Laman

Sabtu, 21 Januari 2017

Pengetahuan Polimer dan Plastik

Sumberdaya alam banyak menyediakan beragam jenis polimer, mulai dari protein, selulosa, katun dan wol. Semua bahan alami tersebut tergolong  makromolekul. Kemudian para ahli kimia mempelajari bagaimana cara membuat makromolekul tersebut dengan memanfaatkan laboratorium (Moore, 2007). Berbagai hasil penelitian mengenai polimer telah terbukti dapat memperbaiki kesejahteraan hidup manusia, terutama melalui aplikasinya untuk bidang pertanian (mekanisasi pertanian), kedokteran (termometer, botol infus, selang infus, jantung buatan dan alat transfusi darah). dan industri (peralatan untuk pesawat, komponen untuk otomotif).  Sebagai catatan polimer silikon yang lebih dikenal sebagai silikon memiliki bobot molekul yang mencapai jutaan, terikat oleh ikatan silikon-oksigen yang kuat, terutama banyak digunakan untuk bedah plastik. Silikon sendiri sebenarnya merupakan salah satu unsur yang paling melimpah di kulit Bumi (25,67 persen), peringkat kedua setelah Oksigen (49,20 persen).

Polimer dan plastik mendapat perhatian yang serius dalam pembahasan Kimia Kontekstual. Belakangan ini terdapat enam jenis polimer yang paling banyak digunakan (meliputi sekitar 98 persen dari seluruh polimer dan plastik yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari), yaitu polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene, dan polycarbonate. Setiap jenis polimer  memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya, dan kimia yang berlainan.

Berdasarkan sumbernya meliputi: Polimer Alami, terjadi secara alami, seperti kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut, wol, karbohidrat, protein dan selulosa; Berikutnya Polimer Semi Sintetik, diperoleh melalui hasil modifikasi polimer alam dan bahan kimia, contoh kasret sintetis; Selanjutnya Polimer Sintetis, dibuat melalui polimerisasi dari monomer-monomer, contoh nylon, poliester, polipropilen, dan polistiren (Siburian dan Simbolon, 2008).






Definisi Polimer
Kata polimer berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu Poly dan meros. Poly artinya banyak sedangkan Meros berarti unit atau bagian. Polimer merupakan senyawa yang besar yang terbentuk dari hasil penggabungan sejumlah (banyak) unit-unit molekul yang kecil. Unit molekul kecil pembentuk senyawa ini disebut monomer. Ini artinya senyawa polimer terdiri dari banyak monomer.
Polimer bisa tersusun dari beribu-ribu atau bahkan dari jutaan monomer, sehingga dapat disebut sebagai senyawa makromolekul.
Contoh senyawa yang termasuk polimer adalah karbohidrat, protein, lemak, karet alam, dan sejumlah plastik seperti polietilene (PE), Plastik polipropilena PP, plastik polietilen tereftalat PET, plastik polivinil chloride PVC, plastik polistirena  PS, teflon, dan nilon.
Plastik termasuk bagian polimer termoplastik, yaitu polimer yang akan melunak apabila dipanaskan dan dapat dibentuk sesuai pola yang kita inginkan. Setelah dingin polimer ini akan mempertahankan bentuknya yang baru. Proses ini dapat diulang dan dapat diubah menjadi bentuk yang lain. Golongan polimer sintetik lain adalah polimer termoset (materi yang dapat dilebur pada tahap tertentu dalam pembuatannya tetapi menjadi keras selamanya, tidak melunak dan tidak dapat dicetak ulang). Contoh polimer ini adalah bakelit yang banyak dipakai untuk peralatan radio, toilet, dan lain-lain.
Sifat-Sifat Polimer.
Karakteristik atau sifat polimer didasarkan pada empat hal-hal berikut: yaitu panjang rantai, gaya antarmolekul, percabangan dan ikatan silang antarrantai polimer.
Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya semakin tinggi. Semakin besar gaya antarmolekul pada rantai polimernya, maka senyawa polimer akan semakin kuat dan semakin sulit leleh.
Rantai polimer yang memiliki cabang banyak akan memiliki daya regang rendah yang disertai mudahnya meleleh.
Ikatan silang antarmolekul menyebabkan jaringan menjadi kaku, sehingga bahan polimer menjadi keras dan rapuh. Semakin banyak ikatan silang yang dimiliki oleh polimer, maka polimer akan semakin mudah patah.
Polimer yang mempunyai ikatan silang akan bersifat termosetting, sedangkan polimer yang tidak mempunyai ikatan silang akan besifat termoplastik.
Termosetting merupakan jenis polimer yang tetap keras dan tidak bisa lunak ketika dikenai panas. Polimer ini hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu pada saat pembuatannya. Jadi apabila setelah pecah tidak dapat disambung kembali. Contoh polimer jenis ini adalah bakelit.

Kegunaan Polimer

1.Polietena Etena
Lentur
Botol semprot, tas plastik, kabel, ember, tempat sampah dan film plastik (pembungkus makanan)

2.Polipropilena Propena
Keras dan titik leleh tinggi
Karpet, tali, wadah plastik, dan mainan anak-anak

3.Polivinil klorida Vinil klorida
Kaku dan keras
Pipa air dan pipa kabel listrik (paralon)

4.PolistirenaPolifenil etena Fenil etena
Tahan terhadap tekanan tinggi
Plastik pada kendaraan dan pesawat terbang, genting, cangkir, mangkuk, dan mainan

5.Poliamida (nilon)
Asam adipat dan heksametilen diamina
Kuat (tidak cepat rusak) dan halus
Pakaian, peralatan camping, laboratorium, rumah tangga, dapur.




Daftar Referensi:
http://blog.unnes.ac.id/alikmahmudi/2015/12/18/pengertian-sifat-dan-manfaat-kegunaan-polimer/
https://ardra.biz/sain-teknologi/ilmu-kimia/pengertian-sifat-dan-manfaat-kegunaan-senyawa-polimer/
https://dsupardi.wordpress.com/kimia-xii-2/makromolekul/polimer/
http://m.kompasiana.com/johanismalingkas/artikel-plastik_555d6800739773302584010e

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.