Laman

Sabtu, 20 Agustus 2016

Oleokimia




Oleokimia merupakan suatu bagian ilmu kimia yang mempelajari tentang proses pengolahan asam lemak dan gliserol serta turunannya, baik yang diperoleh dari minyak atau lemak maupun hasil sintesis dari produksi etilena dan propilena secara industri petrokimia.
Bahan baku utama oleokimia pada awalnya adalah tallo dan minyak kelapa yang masing-masing
merupakan sumber asam lemak C16 & C18 dan C12 & C14. Alternatif pengganti tallow dan minyak kelapa sebagai bahan baku oleokimia adalah CPQ dan PKO, karena masing-masing mengandung asam lemak C16 & C18 dan C12 & C14.
Oleokimia alami merupakan senyawa kimia yang berasal dari minyak atau lemak tumbuh – tumbuhan yang diperoleh dengan cara saponifikasi dan diikuti dengan reaksi hidrolisis sehingga menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Dari asam lemak ini dapat dibuat lebih lanjut turunan asam lemak seperti alkohol asam lemak, amina asam lemak dan turunan lainnya.
Produk oleokimia terbagi menjadi 2 bagian, yaitu oleokimia dasar dan turunan atau produk hilirnya (downstream product). Oleokimia dasar terdiri dan asam lemak, fatty ester, fatty alcohol, fatty amin dan gliserin, sedangkan turunannya antara lain sabun, produk pembersih, produk kosmetik dan perawatan kulit, surfaktan, dan sebagainya.

Produk-produk Olekimia
1.    Fatty acid (asam lemak): Asam lemak merupakan oleokimia yang paling banyak diperlukan. Asam lemak yang berasal dan Amerika dan Eropa pada umumnya disintesis dari tallow, minyak kelapa, minyak kedelai, minyak rapeseed dan lain-lain. Asam lemak dapat dibuat degan cara splitting CPO atau PKO pada suhu dan tekanan tinggi. Selanjutnya asam lemak tersebut didistilasi atau difraksionasi untuk memperoleh asam lemak dengan kemurnian tinggi. Produk sampingnya berupa gliserin setelah dimurnikan akan menghasilkan gliserin yang sesuai dengan standar farmasi.  Produk-produk turunan dan asam lemak sepeti fatty ester, fatty alcohol, dan fatty amina lainnya digunakan untuk menggantikan produk-produk petrokimia.
2.    Fatty ester: Fatty ester sebagian besar (± 80%) diubah menjadi fatty alcohol, yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi produk hilir terutama suftaktan. Di samping itu fatty ester juga digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak diesel. Metil ester dapat dibuat dengan cara transesterifikasi CPO atau PKO dengan methanol pada suhu 60°C dan tekanan satu atmosfir. Selanjutnya dilakukan distilasi dan fraksionasi untuk memperoleh metal ester dengan kemurnian tinggi. Produk samping yang dihasilkan pada proses ini adalah gliserin.
3.    Fatty alkohol: Fatty alkohol merupakan oleokimia dasar yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku surfaktan seperti fatty alkohol sulfat (FAS), fatty alkohol etoksilat (FAE) dan fatty alkohol etoksi sulfat (FAES). Sekitar 70% fatty alcohol digunakan untuk membuat surfaktan nonionic dan anionic. Fatty alkohol dapat dibuat dan asam lemak maupun metal ester dengan cara hidrogenasi pada suhu dan tekanan tinggi menggunakan katalis kimia. Selanjutnya dilakukan distilasi untuk menghasilkan fatty alkohol dengan kemurnian tinggi.
4.    Fatty amina: Fatty amina merupakan turunan nitrogen dan paling banyak digunakan untuk membuat senyawa ammonium quartener seperti senyawa distearyl-dimethylammonium yang digunakan sebagai pelembut pakaian dan hair conditioners.
5.    Gliserin: Gliserin dapat dibuat dan minyak atau lemak alami sebagai hasil samping dan asam lemak, ester atau sabun. Meskipun merupakan produk samping, gliserin umumnya mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
6.    Bioemollient dan asam lemak sawit: Industri kosmetik merupakan konsumen minyak nabati dan asam lemak yang sangat potensial. Salah satu bahan baku kosmetik yang banyak digunakan dalam hampir seluruh formulasi produk kosmetik adalah emollient. Fungsi emollient adalah sebagai pelembut dan pelembab kuhit pada produk kosmetik yang berbentuk krim, lotion, lipstick dan sabun. Produk emollient yang dibuat dan minyak sawit disebut bioemollient. Emollient disintesis dengan cara esterifikasi antara asam lemak dengan alkohol.
7.    Biodiesel sawit: Biodiesel sawit dapat dibuat dan hampir semua fraksi sawit seperti CPQ, palm kernel oil (PKO), refined bleached and deo dorized palm oil (RBDPO) dan olein. Pada prinsipnya biodiesel atau metal ester diproduksi melalui reaksi transesterifikasi antara trigliserid a pada minyak sawit dengan methanol menjadi metil ester dan ghiserol dengan bantuan katalis basa.


