Laman

Kamis, 10 November 2022

Peran Kimia Hijau dalam Lingkungan Masyarakat dan Industri

 

Oleh : @X12-Bangkit


ABSTRAK

     Kimia Hijau menerapkan pendekatan baru untuk bidang sintesis, Pengolahan dan penerapan zat kimia sedemikian rupa, sehingga ancaman terhadap kesehatan dan lingkungan dapat dikurangi (Manahan, 2005). Selanjutnya dijelaskan bahwa penerapan Kimia Hijau dimulai dengan pernyataan mengenai proses produksi yang hasil akhirnya memiliki sisa produk kimia merupakan hal yang tidak tepat. Untuk mencapai sasaran dan fungsinya, Kimia Hijau dapat memodifikasi dan mendesain ulang produk dan proses kimia, dengan tujuan utama untuk meminimalkan limbah dan penggunaan bahan yang berbahaya. Kimia Hijau memanfaatkan pengetahuan kimia yang berlaku untuk proses produksi, penggunaan, dan pembuangan akhir bahan kimia dengan cara meminimalkan penggunaan bahan yang dapat menimbulkan kerusakan pada lingkungan.

Kata Kunci : Kimia Hijau, Produksi, Lingkungan.

 

ABSTRACT

     Green Chemistry applies a new approach to the field of synthesis, processing and application of chemical substances in such a way, that threats to health and the environment can be reduced (Manahan, 2005). Furthermore, it is explained that the application of Green Chemistry begins with a statement about the production process whose final result of having the remaining chemical products is inappropriate. To achieve its goals and functions, Green Chemistry can modify and redesign chemical products and processes, with the main objective of minimizing waste and the use of hazardous materials. Green Chemistry utilizes chemical knowledge applicable to the production, use, and final disposal of chemicals by minimizing the use of materials that can cause damage to the environment.

Keywords : Green Chemistry, Production, Environment.

 

A.   PENDAHULUAN

     Kimia Hijau berupaya semaksimal mungkin mengurangi dampak negatif dari berbagai proses kimia terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Menurut Santosa (2008), pengurangan dampak negatif dapat dilakukan melalui penggunaan bahan dasar yang terbarukan, penggunaan proses dan bahan kimia (reaktan, pelarut dan katalis) yang ramah lingkungan, penghematan penggunaan energi dan bahan dasar, peningkatan efisiensi untuk meminimalkan pembentukan produk samping dan limbah, serta menghasilkan produk yang aman.

Kimia Hijau merupakan suatu pendekatan yanh bertujuan untuk menghilangkan penggunaan dan pembentukan zat berbahaya dengan merancang proses manufaktur yang lebih baik untuk produk kimia. Secara khusus, tujuan Kimia Hijau ialah untuk menghasilkan produk dengan tingkat toksisitas serendah mungkin dan kalo bisa nol (zero) dengan memperhatikan secara seksama setiap langkah (proses) selama kegiatan produksi berlangsung.

 

B.    RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Kimia Hijau?

2. Sebutkan 12 prinsip Kimia Hijau!

3. Apa peran Kimia Hijau dalam lingkungan masyarakat dan industry?

 

C.    TUJUAN

1. Mampu mengetahui apa itu kimia hijau.

2. Mampu menyebutkan 12 prinsip kimia hijau.

3. Mampu mengerti peran kimia hijau dalam lingkungan masyarakat dan industry.

 

D.   PEMBAHASAN

A. Pengertian Kimia Hijau

     Kimia hijau merupakan suatu proses untuk merancang suatu produk agar bisa diminimalaisirkan penggunaan zat-zat kimia yang berbahaya bahkan kimia hijau akan menerapkan prinsip dimana suatu produk yang dibuat akan didesain ulang agar kandungan-kandungan zat kimia yang ada didalamnya tidak membahayakan penggunanya maupun lingkungan.

     kimia hijau merupakan cabang ilmu kimia yang menganjarkan desain produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan penggunaan dan pembentukan zat-zat berbahaya. Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, adalah cabang ilmu kimia yang menganjurkan desain produk dan proses kimia untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan dan pembentukan senyawa-senyawa berbahaya. Pada tahun 1990 Pollution Prevention Act ( Undang-Undang Pencegahan Pencemaran 1990) telah disahkan di Amerika Serikat.

 

B. 12 Prinsip Kimia Hijau

Dalam kimia hijau terdapa 12  prinsip yang dapat diketahui, berikut ke 12 prinsip kimia hijau beserta penjelasannya ;

1.     Pencegahan limbah

       Pencegahan adalah prinsip dasar dalam prinsip kimia hijau, hal ini dilakukan agar siklus sintetis dapat lebih dioptimalkan untuk memberikan pengukuran dasar limbah yang mungkin tidak aman bagi lingkungan

2.     Ekonomi Atom

     Kimia atom memiliki prosedur kimia yang harus dirancang untuk mengurangi penggabungan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam proses paling akhir disebuah produk.

