Laman

Selasa, 14 Juni 2022

Pemanfaatan Biofuel dalam Kehidupan Sehari-hari

Pemanfaatan Biofuel dalam Kehidupan Sehari-hari

 Benedictus Dimas Galuh Arwiananda (@V15-Dimas)




A. Pengertian Biofuel

Biofuel atau bahan bakar hayati adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat diproduksi langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Biofuel dapat diproduksi langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk membuat biofuel membakar limbah organik kering (seperti limbah rumah tangga, limbah industri, dan pertanian). Fermentasi limbah basah (seperti limbah hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (dengan kandungan metana hingga 60 persen) atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol, ester dan energi dari hutan (penebangan dari pertumbuhan cepat sebagai bahan bakar) .

Fermentasi menghasilkan dua jenis biofuel yaitu alkoh0l dan ester. Bahan-bahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil. Namun, karena perubahan mesin besar kadang-kadang diperlukan, biofuel umumnya dicampur dengan bahan bakar fosil. Uni Eropa mengharapkan 5,75 persen etanol yang terbuat dari gandum, bit, kentang, atau jagung akan ditambahkan ke bahan bakar fosil pada 2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar seperempat dari transportasi bahan bakar Brasil pada tahun 2002 adalah etanol.

Biofuel menawarkan kemampuan untuk menghasilkan energi tanpa meningkatkan konsentrasi karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang membentuk biofuel mengurangi konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil, karbon tersimpan di bawah tanah selama jutaan tahun kembali ke udara.

Oleh karena itu, biofuel lebih netral terhadap iklim dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer (walaupun ada keraguan bahwa manfaat ini dapat dicapai dalam praktiknya). Penggunaan biofuel juga mengurangi ketergantungan pada minyak dan meningkatkan keamanan energi.



B.Jenis-Jenis Biofuel

1. Bio-Ethanol

Digunakan sebagai pengganti BBM (bensin) dalam lalu lintas dengan target 10%. Bahan bakunya berasal dari tebu dan singkong.

2. Bio-Diesel

Ini menggantikan diesel (solar) yang digunakan untuk transportasi (10%) dan pembangkit listrik (50%). Bahan bakunya berasal dari kelapa sawit dan jarak pagar.

3. Bio-Oil

Sebagai pengganti Minyak Bakar (Fuel Oil) hingga 50% sebagai pengganti minyak pemanas (heating oil) untuk industri. Bahan bakunya adalah minyak kelapa sawit dan jarak.

Bio-Oil mempunyai turunan yaitu:

a.) Bio-Kerosin

Mengganti minyak tanah untuk rumah tangga (10%) dengan bahan baku seperti minyak sawit dan jarak

b.) Bio-Oi

Sebagai pengganti minyak diesel otomotif untuk transportasi (10%) dan pembangkit listrik (10-50%) dan minyak bio sebagai pengganti minyak diesel industri untuk transportasi laut dan kereta api (10%) dan bahan baku yang identik dengan bio-minyak tanah.

Beberapa Producer Bio-Fuel yang sudah dikenal di Indonesia adalah:

  • Eterindo Jawa Timur
  • Molindo Raya
  • Lampung Destileri
  • Energi alternatif Indonesia
  • Sumi Asih
  • Platinum
  • Wilmar Bioenergy Indonesia

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam juga menyebutkan sejumlah pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar nabati.


C. Manfaat dan Fungsi Biofuel

Fungsi atau manfaat dari biofuel sebagai salah satu sumber energi terbarukan mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar impor dan dapat memperpanjang usia mesin, mengurangi emisi polutan, meningkatkan ekonomi petani dan membuat bahan bakar yang lebih bersih karena emisi CO2 dianggap nol.

Biodiesel sangat mudah digunakan sebagai bahan bakar cair dan dapat dipasang langsung di mesin diesel tanpa harus mengubah mesin. Selain itu, dapat dicampur dengan diesel untuk menghasilkan campuran biodiesel setana yang lebih tinggi. Penggunaan biodiesel bisa menjadi solusi bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar diesel impor hingga 39,7 persen. Biodiesel juga terbukti ramah lingkungan karena tidak mengandung belerang.

Dimasukkannya biofuel sebagai komponen bahan bakar di Indonesia dapat memiliki beberapa efek positif yaitu Pengurangan signifikan dalam kebutuhan minyak pemanas impor akan dapat dan berpotensi menghasilkan pendapatan bagi masyarakat dan dapat mulai bekerja di daerah pedesaan dan menanam tanaman yang menghasilkan biofuel menghasilkan biodiesel dan bietanol yang dapat meningkatkan lahan kritis di lahan produktif dan memiliki potensi untuk mengurangi emisi karbon sebanyak 2.636 gram setara CO2 per 1 liter pembakaran biodiesel, yang berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.

Mengingat banyak potensi dampak positif dari penggunaan biodiesel dan bioetanol sebagai bahan bakar cair di Indonesia, penelitian lebih lanjut dapat direkomendasikan yang mencakup studi khusus untuk meningkatkan produktivitas perkebunan serta aspek teknis penggunaan biodiesel dan bioetanol dan yang memiliki pasar potensial untuk ekspor biodiesel dan bioetanol.


Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.