Laman

Minggu, 30 September 2018

INDUSTRI ARGOKIMIA: Pestisida

Oleh: Rofiqoh Awaliyah ( @K28-Rofiqoh) 

Abstrak Peningkatan kegiatan agroindustri selain meningkatkan produksi pertanian juga menghasilkan limbah dari kegiatan tersebut, salah satunya adalah Pestisida. Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan perkembangan atau pertumbuhan dari hama, penyakit dan gulma. Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian. 

Kata Kunci: Pestisida

Pestisida secara umum digolongkan kepada jenis organisme yang akan dikendalikan populasinya. Insektisida, herbisida, fungsida dan nematosida digunakan untuk mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen dan nematoda. Jenis pestisida yang lain digunakan untuk mengendalikan hama dari tikus dan siput (Alexander, 1977). Berdasarkan ketahanannya di lingkungan, maka pestisida dapat dikelompokkan atas dua golongan yaitu yang resisten dimana meninggalkan pengaruh terhadap lingkungan dan yang kurang resisten.  

Pestisida adalah industri argokmia yang termasuk kedalam industri proses kimia yang menghasilkan produk zat kimia dasar. Industri pestisida siap pakai (Formulasi) dibagi menjadi pestisida cair dan padat. Industri pestisida di Indonesia sebagian besar merupakan industri pestisida siap pakai ada juga yang gabungan antara industri pestida siap pakai dengan industri manufacture dan industri pestisida siap pakai cair maupun padat. 

Produksi pestisida menimbuhkan Limbah gas merupakan senyawa yang sangat beracun karena mengandung senyawa methyl isocyanida (MIC), gas ini tak berbau dan tak berwarna. Untuk menanggulangi agar tidak membahayakan kehidupan manusia diperlukan penanganan yang baik dalam mengolah limbah gas pada industri pestisida.

Proses pengolahan limbah gas pada industri pestisida siap pakai cair dan padat, dilakukan dengan thermal oxidation, system ini mempunyai effisiensi lebih dari 98 %, sehingga umumnya digunakan untuk mengontrol polutan uap. sistem ini digunakan untuk menangolah halogen hidrokarbon yang merupakan prekursor dari gas-gas asam yang korosif. Sehingga semua bahan yang beracun dapat terdegradasi semua. Proses pengolahan limbah pestisida pada pembuatan bahan aktif proses pengolahannya dengan kombinasi beberapa system yaitu: absorbsi, katalitik oxidasi dan adsorbsi.

Dalam penerapan di bidang pertanian, kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya (Sa’id, 1994).

Akan tetapi bukan rahasia lagi jika pestisida digunakan untuk keberhasilan usaha manusia, mengingat tingkat efektifitas dan efisensinya cara kerjanya dalam pengendalian hama maupun penyakit yang menjadikan pestisida sebagai dewa penyelamat produksi pertanian. Disisi lain dalam penggunaannya dilapangan telah menimbulkan berbagai macam permasalahan meliputi resistensi dan resurgensi hama, matinya musuh alami, kesehatan petani dan konsumen.  Dampak lain yang tidak kalah pentingnya adalah timbulkan pencemaran air, tanah dan udara yang dapat mengganggu sistem kehidupan organisme lainnya di biosfer ini.  

Pencemaran dari residu pestisida sangat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan, sehingga perlu adanya pengendalian dan pembatasan dari penggunaan pestisida tersebut serta mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh residu pestisida. Dalam hal ini berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi dampak negatif pestisida dan mencegah pencemaran lebih berlanjut lagi.

Penggunaan pestisida, disamping bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian tapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan pertanian dan juga terhadap kesehatan manusia. Dalam hal ini berbagai upaya perlu dilakukan untuk mengatasi dampak negatif pestisida dan mencegah pencemaran lebih berlanjut lagi yaitu peraturan dan cara-cara penggunaan pestisida dan pengarahan kepada para pengguna, penelitian yang mendukung Kepada Usaha Pelestarian Lingkungan, pengendalian Hayati/Biologi.

KESIMPULAN
Peningkatan kegiatan agroindustri selain meningkatkan produksi pertanian juga menghasilkan limbah dari kegiatan tersebut. Produksi pestisida menimbuhkan Limbah gas merupakan senyawa yang sangat beracun dan memiliki banyak dampak negatif ketika digunakan. Untuk itu perlu penanggulang agar penggunaan pestisida tidak menjadi ancaman bagi kehidupan didunia.

Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2018. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Yogyakarta: Penerbit Wahana Resolusi
Supriyo, Edi. 2012. SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH GAS CIANIDA PADA INDUSTRI PESTISIDA STUDI KASUS PT. ALFA ABADI PESTISIDA - JAWA BARAT. METANA 
Volume 5 Nomor 2 Desember 2007. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=21866 
Sofia, Diana. 2001. PENGARUH PESTISIDA DALAM LINGKUNGAN PERTANIAN. https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/31106029/fp-diana.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1538066956&Signature=IECwU1fOUFQoXu2do2bHTMHWUQ4%3D&response-content-disposition=inline%3B%20filename%3DPengaruh_Pestisida_Dalam_Lingkungan_Pert.pdf 
Sutiyoso, Luluk. 2004. DILEMA PENGGUNAAN PESTISIDA DALAM SISTEM PERTANIAN TANAMAN HORTIKULTURA DI INDONESIA. http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/luluk_sulistiyono.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.