Laman

Selasa, 17 Mei 2022

Pencemaran Lingkungan ( Kondisi Pencemaran Lingkungan Perairan di Setu Rawa Kota Depok)

 

 

PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Studi Kasus : Kondisi Pencemaran Lingkungan Perairan

Di Setu Rawa Besar Kota Depok)

 

Oleh : Putra Muhammad Fadila (@V05 - Putra)

NIM. 41620110006

Fakultas Teknik Industri

Universitas Mercu Buana Jakarta

 

 

ABSTRAK

Kota Depok merupakan kota yang dilintasi oleh beberapa sungai yang sebagian besar muaranya ke Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta diantaranya yaitu Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan, Sungai Angke, dan Sungai Cikeas. Selain itu ada pula aliran irigasi yang disebut sebagai kali, seperti Kali Cabang Tengah, Kali Cabang Timur dan Kali Cabang Barat. Kondisi ruas sungai, danau maupun setu tersebut hampir semua tingkat pencemarannya cukup tinggi dan belum layak untuk dijadikan air baku, terutama untuk konsumsi. Sumber utamanya masih soal limbah rumah tangga dan beberapa pabrik tahu-tempe yang belum menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah dalam kegiatan di hilirnya

Danau urban di Kota Depok yang dikenal dengan “setu atau situ” sangat mempunyai peranan penting dalam pengelolan sumber daya air yang terintergrasi. Walau peranannya sangat utama dalam menjaga keseimbangan sistem air di area urban, danau urban kurang mendapat perhatian. Pesatnya perkembangan di area urban pada daerah tangkapan berdampak terhadap kuantitas dan kualitas air danau urban di Kota Depok. Masalah kronis di daerah hilir Kota Depok seperti banjir kiriman pada musim hujan dan kekurangan air pada musim kering mengindikasikan danau tidak dikelola dan difungsikan dengan baik. Gangguan oleh aktivitas manusia ataupun oleh ala, antara lainnya seperti alih fungsi lahan di area tangkapan danau, erosi, pembuangan sampah, air limbah dan aliran permukaan telah menurunkan kapasitas/volume air dan kualitas air danau berupa pencemaran.

 

Kata Kunci : Pencemaran, Perairan, Setu Rawa


 

1.       PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penurunan kualitas air tanah dan air permukaan yang terjadi saat ini di Kota Depok tidak lagi disebabkan oleh industri sebagai penyebab utama yang membuang limbahnya ke badan- badan sungai di wilayah Kota Depok. Data hasil penelitian JICA pada gambar 1 di bawah ini menyimpulkan bahwa air limbah domestik adalah penyebab utama penurunan kualitas air sungai- sungai di Jakarta. Pada tahun 1989 tercatat kontribusi air limbah domestik sebanyak 78,9% sedangkan air limbah industri hanya 8%. Pada tahun 2010 perkiraan kontribusi air limbah domestik akan menurun sekitar 72.7% sedangkan air limbah industri akan meningkat menjadi 9,9%, (JICA, 1990).

Gambar 1. Grafik Prosentase Sumber Pencemaran Air Limbah di Kota Depok

 

Selama ini masyarakat cenderung menyalahkan industri terhadap kondisi pencemaran lingkungan perairan yang terjadi di wilayah mereka. Dari hasil survei oleh JICA tersebut masyarakat perlu merubah cara pandang masalah pencemaran yang terjadi saat ini. Limbah cair domestik yang tidak lain adalah air limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga masyarakat menjadi penyebab terbesar terjadinya pencemaran di wilayah perairan setu rawa besar Kota Depok

 

1.2. Tujuan

Untuk menganalisis terhadap kondisi pencemaran yang terjadi di wilayah perairan setu rawa besar Kota Depok.

 


 

2.       LANDASAN TEORI

2.1. Pencemaran

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ ataukomponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagaiaktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan

 

2.2. Pencemaran Air

Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997. Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2).

 

2.3. Indikator pencemaran air

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :

·         Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa

·         Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH

·         Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.

 

 

3.       HASIL PEMBAHASAN

3.1. Pencemaran di Perairan Setu Rawa Besar Kota Depok

Kematian Masal Ikan di Setu Rawa Besar Kota Depok telah menerima beban berat bahan pencemar baik berupa limbah domestik, organik, industri, logam berat maupun tumpahan minyak yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu hingga dikhawatirkan telah melebihi daya dukungnya Bermuaranya beberapa sungai yang melintasi wilayah Kota Depok ke Setu Rawa Besar telah membawa berbagai bahan pencemar. Maka tidak mengherankan apabila perairan Setu Rawa Besar saat ini telah mengalami pengkayaan berlebihan (eutrofikasi) yang sangat potensial menyebabkan terjadinya ledakan (blooming) plankton atau yang lebih parah lagi menyebabkan terjadinya RED TIDE yang diikiuti dengan penurunan oksigen secara tiba-tiba. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan baik secara ekologis, ekonomis maupun estetika, sehingga perlu diminimalisir kemungkinan terjadinya atau bahkan dicegah sama sekali. Beberapa kejadian kematian masal dari ikan-ikan di Seru Rawa Besar beberapa tahun ini sering terdengar. Meskipun beberapa pakar masih belum dapat memastikan penyebabnya, tetapi tidak dipungkiri lagi bahwa kematian massal ikan-ikan tersebut berkaitan erat dengan tidak mencukupinya kadar oksigen terlarut (DO) untuk mendukung kehidupan ikan dan biota perairan lainnya di dalam perairan atau keracunan bahan pencemar lainnya. Terdapat banyak kemungkinan penyebab terjadinya penurunan oksigen dalam perairan yaitu dapat disebabkan oleh ledakan plankton atau peristiwa upwelling yaitu proses penaikan massa air bagian dalam ke permukaan.

