Laman

Selasa, 11 Juni 2013

Pencegahan Malnutrisi



BERI ASI EKSKLUSIF MENCEGAH MALNUTRISI PADA ANAK

Malnutrisi adalah kekurangan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kebutuhan energi tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan malnutrisi sebagai


“ketidakseimbangan seluler antara pasokan nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh terhadap mereka untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi tertentu.
Menurut Badan PBB untuk masalah anak-anak, UNICEF, penyebab malnutrisi terbagi menjadi tiga, yaitu penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).  Penyebab langsung yakni kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit  terutama penyakit infeksi yang memengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.
Kurangnya asupan makanan terjadi karena kurangnya jumlah pemberian makanan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Oleh karena itu agar kita dapat mencegah malnutrisi atau gizi buruk dapat kita benehi dari sektor terkecil yang dapat di lakukan oleh  semua pihak, Upaya pemerintah hanyalah mendukung dan mengatur segal hal program dan pembenehan terhadap masalah gizi, sedangkan masyarakatlah peran utamanya.
 Kemitraan yang luas antara pemerintah Indonesia dan UNICEF mengatasi  masalah gizi di kalangan anak-anak dan Aksi-aksi masyarakat pun telah didukung dengan adanya pengalokasian anggaran tambahan, seperti yang terjadi di desa-desa wilayah propinsi Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur, dimana di dalamnya termasuk, mempromosikan pemberian ASI yang lebih baik, termasuk pemberian makanan pendamping ASI, dan juga memantau status gizi anak-anak, sebagai bagian dari rencana pembangungan lokal di wilayah mereka melalui program-program perbaikan gizi dan pengetahuan yang lebih baik tentang praktek makan yang sehat, kemitraan ini bertujuan untuk meraih 3,8 juta anak-anak dan 800.000 wanita hamil dan menyusui.
Angka kematian bayi dan balita di Indonesia adalah seperempatnya sejak tahun 1990, namun laporan terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 134.000 anak-anak di bawah usia lima tahun meninggal dunia setiap tahunnya, dimana hal tersebut terutama disebabkan oleh masih adanya permasalahan kesehatan dan gizi.

Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak:
1)    Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2)    Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3)     Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.
4)    Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
5)    Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.

 oleh : Muhamad Ardiansyah
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.