Laman

Selasa, 06 September 2022

Penerapan Kimia hijau pada Industri dan lingkungan

 

Oleh: Egi Melgiyansyah(@X09-Egi)


Abstrak

Istilah kimia hijau pertama kali digunakan oleh Paul T. Anastas pada sebuah program khusus yang diperkenalkan organisasi EPA (Environmental Protection Agency) di Amerika Serikat tahun 1991. Program ini dimaksudkan untuk menerapkan pengembangan berkelanjutan di bidang kimia dan teknologi kimia oleh dunia industri, akademi, dan pemerintahan. Konsep kimia hijau mengintegrasikan pendekatan baru untuk proses sintesa, pengolahan, dan aplikasi zat-zat kimia sedemikian rupa dengan itu maka dapat menurunkan ancaman terhadap kesehatan dan lingkungan. Pendekatan baru ini kemudian diberi istilah: kimia yang ramah terhadap lingkungan. Kimia hijau ini merupakan aspek terpenting dalam industri ataupun lingkungan, jadi harus benar-benar di terapkan dan harus dilakukan. Karena pada dasarnya kimia hijau mencakup hal dalam lingkungan agar terdapat dan terjalinnya lingkungan yang sehat, bersih, aman serta nyaman bagi makhluk dan ekosistem.

Kata Kunci : Kimia hijau, Lingkungan,Makhluk Hidup, dan Ekosistem.

 

 

 

Abstract

 Green chemical terms were first used by Paul t. anastas in a special program launched by the epa protection agency in the United States in 1991. It is intended to implement the ongoing development in chemistry and chemical technologies by the industrial, academy, and government worlds. The green chemical concept integrates a new approach to synthesize, processing, and applications of chemicals in such a way that it can reduce health and environmental threats. The new approach is thus came to be called: environmentally friendly chemistry. This green chemistry is the most important aspect of both the industry and the environment, so it needs to be fully applied and implemented. Because green chemistry basically involves environments to exist and to build a wholesome, clean, safe and comfortable environment for creatures and ecosystems.

Key words: green chemistry, environment, organisms, and ecosystems.

 

Pendahuluan

Konsep kimia hijau biasanya ditampilkan sebagai gabungan dari 12 prinsip yang diusulkan oleh Anastas dan Warner (Anastas & Warner, 1998), apabila diterapkan dapat menunjukkan bagaimana produksi zat kimia dapat memfasilitasi kesehatan manusia dan lingkungan, dengan tetap memperhatikan efisiensi dan keuntungan. Banyak usaha yang mulai memperhatikan pendekatan kimia hijau. Perusahaan bangunan memanfaatkan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan menghindari bahan yang terbukti berbahaya bagi kesehatan seperti asbes dan lainnya. Usaha pencucian baju atau laundry juga sudah mengganti pelarut bahan kimia untuk dry cleaning, dari Perchloroethylene (PERC) – Cl2C=CCl2 –, dengan CO2 cair dan surfaktan (Dhage, 2013). PERC terbukti berbahaya bagi air tanah dan diduga bersifat karsinogenik, seperti hampir semua pelarut yang mengandung halogen.

 

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kimia hijau!

2. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip kimia hijau!

3. Sebutkan dan jelskan manfaat kimia hijau!

4. Pengaplikasian atau penerapan kimia hijau, jelaskan!

 

 

Tujuan

1. Memahami apa itu kimia hijau

2. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip yang terdapat pada kimia hijau

3. Mengtahui apa saja manfaat kimia hijau

4. Mengetahin pengaplikasian atau penerapan kimia hijau

 

Pembahasan

1.        Kimia Hijau atau Kimia Berkelanjutan didefinisikan oleh Badan Perlindungan Lingkungan sebagai "desain produk kimia yang mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat berbahaya" Dalam beberapa tahun terakhir ada harapan masyarakat yang lebih besar bahwa ahli kimia dan insinyur kimia harus menghasilkan bahan kimia yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. proses dan kemungkinan tren ini akan terus tumbuh selama beberapa dekade mendatang (Dunn, 2012). Dalam artian Kimia hijau merupakan salah satu upaya atau usaha yang dilakukan untuk mengurangi atau menanggulangi pencemaran pada sebuah lingkungan yang diakibatkan dari zat-zat yang berbahaya seperti yang diakibatkan oleh industri, transportasi, limbah rumah tangga dan lain sebagainya.

 

2.        Prinsip-prinsip kimia hijau

1. Pencegahan limbah,

Lebih baik untuk mencegah sedini mungkin terjadinya limbah daripada menanggulangi dan mengelola limbah yang sudah terlanjur terbentuk.

