Laman

Minggu, 30 September 2018

POTENSI INDUSTRI PETROKIMIA DI INDONESIA




Oleh : Natalia Esteriani Kambey (@K17-Natalia)

Abstrak :
Industri petrokimia yang ada di Indonesia banyak dimanfaatkan di berbagai bidang. Selain itu, bahan baku yang digunakan dalam proses produksi banyak terdapat di Indonesia, sehingga Indonesia sebenarnya sangat berpontensi untuk mengembangkan industri petrokimia. Namun masih banyak kendala yang ditemukan sehingga dibutuhkan solusi untuk menanganinya.

Kata Kunci : Petrokimia, Industri Petrokimia, Industri Kimia, Polimer

Pendahuluan
Menurut Hidayat (2008), Industri petrokimia merupakan industri yang mengolah  zat atau bahan yang berasal dari fraksi minyak bumi, seperti etilen (C2H4) dan propilen (C3H6).
Menurut Sulaiman (2016), Industri petrokimia adalah industri yang menghasilkan produk-produk industri kimia organik yang merupakan bahan baku industri polimer, dengan bahan baku dasar bersumber dari hasil pengolahan minyak dan gas bumi (gas alam), produk pencairan batubara, bahkan sekarang sedang dikembangkan oleokimia berbasis biomassa.
Jadi, Industri petrokimia adalah industri yang menggunakan bahan baku fraksi minyak bumi dan menghasilkan produk-produk industri kimia organik yang merupakan bahan baku industri polimer.

Industri kimia dimanfaatkan di berbagai bidang, antara lain :
1. Penggunaan Dalam Industri Pupuk Dan Pestisida
Produk amoniak/ urea dalam negeri sebagian besar digunakan sebagai pupuk pertanian, dan adhesive urea formaldehida.
2. Penggunaan dalam Industri Bahan Plastik
PE (polietilena), PP (polipropilena), PVC (poli vinil klorida), dan PS (polistirena).
3. Penggunaan dalam Industri Deterjen
Alkil benzena, alkil benzene sulfonat (ABS), dan selulosa karboksi metil (CMC).
4. Penggunaan dalam Industri Serat Sintetik
Produk petrokimia yang digunakan untuk serat sintetik adalah TPA (terepthalic acid), DMT (dimethyl terepthalate), PTA (purified terepthalic acid), dan kaprolaktam.

Pembahasan dan Solusi
Terdapat tiga bahan dasar yang digunakan dalam industri petrokimia, yaitu :
1. Olefin (alkena-alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia yang paling utama. Di antara olefin yang paling banyak diproduksi adalah etilena (etena), propilena (propena), dan butadiena. Contohnya plastik yang digunakan sebagai kantong plastik dan pembuatan pipa, karung plastik, dan sebagainya.
2. Aromatika
Pada industri petrokimia, bahan aromatika yang terpenting adalah benzena, toluena, dan xilena untuk pembuatan bahan peledak dan asam tereftalat.
3. Syn-Gas (Gas Sintetis)
Gas sintetis ini merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2) yang menghasilkan ammonia, urea, methanol, dan formaldehida.
Ada juga bahan baku utama yang digunakan dalam industri petrokimia yaitu minyak bumi, gas bumi, dan batu bara.

Jika kita lihat dari bahan baku yang ada, seharusnya industri petrokimia di Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi industri petrokimia yang maju. Namun, banyak hal yang menjadi kendala sehingga industri petrokimia di Indonesia tidak maju, seperti ketersediaan bahan baku dan keterjangkauan harga bahan baku. Kendala lain juga yang menyebabkan industri kimia tidak maju adalah teknologi produksi kita yang masih rendah dan terbatasnya jenis bahan baku yang digunakan sehingga Indonesia masih belum bisa bersaing dengan negara-negara lain. Padahal, sudah ada ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang memungkinkan kita untuk tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0–5%) maupun hambatan non tariff.
Jika kita lihat dari berbagai kasus yang ada, sumber daya yang ada di Indonesia hanya digunakan sebatas ekspor untuk kepentingan perdagangan. Padahal, jika sumber daya yang ada di Indonesia mau ikut berkontribusi dalam pengembangan sistem industri, tentunya akan mengurangi kendala-kendala yang ada. Artinya kementrian-kementrian yang ada di Indonesia harus mampu bekerja sama untuk menunjang industri petrokimia yang ada, seperti penurunan harga bahan baku untuk menunjang sistem industri petrokimia.

Kesimpulan :
Indonesia adalah negara yang sangat berpotensi untuk berkembangnya industri kimia. Selain itu, produk hasil industri kimia banyak digunakan dan jika memungkinkan bisa diekspor sehingga menambah pendapatan negara. Untuk itu, diperlukan kontribusi semua pihak untuk mengatasi kendala yang ada maupun untuk mengembangkan industri kimia.

Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.