Laman

Sabtu, 17 Februari 2018

“Future Technology with Green Technology”

Oleh : Dede Abdulah K. (@F28-Komaludin)
Abstrak
Perkembangan teknologi yang kian melesat, terbukti telah menjadikan kehidupan manusia lebih sejahtera, dengan adanya teknologi segala aktivitas manusia menjadi mudah, efektif dan effisien.
Teknologi Hijau adalah keseluruhan kegiatan industri (bahan, proses, dan produk) harus ramah lingkungan, sehingga tidak berakibat terjadi kerusakan ekosistem lingkungan dan kehidupan manusia.
Salah satu produk dari penerapan Teknologi Hijau, adalah plastik Biodegradabl. Plastik tersebut meski memiliki fungsi yang sama dengan platik konvensional, namun plastik tersebut dapat mengalami dekomposisi dengan bantuan mikroorganisme karena sebagian besar dari bahan baku pembuatan plastik berasal dari limbah tumbuhan dan limbah hewan yang di kombinasi dengan gliserol sebagai pemplastis dan kitosan sebagai penguat.
Kata Kunci : Teknologi Hijau, Biodegradable, Plastik
Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang kian melesat, terbukti telah menjadikan kehidupan manusia lebih sejahtera, dengan adanya teknologi segala aktivitas manusia menjadi mudah, efektif dan effisien. Namun dibalik berbagai manfaat yang dapat dirasakan untuk manusia menyisakan problematikan yang sangat serius, bahkan dapat membahayakan ekosistem lingkungan dan kelangsungan hidup manusia.
Eksploitasi besar – besaran terhadap lingkungan dengan tidak memperhitungkan akibat dari kerusakan lingkungan, mulai dari terjadi polusi, pencemaran, terjadi berbagai bencana sampai dengan pemanasan global adalah akibat dari kemajuan teknologi dan industri.
Pentingnya akan Teknologi dan Industri yang tetap mengedepankan aspek kelestarian lingkungan dan kehidupan manusia merupakan tantangan dari kemajuan ilmu dan teknologi masa depan.
Pembahasan
Memajukan teknologi dan industri dengan tetap memperhatikan lingkungan, adalah pekerjaan rumah yang harus segera di kerjakan, salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan menerapkan Teknologi Hijau. Menurut Atep (2017), kesadaran akan perlunya teknologi yang lebih ramah lingkungan makin meluas, terknologi yang boros energi terutama sumber energi fosil, kalau tetap dipertahankan berpotensi mengancap kerusakan permanen kondisi Planet Bumi, sekaligus membahayakan kehidupan umat manusia.
Teknologi hijau (Green Technology) adalah teknologi yang memperhatikan lingkungan (ramah lingkungan). Memurut Semarno (2011) dalam Atep (2017), Teknologi hijau adalah teknik menghasilkan energi dan atau produk yang prosesnya tidak mencemari lingkungan.
Menurut Atep (2017) terdapat beberapa konsep yang menjadi tujuan dari perkembangan Teknologi Hijau diantaranya :
1.      Konsep keberlanjutan, dimana kebutuhan masyarakat secara terus – menerus dapat dipenuhi tanpa merusak atau menghabiskan sumber daya alam.
2.      Konsep daur ulang, dimana dalam proses produksi manufaktur dirancang sedemikian rupa supaya dapat didaur-ulang atau digunakan kembali.
3.      Konsep pengurangan limbah dan polusi, dimana pola produksi dan konsumsi diubah sedemikian rupa sehingga hanya menghasilkan seminimal mungkin polusi dan limbah.
4.      Konsep inovasi, dalam hal selalu berupaya mengembangkan teknologi alternative.
5.      Konsep viabilitas, intinya adalah bagaimana kegiatan produksi dan konsumsi ramah lingkungan senantiasa terpelihara keberadaannya.
6.      Konsep edukasi, upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat secara keseluruhan melalui pendidikan dan pelatihan.
Inti dari Teknologi Hijau adalah keseluruhan kegiatan industri (bahan, proses, dan produk) harus ramah lingkungan, sehingga tidak berakibat terjadi kerusakan ekosistem lingkungan dan kehidupan manusia.
Salah satu produk yang dihasilkan dari penerapan Teknologi Hijau adalah plastik Bio-Degradable atau plastik yang mudah terurai oleh mikroorganisme, karena sifatnya yang dapat kembali kea lam, plastic biodegradable merupakan bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan.
Seperti yang diketahui, plastik dan polimer adalah bahan hasil dari proses kimia (polymerisasi) dari monomer – monomer, polymer dan plastik sulit mengalami dikomposisi didalam tanah meskipun telah terkubur ratusan tahun. plastik bersifat tahan lama dan tidak mudah dihancurkan secara alami sehingga menjadi masalah lingkungan. Berbagai penanganan plastik dengan cara pemusnahan dengan cara pembakaran, Proses daur ulan dan Pemanfaatannya sebagai energi malah menghasilkan masalah baru yaitu dari sisi kesehatan dan ekonomi. Namun dengan menerapkan Teknologi Hijau dapat meminimalisir permasalahan dari penggunaan plastik.
Plastik Biodegradable adalah suatu bahan dalam kondisi tertentu, waktu tertentu mengalami perubahan dalam struktur kimianya, yang mempengaruhi sifat-sifat yang dimilikinya oleh pengaruh mikroorganisme (bakteri, jamur, algae). (Fachry, A. Rasyidi.2012). Plastik Biodegradable dibuat dengan memanfaatkan bahan baku dasar seperti limbah tumbuhan dan limbah hewan, yang di kombinasi dengan digunakan gliserol sebagai pemplastis dan kitosan sebagai penguat. Coniwanti ,Pamilia.(2014).
Plastik biodegradable biasanya disebut dengan bioplastik, yaitu plastik yang seluruh atau hampir  seluruh komponennya berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui. Plastik biodegradabel merupakan bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan karena sifatnya yang dapat kembali ke alam