 

 

3.2. Kualitas Fisik Air Setu Rawa Besar di Kota Depok

Untuk perairan Setu Rawa Besar pada periode Mei untuk parameter suhu, salinitas, pH, arah dan kecepatan angin, masih memenuhi baku mutu sedangkan untuk parameter DO dan kecerahan telah melebihi baku mutu.

 

3.3. Kualitas Kimia Air Setu Rawa Besar di Kota Depok

Di perairan Setu Rawa Besar konsentrasi detergen dan BOD di semua zona tidak memenuhi baku mutu, dan terus terjadi peningkatan konsentrasi detergen di semua zona selama akhir tahun ini. Sedangkan pada parameter seng secara umum masih memenuhi baku mutu yang ada, hanya di zona–zona tertentu saja. Untuk parameter nitrat di semua zona telah melebihi baku mutu.

 

3.4. Kualitas Biologi Air Setu Rawa Besar di Kota Depok

Berdasarkan indeks keanekaragaman, perairan Setu Rawa Besar untuk zona D telah mengalami pencemaran berat, terutama partikel tersuspensi (TSS), ammonia, nitrat, phosphat, Coli dan Fecal Coli. Untuk menjaga keberlanjutannya, nampaknya perlu dilakukan upaya keras dalam mengurangi tingkat pencemaran di Setu Rawa Besar dengan menggalakkan dan meningkatkan program PROKASI di seluruh daerah aliran sungai dari hulu sampai ke hilir

 

 

4.       KESIMPULAN

Pencemaran yang terjadi di Setu Rawa Besar Kota Depok lebih banyak disebabkan oleh air limbah domestik masyarakat Kota Depok yang membuang air limbahnya ke saluran drainase, kemudian mengalir ke parit parit yang pada akhirnya bermuara ke perairan Setu Rawa Besar. Air limbah domestik yang dibuang ke Setu Rawa Besar banyak mengandung detergen yang dapat menyebabkan tingginya beban pencemaran di Setu Rawa Besar tersebut. Akibatnya kandungan deterjen dan BOD menjadi tinggi, sehingga kandungan oksigen (DO) di dalam air menjadi menipis. Kondisi perairan Setu rawa Besar yang banyak mengandung limbah domestik menjadi penyebab utama kematian masal ikan bebarapa tahun belakangan ini. Air laut yang tercemar oleh air limbah domestik memiliki kadar oksigen terlarut (DO) yang sedikit, sehingga populasi phytoplankton dari jenis dinoflagellata yang bersifat toxic atau beracun menjadi bertambah banyak.

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Https://Depoklestari.Com/Permasalahan-Lingkungan-Di-Kota-Depok-Pencemaran-Sungai-Danau-Sampah-Hingga-Air-Bawah-Tanah/

Http://Www.Rudyct.Com/Pps702-Ipb/08234/Lina_Warlina.Pdf

Https://Depoklestari.Com/Permasalahan-Lingkungan-Di-Kota-Depok-Pencemaran-Sungai-Danau-Sampah-Hingga-Air-Bawah-Tanah/

Jica 1990, The Study On Urban Drainage And Waste Water Disposal Project In The City Of Jakarta.

Ashar, Yulia Khairina And Susilawati, Susilawati And Agustina, Dewi (2020) Analisis Kualitas (Bod,Cod,Do) Air Sungai Pesanggrahan Desa Rawadenok Kelurahan Rangkepan Jaya Baru Kecamatan Mas Kota Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Uinsu Medan.

Yohannes, B. Y., Utomo, S. W., & Agustina, H. (2019). Kajian Kualitas Air Sungai Dan Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Ijeem - Indonesian Journal Of Environmental Education And Management, 4(2), 136 - 155.

Mudarisin, (2004) Strategi Pengendalian Pencemaran Sungai: Studi Kasus Sungai Cipinang Jakarta Timur Control

Said, Nusa Idaman, Pengelolaan Air Limbah Domestik Di Dki Jakarta, Jurnal Air Indonesia, Bppt 2006.

S. Yudo, Kondisi Kualitas Air Sungai Ciliwung Di Wilayah DKI Jakarta Ditinjau Paramater Organik, Amoniak Fosfat, Deterjen Dan Bakteri Coli. Jurnal Air Indonesia, BPPT, 2010

 

 

 

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.