Laman

Senin, 22 November 2021

INDUSTRI HIJAU DALAM MENJAGA KESEIMBANGAN EKOSISTEM

 

INDUSTRI HIJAU DALAM MENJAGA KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Oleh: Andi Chan Shr Seng (@T21-Andi)

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

andyblock343@gmail.com



Abstrak

Industri hijau adalah industri yang mengutamakan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan dalam proses produksi dalam rangka menyeimbangkan perkembangan industri dan pelestarian fungsi lingkungan serta melayani masyarakat setempat. Dampak lingkungan dari keberadaan kawasan industri ini sangat diperhatikan dan diatur dengan peraturan khusus agar kawasan industri dapat dioperasikan secara efisien dan produktivitasnya tetap terjaga. Dalam konsep hijau, infrastruktur, desain, dan sistem umumnya hemat energi dengan karakteristik ekosistem yang digunakan antar unit dalam sistem sirkulasi bahan, alat, atau bahan baku terbarukan. (Input terbarukan) Serta berpartisipasi dan berpartisipasi dalam kesejahteraan masyarakat.

Kata Kunci: Industri Hijau, Ekosistem, Kimia Hijau.

Abstract

Green industry is an industry that prioritizes efficiency and effectiveness in the sustainable use of resources in the production process in order to balance industrial development and preservation of environmental functions as well as serving the local community. The environmental impact of the existence of this industrial area is highly considered and regulated by special regulations so that the industrial area can be operated efficiently and its productivity is maintained. In the green concept, infrastructure, design, and systems are generally energy efficient with ecosystem characteristics that are used between units in the circulation system of materials, tools, or renewable raw materials. (Renewable inputs) As well as participate and participate in the welfare of society.

Keywords: Green Industry, Ecosystem, Green Chemistry.

PENDAHULUAN

Industri di Indonesia berkembang sangat pesat, sehingga banyak dibangun kawasan bisnis di berbagai daerah. Kawasan industri didirikan untuk meningkatkan produktivitas sektor industri Indonesia. Oleh karena itu, keberadaan kawasan industri harus diatur dengan peraturan khusus agar kawasan industri dapat dioperasikan secara efisien dan produktivitasnya dapat dipertahankan. Industri hijau hadir untuk menyelaraskan pembangunan industri dengan pemeliharaan fungsi lingkungan dan dapat memberi manfaat bagi kota di kawasan industri. Penilaian Mandiri Industri Hijau adalah survei yang sesuai dengan yang bertujuan untuk memotivasi perusahaan industri untuk menciptakan industri hijau yang sesuai, ramah lingkungan, efisien sumber daya, dan bermanfaat secara sosial. Konsep ramping dan hijau.

Manufaktur menghadapi tantangan dan peluang untuk meningkatkan efisiensi energi dan sumber daya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya alam dan sumber energi yang tersedia. Selain itu, ditengah masalah lingkungan yang terus-menerus dalam perdagangan internasional, juga harus mempersiapkan industri dalam negeri untuk bersaing dengan negara lain. Seiring pertumbuhan manufaktur di negara berkembang, risiko yang terkait dengan penggunaan zat berbahaya atau beracun juga meningkat.  Proses manufaktur juga terlibat dalam 17% dari masalah kesehatan yang terkait dengan polusi udara. Biaya untuk mengobati gangguan kesehatan ini setara dengan 1-5% produk domestik bruto dunia lebih dari biaya yang dibutuhkan untuk transisi ke ekonomi hijau.

Oleh karena itu, Kawasan Industri harus mengacu pada Pedoman Analisis dan Penilaian Industri Hijau dengan menggunakan Formulir Penilaian Sendiri Industri Hijau untuk mengidentifikasi jenis dan penyebab pencemaran dan penghilangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan kajian dampak lingkungan dan mengukur kinerja lingkungan dalam kaitannya dengan pedoman penilaian industri hijau di kawasan industri.

RUMUSAN MASALAH

1.      Apa itu indutri hijau?

2.      Apa saja dampak yang ditimbulkan industri hijau bagi ekosistem?

3.      Bagaimana cara industri dalam menjaga ekosistem?

TUJUAN

1.      Mampu menjelaskan industri hijau

2.      Mengetahui dampak apa saja yang ditumbulkan dari industri hijau

3.      Dapat mengaplikasikan industri hijau pada sistem menufaktur perusahaan

PEMBAHASAN

Industri hijau adalah industri yang mengutamakan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan dalam proses produksi guna menyelaraskan pembangunan industri dengan pemeliharaan fungsi lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Menurut (Nolanda, 2021). Dampak lingkungan yang timbul dari adanya kawasan industri ini sangat diperhatikan sehingga diatur melalui peraturan khusus agar kawasan industri dapat berjalan dengan efisien dan produktivitasnya tetap terjaga. Salah satunya keputusan Kementerian Perindustrian memasukkan industri hijau sebagai bagian penting dari Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 92 Partisipasi Perawatan Bumi Rumah Kita Bersama 2015-2035 UU No. 3 tahun 2014. Penelitian ini dilakukan guna melakukan pengukuran Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi kinerja lingkungan dan menganalisis dampak dari kawasan industri Jababeka dengan mengimplementasikan standar hijau.

