Laman

Senin, 07 Maret 2022

Rifki Alfarizi (@V25-Alfarizi)

  

Kimia Dasar: Laju Reaksi

Oleh : Rifki Alfarizi (@V25-Alfarizi)


Abstraksi: 

Kehidupan manusia pada zaman sekarang tidak dapat dipisah dari bahan-bahan kimia. hampir seluruh bagian dari kehidupan manusia berhubungan sangat erat dengan bahan-bahan kimia. dalam kehidupan rumah tangga, kesehatan, perhiasan dan lain-lain hampir seluruhnya menggunakan bahan kimia. dalam suatu reaksi kimia, terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan reaksi yang lain. misalnya, ketika kita membakar kertas reaksi berlangsung cepat. Sedangkan, reaksi pembakaran minyak bumi memakan waktu yang sangat lama.

Proses berlangsungnya suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Suatu reaksi akan berlangsung secara cepat apabila frekuensi tumbukan antar partikel dari zat-zat yang bereaksi sering terjadi titik sebaliknya, reaksi akan berlangsung secara lambat apabila hanya sedikit partikel zat zat yang mengalami tumbukan titik beberapa faktor yang mempengaruhi ketika reaksi adalah konsentrasi luas permukaan suhu dan katalis. menurut tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi. akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Laju reaksi sangat penting untuk dipelajari karena karena dengan mengetahui laju reaksi dan mengetahui hal-hal yang mempengaruhinya sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan, misalnya dalam kegiatan industri, dengan mengetahui laju reaksi dapat membuat produksi lebih terdeteksi sehingga dapat jumlah produk dalam waktu yang bisa diperhitungkan.





Laju Reaksi

Laju reaksi merupakan peristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dinyatakan sebagai suatu laju terhadap berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi. Konstanta laju reaksi merupakan laju reaksi bila konsentrasi dari masing-masing jenis adalah satu (Keenan, 1984).

Kecepatan laju reaksi yang berbanding lurus terhadap konsentrasi dengan satu atau dua pengikut berpangkat dua akan disebutkan sesuai jumlah pangkat. Reaksi disebut bertingkat tiga bila kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan konsentrasi pangkat tiga. Biasanya laju reaksi tidak bergantung pada orde reaksi, suatu reaksi yang merupakan proses satu tahap didefinisikan dengan berdasarkan reaksinya yaitu reaksi dasar (Petrucci, 1982).

Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan. Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 g pelarut murni. Sedangkan fraksi mol menyatakan perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen (Syukri, 1999).

Berdasarkan teori tumbukan yang menyatakan bahwa sebelum terjadinya reaksi molekul pereaksi haruslah saling bertumbukan sehingga sebagian molekul pada tumbukan ini akan membentuk suatu molekul. Molekul yang akan mampu bersifat mengaktivasi diri secara langsung. Molekul tersebut kemudian berubah menjadi hasil reaksi agar reaksi dapat
membentuk kompleks yang akan aktif. Walaupun demikian, molekul-molekul ini hanya akan mempunyai energi minimum yang disebut energi aktivasi (Sukardjo, 2002).


Hukum laju reaksi merupakan suatu bentuk persamaan yang menyatakan laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesi yang ada termasuk produk-produk yang dihasilkan dalam reaksi tersebut.Hukum laju reaksi mempunyai dua penerapan utama, yaitu penerapan teoritis yang merupakan pemandu dalam mekanisme reaksi sedangkan penerapan praktiknya akan dilakukan setelah mengetahui hukum laju reaksi dan konstanta lajunya. Untuk reaksi kimia sebagai berikut.

aA+bB→cC+dD

Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah.

v=k[A]^m[B]^n

Dengan:
v = Laju reaksi
k = Konstanta laju reaksi
[A] = Konsentrasi zat A
[B] = Konsentrasi zat B
m = Orde terhadap zat A
n = Orde terhadap zat B

Persamaan laju reaksi untuk suatu zat a dapat ditulis sebagai berikut.

R_A=\frac{n}{t}

RA = Laju reaksi
n = Jumlah mol zat A yang terbentuk
t = Waktu

Ra memiliki harga positif jika zat tersebut terbentuk dan akan memiliki harga negatif jika zat tersebut digunakan untuk bereaksi (Atkins, 1996).



Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi atau kecepatan reaksi.

  1. Konsentrasi. Jika kecepatan suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil pula. Untuk beberapa reaksi laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematis yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dalam suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan pengaruh seberapa besar perubahan konsentrasi laju reaksi terhadap konsentrasi pereaksi (Charles, 2004).
  2. Luas permukaan. Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi yang berlangsung dalam sistem heterogen. Pada reaksi homogen campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu sama lain. Dalam sistem reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fase yang bereaksi. Reaksi kimia berlangsung pada kedua molekul-molekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Semakin luas permukaan suatu reaksi maka semakin cepat reaksi itu berlangsung (Charles, 1882).
  3. Suhu/temperatur. Pada suhu yang tinggi, energi molekul-molekul bertambah. Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar 10°C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua atau tiga kalinya. Kenaikan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikan suhu atau menyebabkan semakin cepatnya molekul-molekul bergerak sehingga memperbesar kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif. Energi tumbukan suatu reaksi dapat berlangsung disebut energi aktivasi (Chang, 2001).
  4. Katalis. Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan zat lain yang disebut dengan katalis. Konsep yang menerapkan pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya katalis menurunkan energi energi pengaktifan suatu reaksi dengan jalan membentuk tahap-tahap reaksi yang baru. Ada dua jenis katalis yaitu katalis homogen adalah katalis yang satu fase dengan zat yang jenis katalis ini umumnya ikut bereaksi tetapi pada akhirnya reaksi akan kembali ke bentuk semula. Katalis heterogen adalah katalis yang tidak satu fase dengan zat-zat yang bereaksi jenis katalis ini umumnya logam-logam dan reaksi yang tercepat umumnya pada gas (Supardi, 2008).

Orde suatu reaksi adalah jumlah pangkat faktor konsentrasi dalam hukum laju berbentuk diferensial. Pada umumnya orde reaksi merupakan bilangan bulat dan kecil namun dalam beberapa kasus dapat berupa bilangan pecahan atau nol. Orde reaksi terhadap suatu zat tertentu tidak sama dengan koefisien dalam persamaan stoikiometri. Reaksi harga n memberikan orde reaksi jika n = 0 maka laju reaksinya disebut orde nol terhadap X. Hal ini berarti bahwa perubahan konsentrasi tidak berpengaruh pada laju reaksi (Chang, 2001).


Teori tumbukan pada kinetika kimia menyatakan bahwa molekul gas sering bertumbukan satu dengan yang lainnya. Jadi sangat masuk akal jika kita menganggapnya benar bahwa reaksi kimia berlangsung sebagai akibat dari tumbukan antar molekul-molekul yang bereaksi. Dari segi teori tumbukan dari kinetika kimia maka kita perkirakan laju reaksi akan berbanding lurus dengan banyaknya tumbukan molekul per detik atau berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan molekul.

Sifat fisika dan kimia dari HCl adalah memiliki massa molar 38,34 gram per mol, cairan tidak berwarna, tidak berbau, memiliki massa jenis 1,18 gram per cm3, memiliki titik lebur -27,32°C, memiliki titik didih 48°C dan terlarut sepenuhnya dalam air. Sifat fisika dan kimia dari Na2S2O3 adalah memiliki massa molar 158,11 gram per mol (anhidrat) dan 248, 18 gram per mol (pentahidrat), berpenampilan seperti kristal putih, tidak berbau, memiliki massa jenis 1,667 gram per cm3, memiliki titik lebur 48,3°C, memiliki titik didih 100°C, memiliki kelarutan dalam air 70,1 gram per Ml pada suhu 20°C dan dalam suhu ruangan keduanya berwujud cair (Jolly, 1984).


Referensi : 

https://youtu.be/uTQuf-Wqguk

https://id.wikipedia.org/wiki/Laju_reaksi

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5907200/laju-reaksi-konsep-faktor-rumus-dan-contoh-soalnya

https://informasains.com/edu/post/2020/07/laporan-praktikum-kimia-dasar-laju-reaksi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.