Laman

Jumat, 02 Februari 2018

KIMIA DALAM GLOBAL WARMING

Oleh: Veryzal Danang N (@G07-Veryzal)
Abstrak: 

Pesatnya kemajuan dan teknologi mendorong meningkatnya pertumbuhan industri dan sarana transportasi. Peningkatan  jumlah industri dan sarana transportasi di dunia sudah barang tentu juga diikuti oleh peningkatan penggunaan bahan bakar terutama bahan bakar minyak (BBM). Peningkatan  penggunaan BBM terutama BBM dari fosil sudah barang tentu juga akan meningkatkan gas karbon dioksida (CO2) sebagai gas hasil pembakaran dari BBM fosil. Seperti diketahui gas CO2 adalah salah satu komponen gas rumah kaca, diperkirakan setiap tahun dilepaskan sekitar 18,35 miliar ton CO2. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, maka semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi, sehingga menyebabkan pemanasan global (global warming). Penyebab utama pemanasan global ini adalah pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batubara yang melepaskan gas CO2 dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Pemanasan global sudah menjadi isu internasional dan menjadi permasalahan dunia karena dampaknya dapat membahayakan makhuk hidup di dunia diantaranya adalah suhu bumi meningkat, terjadi perubahan iklim, peningkatan permukaan laut, gangguan ekologis dan dampak sosial politik. (Sulistyono, Forum Teknologi Vol.2 No.2)

Kata Kunci: Rumah Kaca, Pemanasan Global, Global Warning.


Isi:

Hasil pembakaran bahan bakar tersebut menghasilkan unsur CO dan CO2 yang menumpuk di udara dan akan menghasilkan efek seperti rumah kaca terhadap cahaya matahari yang akan masuk ke bumi. Bumi seolah-olah dilapisi oleh kedua gas tadi. Akibatnya, bumi terasa lebih panas dari biasanya. Hal ini disebut sebagai pemanasan global (Global Warming). (Ramlam Mohammad,2002). Pemakaian BBM dalam kendaraan bermotor akan menimbulkan salah satu gas rumah kaca yaitu CO2. Semakin banyak kendaraan di bumi maka semakin banyak CO2 yang timbul di bumi. Sebenarnya dengan kontribusi tumbuhan pada kelangsungan bumi yang cukup besar, CO2 dapat diubah menjadi O2 oleh tumbuhan. Namun banyaknya tumbuhan yang ditebang tanpa memperhitungkan akibat yang akan timbul. Jumlah tumbuhan di bumi tak sebanding dengan jumlah CO2 yang harus diubah ke O2, sehingga gas CO2 yang tak dapat diubah menjadi O2 akan naik ke atmosfer dan menjadi gas efek rumah kaca. 

Reaksi pembakaran sempurna :
CH4 (g) + 2 O2 (g)                  CO2 (g) + 2 H2O (g) + E
Reaksi pembakaran tak sempurna :
2 CH4 (g) + 3 O2 (g)              2 CO (g) + 4 H2O (g) + E

Selain BBM,  Sektor peternakan telah menyumbang 9 persen karbon dioksida, 37 persen gas metana (mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam jangka 20 tahun, dan 23 kali dalam jangka 100 tahun), serta 65 persen dinitrogen oksida (mempunyai efek pemanasan 296 kali lebih lebih kuat dari CO2). Peternakan juga menimbulkan 64 persen amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam. Industry peternakan juga membutuhkan energy yang lebih banyak untuk mengubah ternak menjadi daging diatas meja makan kita. Selain itu, ladang pakan ternak telah menurunkan mutu tanah. Kira-kira 20 persen dari padang rumput turun mutunya karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan, dan erosi. Peternakan juga bertanggung jawab atas konsumsi dan polusi air yang sangat banyak.

Pembakaran bahan bakar minyak juga dapat menghasilkan zat polutan lain seperti : SO2 , SO3 , NO , NO2 dan partikel-partikel debu. Gas-gas tersebut jika masuk di udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Gas SO2 dan SO3 di udara lembap dapat bereaksi dengan uap air membentuk asam. Reksinya :
SO2 (g) + H2O (l)         H2SO3 (aq)

Bereaksi dengan O2 membentuk SO3 , kemudian bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat. Reaksinya :
2 SO2 (g) + O2 (g)           2 SO3 (g)
SO3 (g) + H2O (l)           H2SO4 (g)

Asam sulfat di udara lembap mudah larut dalam air hujan sehingga air hujan bersifat asam atau sering disebut hujan asam. Selain SO2 dan SO3 , NO2 dan NO serta CO2 juga dapat menyebabkan hujan asam. Gas NO merupakan gas yang tak berbau tetapi beracun. Gas NO dapat bereaksi dengan O2 menghasilkan gas NO2. Reaksinya :
2 NO2 (g) + O2 (g)            2 NO2  (g)
CO2 (g) + H2O (aq)              H2CO3 (aq)

Seperti diketahui bahwa pemanasan global telah menjadi isu internasional. Beberapa dampak dari pemanasan global diantaranya adalah:
1. Suhu global cenderung meningkat
2. Perubahan iklim
3. Peningkatan permukaan laut
4. Gangguan ekologis
5. Dampak sosial

Daftar Pustaka:

- Ramlan Mohammad, Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.3 1 Januari 2002 : 30-32.
Sulistyono, Jurnal Forum Teknologi, Vol.2 no 2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.