Laman

Jumat, 16 Februari 2018

Kimia Hijau (Green Chemistry)

Oleh : Muhamad Irfan (@G20-Muhamad)















Abstrak : Kimia hijau juga disebut sebagai kimia berkelanjutan, adalah filsafat penelitian dan rekayasa atau teknik kimia yang menganjurkan desain produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa berbahaya. Sementara kimia lingkungan adalah cabang kimia yang membahas lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berupaya mencari cara untuk mengurangi dan mencegah pencemaran pada sumbernya. Pada tahun 1990 Pollution Prevention Act (Undang-Undang Pencegahan Pencemaran) telah disahkan di Amerika Serikat. Undang-undang ini membantu menciptakan modus operandi untuk berurusan dengan pencemaran secara inovatif dan asli. Undang-undang ini bertujuan untuk mencegah masalah sebelum mereka terjadi.

Kata Kunci : Kimia Organik, Anorganik, Biokimia, Analitik, dan Fisis

Isi : Sebagai sebuah filsafat kimia, kimia hijau berlaku pada kimia organikkimia anorganikbiokimiakimia analitik, dan bahkan kimia fisis. Sementara kimia hijau tampak berfokus pada terapan-terapan industri, sebenarnya ia berlaku juga pada sembarang cabang kimia. Kimia klik seringkali disebut sebagai sebuah gaya sintesis kimia yang konsisten dengan tujuan-tujuan kimia hijau. Fokusnya adalah meminimasi bahaya dan memaksimasi efisiensi sembarang bahan kimia. Ia berbeda dengan kimia lingkunganyang berfokus pada gejala-gejala kimia di lingkungan.
Pada tahun 2005 Ryōji Noyori mengenali tiga pengembangan-penting di dalam kimia hijau: penggunaan karbondioksida superkritis sebagai pelarut hijau, larutan-air hidrogen peroksida untuk oksidasi bersih dan penggunaan hidrogen di dalam sintesis asimetris. Contoh-contoh kimia hijau terapan adalah oksidasi air superkritisreaksi pada air, dan reaksi media kering.
Biorekayasa atau bioteknik juga dipandang sebagai sebuah teknik yang menjanjikan untuk mencapai tujuan-tujuan kimia hijau. Sejumlah bahan kimia proses penting dapat disintesis dalam organisma-organisma terekayasa, seperti asam shikimat, sebuah prakursor oseltamivir yang difermentasi oleh Roche di dalam bakteri.
Istilah kimia hijau diperkenalkan oleh Paul Anastas pada tahun 1991.
Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari senyawa karbon seperti bahan bakarplastikaditif makanan, dan obat-obatan. Berlawanan kimia anorganik yang berfokus pada masalah tak-hidup dan zat berbasis non-karbon, kimia organik berurusan dengan studi karbon dan bahan kimia dalam organisme hidup. Contohnya adalah proses fotosintesis di daun karena ada perubahan dalam komposisi kimia dari tanaman hidup. Cabang-cabang dari kimia organik melibatkan banyak disiplin ilmu yang berbeda termasuk studi ketonaldehidhidrokarbon (alkenaalkanaalkuna) dan alkohol.
Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam. Kimiawan di bidang ini fokus pada unsur-unsur dan senyawa lain selain karbon atau hidrokarbon. Sederhananya, kimia anorganik meliputi semua bahan yang tidak organik dan disebut sebagai zat tak-hidup - senyawa yang tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen (CH). Senyawa yang dipelajari oleh ahli kimia anorganik meliputi struktur kristalminerallogamkatalis, dan sebagian besar unsur pada tabel periodik. Contohnya adalah kekuatan balok daya yang digunakan untuk membawa berat tertentu atau menyelidiki bagaimana emas terbentuk di bumi. Cabang kimia anorganik meliputi:

1.   Kimia bioanorganik (studi peran logam dalam biologi)
2.   Kimia koordinasi (studi senyawa koordinasi dan interaksi ligan)
3.   Geokimia (studi komposisi kimia bumi, batuan, mineral & atmosfer)
4.   Teknologi anorganik (sintesis senyawa anorganik baru)
5.   Kimia nuklir (studi bahan radioaktif)
6.   Kimia organologam (studi bahan kimia yang mengandung ikatan antara logam dan karbon – tumpangsuh dengan kimia organik)
7.   Kimia padatan / kimia material (studi pembentukan, struktur, dan karakteristik material fasa padat)
8.   Kimia anorganik sintesis (studi sintesis bahan kimia)
9.   Kimia anorganik industrial (studi material yang digunakan dalam industri. Contoh: pupuk)

Biokimia mempelajari senyawa kimiareaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organikberhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi molekularfisiologi, dan genetika. Di bawah payung utama biokimia banyak sub-cabang baru telah muncul dan banyak ahli kimia modern yang mungkin mengkhususkan diri di dalamnya. Beberapa disiplin ilmu ini meliputi:

1.   Enzimologi (studi tentang enzim)
2.   Endokrinologi (studi tentang hormon)
3.   Biokimia klinik (studi tentang penyakit)
4.   Biokimia molekuler (studi biomolekul dan fungsinya)

Kimia analitik adalah studi yang melibatkan bagaimana kita menganalisis komponen kimia dalam sampel. Berapa banyak sebenarnya kafeina dalam secangkir kopi? Adakah obat-obatan yang ditemukan dalam sampel urin atlet? Bagaimana tingkat pH kolam renang saya? Contoh bidang yang menggunakan kimia analitik meliputi ilmu forensik, ilmu lingkungan, dan pengujian obat. Kimia analitik dibagi menjadi dua sub cabang: analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan metode / pemastian untuk membantu menentukan komponen zat (menjawab pertanyaan: apa?). Analisis kuantitatif di sisi lain, membantu untuk mengidentifikasi berapa banyak setiap komponen hadir dalam suatu zat (menjawab pertanyaan: berapa?).

Kimia fisik adalah studi tentang sifat fisik molekul, dan hubungannya dengan cara menyatukan molekul dan atom. Kimia fisik berurusan dengan prinsip-prinsip dan metodologi baik kimia dan fisika serta merupakan studi tentang bagaimana struktur kimia berpengaruh terhadap sifat fisik suatu zat. Contohnya adalah pembuatan brownies, karena ada pencampuran bahan serta menggunakan panas dan energi untuk mendapatkan produk akhir. Sub-cabang kimia fisik meliputi:

1.   Elektrokimia (studi interaksi atom, molekul, ion dan arus listrik)
2.   Fotokimia (studi efek kimia cahaya; reaksi fotokimia)
3.   Kimia permukaan (studi reaksi kimia pada permukaan)
4.   Kinetika kimia (studi laju reaksi kimia)
5.   Termodinamika/termokimia (studi hubungan panas dengan perubahan kimia)
6.   Mekanika kuantum/kimia kuantum (studi mekanika kuantum dan hubungannya dengan fenomena kimia)
7.   Spektroskopi (studi spektrum cahaya atau radiasi)

Daftar Pustaka :
-          Hidayat, Atep Afia dan Muhammad Kholil. 2017.  Kimia Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta : Pantona Media
-          https://www.google.co.id/search

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.