Laman

Sabtu, 17 Februari 2018

Biogas sebagai Alternatif Bahan Bakar dari Limbah Peternakan

Oleh : M. Irsyad Herlanda Putra

Abstrak :

Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organic secara anaerobic (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbin dioksida. Gas yang terbentuk disbut gas rawa atau biogas. Proses dekomposisi anaerobic dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55 derajat celcius. Pada suhu tersebut mikroorganisme dapat bekerja secara optimal merombak bahan-bahan organik. Pembuatan biogas bukanlah teknologi yang baru, berbagai negara telah mengaplikasikan teknologi ini sejak puluhan tahun yang lalu seperti petani di inggris, Rusia, dan Amerika Serikat. Sementara itu, di benua Asia, India merupakan negara pelopor dan pengguna energy biogas sejak masih dijajah Inggris.

Kata Kunci : Biogas, Fermentasi, Teknologi

Isi :

Industri Hijau dapat didefinisikan sebagai industry berwawasan lingkungan yang menyeleraskan pertumbuhan dengan kelestarian lingkungan hidup, mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya alam serta bermanfaat bagi masyarakat (Permenperin, 2011). Industri Hijau dikaitkan dengan aktivitas perusahaan industry yang merupakan perusahaan melakukan kegiatan di bidang usaha industry yang berbentuk perorangan , badan usaha, atau badan hokum dan berkedudukan di indonesia. Sementara dalam UU Perindustrian (2014), Pasal 1, Ayat 3, dijelaskan bahwa industri Hijau adalah Indstri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industry dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. (Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017).

Menurut Haryati, Tuti (2006), Bahan bakar akhir-akhir ini merupakan topik yang ramai diperbincangkan di berbagai kesempatan . Hal ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan dan semakin meningkatnya harga jual bahan bakar . Sementara itu, sumber bahan bakar minyak dan gas semakin berkurang. Sebagai konsekuensinya maka suatu keharusan untuk mencari sumber lain. Salah satu alternatif yaitu pemanfaatan renewable energy atau energi yang dapat diperbaharui dan digunakan untuk menggantikan pemakaian bahan bakar minyak atau gas alam (fossil fuels) . Setelah krisis energi minyak di era tahun 70-an, beberapa negara telah memulai program.


Pengembangan teknologi renewable energy guna menurunkan ketergantungan akan impor bahan bakar minyak. Biogas merupakan sumber renewal energy yang mampu menyumbangkan andil dalam usaha memenuhi kebutuhan bahan bakar . Bahan baku sumber energi ini merupakan bahan nonfossil, umumnya adalah limbah atau kotoran ternak yang produksinya tergantung atas ketersediaan rumput dan rumput akan selalu tersedia, karena dapat tumbuh kembali setiap saat selama dipelihara dengan baik. Sebagai pembanding yaitu gas alam yang tidak diperhitungkan sebagai renewal energy, gas, alam berasal dari fosil yang pembentukannya memerlukan waktujutaan tahun .

Alasan lain yang timbul akhir-akhir ini akan perlunya memanfaatkan energi alternatif ini yaitu :
(a)    Perlunya menurunkan emisi
(a)    CO, sesuai dengan persetujuan dalam Protokol Kyoto. (b) Kenyataan bahwa produksi bahan bakar minyak dunia telah mencapai titik puncaknya sementara kebutuhan energi di negara berkembang seperti Cina dan India meningkat dengan pesat. (c) 
(c)   Dimulainya konflik politik dan militer yang dipicu oleh karena perebutan sumber minyak .

Biogas adalah campuran gas hasil proses fermentasi anaerob dari kotoran ternak (sapi). Kotoran sapi sangat memenuhi kebutuhan kotoran untuk biogas. Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Energi biogas berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya. Proses awal pembuatan awal biogas ini adalah dengan cara memasukkan kotoran sapi ke dalam botol plastik dan dicampur dengan rumen dan atau air sesuai dengan variabel yang telah ditentukan, lalu aduk atau campur sebentar hingga semua bahan tercampur rata dalam botol. Menutup botol dengan karet penutup yang telah dilubangi dan diberi selang, lalu jepit selang menggunakan klip penjepit, sehingga dalam botol kedap udara, dan kencangkan dengan menggunakan kawat. Kemudian menyimpannya dalam suhu 30°C atau dalam suhu kamar, disimpan sekitar 30 hari agar gas yang terbentuk banyak (Saputro, Roy Renatha dan Rr. Dewi Artanti Putri. 2002)



Daftar Pustaka :

  • Hidayat, Atep Afia dan M. Kholil. 2017. Kimia, Industri dan Teknologi Hijau. Jakarta: Pantona Media
  • Kwanda, Timoticin. 2000. Pengembangan Kawasan Industri Indonesia
  • Haryati, Tuti. 2006. Biogas : Limbah Peternakan yang menjadi sumber energy alternative
  • Saputro, Roy Renatha dan Rr. Dewi Artanti Putri. 2002. Pembuatan Biogas dari Limbah Peternakan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.