Teknologi tepat guna
masyarakat
Disusun oleh:
Febri Wahyu Utomo
41617110064
Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas MercubuanaJakarta
2018
Abstrak
Teknologi hijau(greentech)
dikenal juga sebagai teknologi linngkungan(envirotech) dan teknologi
bersih(cleantech), merupakan inegrasi antara teknologi modern dan ilmu
pengetahuan unntuk lebih memengoptimalkan pelestarian lingkunngan global dan
sumbber daya alam. Serta untuk meminimalisir dampak dan berbagai kegitan
seluruh umat manusia di planet bumi
Kata kunci
Perkembangan, konsep, kebangkitan,
Pedahuluan
Mengacu pada bebagai sumber anntara lainn berdasarkan
catatan Purwasasmita(2000)., dapat ddikemukakann bahawa teknologi merupakan
maifastasi dalam arti material yang lahir dari daya cipta manusia, untukmembuat
segala sesuatu yang bermanfaat guna
mempertahankan kehidupan.
Pembahasan
Peningkatan
usaha pembangunan dalam masyarakat yang lebih produktif serta efisein
memerlukan teknologi tepat guna yang ramah dengan ekosistem mereka. Sehingga
teknologi tepat guna ini tak akan berbenturan dengan kebiasaan maupun tradisi
teknologi masyarakat yang telah diamini dan berkembang sebelumnya.
Masyarakat
sejatinya memiliki teknologi sendiri. Mereka telah memiliki kultur teknologi
yang terbentuk akibat pola kebisaan dan dipupuk oleh tradisi yang sesuai dengan
keadaan lingkungan maupun pekerjaan. Teknologi tepat gunayang akan diberikan
pada mereka haruslah ramah dengan teknologi versi masyarakat setempat.
Memperkenalkan Teknologi Tepat Guna
Perkenalan
teknologi tepat guna perlu disesuaikan dengan profesi masyarakat serta
lingkungan geografis. Teknologi ini mungkin akan menjadi ‘barang baru’ bagi
mereka. Dan perlu membutuhkan waktu untuk menyesuaikannya bilamana masyarakat
tidak langsung menemukan kecocokan. Perlu perkenalan lebih lanjut pada
masyarakat.
Dengan
pengenalan teknologi tepat guna, diharapkan mereka mampu mengubah pola hidup
dalam kukungan teknologi tradisional demi meningkatkan kesejahteraan serta
ekonomi masyarakat. Proses pengenalan tersebut dapat masuk melalui beberapa
pintu, antara lain sebagai berikut.
·
Mereka
bebas memilih teknologi apa yang ingin dikehendaki. Apa yang mereka yakini.
Sehingga pemerintah hadir dengan beberapa macam teknologi tepat guna. Tidak
hanya membawa satu teknologi tepat guna kemudian dipaksakan pada masyarakat
untuk digunakan.
·
serta
kesejahteraan masyarakat. Tidak hanya semata-mata berfungsi sebagai media
memermudah pekerjaan atau memersingkat waktu pengerjaan.
·
Solusi
dan masalah yang kerap dihadapi oleh masyarakat pedesaan harus bisa diselesaikan
dengan teknologi tepat guna. Masyarakat harus mendapatkan segala solusi masalah
yang mereka derita pada teknologi tepat guna yang akan diadaptasi.
·
Teknologi
tersebut wajib tak harus rumit. Masyarakat harus mampu memelajari, memelihara,
menerapkan, mengadaptasi, dan bila perlu menciptakan teknologi tepat guna versi
mereka sendiri kelak. Jika teknologi tepat guna rumit dan pelik, maka akan
sia-sia.
·
Teknologi
tepat guna bukanlah sebuah teknologi yang digunakan hanya pada saat tertentu.
Misalnya ketika situasi darurat maupun mendesak saja. Masyarakat harus mampu
memanfaatkan teknologi tepat guna setiap saat.
·
Upayakan
teknologi tepat guna yang dibawa ke masyarakat berupa piranti keras atau
hardware daripada piranti lunak atau software. Biasanya mereka akan sangat
cepat menyerap hardware daripadasoftware.
·
Perlu
adanya bantuan dari pihak terkait untuk memberikan dorongan, motivasi, serta
pelatihan. Teknologi tepat guna tak dapat hadir sendiri ke masyarakat tanpa
petunjuk-petunjuk yang jelas dan terarah. Mereka tak mungkin dapat belajar
mandiri tanpa pihak yang mengawasi.
·
Masyarakat
bukan subyek melainkan obyek. Teknologi ini jangan hanya dipertontonkan pada
mereka. Masayarakat wajib mampu menguasai teknologi tepat guna. Bila perlu di
masa depan mereka mampu membuat teknologi tepat guna sendiri.
