atau tidak. Jika sulit untuk diuraikan maka dapat mengakibatkan eutrofikasi pada badan air penerima. Maka dari itu, perlu adanya pengolahan limbah laundry yang bertujuan untuk mengurangi dan mencegah dampak negatifnya pada lingkungan khususnya badan air.
Lalu menurut Stefhany dkk (2013), bahwa peningkatan industri pencucian pakaian dapat menimbulkan pencemaran air yang menyebabkan eutrofikasi, hal ini disebabkan oleh fosfat yang merupakan bahan penyusun utama deterjen, sehingga perlu dilakukan alternatif pengelolahan dan pengaplikasian yang efektif untuk mengolah limbah ini.
Pertumbuhan industri laundry ini memiliki efek samping yang kurang baik, air limbah laundry mengandung bahan kimia dengan konsentrasi yang tinggi antara lain fosfat, surfaktan, ammonia dan nitrogen serta kadar padatan terlarut, kekeruhan, BOD dan COD tinggi. Bahan kimia yang menjadi masalah pencemaran pada badan air tersebut disebabkan pemakaian deterjen sebagai bahan pencuci. (Gumelar dkk. 2015)
Berdasarkan kutipan diatas bahaya tentang limbah cair laundry jika dibuang begitu saja dapat menimbulkan berbagai macam masalah.
Daftar Pustaka
Stefhany,cut ananda., M.Sutisna dan K.Pharmawati .2013. Fitoremediasi phospat dengan menggunakan tumbuhan eceng gondok (eichhornia crassipes) pada limbah cair industri kecil pencucian pakaian (laundry). Vol 1. No.1, Febuari 2013. Pp 1-11 dalam https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/lingkungan/article/viewFile/137/623 (diakses 18 desember 2018)
Nugroho, Satyanur Y., S. Sumiyati dan M. Hadiwidodo. 2014. Penurunan kadar COD dan TSS pada limbah industri pencucian pakaian (laundry) dengan teknologi biofilm menggunakan media filter serat plastik dan tembikar dengan susunan random. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 3. No 2, 2014. Pp 1-6. Dalam https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/tlingkungan/article/view/5399/5181 (diakses 18 desember 2018)
Nurajijah, Laeli., D. Harjunowibowo dan Y. Radiyono. 2014. Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF). Vol 4. No 1, 2014. Pp 31-35. Dalam http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/fisika/article/view/5395/3811 (diakses 18 desember 2018)
Sisyanreswari, Hadinta., W. Oktiawan dan A. Rezagama. 2014. Penurunan TSS, COD, dan Fosfat Pada Limbah Laundry. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 3. No. 4, 2014. Dalam https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/tlingkungan/article/view/7133/6900
(diakses 18 desember 2018)
Gumelar, Dalas., Y. Hendrawan dan R. Yulianingsih. 2015. Pengaruh Aktivator dan Waktu Kontak Terhadap Kinerja Arang Aktif Berbahan Eceng Gondok (Eichornia crossipes) Pada Penurunan COD Limbah Cair Laundry. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol.3 No. 1, Februari 2015. Pp 15-23 http://www.jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/view/242/206 (diakses 18 desember 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.