3.     Sintesis kimia yang tidak terlalu berbahaya

     Pada dasarnya bahan kimia yang dibuat dengan tujuan apapun sebisa mungkin untuk tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya agar tidak menimbulkan risiko berbahaya pada kesheatan manusia, maka dari itu gunakanlah bahan kimia seaman mungkin dan jangan jadikan bahan kimia berbahaya sebagai opsi awal jika masih bisa menggunakan bahan kimia yang lebih aman.

4.     Merancang bahan kimia yang lebih aman

     Para ahli kimia harus merancang bahan kimia yang aman untuk diterapkan pada unsur yang dimaksudkan, baik medis, industri, dan yang lainnya dan harus memiliki toksisitas manusia yang rendah.

5.     Pelarut dan pembantu yang lebih ramah lingkungan

     Banyak reaksi kimia yang membuthkan pelarut atau zat lain untuk mempercepat proses, dan masing-masing zat atau pelarut memiliki risiko yang berbeda-beda, contoh risikonya yaitu mudah terbakar dan volatilitas.

Meskipun pelarut tidak bisa dihindari dalam melukan beberapa proses kimia tapi sebisa mungkin diminimalisir dan dipilih dalam jumlah energi yang dibutuhkan untuk reaksi.

6.     Desain untuk efisiensi energi

     Prinsip desain efisiensi energi mengisyaratkan bahwa kebutuhan energi harus diakui untuk dampak lingkungan dan ekonomi yang harus dikurangi. Proses kimia harus dilakukan pada suhu dan tekanan sekitar.

Didalam kimia hijau tidak dianjurkan untuk menggunakan insentif energi. Diharuskan untuk menggunakan energi sesedikit mungkin untuk membuat produk kimia dengan melakukan reaksi pada suhu dan tekanan kamar.

7.     Penggunaan stok pakan terbarukan

     Prinsip ini menyaraknan para ahli kimia bahwa bahan kimia harus di terbarukan sebelum menipis kapanpun secara teknis maupun ekonomis praktis.

Prinsip teori ini Sebagian besar memiliki kaitan dengan petrokimia, yang merupakan senyawa yang terbuat dari bahan minyak mentah. Mereka menjadi bahan paling awal dalam melakukan proses kimia, tetapi mereka tidak terbarukan dan bisa habis.

8.     Kurangi bahan turunan kimia

     Prinsip ini mempunyai kaitan dengan efisiensi penggunaan energi, bahan dasar, maupun bahan kimia yang mendukung dalam proses produksi.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi terbantuknya limbah berbahaya yang menyebabkan pencemaran pada lingkungan.

9.     Menggunakan katalis untuk efektifitas

     Katalis merupakan zat yang memiliki sifat mempercepat atau memperlambat proses kimia. Prinsip katalis pada kimia hijau digunakan untuk mengurangi penggunaan energi yang berlebih dan meningkatkan efisiensi proses kimia.

10.  Mendesain bahan kimia dan produk yang telah terdegradasi setelah pakai

     Prinsip ini didasarkan harapan dalam perancangan produk-produk yang menggunakan bahan kimia untuk mudah terdegradasi menjadi limbah yang tidak berbahaya. Tujuannya agar limbah mudah terurai secara alami.

11.  Menganalisis secara langsung untuk mencegah polusi

     Prinsip ini menekankan betapa pentingnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan secara langsung dan konperhensif. Hal ini bertujuan agar bisa merancangang system produksi yang minim polusi dan limbah yang mengakibatkan pencemaran pada lingkungan.

12.  Mencegah potensi lingkungan

     Bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan produk harus aman dan memiliki risiko kecelakaan yang minim. Jadi selain harus aman dari dampaknya, bahan kimia yang pilih juga diharuskan untuk tidak memiliki risiko kecelakaan besar saat digunakan dalam proses produksi.

 

C. Peran Kimia Hijau pada Lingkungan Masyarakat dan Industri

1. Sistem Pengelolaan Air

     Di sebagian kota-kota besar di Indonesia, pengelolaan air bersih, badan air, serta air limbah masih belum sempurna. Masih banyak masyarakat yang tidak punya akses kepada air bersih dan sistem sanitasi standar yang sehat. Sebenarnya Indonesia berkelimpahan air, namun sayangnya pengelolaan air masih belum sistematis. Penerapan 4 Rs untuk mengembangkan sistem pengurangan pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan pengisian kembali air tanah (recharge) (Joga, 2008).