Menumbuhkan Minat Teknologi Tepat
Guna di Masyarakat
Teknologi
tepat guna akan terus bertembang secara bertahap pada masyarakat. Teknologi ini
akan diterima senada dengan tingkat kebutuhan serta kemampuan mereka dalam
kenaikan jenjang taraf hidup.
Itulah
mengapa perlu adanya teknologi tepat guna. Sosialisasi ini bukan hanya sebagai
media pengenalan namun juga sebagai pemantik guna menumbuhkan minat dan
ketertarikan mereka akan teknologi tepat guna.
Perlu sebuah
cara yang efektif serta efisien agar masyarakat makin lengket dengan teknologi
tepat guna. Namun untuk menumbuhkan minat tersebut, sering terbengkalai dengan
pelbagai faktor dan penyebab, antara lain sebagai berikut.
·
Masyarakat
masih asing dan belum akrab dengan kegunaan teknologi tepat guna. Ini bisa
dimaklumi sebab mereka telah memiliki teknologi sendiri sebelumnya.
·
Selain
asing dan belum akrab, mereka tidak mengetahui bagaimana cara menggunakannya.
Peran sosialisasi sangat diperlukan dalam teknologi tepat guna.
·
Masyarakat
tidak yakin akan keberhasilan teknologi tepat guna. Jika belum mencoba,
bagaimana tahu akan gagal? Perlu adanya dukungan semangat dan motivasi untuk
bertindak.
·
Terbesit
sebuah paradigma jika keberadaan teknologi tepat guna banyak membawa beban
dibandingkan manfaat. Pandangan ini salah. Pemerintah harus mampu meyakinkan
masyarakat akan pemikiran yang demikian.
·
Arus
informasi yang tidak berimbang akan teknologi tepat guna di mayarakat. Jika
pemerintah datang langsung membawa teknologi tepat guna untuk ditawarkan,
mungkin sebagian besar masyarakat akan menolak. Perlu sebuah komunikasi yang
intens dan berimbang sebelum proses eksekusi teknologi tepat guna.
·
Teknologi
tepat guna yang ditawarkan diyakini tidak cocok dengan masyarakat. Kembali,
perbenturan teknologi terjadi. Pemerintah harus mampu menyakinkan jika
teknologi tepat guna ini lebih baik dan bahkan mampu mengubah kesejahteraan dan
taraf hidup mereka.
·
Teknologi
Tepat Guna dan Potensinya
·
Penerapan
teknologi tepat guna di masayarakat dinilai telah mendesak untuk dilakukan guna
peningkatan taraf hidup serta peningkatan produksi baik itu kualitatif maupun
kuantitatif. Pemerintah harus memerhatikan faktor lain yang mendukung penerapan
teknologi tepat guna. Seperti skill,
kemampuan, serta keahlian.
·
Teknologi
tepat guna baik berupa perangkat keras dan lunak memiliki potensi serta
kemudahan ketika menerapkannya. Dan potensi serta kemudahan ini dapat menjadi
pemantik masyarakat agar mereka tertarik menggunakan. Potensi-potensi tersebut
antara lain sebagai berikut.
·
Perawatan
teknologi tepat guna dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat dengan bahan baku
yang tersedia di pedesaan.
·
Tidak
membutuhkan pengetahuan yang rumit dalam penerapan teknologi tepat guna. Sangat
sederhana dan ramah tingkat intelektual.
·
Teknologi
tepat guna tidak begitu membutuhkan biaya yang cukup tinggi baik itu dalam
penggunaan, penerapan, maupun perawatan.
·
Dan
yang paling penting teknologi tepat guna sangat ramah lingkungan dan tidak
cenderung merusak potensi desa.
Sosialisai Teknologi Tepat Guna
Sosialisasi
teknologi tepat guna di pedesaan membutuhkan usaha yang sabar dan
berkelanjutan. Meski akan memakan waktu yang tidak singkat, namun langkah ini
wajib ditempuh sebagai upaya mensukseskan penerapan teknologi tepat guna di
masyarakat.
·
Masyarakat
pedesaan selalu berkembang, baik itu secara budaya, kultur, maupu tradisi.
Dengan demikian, teknologi tepat guna harus dapat menyesuaikan dengan dinamika
pergerakan masyarakat.
·
Kebutuhan
mereka pun selalu berubah. Sangat dipengaruhi oleh iklim. Tak jarang iklim akan
memengaruhi proses produksi sehingga teknologi tepat guna yang diusung harus
ramah akan iklim.
