Laman

Minggu, 12 Juni 2022

Energi terbarukan (@V24-Adrian)

 POTENSI ENERGI ALTERNATIF DALAM SISTEM KELISTRIKAN INDONESIA.


Telah dilakukan analisis tentang potensi energi alternatif dalam sistem kelistrikan Indonesia. Energi fosil sebagai andalan utama energi Indonesia hingga saat ini ketersediaannya menyusut dari hari ke hari, sementara laju permintaan selalu meningkat. Untuk itu berbagai alternatif diupayakan untuk menghadapi kelangkaan energi di masa depan. Energi alternatif merupakan harapan bagi sebagian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan energi, khususnya listrik. Beberapa jenis energi alternatif yang dapat dikembangkan dengan kapasitas, biaya dan keandalan teknis tertentu, seperti biofuel, surya, angin, gelombang laut, arus laut, pasang surut, dan lainnya mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam memenuhi persyaratan kualitas layanan pada setiap jenis demand yang berbeda. Pada kenyataannya tidak semua energi alternatif dapat memenuhi permintaan listrik dengan intensitas tinggi pada sektor tertentu yang menuntut derajat mutu dan pasokan yang terjamin. Meskipun energi alternatif bersifat terbarukan, umumnya kemampuan layanannya begitu terbatas dalam skala kapasitas, waktu, aspek lingkungan, kontinuitas, dan kebutuhan akuisisi lahan yang signifikan, sehingga menyebabkan keluhan pada sisi demand tertentu.


PENDAHULUAN


Harga bahan bakar fosil, khususnya minyak dan gas alam, telah meningkat tajam selama beberapa tahun terakhir. Akibatnya, sumber alternatif energi yang digunakan khususnya pada pembangkit listrik dan transportasi semakin menarik perhatian. Meskipun mereka masih bertemu hanya sebagian kecil dari permintaan energi global, sumber lebih komersial energi alternatif yang berkembang pesat, menghadirkan investor dengan potensi peluang jangka panjang yang menarik. 


Energi baru dan terbarukan telah menjadi harapan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan energi masa depan. Energi ini dianggap berlimpah lestari dan ramah lingkungan sehingga pengembangannya sangat dinantikan agar kelak berperan menjadi andalan utama pasokan energi nasional. Energi terbarukan terutama meliputi biomassa, energi surya, energi angin, energi pasang surut, energi gelombang laut dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion). Energi baru dari aspek lingkungan umumnya lebih bersih dan aman. Ketersediaannya juga menjangkau segala penjuru kawasan di permukaan bumi.


BERBAGAI JENIS ENERGI BARU DAN TERBARUKAN


Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Dalam segala aspek kehidupan energi merupakan fasilitas meningkatkan kemampuan manusia untuk melakukan kerja dan manusia menggunakannya untuk tujuan konstruktif secara ekonomi dalam menjalankan kegiatan yang tidak mungkin dihadapi oleh manusia sebelum adanya teknologi energi.


Sedangkan energi alternatif mengacu pada sumber energi yang tidak didasarkan pada pembakaran bahan bakar fosil. Ketertarikan dalam bidang studi energi pada awalnya berasal dari efek yang tidak diinginkan dari polusi (seperti yang berlangsung saat ini) baik dari pembakaran bahan bakar fosil dan dari produk sampingan limbah nuklir. 


Ada beberapa alternatif untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi yang diharapkan tidak terlalu besar dampak lingkungannya. Energi baru sering diasosiasikan dengan energi alternatif. Segmen energi alternatif dalam industri energi mencakup berbagai sumber dari sejumlah teknologi yang dinyatakan cukup potensial, seperti energi nuklir dan pembangkit listrik tenaga air, energi angin, energi surya dan bio fuel.


1. Energi Surya

Matahari merupakan sumber utama panas dan cahaya di bumi. Pada lapisan atmosfir terluar radiasi matahari rata-rata sebesar 1.373 watt/m2 . Sedangkan daya maksimum sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi sebesar 1.000 W/m2 secara langsung.


beberapa keuntungan : 


a) Energi terbarukan, sehingga dapat dianggap tidak akan habishabisnya. 


b) Selama operasi bebas dari polusi udara. 


c) Sel surya sesuai untuk pengguna kecil.