Menurut (Hariz, dkk. 2018). kawasan industri memiliki peran penting dalam hal menjaga iklim mikro dan menyerap gas rumah kaca yang dihasilkan oleh kegiatan industri serta kegiatan pendukungnya. Selain itu, juga menjaga penyerapan air hujan sehingga air hujan yang turun tidak semuanya mejadi air permukaan. Kemudian, indikator visi-misi pengelola kawasan industri untuk mewujudkan kawasan industri yang berwawasan lingkungan juga memiliki peran penting. Dengan visi dan misi yang sejalan dengan kelestarian lingkungan, maka akan diturunkan dalam bentuk penerapan desain dan kebijakan serta peraturan yang pro lingkungan. Penggunaan struktur bangunan yang kuat dan desain bangunan yang hemat energi sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Selain itu, lokasi kawasan industri yang aman juga memiliki peran penting dalam kegiatan pengembangan ke depannya. Sedangkan skor terendah pada faktor kekuatan didapatkan oleh indikator terdapat kavling yang masih kosong untuk digunakan industri baru yang dapat menyeimbangkan komposisi industri dalam kawasan dengan skor sebesar 0,1. Bobot yang diberikan adalah 0,05 dengan rating 2 yang berarti kurang penting. Hal ini terkait dengan kebijakan pengelola kawasan yang belum merencanakan keseimbangan komposisi industri dalam kawasan industrinya.

Menurut (Kemenperin, 2012). Di dalam Konsep Hijau secara luas, infrastruktur, desain dan sistem dibuat sedekat mungkin dengan karakteristik ekosistem, dimana energi dimanfaatkan secara efisien dan materi, alat atau bahan baku dimanfaatkan dari satu entitas ke entitas yang lain dalam sistem siklus yang terbarukan (renewable inputs) serta ikut serta dalam mensejahterakan masyarakat. Berikut adalah prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam penerapan Konsep Hijau secara luas:

1.      Efisiensi energi dan energi terbarukan

Di dalam ekosistem dan metabolisme organisme, energi dimanfaatkan secara fisik. Energi yang terlepas dalam bentuk kalor dimanfaatkan sebagai sumber energi panas bagi subsistem lain di dalam sistem, atau diserap oleh sistem lain. Panas yang diserap oleh sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Konsep Hijau dilakukan dengan memanfaatkan energi terbarukan yang tersedia di alam. Selanjutnya pemanfaatan energi terbarukan yang semakin banyak akan mendorong pengurangan penggunaan bahan bakar fosil. Sumber energi terbarukan yang ada di alam yang paling utama dan berlimpah adalah energi yang disediakan oleh sinar matahari. Sumber energi terbarukan lainnya meliputi angin, energi potensial air, panas bumi dan biomassa.

2.      Efisiensi pemanfaatan sumber daya

Di dalam konsep hijau, sumber daya yang pada umumnya tersedia dalam jumlah terbatas harus dimanfaatkan secara efisien. Teknologi Hijau adalah teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya sehingga mengurangi limbah yang dihasilkan atau yang dikenal sebagai zero-waste. Konsep zero-waste production tidak hanya berhubungan dengan efisiensi pemanfaatan sumber daya, tetapi juga dengan penerapan siklus materi di dalam sistem. Limbah yang dihasilkan oleh satu subsistem harus dapat dijadikan sebagai sumber daya bagi subsistem lainnya. Konsep seperti Recycle dan Reuse adalah penerapan dari siklus materi dan efisiensi pemanfaatan sumber daya dalam Konsep Hijau.

3.      Keterkaitan sistem alam – manusia

Green development tidak dapat dilepaskan dari pembangunan masyarakat. Konsep Sistem Ekologi Sosial (SES) memperhatikan masyarakat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem alam (ekosistem). Alam memberikan sumberdaya bagi manusia, tetapi manusia juga memberikan masukan bagi siklus materi di dalam ekosistem. Pembangunan berwawasan lingkungan yang tidak mengindahkan masyarakat memiliki tendensi untuk gagal dan berpotensi menimbulkan masalah atau bahkan dapat berpotensi menimbulkan bencana. Masyarakat dapat merusak lingkungan melalui pemanfaatan eksploitatif, tetapi juga dapat berperan dalam memelihara lingkungan melalui sistem pengelolaan yang berkelanjutan. Konsep Hijau harus turut serta dalam mengedepankan pemberdayaan masyarakat sekitar sebagai bagian dari pembangunan yang ramah lingkungan.