2. Infrastruktur

     Saat ini sudah dipasarkan materi dari PCM yang mudah terurai di lingkungan dan bersumber dari bahan alami seperti minyak sawit, minyak inti sawit, minyak lobak, minyak kelapa, dan minyak kedelai (PureTemp). Bahan-bahan ini tidak beracun, tidak mudah terbakar dan bila dikemas dengan benar tidak akan teroksidasi dan menjadi tengik, dan akan stabil selama beberapa dekade. Bahan PCM yang berupa lemak dan minyak terhidrogenasi sepenuhnya dapat stabil selama beberapa dekade (PureTemp, 2017).

3. Transportasi

     Penggunaan angkutan umum untuk tujuan efisiensi energi yang lebih besar, norma keselamatan yang lebih tinggi dan emisi gas buang yang lebih rendah, juga, sangat diharapkan untuk mengurangi berat kendaraan angkutan umum (Woinaroschy, 2016). Alat transport yang ramah lingkungan antara lain sepeda biasa dan sepeda listrik, mobil listrik, dan mobil hibrida.

4. Energi

     Ada beberapa cara yang didukung oleh Ilmu Kimia untuk mengurangi konsumsi energi karena adanya advokasi untuk memanfaatkan bahan bangunan hemat energi maka pemanfaatan materi poliuretan sebagai insulasi yang sangat baik digunakan dalam produksi panel prefabrikasi untuk industri konstruksi, untuk dinding pendingin pada gudang atau box kendaraan pembawa materi yang harus beku/dingin, dan pembentuk kayu imitasi.

5. Pengolahan limbah

     Industri kimia dapat menawarkan solusi yang kredibel untuk masalah pengolahan limbah. Prasetyono (2017), menjelaskan ide pengelolaan limbah, yaitu penggabungan “dua” teknologi untuk pengelolaan limbah sampah bagi kota besar Indonesia.

    Teknologi itu adalah, pertama disebut sebagai teknologi reaktor “fermentasi kontinyu” untuk sampah organik karena lebih ramah lingkungan (green), zero waste, sebab tidak ada proses pembakaran secara langsung. Gas metana yang dihasilkan dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar “methane engine” untuk menghasilkan listrik atau gas untuk memasak di dapur. Teknologi ini juga akan menghasilkan pupuk kompos berkualitas tinggi.

     Teknologi yang kedua adalah teknologi gasifikasi yang mampu mengolah jenis sampah anorganik, seperti teknologi pirolysis. Jadi pasangan teknologi fermentasi kontinyu dan teknologi pirolysis adalah “pasangan” teknologi yang sangat tepat  untuk diterapkan di kota besar/modern karena sifatnya yang saling mengisi, sehingga keduanya akan dapat memenuhi harapan sebagai teknologi “Green and Zero Waste”.

     Untuk pengelolaan limbah padat juga dapat diterapkan pemisahan limbah (waste segregation), yaitu dengan penyediaan empat kantong pembuangan sampah untuk jenis limbah organik, kaca atau keramik, kertas dan plastik yang akan mempermudah pengumpul limbah untuk mentransfer sampah ke tempat daur ulang.

 

E.    KESIMPULAN

     Pendekatan kimia hijau adalah usaha penerapan prinsip penghilangan dan pengurangan senyawa berbahaya melalui usaha perancangan, produksi, dan penerapan produk kimia. Pendekatan kimia hijau berusaha meminimalisir zat berbahaya, pemanfaatan katalis yang aman untuk reaksi dan proses kimia, penggunaan reagen yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui, peningkatan efisiensi pada tingkat atom, dan penggunaan pelarut yang ramah lingkungan. Usaha untuk menerapkan kimia hijau untuk menghasilkan produk industri untuk bangunan dan penggantian zat kimia berbahaya yang digunakan pada berbagai industri dan kesehatan telah dilakukan. Berbagai peraturan mengenai penerapan kimia hijau pada tingkat dunia dan Indonesia telah dibuat.

     Kimia hijau atau green chemistry merupakan program yang  dapat diterpkan dalam kehdiupan terutama dalam bidang industri karena kimia industri akan memberikan suatu dampak yang baik terhadap keberlangsungan hidup umat manusia karena kimia hijau menerapkan konsep untuk mendesain ulang suatu produk agar bisa meminilisirkan kandungan zar-zat kimia yang berbahaya agar dapat terhindarkan demi menjaga keamanan dan kenyamanan umat manusia dalam penggunaan suatu produk yang dibuatnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Modull 11 KPLI : Kimia Hijau. Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Dina Mustafa. Peranan Kimia Hijau (green chemistry) Dalam Mendukung Tercapainya A Kota Cerdas (smart city). Dalam https://www.researchgate.net/profile/Sri-Utami-24/publication/326057983_Optimalisasi_Peran_Sains_Teknologi_untuk_Mewujudkan_Smart_City/links/5b35ac33aca2720785f49141/Optimalisasi-Peran-Sains-Teknologi-untuk-Mewujudkan-Smart-City.pdf#page=182

kimiasekolah.com/kimia-hijau-green-chemistry-dan-prinsipnya/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.