·
Sosialisai
perlu didukung dengan sarana penyuluhan dan pengenalan. Tak semua teknologi
tepat guna akan diterima secara langsung oleh masyarakat. Mereka kerap memilih
mana yang cocok dan mana yang dianggap tidak sesuai.
·
Perlu
adanya sebuah motivasi dan energi dalam sosialisasi teknologi tepat guna.
Masyarakat harus diorong ‘paksa’ dalam menerima teknologi ini. Mereka harus
yakin jika teknologi tepat guna bakal mampu meningkatkan taraf hidup,
kesejahteraan, serta kemudahan pekerjaan.
Harapan Teknologi Tepat Guna
Teknologi
tepat guna memiliki satu misi, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat agar menjadi lebih baik. Sejatinya cuma itu saja. Namun jika
penerapannya ini berhasil, bukan tak mungkin mereka mampu memroduksi teknologi
tepat guna sendiri di masa depan.
Bukan
menjadi rahasia umum jika teknologi tepat guna kerap tidak sesuai dengan
pemikiran dan tradisi yang berlaku dan diamini di pedesaan. Ini adalah PR besar
bagi pemerintah. Namun dengan segala daya dan upaya yang sabar dengan diikuti
doa serta dukungan semua pihak, bukan tak mungkin teknologi tepat guna akan
dapat cepat diserap serta diberdayagunakan di seluruh wilayah pedesaan di tanah
air.
Teknologi
tepat guna memiliki karakteristik, seperti biaya rendah dan memerlukan sedikit
pemeliharaan. Semakin sering dilakukan pemeliharaan, dapat disebut tepat guna
jika pemeliharaan dapat diatasi oleh keahlian yang ada secara setempat,
peralatan, dan bahan. Pada pelaksanaannya, teknologi tepat guna sering
dikatakan sebagai penggunaan teknologi paling sederhana agar dapat mencapai
tujuan yang diinginkan secara efektif di suatu tempat tertentu.
Latar Belakang Teknologi Tepat Guna
Istilah
teknologi tepat guna mulai muncul ke permukaan ketika krisis minyak pada 1973
terjadi dan adanya pergerakan lingkungan pada dasawarsa 1970-an. Biasanya,
istilah teknologi tepat guna dipakai untuk memanfaatkan teknologi paling
efektif untuk menjawab kebutuhan daerah pengembangan dan memanfaatkan teknologi
yang ramah lingkungan dan ramah sosial di negara maju.
Di sisi
lain, teknologi tepat guna dipandang sebagai teknologi yang bisa menyesuaikan
dengan satu atau lebih penggunaan tertentu, khususnya dipakai secara setempat
oleh anggota dari komunitas tertentu. Sebagai contoh penggunaan teknologi tepat
guna, antara lain penggunaan secara langsung dari energi surya di India.
Komunitas
Auroville di Pondicherry, India, telah memasang Solar Bowl yang besar, yang
berfungsi sebagai alat masak energi surya. Teknologi tepat guna ini diterapkan
di daerah dengan iklim yang memungkinkan matahari bersinar sangat cerah.
Teknologi Tepat Guna - Pengelolaan
Air
Air
merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup
untuk menopang kelangsungan hidup dan memelihara kesehatannya. Kandungan air di
bumi sekitar dua pertiga bagian dari seluruh permukaan bumi.
Akan tetapi,
mayoritas dari air yang ada di bumi tidak bisa langsung digunakan untuk
kepentingan mahluk hidup. Hanya 1 persen yang dapat dipergunakan sebagai air
bersih. Untuk menjadi air bersih atau air minum pun harus mengalami proses
terlebih dahulu.
Teknologi
untuk pengolahan air yang sangat tergantung dari sumber air baku dengan
kualitas air yang bermacam-macam untuk dapat diolah. Pusat-pusat pengolahan air
mengolah air dengan cara menambahkan senyawa kimia penggumpal (coagulants) ke
dalam air kotor yang akan diolah.
Dengan cara
tersebut, partikel-partikel yang ada di air akan menjadi gumpalan yang lebih
besar lalu mengendap. Kemudian air bersih yang ada di bagian atas dipisahkan
untuk dipakai keperluan sehari-hari. Akan tetapi, zat kimia penggumpal tidak
mudah dijumpai di berbagai daerah terpencil.
Salah satu
alternatif yang tersedia adalah penggunaan zat penggumpal alami dari tanaman yang
sering ditemui lingkungan sekitar. Sebuah penelitian menemukan potensi zat
penggumpal alami dari tepung biji tanaman Moringa oleifera. Tanaman tersebut
banyak tumbuh di India bagian utara. Namun, kini sudah menyebar ke seluruh
kawasan tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia, tanaman tersebut dikenal
sebagai tanaman kelor.
