METODE PENGOLAHAN SAMPAH
Sampah
adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga).
Menurut
Wikipedia Sampah merupakan material sisa
yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung.
Berbagai
teknologi pengelolaan limbah sudah diterapkan, mulai dari sanitary landfill, incinerator
dan land treatment (land farming). Namun ketiga jenis teknologi tersebut tetap
saja dianggap sangat mahal, sulit diterapkan, memerlukan standar operasi yang
tinggi.
SANITARY
LANDFILL
Teknologi
pemusnahan sampah dengan metode Sanitary Landfill ialah dengan cara membuang dan menumpuk limbah (sampah) ke
suatu titik lokasi yang cekung, kemudian dipadatkan dan menutupnya dengan tanah.
INCINERATOR
Incinerator
merupakan salah satu solusi dalam penanganan sampah di era modern ini. Mengutip
dari laman Wikipedia Insinerasi atau pembakaran sampah adalah teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi dan
pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan sebagai pengolahan termal. Insinerasi material sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas.
Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan, sebelum
dilepas ke atmosfer. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai energi pembangkir listrik. Insinerasi dengan energi recovery adalah
salah satu teknologi sampah ke energi (waste-to-energy,
WtE)
TIPE
INCINERATOR
1. TIPE PIRINGAN BERGERAK
Salah
satu jenis insinerator adalah piringan bergerak (moving grate). Insinerator
jenis ini memungkinkan pemindahan sampah ke ruang pembakaran dan memindahkan
sisa hasil pembakaran tanpa mematikan api. Satu wadah piringan
bergerak dapat membakar 35 metrik ton sampah perjam. Jenis insinerator ini
dapat bergerak ribuan jam pertahun dengan hanya satu kali berhenti, yaitu pada
saat inspeksi dan perawatan.
2. TIPE PIRINGAN TETAP
Ini
adalah tipe yang lebih tua dan sederhana. Piringan tetap yang tidak bergerak
berada di bagian bawah insinerator dengan bukaan pada bagian atas atau samping
untuk memasukan sampah dan bukaan lainnya untuk memindahkan bahan yang tidak
terbakar (abu, logam, dan sebagainya).
3. TIPE ROTARY KILN
Tipe
ini cocok untuk menginsinerasi limbah sludge ex WWT atau limbah yang mempunyai
kandungan air (water content) yang cukup tinggi dan volumenya cukup besar.
System incinerator ini berputar pada bagian Primary Chamber, dengan tujuan
untuk mendapatkan pembakaran limbah yang merata keseluruh bagian. Proses
pembakarannya sama dengan type static, terjadi dua kali pembakaran dalam Ruang
Bakar 1 (Primary Chamber) untuk limbah dan Ruang Bakar 2 (Seacondary Chamber
untuk sisa-sisa gas yang belum sempurna terbakar dalam Primary Chamber.
4. TIPE FULIDIZED BED
FULIDIZED
ialah sebuah tungku pembakaran yang menggunakan media pengaduk berupa pasir
kuarsa atau pasir silica. Sehingga aka menjadi pencampuran yang homogeny antar
udara dengan butiran butiran pasir tersebut. Mixing yang konstaan antara
partikrl partikel mendorong terjadinya laju perpindahan panas yang sangat cepat
serta terjadinya pembakaran yang sempurna.
PENGGUNAAN
PANAS YANG DIHASILKAN
Panas
yang diproduksi oleh insinerator bisa digunakan untuk membuat uap yang bisa
dipakai untuk menggerakkan turbin dengan maksud menghasilkan listrik. Total
energi bersih yang dihasilkan dari satu ton sampah adalah 3 MWh panas dan 2/3
MWh energi listrik.
POLUSI
YANG DIHASILKAN
Insinerasi
memiliki sejumlah output seperti abu dan emisi ke
atmosfer berupagas sisa hasil pembakaran. Sebelum melewati fasilitas pembersihan gas,
gas-gas tersebut mungkin mengandung partikulat,logam berat, dioksin,furan,sulfur dioksida, dan asam hidroklorat.
Namun
incinerator modern seperti saat ini telah didesain sedemikian rupa supaya dapat
menghasilkan pembakaran yang sempurna, dan juga panas yang ideal untuk dapat
mengurangi atau memperkecil kemungkinan zat zat tersebut untuk mencemari
atmosfer.
Polusi
lainnya adalah bau,
namun bau dan debu telah
ditangani dengan baik pada fasilitas insinerasi terbaru. Sampah diterima dan
disimpan dalam ruangan bertekanan udara rendah dengan aliran udara menuju ke
dalam ruang pembakaran sehingga sangat kecil kemungkinan bau akan lepas menuju
atmosfer dan menimbulkan ketidaknyamanan pada lingkungan sekitar
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.