Laman

Senin, 01 Oktober 2018

Pengembangan Industri Petrokimia di Indonesia

Oleh: Bayu Anggara (@K04-Bayu)


Abstrak:
Di Indonesia, energi migas masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi, melebihi rata-rata kebutuhan energi global, mengharuskan Indonesia untuk segera menemukan cadangan migas baru, baik di Indonesia maupun ekspansi ke luar negeri.


Kata Kunci: Industri Petrokimia dan Minyak Sawit

Penggunaan istilah “Petrokimia” tidak selalu tepat, karena berbagai bahan selain seperti batubara dan biomassa dapat dipergunakan untuk menghasilkan produk yang sama. Contohnya: etanol yang biasa terbuat dari bahan dasar minyak dan gas alam di  Amerika Serikat dan Eropa, namun di tiongkok terbuat dari bahan baku Batubara. (Hidayat, Atep Afia. 2018)

Potensi sumber daya minyak dan gas bumi Indonesia masih cukup besar untuk dikembangkan terutama di daerah-daerah terpencil, laut dalam, sumur sumur tua dan kawasan Indonesia Timur yang relatif belum dieksplorasi secara intensif. Sumber-sumber minyak dan gas bumi dengan tingkat kesulitan eksplorasi terendah praktis kini telah habis dieksploitasi dan menyisakan tingkat kesulitan yang lebih tinggi (Anonim. 2014). Sangat jelas bahwa mengelola ladang minyak sendiri menjanjikan keuntungan yang luar biasa signifikan. Akan tetapi untuk dapat mengetahui potensi tersebut diperlukan teknologi yang mahal, modal yang besar, faktor waktu yang memadai dan memerlukan efisiensi yang maksimal serta expertise dari sumberdaya manusia terbaik.

Tidak hanya minyak bumi saja yang menjadi industri besar di indonesia. Tetapi, ada juga minyak sawit yang perindustriannya cukup besar diindonesia. Seperti yang dikatakan Pasaribu, Nurhida 2004. Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ}. Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (pericarp) dan inti (kernel). Serabut buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar atau kulit buah yang diseb but pericarp, lapisan sebelah dalam disebut mesocarp atau pulp dan lapisan paling dalam disebut endocarp. Inti kelapa sawit terdiri dari lapisan kulit biji (testa), endosperm dan embrio. Mesocarp mengandung kadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti (kernel) mengandung minyak sebesar 44%, dan endocarp tidak mengandung minyak. Minyak kelapa sawit seperti umumnya minyak nabati lainnya adalah merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, sedangkan komponen penyusunnya yang utama adalah trigliserida dan nontrigliserida.

Daya Saing Minyak Sawit Indonesia

Analisis komponen sistem porter's diamond Industri minyak sawit di Indonesia didukung oleh keberadaan lembaga riset dan pengembangan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan Masyarakat perkelapasawitan Indonesia (Maksi) dalam rangka mendukung kemajuan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi. Peran sumberdaya ilmu pengetahuan dan teknologi diperkuat dengan asosiasi petani kelapa sawit Indonesia sebagai satu-satunya organisasi profesi petani dan wadah pemersatu petani di Indonesia dan GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) sebagai wadah perusahaan produsen minyak sawit (CPO) yang terdiri atas perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN), perusahaan perkebunan swasta nasional dan asing, serta peladang kelapa sawit yang tergabung dalam koperasi. Ekspor CPO Indonesia saat ini sudah menjangkau lima benua, yaitu Asia, Afrika, Australia, Amerika, dan Eropa dengan pangsa pasar utama di Asia. Ada dua lembaga pemasaran besar di Indonesia yang memasarkan CPO, yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) dan PT Bursa Berjangka Jakarta. PT KPBN dibentuk sebagai badan pemasaran terpusat PTPN yang ada di Indonesia, sedangkan PT Bursa Berjangka Jakarta sebagai penyelenggara pasar fisik minyak sawit mentah (CPO) terorganisir yang melaksanakan lelang fisik CPO secara online.

Kesimpulan:
Industri  petrokimia dindonesia  bukanlah sebuah industri yng  kecilll. Tetpi sudah menjadi sallah satu penyumbang income negara. Ini dibuktikan dengan seriusnya pemerintah untuk meaangani masalah ini. Tidak hanya dari minyak bumi saja namun juga dari minyak sawit.

DAFTAR PUSTAKA:

Hidayat, Atep Afia. Kholil Muhammad. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Yogyakarta. Wahana Resolusi.
Daryanto, Heny K. 2018. Daya saing dan strategi pengembangan minyak sawit di indonesia dan http://jai.ipb.ac.id/index.php/jmagr/article/viewFile/7893/6194 (diakses pada 30 September 2018)
Pasaribu, Nurhida. 2018. Minyak Buah Kelapa Sawit dan http://library.usu.ac.id/download/fmipa/kimia-nurhaida.pdf (diakses pada 30 september 2018)
Izzaati, Titia. 2017. Kimia dan Praktikumku. Jakarta. Pustaka Mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.