Teknologi Tepat Guna - Proses
Penjernihan Air
Biji kelor
yang matang ditumbuk sampai halus. Jumlah bubuk yang digunakan untuk
menjernikan air bergantung jumlah airnya. Kemudian, tambahkan sedikit air
bersih ke bubuk biji sehingga menjadi pasta. Setelah tercampur, kocok-kocok
selama kurang lebih lima menit hingga sempurna. Cara tersebut merupakan proses
aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.
Langkah
selanjutnya, saring larutan yang telah bercampur dengan zat penggumpal dari
biji kelor tersebut dengan kain kasa. Kemudian, filtratnya dimasukkan ke dalam
air yang telah disiapkan sebelumnya, dan diaduk secara pelan-pelan selama 10-15
menit.
Selama
pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan
partikel-partikel, mikroba, dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalam air
sehingga menghasilkan gumpalan yang lebih besar. Gumpalan ini mudah tenggelam
dan mengendap ke dasar air. Setelah itu, diamkan selama satu jam dan air bersih
melalui proses alami sudah dapat digunakan untuk keperluan keluarga.
Teknologi Tepat Guna - Kumpulan
Teknik Penyaringan Air
Ada beberapa
teknologi tepat guna dalam proses penyeringan air, seperti saringan kain katun,
saringan kapas, aerasi, dan lain-lain.
1. Teknologi
Tepat Guna Penyaringan Air -
Saringan Kain Katun
Penciptaan
saringan air dengan memakai kain katun adalah teknologi tepat guna dan teknik
penyaringan paling mudah dan sederhana. Air kotor atau keruh disaring dengan
memakai kain katun yang bersih. Teknologi tepat guna ini mampu mengubah air
kotor menjadi bersih dan membersihkan air dari organisme kecil. Hasil
kejernihan air dari hasil teknologi tepat guna ini bergantung pada kerapatan
dan ketebalan kain yang dipakai.
2. Teknologi
Tepat Guna Penyaringan Air - Saringan Kapas
Teknologi
tepat guna penjernih air ini mampu menjernihkan air lebih baik daripada teknik
yang pertama. Teknologi tepat guna penyaring air menggunakan saringan kapas mampu
membersihkan air dari organisme kecil dan kotoran lainnya. Sama seperti
saringan kain katun, hasil kejernihan air dengan saringan kapas bergantung pad
kerapatan dan ketebalan kapas yang dipakai.
3. Teknologi
Tepat Guna Penyaringan Air - Aerasi
Aerasi
adalah teknologi tepat guna penjernih air yang bekerja dengan cara mengisi
oksigen ke dalam air. Dengan teknologi tepat guna ini, zat-zat dalam air
seperti karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan metana (zat-zat yang memengaruhi
rasa dan bau air) mampu dikurangi atau dihilangkan. Di samping itu, partikel
mineral yang larut dalam air (besi dan mangan) mampu teroksidasi dan dengan
cepat akan menghasilkan lapisan endapan yang selanjutnya bisa dihilangkan lewat
proses sedimentasi atau filtrasi.
4. Teknologi
Tepat Guna Penyaringan Air - Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan
pasir lambat adalah teknologi tepat guna saringan air berupa lapisan pasir di
bagian atas dan kerikil di bagian bawah. Teknologi tepat guna ini akan
menghasilkan air bersih dengan cara menyaring air melalui lapisan pasir lalu
melalui lapisan kerikil.
5. Teknologi
Tepat Guna Penyaringan Air - Saringan Pasir Cepat (SPC)
Teknologi
tepat guna penyaring air berupa saringan pasir cepat medianya sama dengan
saringan pasir lambat, yaitu pasir pada bagian atas dan kerikil di bagian
bawahnya. Namun, arah penyeringan air bertolak belakang dengan saringan pasir
lambat, yaitu up flow (dari bawah ke atas). Teknologi tepat guna penyaring air
ini menghasilkan air bersih dengan cara menyaring air melalui lapisan kerikil
lalu melewati lapisan pasir.
6. Teknologi
Tepat Guna Penyaringan Air - Gravity-Fed Filtering System
Teknologi
tepat guna penyaring air bernama Gravity-Fed Filtering Systemadalah penyatuan
dari Saringan Pasir Cepat (SPC) dan Saringan Pasir Lambat (SPL). Teknologi
tepat guna penyaringan air ini bekerja menghasilkan air bersih melalui dua
tahapan, yaitu disaring dengan Saringan Pasir Cepat (SPC) dan Saringan Pasir
Lambat
Datar pustaka:
http://miftakhulhidayah6.blogspot.com/2014/01/penerapan-teknologi-tepat-guna-bagi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.