Laman

Minggu, 12 Desember 2021

Mengenal energi hijau

 

Mengenal energi hijau




 

 

Abstrak

Definisi energi hijau paling sederhana adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau "hijau") dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Energi menjadi bagian penting dalam kehidupan. Sayangnya, masih ada pandangan, pemahaman, dan perlakuan terhadap energi yang dipengaruhi oleh kesadaran terdalam naluri pemburu, kita mencari dan menggali untuk menemukan dan mengangkat timbunan bekas – bekas fosil (minyak bumi dan batu bara), kemudian, sebagian besar dibakar bukan malah membudidayakan energi hijau tersebut.

Kata kunci : energi, minyak bumi dan gas alam

 

Abstract

The simplest definition of green energy is energy produced from energy sources that are more environmentally friendly (or "green") compared to fossil fuels (coal, oil, and natural gas). Energy is an important part of life. Unfortunately, there are still views, understandings, and treatment of energy that are influenced by the deepest awareness of hunter instincts, we search and dig to find and lift fossil deposits (petroleum and coal), then, most are burned instead of cultivating green energy.

Keywords: energy, petroleum and natural gas

 

Pendahuluan

Sumber energi hijau

Dari sejarah diketahui, manusia telah menggunakan kayu dan material turunan biologisnya yang lain, bisa disebut biomassa, sebagai bahan bakae selama ribuan tahun lalu. Karena itu, sebetulnya bahan bakar minyak (BBM) nabati bukanlah hal baru. Umur jenis ini sebagai “ energi purba “. Ketika manusia belum mengetahui bahwa di dalam perut bumi ada minyak, gas dan batu bara. Pada zaman penjajahan Jepang (1942-1945). Kita sering mendengar ada kewajiban bagi rakyat indonesia menanam pohon kepyar untuk diambil minyaknya sebagai bahan bakar pelumas kendaraan perang dan pesawat terbang balatentara Dai Nippon.

Konsep industri hijau adalah mengutamakan efisiensi dalam proses produksi (penggunaan material, energi dan air dengan intensitas yang rendah), penggunaan energi alternatif, melakukan minimisasi limbah dan pemenuhan baku mutu lingkungan, menggunakan teknologi rendah karbon, serta SDM yang kompeten. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan program pemerintah berkaitan dengan peningkatkan daya saing industri, yaitu salah satunya menjadikan industri di dalam negeri menjadi industri hijau.

 

Permasalahan

1.       Bagaimana penerapan industri hijau?

2.       Apakah industri hijau akan meningkatkan produktivitas??

 

Pembahasan

Industri pengolaham dan perdagangan merupakan sektor penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Kedua sektor itu mampu menjadi pengungkit tumbuhnya sektor-sektor ekonomi lainnya. Kontribusi sector industry pengolahan dan perdagangan terhadap PDRB jawa Timur mencapai lebih dari 50% jauh melampaui kontribusi sektor pertanian dan pertambangan. Tak dapat dipungkiri seiring dengan kemajuan teknologi dibidang industri mengharuskan pemakaian bahan baku sumber daya alam yang meningkat bahkan cenderung berlebihan. Terutama sumber daya alam dari fosil yang terbatas dan tidak dapat terbarukan. Sehingga dalam jangka panjang apabila dipakai terus menerus tanpa memperhatikan kelestariannya, akan semakin menipis dan pada limit tertentu akan habis.

Industri Hijau (Green Industry)

            Untuk mengantisipasi semakin meningkatnya eksploitasi sumber daya alam sebagai bahan baku industri, pemerintah mendorong kepada dunia usaha untuk melakukan penghematan dan melakukan subsitusi bahan baku yang mudah diperbarui. Efisiensi dalam penggunaan energi, salah satu tolok ukur untuk mendapatkan predikat industri hijau. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau merupakan program Kementerian Perindutrian yang dilaksanakan setiap tahun. Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan industri yang telah menerapkan pola penghematan sumber daya dan penggunaan bahan baku dan energi yang ramah lingkungan setra terbarukan. Tujuan penyelenggaraan program ini adalah untuk mendorong motivasi perusahaan industri dalam mewujudkan indutri hijau.

