Laman

Minggu, 13 November 2022

Upaya Kimia Hijau Dalam Mengurangi Dampak Negatifnya

Oleh : Kevin Maranatha Tse (X27-Kevin)

1. Abstrak

Perkembangan di berbagai bidang di zaman ini mulai dari teknologi sampai bahan pangan tidak dapat dipungkiri juga berasal dari perkembangan kimia yang ada. Disaat perkembangan kimia yang ada didukung untuk memenuhi kebutuhan manusia dan membangun peradaban yang maju. Disamping itu semua ada kekurangan yang ada yaitu dapat menyebabkan banyak kerusakan dan pencemaran. Dengan banyak pertimbangan, maka munculah upaya untuk mencegahnya dengan prinsip-prinsip kimia hijau.

Kata kunci : Kimia Hijau, perkembangan, kebutuhan, manusia

2. Abstract

Developments in various fields at this time ranging from technology to foodstuffs cannot be denied also come from existing chemical developments. While the development of existing chemistry is supported to meet human needs and build an advanced civilization. Besides that, all of them have drawbacks that can cause a lot of damage and pollution. With a lot of considerations, then came the efforts to prevent it with the principles of green chemistry.

Keywords: Green Chemistry, develompent, requirement, man


3. Pendahuluan

Kimia hijau merupakan bentuk upaya dilakukan untuk mengurangi bahkan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan lebih jauh akibat adanya perkembangan untuk dunia ini. Pertumbuhan   industrikimia yang ramah lingkungan semakin dibutuhkan. Kecenderungan tersebut dikenal dengan istilah green chemistry atau teknologi berkesinambungan. Green chemistry muncul karena adanya pergeseran paradigma konsep tradisional tentang efisiensi konsep yang berfokusutama pada hasil reaksi kimia, yang secara ekonomis bisa mengeliminasi limbah dan menghindaripemakaian material yang bersifat toksik dan atau berbahaya.

4. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Kimia Hijau?

2. Apa saja upaya dalam prinsip Kimia Hijau?

3. Bagaimana pengaplikasian dari Kimia Hijau?

5. Tujuan

1. Memahami arti dan penjelasan dari Kimia Hijau?

2. Mengetahui upaya dalam prinsip-prinsip Kimia Hijau?

3. Mengetahui cara pengaplikasian dari Kimia Hijau?

6. Pembahasan

A. Pengertian Kimia Hijau

Kimia Hijau memanfaatkan beberapa prinsip untuk mengurangi atau mengganti penggunaan zat berbahaya dalam merencanakan, menghasilkan, dan mengaplikasikan penggunaan bahan kimia (Verma et al., 2014). Istilah kimia hijau (green chemistry) pertama kali digunakan oleh Anastas tahun 1991 pada program yang diluncurkan oleh US Environmental Protection Agency (EPA) untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan dalam bidang kimia dan teknologi kimia oleh industri, pendidikan, dan pemerintahan (Chanshetti, 2014). Kimia hijau merupakan desain atau pendekatan yang berorientasi pada kesehatan dan pemeliharaan lingkungan. Joshi et al., (2011) menyatakan bahwa kimia hijau atau kimia ramah lingkungan merupakan rancangan produk kimia dan proses yang menghilangkan penggunaan atau produksi zat yang berbahaya terhadap kesehatan manusia. Definisi lain, kimia hijau merupakan rancangan, pembuatan, dan penggunaan produk dan proses kimia yang efisien, efektif, aman, dan ramah lingkungan. Definisi di atas menjelaskan bahwa pengertian kimia hijau sebagai desain produk kimia dan proses untuk mengurangi, bahkan menghilangkan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Kimia hijau dapat juga didefinisikan sebagai desain, pembuatan, dan penggunaan produk kimia yang efisien, efektif, aman, dan ramah lingkungan.

