Laman

Selasa, 20 November 2018

Prinsip Kimia Hijau.

(Gambar 1: Mind Mapping)
Oleh: Denny Farazumar Arief Kelana (@J11-Denny) ASA.

ABSTRAK: Kimia Hijau merupakan paradigma yang relatif baru, dengan fokus pada upaya mengoptimalkan kegiatan perancangan proses, produk dan pasca produk yang bisa memperkecil bahkan menihilkan pemakaian dan pembentukan bahan kimia beracun dan berbahaya serta mengurangi pembuangan limbah yang berlebihan dari kegiatan industri.

Kata Kunci: Kimia, Hijau, Prinsip, Tujuan, Definisi.

Prinsip Kimia Hijau
Kimia Hijau merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk menghilangkan penggunaan dan pembentukan zat berbahaya dengan merancang proses manufaktur yang lebih baik untuk produk kimia. Beragam hal dalam proses manufaktur seperti seleksi awal bahan kimia, mekanisme sintesis kimia, produk akhir, dan manajemen produk, senantiasa dicermati terutama dalam kaitannya dengan bahan toksik. Dengan membatasi kemungkinan adanya bahaya dari setiap proses, maka resiko yang timbul dapat dikurangi dan diantisipasi.

  1. Pencegahan Limbah.
    Lebih baik untuk mencegah sedini mungkin terjadinya limbah daripada menanggulangi dan mengelola limbah yang sudah terlanjur terbentuk.

  2. Memaksimalkan Ekonomi Atom.
    Perancangan sintesis sedemikian rupa sehingga produk akhir mengandung proporsi maksimum dari bahan awal.
  3. Perancangan Sintesis dengan Bahan Kimia yang tidak Berbahaya.
    Dalam praktek metode sintesis seharusnya didesain  untuk menggunakan dan menghasilkan zat yang paling sedikit atau sama sekali tidak menimbulkan toksisitas pada manusia dan lingkungan.
  4. Perancangan Bahan dan Produk Kimia yang Aman.
    Produk kimia seharusnya dirancang sesuai fungsi yang diinginkan, dan meminimalkan terjadinya toksisitas bagi manusia dan lingkungan.
  5. Pelarut dan Senyawa pembantu yang Ramah Lingkungan.
    Meskipun termasuk sebagai zat yang tidak berkontribusi langsung terhadap struktur produk, tetapi diperlukan untuk terjadinya reaksi kimia dalam proses produksi.
  6. Perancangan untuk Efisiensi Energi.
    Penggunaan energi dalam proses kimia perlu senantiasa memperhatikan dampak lingkungan dan nilai ekonominya, dalam hal ini jumlahnya harus diminimalisir.
  7. Penggunaan Bahan Baku Terbarukan.
    Apabila secara teknis dan ekonomi memungkinkan, maka sebaiknya menggunakan bahan bahan baku yang terbarukan.
  8. Mengurangi Tahapan Reaksi atau Derivatif.
    Derivatisasi yang tidak dikehendaki harus diminimalkan atau dihindari, karena langkah-langkah tersebut akan membutuhkan tambahan reagen dan dapat menghasilkan limbah.
  9. Katalisis.
    Reagen katalis seharusnya lebih unggul untuk reagen stoikiometri.
  10. Rancangan untuk Degradasi.
    Produk kimia seharusnya dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat terurai menjadi produk yang tidak berbahaya.
  11. Analisis Seketika untuk Pencegahan Polusi.
    Metodologi Analitik perlu dikembangkan lebih lanjut untuk memungkinkan kontrol proses dan monitoring seketika, hal itu untuk mengantisipasi terbentuknya zat berbahaya.
  12. Minimalisir Potensi Kecelakaan.
    Rancangan kimia dan bentuk fisik (padat, cair dan gas) harus sedemikian rupa, sehingga potensi kecelakaan seperti ledakan, kebakaran dan kontaminasi terhadap lingkungan menjadi sangat minimal.
Tujuan Kimia Hijau

Tujuan kimia hijau ialah untuk menghasilkan produk dengan tingkat toksisitas serendah mungkin dan kalau bisa nol (zero) dengan memperhatikan secara seksama setiap langkah (proses) selama kegiatan produksi berlangsung.

Tujuan kimia hijau juga berfungsi untuk mengurangi:
  • Limbah.
  • Material bahan-bahan toksis.
  • Bahaya.
  • Resiko.
  • Energi.
  • Biaya.
Pada tahun 2005, Ryoji Noyori dari Jepang telah mempelopori pengembangan sangat penting dalam Kimia Hijau yaitu penggunaan CO2 superkritis sebagai pelarut, larutan berair Hidrogenperoksida untuk oksidasi bersih dan penggunaan Hidrogen dalam sintesis asimetris. Contoh-contoh terapan Kimia Hijau adalah oksidasi air superkritis, reaksi pada air dan reaksi pada media kering.

Biorekayasa atau bioteknik juga dipandang sebagai suatu teknik yang menjanjikan untuk mencapai tujuan Kimia Hijau. Sejumlah bahan kimia penting dapat disintesis oleh organisme terekayasa. Seperti asan Shikimat, sebuah precursor Oseltamivir yang difermentasi oleh Roche di dalam bakteri.

DAFTAR PUSTAKA:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.