Laman

Rabu, 30 November 2016

Ayo Selamatkan Jakarta

            Sebagai ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta mempunyai daya tarik yang tinggi sehingga setiap tahun jumlah penduduknya selalu meningkat.
Peningkatan jumlah penduduk tersebut tidak hanya menimbulkan keuntungan tetapi juga menimbulkan kerugian yaitu munculnya permasalahan lingkungan. Permasalahan lingkungan yang paling menonjol di DKI Jakarta, antara lain:
a)    Kerusakan Lingkungan
Kerusakan lingkungan ditandai dengan berkurangnya daerah resapan air, menyusutnya areal terbuka hijau, kerusakan area terbuka biru (sungai, situ, saluran air, dan perairan pantai), eksploitasi air bawah tanah dengan berbagai dampak negatifnya (penurunan permukaan tanah, intrusi air laut, dan sebagainya), abrasi pantai akibat berkurangnya hutan Mangrove di pantai utara, serta sistem drainase kota yang buruk.
b)    Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan DKI Jakarta ditandai dengan tingginya tingkat pencemaran udara, air, dan perairan laut, akibat pengelolaan sampah dan limbah yang belum baik dan benar.
Selanjutnya kita akan membahas satu persatu tentang pencemaran lingkungan di Jakarta, walaupun ini hanya sebagian kecil yang dapat dituliskan:
Pencemaran Udara
Saat ini polusi yang terjadi di Jakarta didominasi oleh sektor transportasi yang menyumbang 70 persen dari total emisi pencemaran oksida nitrogen(NOx) dan sektor industri menyumbang 70 persen dari total emisi pencemar sulfur dioksida (SO2).
Kendaraan yang hilir mudik di jalanan ibukota diperkirakan mencapai 7 juta, ini belum termasuk dengan penambahan sekitar 1.500 unit kendaraan baru yang telah didaftarkan di Kepolisian Daerah Metro Jaya. Meski sempat ada upaya untuk membatasi usia kendaraan namun, saat ini penghapusan kendaraan tua pun belum mampu untuk mengimbangi bertambahnya kendaraan baru.
Lalu seperti yang telah dikatakan diatas yaitu sektor industri menyumbang 70 persen dari total emisi pencemar sulfur dioksida (SO2) ini dikarenakan jumlah industri besar dan sedang di DKI Jakarta mengalami peningkatan hingga 2 kali, pada tahun 1982 berjumlah 1151 unit, dan pada tahun 1989 menjadi 2100 unit. Sedangkan untuk industri kecil & rumah tangga mengalami penurunan, yang mana tahun 1982 berjumlah 48036 unit, dan tahun 1989 menjadi 28734 unit. Konsentrasi S02 rata-rata di udara tertinggi di lokasi industri sebesar 2,50 ppm, sehingga telah melewati standard yang ditetapkan Menteri KLH yaitu sebesar 0,1 ppm untuk pengukuran 24 jam dan dapat dilihat pada tabel dibawah bahwa jumlah industri selalu meingkat.

Polusi udara sangat mudah sekali menyebabkan datangnya berbagai penyakit, terutama yang berhubungan dengan paru- paru. Hal ini karena udara merupakan satu- satunya sarana kita untuk bernafas, yang diambil dari hidung dan kemudian ke paru- paru. Hal ini tentu saja akan otomatis berpengaruh pada organ yag bertanggung jawab terhadap pernafasan, yaitu paru- paru.
Lalu upaya apa yang harus kita lakukan untuk mengurangi pencemaran udara? Sebenarnya sangatlah mudah, hanya dengan menanam pohon di sekitar rumah atau mengurangi pemakaian kendaraan bermotor.