Kesimpulan
Teknologi dan Industri merupakan ujung tombak kesejahteraan kehidupan manusia, namun diharapkan dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi, tidak menimbulkan permasalahan serius bagi lingkungan dan kehidupan manusia.
Konsep dari penerapan Teknologi Hijau diharapkan dapat memperbaikin dan menyelamatkan ekosistem alam dan kehidupan manusia, karena baik dari bahan, proses dan produk dibuat sedemikian rupa sehingga ramah lingkungan.
Salah satu produk dari penerapan Teknologi Hijau, adalah plastik Biodegradabl. Plastik tersebut meski memiliki fungsi yang sama dengan platik konvensional, namun plastik tersebut dapat mengalami dekomposisi dengan bantuan mikroorganisme karena sebagian besar dari bahan baku pembuatan plastik berasal dari limbah tumbuhan dan limbah hewan yang di kombinasi dengan gliserol sebagai pemplastis dan kitosan sebagai penguat.

Daftar Pustaka.
Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil.2017.Kimia,industri dan teknologi hijau. Jakarta : Pantona Media

Fachry. A. Rasyidi. Dkk. 2012. Pemanfaatan limbah kulit udang dan limbah kulit ari singkong sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradeble. Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 18, Agustus 2012. Dalam http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/view/19
(diunduh 12 Februari 2018)

Karina, Myrtha. 2015. Penelitian dan pengembangan plastik ramah lingkungan di indonesia. Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015. dalam
(diunduh 12 Februari 2018)

Coniwanti, Pamilia. Dkk.2014. Pembuatan Fil Plastik Biodegradable dari pati jangung dengan penambahan kitosan dan pemplastis gliserol. Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 20, Desember 2014 dalam http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/view/188
(diunduh 12 Februari 2018)

Silvia Nasution. Reni.2015. Berbagai cara penanggulangan limbah plastik. Journal of Islamic Science and Technology Vol. 1, No.1, Juni 2015. dalam
(diunduh 12 Februari 2018)
Cornelia, Melanie Dkk. 2013 . Pemanfaatan pati biji durian (Durio zibethinus Murr ) dan Pati sagu (Metroxylon sp.) dalam pembuatan bioplastik. J. Kimia Kemasan, Vol.35 No.1 April 2013 : 20-29. Dalam

(diunduh 12 Februari 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.