2. Energi angin


teknologi yang terkait dengan penggunaan energi kekuatan angin telah meningkat secara signifikan. Kapasitas listrik rata-rata yang dihasilkan turbin baru telah meningkat dari 200 kilowatt pada tahun 1990 menjadi 2,5 megawatt tahun lalu. Inovasi mengarah pada efisiensi dan upgrade pembangkit yang ada. Industri turbin angin telah mengalami pertumbuhan yang pesat kuat sejak 1990-an.


beberapa keuntungan : 


a) Sumber energi bersih dan terbarukan. 


b) Tidak ada komponen bahan bakar. Setelah dibangun tidak ada ketergantungan pada pasokan bahan bakar. 


c) Dapat diterapkan dan sesuai di daerah terpencil, termasuk di area lepas pantai.


3. Tenaga air 


Pertumbuhan pembangkit listrik tenaga air global akan terus bertambah dengan pesat selama beberapa puluhan tahun ke depan, namun umumnya terkonsentrasi di negara berkembang. Salah satu kontributor terbesar terhadap pertumbuhan tenaga air saat ini adalah proyek kontroversial Bendungan Three Gorges di China, yang dijadwalkan untuk mencapai tahap akhir konstruksi pada tahun 2009[6] pada kapasitas penuh sebesar 19,2 ribu megawatt.


beberapa keuntungan : 


a) Dapat menghasilkan listrik pada tingkat konstan. 


b) Dapat mengatur tingkat daya hingga kapasitas maksimum relatif besar. 


c) Tidak menimbulkan polusi udara secara langsung.




Untuk memenuhi target bauran energi terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025, pemerintah terus menggenjot pemanfaatan EBT sebagai tulang punggung energi nasional. Sebagai gambaran, bauran EBT meningkat rata-rata 0,54% setiap tahun.

Pada tahun 2016 capaian bauran EBT sebesar 7,7%. Angka ini lebih besar dari tahun 2015 (6,7%), 2014 (6,4%) dan 2013 (5,3%). Sementara, untuk triwulan II tahun 2017 melebihi target, di mana energi panas bumi dan EBT lainnya mencapai 5,23% (target 4,96%) dan bauran energi dari air mencapai 8,07% (target 6,16%).

Porsi Energi Baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi pembangkit listrik terus mengalami peningkatan pada 2017. Tercatat porsi EBT dalam bauran energi pembangkit listrik mencapai 12,52 persen realisasi per November 2017. Angka tersebut melebihi target APBN-P 2017 yang sebesar 11,96 persen, utamanya dari PLTA dan PLTP.

Bauran EBT sebesar 12,52 persen tersebut, terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar lima persen, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 7,27 persen dan EBT lainnya sekitar 0,25 persen. Bauran EBT sebesar 12,52 persen tersebut, terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar lima persen, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 7,27 persen dan EBT lainnya sekitar 0,25 persen.

mengapa energi terbarukan ?

banyak alasan mengapa energi terbarukan menjadi pilihan, diantaranya; relatif tidak mahal, bersifat netral karbon, kebanyakan tidak menimbulkan polusi dan semakin mendapatkan dukungan dari berbagai LSM untuk menggantikan solusi energi tidak terbarukan berbasis bahan bakar minyak.

Lebih lanjut, mengimplemantasikan teknologi ini dalam masyarakat perdesaan bisa memberikan peluang kemandirian kepada masyarakat perdesaan untuk mengelola dan mengupayakan kebutuhan energi mereka sendiri beserta solusinya.

KESIMPULAN 

Beberapa jenis energi alternatif yang diuraikan dimuka menunjukkan bahwa masingmasing jenis mempunyai keunggulan dan kekurangan. Energi terbarukan terutama surya, angin, biomass, dan gelombang laut merupakan energi yang akan selalu tersedia, namun keandalan yang ditawarkannya sangat rendah, karena intensitasnya rendah, tidak kontinyu, biaya investasi tinggi, dan kemampuan kapasitas daya terbatas, meskipun sesuai untuk wilayah yang kebutuhan energinya kecil.

Dari aspek teknis berbagai pembangkit mempunyai karakteristik teknik dan ekonomi yang berbeda yang akan menentukan apakah sesuai untuk diterapkan di suatu lingkungan demand yang beragam pula kondisinya. Energi nuklir dapat memasok listrik untuk kawasan industri dan kota-kota besar dan wilayah demand yang kebutuhannya besar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.