Pencemaran Air
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jakarta, sebagian besar air minum di Jakarta, Bogor, Karawang, Bekasi, Cilegon, dan Tangerang, telah tercemar bakteri seperti Coliform, Coli Tinja, dan sejumlah senyawa kimia. Senyawa kimia ini berbahaya dan bisa menyebabkan penyakit kanker, tumor, hipertensi, gastrointestinal, gangguan reproduksi, kerusakan saraf, karies gigi dan kerusakan tulang, iritasi lambung, anemia, serta kerusakan otak.
Diperkirakan sekitar 50 persen penyakit yang diderita masyarakat disebabkan oleh air minum yang tercemar, termasuk diare yang setiap tahun jumlah penderitanya meningkat serta menyumbang angka kematian tertinggi pada anak-anak yang paling rentan dan berisiko paling tinggi terserang penyakit ini. Bahkan pada tahun 2010 tercatat sekitar 12 angka kematian yang diduga disebabkan oleh air yang tercemar. Infeksi yang terjadi akibat tercemarnya air, adalah diare yang disertai dengan dehidrasi, diare biasa, typhus, dan hepatitis A.
Lalu bagaimana mengatasinya? Cara mengatasinya sama mudahnya dengan mengatasi pencemaran udara tetapi berbeda cara yaitu dengan JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN, daur ulang semua sampah yang bisa didaur ulang, mengolah limbah-limbah berbahaya seperti limbah industri sebelum dibuang
Pencemaran Tanah
Berdasarkan data Pemerintah DKI Jakarta, sekitar 70 persen tanah di DKI Jakarta telah tercemar air limbah, akibatnya air di sejumlah kali dan sungai di Jakarta tidak layak untuk dikonsumsi. Salah satu penyebab pencemaran ini, adalah akibat pengelolaan septic tank yang tidak dilakukan dengan baik. Sejauh ini, baru tiga persen saja septik tank yang sudah terkelola sesuai fungsinya.
Sekitar 97 persen penyebab lainnya adalah akibat tinja yang mencemari air tanah, sehingga air tanah di DKI pun ikut tercemar. Pencemaran ini berdampak negatif karena air tanah menjadi tercemar oleh bakteri Escherichia Coli (E-Coli) yang jumlahnya jauh di atas ambang normal, yaitu sebesar 80 persen. Air yang tercemar ini biasanya akan berubah warnanya menjadi cokelat dan hitam kepekatan.
Selain tercemar bakteri, permasalahan lainnya adalah penurunan permukaan tanah di DKI Jakarta sedalam dua sentimeter yang terjadi setiap tahun. Penurunan yang disebabkan oleh penyedotan air tanah yang terlalu tinggi ini, sangat mengkhawatirkan karena permukaan air laut akan naik satu sentimeter setiap tahunnya. Bila tidak segera dilakukan tindakan, ada kemungkinan sebagian wilayah pesisir Jakarta akan mulai tenggelam.
Dan bagaimana cara mengatasinya? Bisa dengan cara menghindari penggunaan pestisida dan mempelajari pengelolaan limbah sebelum terjun ke dunia Industri
Maka dari itu sebelum semuanya terlambat mari kita perbaiki Jakarta menjadi lebih baik lagi di segala aspek tidak hanya dari aspek pembangunannya saja. Semua dapat kita lakukan dengan hanya bermodalkan niat yang tulus untuk melakukannya karena secara sadar atau tidak kitalah yang melakukan pencemaran itu dan kita jugalah yang bertanggung jawab memperbaikinya lagi.



Daftar pustaka
Sukana,Bambang. Syahrudin, Naseh (1993). “Pencemaran Udara di DKI Jakarta”. Media Litbangkes. Vol 3, (4),file:///C:/Users/ZARICA/Downloads/922-1743-1-PB.pdf, 30 September 2016.
Fatma, Desi.2016. Polusi Udara : Penyebab, Dampak, dan Upaya Menanggulanginya.[Online].
Tersedia : http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/polusi-udara-penyebab-dampak-dan-upaya-menanggulanginya
Hastari, Rahma. 2014. Kondisi Lingkungan.[Online]
Tersedia : http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Kondisi_Lingkungan_Jakarta
Dudung. 2016. Pengertian, Penyebab Dan Dampak Polusi Air Lengkap Dengan Cara Penanggulangannya.[Online]
Tersedia : http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-penyebab-dan-dampak-polusi-air-lengkap-dengan-cara-penanggulangannya/
Sari, Yulia.2015. Pencemaran Tanah : Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya.[Online]
http://dosenbiologi.com/lingkungan/pencemaran-tanah

2 komentar:

  1. @A36-ANNA
    POIN 3
    Dalam artikel anda peningkatan jumlah penduduk memberikan keuntungan, menurut anda apa saja keuntungannya?

    BalasHapus
  2. @A36-ANNA
    POIN 3
    Dalam artikel anda peningkatan jumlah penduduk memberikan keuntungan, menurut anda apa saja keuntungannya?

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.