2. Memaksimalkan ekonomi atom,

 ekonomi atom dikembangkan oleh Barry Trost dari Stanford University (AS), merupakan penerima Presidential Green Chemistry Challenge Award tahun 1998. Konsep ekonomi atom merupakan metode yang mengungkapkan seberapa efusien reaksi tertentu yang menggunakan atom reaktan.

3. Perancangan sintesis dengan bahan kimia yang.d tida:

 berbahaya: Senyawa disusun atau disintesis dengan melakukan berbagai reaksi kimia dengan mengubah struktur molekul, oleh reaksi tertemtu dengan bahan kimia lainnya. Sintesis kimia terbaik adalah yang menggunakan bahan awal yang murah, hanya memerlukan beberapa langkah, dan memiliki output yang baik berupa produk yang sesuai dengan perancangan sintesis,

 4.  Perancangan bahan dan Produk kimia yang aman:

Produk kimia seharusnya dirancang sesuai fungsi yang diinginkan dan meminimalkan terjadinya toksisitas bagi manusia dan lingkungan.

 5.  Pelarut dan senyawa pembantu yang ramah lingkungan (Pelarut Hijau).

 Menurut Santoso (2008), kebanyakan pelarut bersifat mudah terbakar dan beracun, dan semuanya merupakan senyawa organik yang mudah menguap sehingga berkontribusi terhadap polusi udara.

 6. Perancangan untuk efisiensi energi,                                                      

Penggunaan energi dalam proses kimia perlu senantiasa memperhatikan dampak lingkungan dan nilai ekonominya, dalam hal ini jumlahnya harus diminimalisir. Dalam hal ini jika memungkinkan metode sintesis harus dilaksanakan pada suhu kamar dan tekanan kamar atau Standard Ambient Temperature and Pressure (SATP), yaitu acuan dengan suhu 25 oC (298,15 0K) dan tekanan 101 kPa -1 atm.

 7. Penggunaan bahan baku (bahan dasar atau bahan mentah) terbarukan:

Apabila secara teknis dan ekonomi memungkinkan, maka sebaiknya menggunakan bahan bahan baku yang terbarukan. FSE (2015) mengemukakan, bahwa sekitar 90-95 persen dari produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari hari bersumber dari minyak bumi.

8 . Mengurangi tahapan reaksi atau derivative.

 Menurut FSE (2015), prinsip ke delapan dari Kimia Hijau bertujuan untuk menyederhanakan proses dengan melihat sistem a|ami, sehingga diperoleh perancangan produk yang lebih disederhanakan.

9.  Katalisis,

 FSE (2015) menjelaskan, bahwa katalis merupakan bahan kimia yang digunakan terutama untuk mengurangi penggunaan energi dan membuat reaksi berlangsung lebih efisien (bahkan lebih cepat).

10 . Rancangan untuk degradasi (peruraian)

prinsip ini bertujuan untuk merancang produk sedemikian rupa, sehingga berfungsi sebagaimana mestinya, dan ketika sudah tidak dipergunakan bersifat aman dan tidak membahayakan Hngkungan.

11. Analisis seketika (real time) untuk pencegahan polusi:

Metodologi Analitik perlu dikembangkan lebih lanjut untuk memungkinkan kontrol proses dan monitoring seketika, hal itu untuk mengantisipasi terbentuknya zat berbahaya. Dalam hal ini FSE (2015) memberikan ilustrasi dengan seorang yang harus membuat kue, padahal sebelumnya belum punya pengalaman

12. Minimalisir potensi kecelakaan:

Rancangan kimia dan bentuk fisik (padat, cair dan gas) harus sedemikian rupa, sehingga potensi kecelakaan seperti iedakan, kebakaran dan kontaminasi terhadap lingkungan menjadi sangat minima

Dalam hal ini FSE (2015) mengemukakan, bahwa prinsip ke 12 ini lebih berfokus pada keselamatan pekerja dan masyarakat di sekitar lokasi atau kawasan industri. Lebih aman dan lebih baik menggunakan bahan kimia yang tidak menimbulkan ledakan, percikan api dan terbakar di udara dalam melakukan proses produksi. Contoh kasus kecelakaan dan bencana karena tidak menerapkan Prinsip Kimia Hijau sudah sering terjadi, misalnya tregedi Bhopal (Union Carbide).

 

3.  Manfaat Kimia Hijau

1. usaha yang melalui proses-proses kimia yang lebih ekonomis karena biaya produksi dan regulasi yang lebih rendah

yaitu dalam proses produksi biaya yang dikeluarkan lebih rendah dibandingkan biaya biasanya.

 

2. Efisien dalam penggunaan energi

Manfaat kimia hijau ini selanjutnya dapat efisien terhadap penggunaan energi sebab energi yang di pakai untuk sebuah sistem produksi lebih cenderung kearah yang dapat mengontrol sistem pemakaian agar tidak terlalu banyak menggunakan energi.

