.

Sabtu, 18 Februari 2017

METODE PENGOLAHAN SAMPAH


METODE PENGOLAHAN SAMPAH






Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga).
Menurut Wikipedia Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Berbagai teknologi pengelolaan limbah sudah diterapkan, mulai dari sanitary landfill, incinerator dan land treatment (land farming). Namun ketiga jenis teknologi tersebut tetap saja dianggap sangat mahal, sulit diterapkan, memerlukan standar operasi yang tinggi.


SANITARY LANDFILL
Teknologi pemusnahan sampah dengan metode Sanitary Landfill ialah dengan cara  membuang dan menumpuk limbah (sampah) ke suatu titik lokasi yang cekung, kemudian dipadatkan dan  menutupnya dengan tanah.

INCINERATOR
Incinerator merupakan salah satu solusi dalam penanganan sampah di era modern ini. Mengutip dari laman Wikipedia Insinerasi atau pembakaran sampah adalah teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan sebagai pengolahan termal. Insinerasi material sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan, sebelum dilepas ke atmosfer. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai energi pembangkir listrik. Insinerasi dengan energi recovery adalah salah satu teknologi sampah ke energi (waste-to-energy, WtE)

TIPE INCINERATOR

1. TIPE PIRINGAN BERGERAK

Salah satu jenis insinerator adalah piringan bergerak (moving grate). Insinerator jenis ini memungkinkan pemindahan sampah ke ruang pembakaran dan memindahkan sisa hasil pembakaran tanpa mematikan api. Satu wadah piringan bergerak dapat membakar 35 metrik ton sampah perjam. Jenis insinerator ini dapat bergerak ribuan jam pertahun dengan hanya satu kali berhenti, yaitu pada saat inspeksi dan perawatan.

2. TIPE PIRINGAN TETAP

Ini adalah tipe yang lebih tua dan sederhana. Piringan tetap yang tidak bergerak berada di bagian bawah insinerator dengan bukaan pada bagian atas atau samping untuk memasukan sampah dan bukaan lainnya untuk memindahkan bahan yang tidak terbakar (abu, logam, dan sebagainya).


3. TIPE ROTARY KILN

Tipe ini cocok untuk menginsinerasi limbah sludge ex WWT atau limbah yang mempunyai kandungan air (water content) yang cukup tinggi dan volumenya cukup besar. System incinerator ini berputar pada bagian Primary Chamber, dengan tujuan untuk mendapatkan pembakaran limbah yang merata keseluruh bagian. Proses pembakarannya sama dengan type static, terjadi dua kali pembakaran dalam Ruang Bakar 1 (Primary Chamber) untuk limbah dan Ruang Bakar 2 (Seacondary Chamber untuk sisa-sisa gas yang belum sempurna terbakar dalam Primary Chamber.

4. TIPE FULIDIZED BED

FULIDIZED ialah sebuah tungku pembakaran yang menggunakan media pengaduk berupa pasir kuarsa atau pasir silica. Sehingga aka menjadi pencampuran yang homogeny antar udara dengan butiran butiran pasir tersebut. Mixing yang konstaan antara partikrl partikel mendorong terjadinya laju perpindahan panas yang sangat cepat serta terjadinya pembakaran yang sempurna.

PENGGUNAAN PANAS YANG DIHASILKAN

Panas yang diproduksi oleh insinerator bisa digunakan untuk membuat uap yang bisa dipakai untuk menggerakkan turbin dengan maksud menghasilkan listrik. Total energi bersih yang dihasilkan dari satu ton sampah adalah 3 MWh panas dan 2/3 MWh energi listrik.

POLUSI YANG DIHASILKAN

Insinerasi memiliki sejumlah output seperti abu dan emisi ke atmosfer berupagas sisa hasil pembakaran. Sebelum melewati fasilitas pembersihan gas, gas-gas tersebut mungkin mengandung partikulat,logam berat, dioksin,furan,sulfur dioksida, dan asam hidroklorat.
Namun incinerator modern seperti saat ini telah didesain sedemikian rupa supaya dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna, dan juga panas yang ideal untuk dapat mengurangi atau memperkecil kemungkinan zat zat tersebut untuk mencemari atmosfer.
Polusi lainnya adalah bau, namun bau dan debu telah ditangani dengan baik pada fasilitas insinerasi terbaru. Sampah diterima dan disimpan dalam ruangan bertekanan udara rendah dengan aliran udara menuju ke dalam ruang pembakaran sehingga sangat kecil kemungkinan bau akan lepas menuju atmosfer dan menimbulkan ketidaknyamanan pada lingkungan sekitar


DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.