4.      Green Industrial Park

Daerah Kalundborg di Denmark merupakan salah satu daerah yang telah menerapkan konsep Eco-Industrial Park yang terintegrasi dengan pemukiman dan perkotaan. Di Kalundborg, berbagai industri seperti farmasi, penyulingan minyak, pengolahan limbah pertanian, dan permunian air saling terintegrasi dengan memanfaatkan energi dari Power Station yang memanfaatkan bahan baku batubara disamping penggunaan energi terbarukan lain. Di kota ini, masyarakat dapat berenang di danau yang mengandung air luaran dari pabrik (yang tentunya telah diolah lebih dahulu) dan minum dari air kran hasil pengolahan air dalam sistem ekosistem industrinya. Innovista Industrial Park di kota Hinnon, Kanada juga membangun pemukiman dan komplek industri berwawasan Hijau dengan membangun bangunan hijau, mempertahankan jalur hijau dan taman kota di sebagian besar kawasan, hingga mendesain tata letak pabrik agar asap pabriknya dapat diserap oleh hutan kota di sekitarnya.

Sementara menurut (Cristiani, dkk. 2017). Usulan yang dapat diberikan kepada industri agar dapat meningkatkan skor atau level industri hijau adalah sebagai berikut:

1.         Melakukan efisiensi energi, seperti penggantian mesin yang lebih hemat energi dan penggunaan lampu tenaga surya.

2.         Melakukan efisiensi air dengan pemanfaatan air hujan dan air daur ulang serta konservasi sumber air dengan membuat lubang biopori.

3.         Menggunakan konsep 3 R dalam proses produksi seperti penggunaan bahan ramah lingkungan atau bahan/material daur ulang

4.         Pembuatan SOP untuk setiap proses produksi

5.         Memberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawan (sertifikasi).

6.         Menerapkan SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

7.         Membuat sarana pengolahan limbah.

8.         Membuat program CSR yang berkelanjutan.

9.         Memberi pelayanan pemeriksaan kesehatan kepada karyawan secara berkala (medical check-up).

KESIMPULAN

Kawasan industri didirikan untuk meningkatkan produktivitas sektor industri Indonesia. Self-Assessment Industri Hijau adalah studi tepat yang bertujuan memotivasi perusahaan industri untuk menciptakan industri hijau yang relevan, ramah lingkungan, efisien sumber daya dan bermanfaat secara sosial. Manufaktur menghadapi tantangan dan peluang untuk meningkatkan efisiensi energi dan sumber daya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya alam dan sumber energi yang tersedia. Oleh karena itu, kawasan industri sebaiknya menggunakan Formulir Penilaian Mandiri Industri Hijau yang mengacu pada Pedoman Analisis dan Penilaian Industri Hijau untuk mengidentifikasi jenis dan penyebab pencemaran serta cara menghilangkannya. Dampak lingkungan dari keberadaan kawasan industri ini sangat diperhatikan dan diatur dengan peraturan khusus agar kawasan industri dapat dioperasikan secara efisien dan produktivitasnya tetap terjaga. Kawasan industri berperan penting dalam menjaga iklim mikro dan menyerap gas rumah kaca yang dihasilkan oleh kegiatan industri dan kegiatan pendukungnya. Selain itu, untuk menjaga penyerapan air hujan, tidak semua air hujan yang terkumpul menjadi air permukaan. Dalam konsep hijau, infrastruktur, desain, dan sistem umumnya hemat energi dengan karakteristik ekosistem yang digunakan antar unit dalam sistem sirkulasi bahan, alat, atau bahan baku terbarukan. (Input terbarukan) Serta berpartisipasi dan berpartisipasi dalam kesejahteraan masyarakat. Panas yang diserap oleh sistem dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Konsep hijau diwujudkan melalui pemanfaatan energi terbarukan dari alam. Konsep hijau membutuhkan penggunaan sumber daya yang efisien yang biasanya tersedia dalam jumlah terbatas. Konsep ekosistem sosial (SES) melihat masyarakat sebagai bagian integral dari sistem alam (ekosistem).

DAFTAR PUSTAKA

Atmawinata, Achdiat. (2012). Efektivitas dalam Implementasi Industri Hijau. Jakarta: Kementerian Perindustrian.

Christiani, A., Kristina, H. J., & Rahayu, P. C. (2017). Pengukuran Kinerja Lingkungan Industri di Indonesia berdasarkan Standar Industri Hijau. Jurnal Rekayasa Sistem Industri6(1), 39-48.

Nolanda, F. S. (2021). Analisis Dampak Lingkungan dan Merumuskan Proses Penanggulangan Limbah pada Kawasan Industri Jababeka Menggunakan Pendekatan Assessment Industri Hijau. Dalam https://www.tetrapak.com/content/dam/tetrapak/publicweb/id/en/sustainability/guyup-sampah-isbn.pdf#page=105 (Diakses, 19 November 2021).

Nolanda, F. S., & Kristina, H. J. Analisis Dampak Lingkungan dan Assessment Industri Hijau pada Kawasan Industri Jababeka. http://repository.untar.ac.id/27423/ (Diakses, 19 November 2021).

Hariz, A. R., Purwanto, P., & Suherman, S. (2018). Pengembangan Kawasan Industri Ramah Lingkungan Sebagai Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem (Studi Kasus di Taman Industri BSB Semarang). Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology1(1), 58-65.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.