 

3. pengurangan limbah produksi

Manfaat kimia hijau selanjutnya yaitu pengurangan limbah produksi. Limbah yang dihasilkan dari proses produksi memang sangat banyak dalam artian merupakan limbah dari hasil produksi ini mampu di atas dengan baik agar tidak mudah tercemar.

 

4. Pengurangan Kecelakaan

Banyak kecelakaan yang diakibatkan oleh aktivitas Industri tentunya sangat berbahaya, dan untuk mengurangi hal itu perlu adanya keamanan  bagi para pekerja agar tidak terjadi hal yang di inginkan.

 

5. Produk yang lebih aman

Produk yang di produksi sudah dipastikan aman agar tidak merugikan orang lain, dan produk yang di buat berikan label terhadap produk tersebut.

 

6. Tempat kerja dan komunitas lebih sehat

Tempat kerja merupakan suatu terpenting karena kenyamanan untuk para pekerja apabila tempat kerja itu nyaman bagi mereka maka akan menjalin hubungan yang baik antar pekerja maupun komunitas.

 

7. Perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan

Perlindungan bagi kesehatan mansia dan linkungan hal yang cukup dan harus di perhatikan agar tidak mudah terganggu bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

 

8. Mendapatkan keunggulan yang kompetitif atas produk yang telah dihasilkan

 

Keunggulan produk merupakan salah satu hal yang penting bagi sebuah perusahaan atau pabrik dikarenakan jika produk yang di produksi mencapai target pemasaran. Tetapi dari pada itu perusahaan dan pabrik atau industri harus mempunyai prinsip dan berpegang teguh terhadap  kenyamanan dan keamanan lingkun dan itu perlu di berlakukannya kimia hijau.

 

 

4. Penerapan Kimia Hijau

 

      Implementasi kimia hijau dalam bidang industry mampu dilaksanakan dengan menggunakan pelarut/pereaksi yang ramah lingkungan, mendaur ulang pelarut organic, memakai cairan super kritik, atau menggunakan ionic liquid (ion cair). Selain itu dalam pembuatan limbah tidak memakai bahan kimia, namun memakai mikroorganisme (biodegradasi). Kondisi ini menjadi tantangan, terutama untuk andal kimia yang mengatasi proses bikinan dalam industry untuk mendesain tata cara yang menggunakan bahan kimia dengan limbah yang ramah lingkungan.

Gerakan Green Chemistry juga memajukan pemakaian katalis yang tepat dan bisa mengefisienkan pemakaian energi. Sebab jika alur proses sintesis dapat dipotong otomatis pemakaian energi dapat diminimalkan. Perubahan iklim, peningkatan suhu lautan , kimia stratosfir, dan pemanasan global adalah bidang kajian yang mampu terselesaikan Green Chemistry.               

Pedoman Pemanfaatan Biomaterial Berkelanjutan (Sustainable Biomaterials Guidelines) yang memberi isyarat untuk pendekatan komprehensif kepada siklus buatan, pemanfaatan dan pembuatan limbah untuk praktik pertanian sampai dengan daur ulang dan pengerjaan pupuk. Pedoman tersebut memberi anjuran bagaimana mengolah limbah flora mirip kayu, rumput kering, flora, dan aneka macam bahan mentah pertanian untuk dimanfaatkan kembali. 

 

 

Kesimpulan

Kimia Hijau merupakan hal yang harus di terapkan pada sebuah industri dan lingkungan karena dengan adanya kimia hijau maka pencemaran dan perusakan lingkungan dapat diatasi. Kimia hijau ini merupakan aspek terpenting dalam industri ataupun lingkungan, jadi harus benar-benar di terapkan dan harus dilakukan. Karena pada dasarnya kimia hijau mencakup hal dalam lingkungan agar terdapat dan terjalinnya lingkungan yang sehat, bersih, aman serta nyaman bagi makhluk dan ekosistem. Pendekatan kimia hijau bertujuan untuk menghilangkan dampak buruk zat kimia sejak pada proses perancangan. Praktik pencegahan bahaya dari sejak awal proses pembuatan zat kimia akan bermanfaat bagi kesehatan manusia dan lingkungan, yang meliputi proses perancangan, produksi, penggunaan atau penggunaan kembali, dan pembuangan limbah

 

 

 

Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia. 2022. Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri,(Kimia Hijau) (Modul 10 ) . Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Larasati, A. I. Pentingnya Kimia Hijau.

Mustafa, D. (2016). Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan yang Berkelanjutan di Perkotaan. Peran MST Dalam Mendukung Urban Lifestyle Yang Berkualitas 177 Kimia, 177-192.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.