B. Upaya yang dituangkan dalam Prinsip Kimia Hijau

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat beserta segala dampak negatifnya bagi lingkungan (Environmental Disasters), yang antara lain dipicu oleh tragedi-tragedi lingkungan hidup seperti tragedi Love Canal (1978), Bhopal (1984), Chernobyl (1986), lahir dan berkembang kebutuhan dan kesadaran akan perlunya proses dan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Teknologi ini kemudian dikenal dengan teknologi berkelanjutan berbasis 'Kimia Hijau'. Dengan berikut ada banyak upaya dalam prinsip-prinsip kimia hijau sebagai berikut:

12 prinsip kimia hijau

1. Pencegahan limbah : lebih baik mencegah limbah sampah dari pada mengolah dan membersihkannya.

2. Memaksimalkan ekonomi atom: Perancangan sintesis sedemikian rupa sehingga produk akhir mengandung proporsi maksimum dari bahan awal. Dalam hal ini hanya sedikit atom yang terbuang, dan kalau bisa nihil. Menurut Santosa (2008) metode sintesis harus dirancang dengan memaksimalkan semua reaktan menjadi produk akhir yang diinginkan. 

3. Perancangan sintesis dengan bahan kimia yang.d tidak berbahaya: Dalam praktek metode sintesis seharusnya di desain untuk menggunakan dan menghasilkan zat yang paling sedikit atau sama sekali ridak menimbulkan toksnsutas pada manusua dan lingkungan. Sintesis kimia ialah penyusunan atau pembentukan senyawa tertentu, biasanya senyawa organik, dari bahan kimia komersial mudah tersedia atau murah, tergantung kepentingannya. Senyawa disusun atau disintesis dengan melakukan berbagai reaksi kimia.

4. Prinsip keempat Kimia Hijau menjadi paradoks bagi sebagian orang, terutama dengan adanya paradigma bahwa semua bahan kimia itu merupakan zat beracun. Tidak heran jika dalam kehidupan sehari-hari istilah “bebas bahan kimia” menyesatkan banyak masyarakat. Seandainya “bebas bahan kimia” secara harfiah berarti tidak ada benda apapun. Istilah dalam membuat label konsumen yang sering dipergunakan oleh produsen produk tertentu, sudah pasti menyesatkan. Karena produk atau benda apapun semuanya mengandung unsur kimia. Hal itu sejalan dengan pendapat Reyes (2012). 

5. Pelarut dan senyawa pembantu yang ramah lingkungan (Pelarut Hijau): Ketergantungan pada penggunaan pelarut menyebabkan dihasilkannya limbah pelarut yang cukup banyak. Dalam hal ini mengurangi penggunaan pelarut selalu menjadi prioritas tinggi, sehingga para ahli kimia membuat reaksi yang terjadi bersifat Iebih hijau, terutama untuk skala industri. 

6. Perancangan untuk efisiensi energi: Penggunaan energi dalam proses kimia perlu senantiasa memperhatikan dampak lingkungan dan nilai ekonominya, dalam hal ini jumlahnya harus diminimalisir. Industri kimia selalu berupaya menemukan cara-cara kreatif untuk mengurangi penggunaan energi dan membentuk siklus hidup produk.

7. Penggunaan bahan baku (bahan dasar atau bahan mentah) terbarukan: Apabila secara teknis dan ekonomi memungkinkan, maka sebaiknya menggunakan bahan bahan baku yang terbarukan. FSE (2015) mengemukakan, bahwa sekitar 90-95 persen dari produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari hari bersumber dari minyak bumi. Ketergantungan umat manusia terhadap minyak bumi bukan hanya menyangkut transportasi dan energi. tetapi juga dalam pembuatan berbagai produk. Prinsip Kimia Hijau yang ke tujuh ini bertujuan untuk menggeser ketergantungan pada minyak bumi, sekaligus membuat produk dan“ bahan terbarukan yang dapat dibudidayakan dan dipanen secara lokal.

8. Mengurangi tahapan reaksi atau derivatif: Derivatisasi yang tidak dikehendaki harus diminimalkan atau dihindari, karena langkahlangkah tersebut akan membutuhkan tambahan reagen dan dapat menghasilkan limbah. prinsip ke delapan dari Kimia Hijau bertujuan untuk menyederhanakan proses dengan melihat sistem a|ami, sehingga diperoleh perancangan produk yang lebih disederhanakan. 

9. Katalisis: reagen katalis seharusnya lebih unggul untuk reagen stoikiometri. Datam hal ini Santosa (2008) menjelaskan, bahwa penggunaan senyawa pemercepat reaksi dapat mengkonsumsi energi, bahan dasar. pereaksi dan waktu reaksi, namun di sisi lainnya dapat menghasilkan reaksi yang lebih aman. FSE (2015) menjelaskan, bahwa katalis merupakan bahan kimia yang digunakan terutama untuk mengurangi penggunaan energi dan membuat reaksi berlangsung lebih efisien (bahkan lebih cepat). Dalam konsentrasi yang kecil katalis menimbulkan efek yang besar. Dalam hal ini Katalis Hijau hanya menimbulkan sedikit toksisitas (bahkan tidak menimbulkan toksisitas sama sekali) dan dapat dipergunakan secara berulang dalam di proses.

