Laman

Sabtu, 11 Agustus 2018

Timbal Sebagai Pencemar Kehidupan






Pendahuluan

Saat ini kita hidup pada lingkungan yang sarat dengan bahan pencemar. Komponen lingkungan, seperti air, tanah, dan udara telah terkontaminasi bahan pencemar pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Pembahasan

Timbal merupakan bahan kimia yang termasuk dalam kelompok logam berat. Menurut Palaar (1994) logam berat merupakan bahan kimia golongan logam yang sama sekali tidak dibutuhkan oleh tubuh, di mana jika masuk ke dalam tubuh organisme hidup dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan efek negative terhadap fungsi fisiologis tubuh.
Logam berat yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah kecil akan berakumulasi di dalam tubuh, sehingga pada suatu saat juga dapat menimbulkan efek negatif dan gangguan kesehatan.

Timbal atau timah hitam atau Plumbum (Pb) adalah salah satu bahan pencemar utama saat ini di lingkungan. Hal ini bias terjadi karena sumber utama pencemaran timbal adalah dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Selain itu timbal juga terdapat dalam limbah cair industri yang pada proses produksinya menggunakan timbal, seperti industri pembuatan baterai, industri cat, dan industri keramik. Timbal digunakan sebagai aditif pada bahan bakar, khususnya bensin di mana bahan ini dapat memperbaiki mutu bakar. Bahan ini sebagai anti knocking (anti letup), pencegah korosi, anti oksidan, diaktifator logam, anti pengembunan dan zat pewarna.

Adanya timbal pada komponen lingkungan yaitu air, tanah, dan udara memungkinkan berkembangnya transmisi pencemaran menjadi lebih luas kepada berbagai mahkluk hidup, termasuk manusia sehingga menimbulkan gangguan kesehatan, seperti terganggunya sintesa darah merah, anemia, dan penurunan intelegensia pada anak.

Dampak Timbal di Lingkungan Terhadap Kesehatan

Timbal adalah logam berat yang dapat menyebabkan keracunan dan terakumulasi dalam tubuh manusia. Mekanisme masuknya timbal ke dalam tubuh manusia dapat melalui system pernafasan, oral, ataupun langsung melalui permukaan kulit.
Diantara semua sistem pada organ tubuh, sistem syaraf merupakan sistem yang paling sensitive terhadap daya racun yang dibawa oleh logam Pb. 

Pengamatan yang dilakukan pada pekerja tambang dan pengolahan timbal menunjukkan bahwa pengaruh dari keracunan Pb dapat menimbulkan kerusakan otak, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak, sebagai akibat dari keracunan Pb adalah epilepsy, halusinasi, kerusakan pada otak besar. Pemaparan Pb secara terus menerus melalui saluran pernafasan dapat mempengaruhi sistem haemapoistik. Salah satu akibat yang sering terjadi adalah anemia. Anemia yang berasal dari Pb tersebut merusak dan menyerang sel darah merah, memendekkan umur sel darah merah, menurunkan kadar retikulosit, meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah dan merusak sintesis heme.
Senyawa-senyawa Pb yang terlarut dalam darah akan dibawa oleh darah ke seluruh system tubuh, pada peredarannya, darah akan terus masuk ke glomerulus yang merupakan bagian ginjal. 

Dalam glomerulus tersebut terjadi proses pemisahan akhir dari semua bahan yang dibawa oleh darah, apakah masih berguna bagi tubuh atau harus dibuang karena tidak diperlukan lagi. Dengan ikut sertanya senyawa timbal yang terlarut dalam darah ke system urinaria akan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran ginjal.
Keracunan timbal yang parah menyebabkan ketidaksuburan, keguguran, bayi meninggal dalam kandungan, dan kematian bayi baru lahir. Sedangkan pada pria akan menyebabkan penurunan kemampuan reproduksi sperma. Organ lain yang dapat diserang karena keracunan timah hitam adalah jantung.
Jika telah terjadi keracunan timbal dalam tubuh, maka beberapa usaha pengobatan dapat dilakukan. 

Pengobatan keracunan timah hitam yang dikenal sampai saat ini adalah dengan memberikan CaNa2EDTA (calsium dinatrium etilen diamin tetra acetc acid). Sebelumnya dikenal pengobatan dengan memindahkan timbal kedalam jaringan lunak tulang. Gejala klinik dapat diatasi, tetapi tidak efektif untuk mengatasi kerusakan yang progresif akibat keracunan ini. Kombinasi dimerkapol dan CaNa2EDTA lebih efektif dalam meningkatkan ekresi timah hitam dalam urin dan menurunkan kadar timbal dalam urin dan menurunkan kadar timbal dalam darah.

Di pasaran, Na2 EDTA tersedia dalam bentuk tablet 500 mg tetapi agak jarang dipakai karena sukar larut oleh saluran cerna. Selain itu tersedia dalam bentuk ampuls yaitu, larutan sebesar 25% CaNa2EDTA yang disuntikan secara intra musculair tiga kali sehari sebesar 25 mg/kg BB, dengan interval delapan jam.






Kesimpulan

Bahan pencemar timbal telah dibuktikan terdapat pada berbagai komponen lingkungan utama pendukung kehidupan, yaitu udara, air, tanah, dan bahan pangan. Mewaspadai pencemaran timbal adalah tindakan preventif yang bijaksana agar tidak terjadi gangguan kesehatan.
Tindakan yang lebih bijak lagi adalah mengurangi pencemaran timbal pada sumbernya, dan mengurangi pencemaran timbal di lingkungan. Cara yang dapat kita tempuh antara lain menggunakan bensin tanpa timbal, sehingga emisi timbal ke udara menjadi berkurang. Cara lain yang juga dapat dilakukan adalah dengan menanam pohon pohon yang dapat menyerap timbal terutama timbal yang terdapat di udara.


Daftar pustaka
Palar. H, 2004, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. PT Rineka Cipta.Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.