Daftar Pustaka
INPALMI. “Oleokimia Kelapa Sawit”. 20 Agustus 2016. https://pameransawit.wordpress.com/2014/11/25/oleokimia/
Rahman, Wijaya “Industri Oleokimia”. 20 Agustus 2016. http://industri21rahman.blogspot.co.id/2012/12/industri-oleokimia.html
Mubaraq, Abdi Razka, et al. “Industri Oleokimia”. 20 Agustus 2016. http://www.academia.edu/13788124/KARYA_TULIS_ILMIAH_PROSES_INDUSTRI_KIMIA_II_INDUSTRI_OLEOKIMIA
Wirahadikusumah, Muhammad. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi, karbohidrat dan Lipid. Institut Teknologi Bandung.
Austin, G.T. 1985. “Industri Proses Kimia”. Edisi Kelima. Jilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta

10 komentar:

  1. ARTIKEL ANDA SANGAT BAGUS, PERTANYAAAN MENURUT ANDA APA ILMU YANG ANDA DAPATKAN SETELAH MEMBACA OLEOKIMIA HANYA SEKEDAR MENGETAHUI ATAU ANDA AKAN MENCOBA BERBUAT SESUATU YANG BARU DARI OLEOKIMIA SYLVIANA 103

    BalasHapus
  2. Nova(013)
    Pertanyaan: Apakah Penggunaan Oleokimia Dapat Menjamin Untuk Kesehatan Pada Manusia
    Saran : Perlunya Penambahan Gambar Atau Contoh Agar Pembaca Dapat Memahami

    BalasHapus
  3. Fajar (003) saran saya artikel ini sudah bagus cuma tidak ada keuntungan dan kerugian untuk membuat oleokimia ini
    pertanyan: apakah anda setalah bikin artikel ini berencana untuk membuat oleokimia??

    BalasHapus
  4. lumayan membantu untuk pengetahuan lebih tentang kimia .

    pertanyaan : apakah dampak positif dan negatif nya ?

    BalasHapus
  5. slamet hariadi 060

    artikel diatas lumayan bagus untuk membantu manusia agar lebih tahu tentang oleokimia.

    apakah olekimia bermanfaat bagi kesehatan manusia ?

    BalasHapus
  6. Ayu (085)
    Saran dan Kritik : Artikel diatas cukup menarik mengenai oleokimia. Namun dampak maupuun manfaat dalam kehidupan sehari - hari belum ada jadi bisa diberi tambahan. Artikel diatas memberi pengetahuan terhadap kita bahwasanya kosmetik maupun sabun yang kita gunakan terbuat dari oleokimia.

    Pertanyaan : Apa saja lemak yang dapat menjadi bahan baku oleokimia? Bagaimana proses pembuatan oleokimia secara produksi?

    BalasHapus
  7. ARI(044)
    Sebaiknya artikel diberi gambar agar lebih menarik
    Apakah oleokimia bisa kita gunakan secara terus menerus ?

    BalasHapus
  8. Muhammad Andi Yusuf (yusuf-002)
    Artikel diatas cukup menarik saya setuju dengan saran dari Saudari Ayu larassati belum adanya keterangan manfaat dan keterangan dari oleokimia tersebut dan kan diatas banyak dituliskan dengan bahasa ilmiah nah kalau bisa lebih enak lagi diberi gambar agar pembaca awam pun mengerti apa saja yang termasuk oleokimia

    pertanyaannya apa ada efek samping dari Industri Oleokimia ? dan apa efek samping dari produksi oleokimia terhadap lingkungan ?

    BalasHapus
  9. Hendrik (034)
    (1) Oleokimia, judul artikel yang bagus dan sangat baik untuk dikembangkan. Tapi sebelum melakukannya, alangkah baiknya kita harus benar-benar menguasai dan memahami tentang kimia, karena dampak yang ditimbulkan nantinya sangat besar dan fatal apabila disalahgunakan.
    (2) Pertanyaannya: Apakah produk-produk dari oleokimia bisa diminimalisirkan dampak penggunaannya yang mencemari lingkungan dikurangi?

    BalasHapus
  10. Artikel anda cukup menarik, apa oleokimia b1sa digunakan dalam jangka waktu yang panjang
    Pertanyaan : sejauh mana perkembangan oleokimia tersebut?

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.