10. Rancangan untuk degradasi (peruraian): Produk kimia seharusnya dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat terurai menjadi produk yang tidak berbahaya. Prinsip ke 10 Kimia Hijau bukan hanya menginginkan bahan dan produk berasal dari sumber terbarukan, namun juga dikehendaki supaya mudah mengalami degradasi dalam lingkungan (FSE, 2015). Dengan demikian prinsip ini bertujuan untuk merancang produk sedemikian rupa, sehingga berfungsi sebagaimana mestinya, dan ketika sudah tidak dipergunakan bersifat aman dan tidak membahayakan Hngkungan. 

11. Analisis seketika (real time) untuk pencegahan polusi: Metodologi Analitik perlu dikembangkan lebih lanjut untuk memungkinkan kontrol proses dan monitoring seketika, hal itu untuk mengantisipasi terbentuknya zat berbahaya. Sedemikian rupa mengelola reaksu yang sedang benangsung, sehingga tahu persis kapan proses berakhir. Dengan demikian ada kepastian bahwa produk yang dihasilkan tepat dan sesuai dengan rancangan. dan di sisi lainnya tidak menghasilkan limbah secara berlebihan, kalau perlu tidak ada limbah. 

12. Minimalisir potensi kecelakaan: Rancangan kimia dan bentuk fisik (padat, cair dan gas) harus sedemikian rupa, sehingga potensi kecelakaan seperti iedakan, kebakaran dan kontaminasi terhadap lingkungan menjadi sangat minimal. Sudah semestinya dalam proses produksi yang melibatkan reaksi kimia untuk menghindari penggunaan bahan kimia yang sangat reaktif, yang dapat menimbulkan ledakan dan kebakaran serta sangat menghancurkan.


C. Pengaplikasian Kimia Hijau

. Berdasarkan catatan Santosa (2008) yang mengutip pendapat Koch (2007), bahwa dalam 50 tahun kedepan, terdapat 10 masalah besar yang dihadapi umat manusia, mulai dari masalah energi, air, makanan. lingkungan, kemiskinan, terorisme dan perang, penyakit, pendidikan. demokrasi dan populasi. Ternyata lima di antaranya, yaitu masalah energi, air, makanan, lingkungan dan penyakit berkaitan erat dengan kimia, dan hanya dapat diselesaikan secara seksama dengan pengembangan lebih lanjut konsep dan aplikasi Kimia Hijau.

7. Kesimpulan

Kimia Hijau hadir untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan yang bisa membuat seluruh makhluk hidup kehilangan habitat dan ekosistem. Konsep dari kimia hijau memungkinkan terbentuknya penyelesaian dari berbagaipermasalahan yang belakangan ini disebabkan oleh sebagian besar aktifitas manusia. Aplikasikimia hijau dalam teknologi memberikan sejumlah manfaat antara lain, mengurangi limbah,mengurangi biaya, produk yang lebih aman, dan mengurangi penggunaan energi dan sumber dayaalam.


Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Kimia Hijau dan prinsip-prinsipnya (Modul 11). Universitas Mercu Buana, Jakarta. (Diakses pada 13 November 2022).

Fajaroh, Fauziatul. 2018. Sintesis Nanopartikel dengan Prinsip Kimia Hijau. Universitas Negeri Malang. (Diakses pada 13 November 2022). http://kimia.fmipa.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/04/Hal-24-32-FAUZIATUL.pdf 

I Wayan Redhana1 *, I Nyoman Suardana1 , I Nyoman Selamat1 , Luh Maharani Merta2 .2020. PENGARUH PRAKTIKUM KIMIA HIJAU PADA SIKAP SISWA TERHADAP KIMIA. 1Universitas Pendidikan Ganesha Bali Indonesia. (Diakses pada 13 November 2022). file:///C:/Users/User/Downloads/13156-60773-1-PB%20(2).pdf  

Fdokumen. 2018. Makalah Kimia Hijau. (Diakses pada 13 November 2022). https://fdokumen.com/document/makalah-kimia-hijau-green-chemistry.html 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.