Kriteria Penilaian :

Proses Produksi : bahan baku, bahan penolong air, teknologi proses, hasil produksi. ( bobot 70%) Manajemen Perusahaan: program efisiensi produksi, system manajemen, penghargaan yang pernah diterima. (bobot 20%). Pengelolaan Lingkungan: Penyediaan bahan baku mutu lingkungan, sarana pengelola limbah dan emisi, kinerja pengelolaan lingkungan. (bobot 10%)

            Tahun 2011 PT Holcim Indonesia Tbk, Cilacap, menerima penghargaan peringkat pertama Industri Hijau yang diserahkan secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan Industri Hijau diberikan kepada PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap karena perusahaan ini telah melakukan secara terus menerus dan berkesinambungan berinovasi dalam menerapkan prinsip-prinsip industri hijau. Upaya penghematan sumber daya alam secara riil juga terus dilakukan dan menghasilkan sebagian penggantian bahan baku sumber daya alam menggunakan materian sisa industri. Penanganan limbah internal dengan konsep zero waste juga menjadi bagian program kepedulian lingkungan. Kepedulian terhadap lapisan ozon dilakukan melalui komitmen penggantian zat perusak ozon dan penggantian bahan bakar menggunakan biomassa melalui program CDM.

Aspek-aspek Industri Hijau

            Dengan penerapan Industri hijau dapat meningkatkan daya saing dengan proses dan hasil produksi yang ramah lingkungan. Penerapan industry hijau meliputi aspek-aspek:

 ·         Efektifitas dan efisiensi sumber daya alam :

  • Menciptakan produk yang hemat bahan baku yang mudah diperbarui
  • Menggunakan peralatan yang tidak boros energi
  • Meningkatkan ketrampilan SDM untuk memperoleh kinerja maksimal.

·          Konservasi energy:

  • Mengganti energy berasal dari fosildengan energy baru/mix energy/energy nuklir.

            Untuk industry yang menggunakan 6.000 ton/tahun bahan bakar minyak wajib melakukan konservasi energy. Dengan keterbatasan sumber daya alam dan lingkungan, penerapan industry hijau yang lebih efisien dan efektif penggunaan sumber daya alam akan menciptakan keseimbangan dan keselarasan terhadap pelestarian lingkungan dimasa-masa yang akan datang. Mengintensifkan desain produk yang efisien juga dapat menghemat bahan baku dan memperlambat proses eksploitasi sumber daya alam. Di samping itu, dengan upayalebih mendekatkan pekerja kreatif ke daerah suplai bahan baku (pedesaan) akan membantu memunculkan klaster-klaster produksi skala desa. Dampaknya, ekonomi desa akan tumbuh dan mencegah terjadinya urbanisasi.

 

Lebih lanjut Menteri Saleh Husin menjelaskan mengenai konsep industri hijau, yang mengutamakan efisiensi dalam proses produksi dengan karakteristik sebagai berikut: penggunaan, material, energi, dan air dengan intensitas yang rendah; penggunaan energi alternatif; melakukan minimisasi limbah dan pemenuhan baku mutu lingkungan; menggunakan teknologi rendah karbon dan SDM yang kompeten. "Dengan penerapan industri hijau melalui penggunaan teknologi rendah karbon, tentunya akan memberikan dampak penghematan energi, air dan bahan baku. Selain itu juga akan meningkatkan produktivitas dan menghasilkan limbah yang lebih sedikit," papar Menperin.

Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menurut dia, saat ini sumber daya alam semakin berkurang, permintaan semakin tumbuh akibat pertumbuhan populasi, mesin dan sistem produksi kurang efisien, adanya "kesepakatan tentang lingkungan hidup global dan terjadinya degradasi lingkungan. "Hal ini menyebabkan kita tidak bisa lagi melaksanakan proses business as usual. Oleh karena itu, industri hijau adalah salah satu solusi yang diharapkan," tegas Menperin.

 

Kesimpulan

Dari sejarah diketahui, manusia telah menggunakan kayu dan material turunan biologisnya yang lain, bisa disebut biomassa, sebagai bahan bakae selama ribuan tahun lalu. Karena itu, sebetulnya bahan bakar minyak (BBM) nabati bukanlah hal baru. Umur jenis ini sebagai “ energi purba “. Ketika manusia belum mengetahui bahwa di dalam perut bumi ada minyak, gas dan batu bara. Konsep industri hijau adalah mengutamakan efisiensi dalam proses produksi (penggunaan material, energi dan air dengan intensitas yang rendah), penggunaan energi alternatif, melakukan minimisasi limbah dan pemenuhan baku mutu lingkungan, menggunakan teknologi rendah karbon, serta SDM yang kompeten. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan program pemerintah berkaitan dengan peningkatkan daya saing industri, yaitu salah satunya menjadikan industri di dalam negeri menjadi industri hijau.

 

Daftar pustaka

 Indah.           Rabu,          2013-01-30.   Penerapan Industri Hijau "Green Industry".  Dalam link  Penerapan Industri Hijau "Green Industry" - Disperindag Prov Jatim (jatimprov.go.id) diakses pada 12 Des. 21

Prihanda,      Rama.       Hendroko,        Roy.   Jakarta 2007. ENERGI HIJAU. Dalam link      Energi hijau: pilihan bijak menuju negeri mandiri energi - Rama Prihandana - Google Buku dikases pada 12 Des. 21

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.