Laman

Sabtu, 11 Agustus 2018

Dampak Hujan Asam






Pendahuluan

Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah urban saat ini mulai kembali, dengan adanya fakta hujan yang bersifat asam turun di daerah pedesaan, perkebunan dan wilayah hutan. Hujan asam merupakan karakteristik dari polusi regional. Hal ini disebabkan atmosfer dapat mengangkat berbagai zat pencemar termasuk senyawa asam, ratusan kilometer jauhnya sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi.
Artinya, terjadinya pencemaran tidak berada hanya di daerah sumber pencemar, tetapi bisa
terjadi di wilayah yang cukup jauh sampai ribuan kilometer.

Pembahasan

Hujan Asam

Terjadinya hujan asam, terutama disebabkan oleh pencemaran udara baik yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam dalam kegiatan industri dan transportasi dengan kendaraan bermotor, yaitu gas-gas oksidanitrogen (NO dan NO2), serta oksida belerang (SO2 atau SO3), Gas-gas pencemar ini masuk ke atmosfer terendah yaitu di lapisan troposfer yang kemudian mengalami reaksi fotokimia dan selanjutnya bereaksi dengan air.
sulfur oksida adalah yang cukup signifikan penyebab terjadinya hujan asam.

Dampak Hujan Asam

Hujan asam telah menimbulkan masalah besar terutama di daratan Eropa dan Amerika serta di negara Asia termasuk Indonesia. Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam juga terjadinya kerusakan lingkungan terutama pengasaman (acidification) badan-badan air, seperti danau dan sungai.
 
Ribuan danau airnya telah bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik atau dikenal dengan “danau mati”. Di samping merusak ekosistem perairan, hujan asam mengancam komoditi pertanian serta menimbulkan kerusakan hutan. Sejak tahun 1986 kerusakan hutan di 15 negara Eropa telah mencapai 30,7 Ha. Kerusakan hutan akibat hujan asam akan semakin meluas dan meningkat kerusakannya seiring dengan semakin meningkatnya emisi gas SO2 dan NOx (NO2 dan NO) dari sumber antropogenik.

Kesimpulan

Terjadinya hujan asam, terutama disebabkan oleh pencemaran udara baik yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam dalam kegiatan industri dan transportasi dengan kendaraan bermotor, yaitu gas-gas oksidanitrogen (NO dan NO2), serta oksida belerang (SO2 atau SO3. Gas-gas pencemar ini masuk ke atmosfer
Usaha menanggulangi terjadinya hujan dapat dilakukan dengan jalan mengurangi emisi gas NOx dan SO2 dari sumber antropogenik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.